Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PARA PEMIMPIN WAJIB PASARKAN POTENSI DAERAHNYA


PADA waktu Presiden Jokowi menghadiri pertemuan Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) Economic Leaders' Meeting di Beijing, Tiongkok, Beliau melakukan hal yang sangat istimewa yaitu memasarkan Indonesia kepada para investor di wilayah Asia Pasifik. Beliau mengajak untuk berinvestasi di Indonesia di bidang infrastruktur, kelistrikan, development goods (kelapa sawit, rotan, karet, produk perikanan, dan kertas), dan lain-lain.

Supaya para investor tertarik, Beliau juga menyampaikan komitmennya dalam hal perijinan akan dibuat mudah, dan lahan yang akan digunakan akan dibantu pemerintah. Bahkan Jokowi berjanji, bila nantinya menghadapi permasalahan di lapangan, bisa langsung menghubungi Jokowi. Informasi yang disampaikan ini sangat jelas, dan mempunyai daya pikat yang sangat tinggi bagi para investor.

Anda tentu masih ingat dengan fenomena mobil Esemka dari Solo? Mobil Esemka, yang diklaim sebagai mobil hasil karya anak negeri, adalah produk mobil hasil rakitan yang dikerjakan oleh siswa-siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Solo. Agar mobil Esemka bisa dirakit dengan hasil yang bagus, para siswa pun menjalin kerjasama dengan institusi serta industri dalam negeri dan beberapa perusahaan lokal dan nasional.

Berkat hasil kerja keras, akhirnya mobil Esemka menjadi terkenal di seantero nusantara dan menjadi fenomena tersendiri. Bagaimana hal ini bisa terjadi? Jawabannya tentu bisa. Keberadaan mobil Esemka tidak lepas dari perhatian Joko Widodo (Jokowi) yang menjadi Walikota pada waktu itu. Saat masih menjabat Walikota, Jokowi menaruh perhatian besar serta mendukung hadirnya produksi mobil tersebut. Jokowi melakukan hal yang tidak biasa yang langsung mendapat perhatian masyarakat luas. Jokowi langsung menggunakan mobil tersebut, sebagai mobil dinas Walikota Solo. Dan Mobil Esemka pun menjadi  top news yang sangat fenomenal.

Setelah mobil Esemka menjadi heboh di seantero wilayah Indonesia, maka berbondong-bondonglah para pejabat dan pengusaha mendatangi kota Solo dan langsung memesan mobil Esemka. Sebagai Walikota Solo, Jokowi telah berhasil memasarkan potensi Kota Solo termasuk produk mobil Esemka itu kepada khalayak, sekaligus memberikan motivasi kepada siswa-siswa SMK di Solo untuk terus berkarya, bersemangat membuat dan menghasilkan produk mobil Esemka.
Menurut para pakar marketing (pemasaran), bahwa produk itu sesuatu yang ditawarkan kepada orang lain (pasar) untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai produk yang ditawarkan ke pasar, tentu produk tersebut harus terus berada dalam koridor kondisi baik dan berkualitas, agar dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan para pengguna.

Produk juga harus disukai para pengguna, agar  bisa berkembang dengan baik di masa yang akan datang. Kesesuaian produk dengan kebutuhan pengguna harus terus menerus  dimonitor dan disesuaikan, sehingga produk tersebut akan memberikan rasa kepuasan kepada pengguna. Dan mobil Esemka telah memberikan rasa kesesuaian kepada calon pengguna, sehingga sudah mulai banyak yang memesan pada waktu itu. Sebagai sebuah produk yang layak dipercaya, maka Jokowi memakainya lebih dahulu sebagai mobil dinas Walikota Solo.

Berbicara tentang produk, tidak hanya berwujud barang dan jasa. Menurut Kotler (2000) produk bisa berupa: 1. Barang secara fisik; 2. Jasa atau pelayanan; 3. Person; 4. Tempat; 5. Organisasi; dan 6. Ide. Selain dari itu, produk juga bisa berupa seperti Undang-undang, Peraturan, Program Kerja, Penyuluhan, Keputusan dan lain-lain yang sejenis.

Objek wisata bisa juga disebut produk pariwisata, yang diusahakan dan cocok dengan kebutuhan dan keinginan pengguna (wisatawan manca negara dan wisatawan nusantara). Produk yang cocok dengan pengguna adalah produk yang memiliki ciri seperti memiliki DM (Daya Manfaat), DB (Daya Beda), dan DT (Daya Tarik) bagi pengguna. Jadi perlu dipoles dan didisain supaya menjadi lebih menarik hehehe.

Hal yang mirip dengan produk mobil Esemka tadi, waktu Jokowi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, ia melakukan lagi kegiatan marketing, yaitu memasarkan potensi Kota Jakarta. Produk yang ditawarkan adalah berupa penciptaan karakter Kota Jakarta sebagai ibu kota Negara RI. Jokowi mengatakan kepada masyarakat Jakarta, mari membangun karakter Kota Jakarta sebagai Kota yang berkarakter Betawi. Mengapa harus berkarakter Betawi? Karena budaya Betawi merupakan tuan rumah, walau Kota Jakarta sudah menjadi kota budaya nusantara.

Sebagai Kota yang berkarakter Betawi, maka Jokowi membangun karakter itu, mulai dari pakaian kerja para pegawai DKI Jakarta yang memiliki model pakaian Betawi, menghidupkan iven-iven budaya dan kuliner Jakarta, serta bertandang di Malaysia untuk memperkenalkan positioning DKI Jakarta di bidang pariwisata, yaitu “Enjoy Jakarta”. Selanjutnya mantan Gubernur Jokowi itu menginstrusikan kepada kantor-kantor di lingkungan pemerintah DKI Jakarta, agar di depan setiap kantor ditampakkan ciri khas budaya Betawi.

Kegiatan lain yang dilakukan Gubernur Jokowi pada waktu itu, melakukan kegiatan pemasaran Kota Jakarta lagi, yaitu melakukan kegiatan penataan waduk-waduk seperti waduk pluit, waduk ria-rio, waduk sunter, dan waduk-waduk yang lain. Tujuan penataan waduk-waduk ini, supaya Jakarta kelihatan indah dan tidak kebanjiran. Siapa yang tidak hafal dengan nama-nama waduk di atas? Itulah hasil kegiatan marketing (pemasaran) yang dilakukan seorang Gubernur Jakarta.

Demikian juga pada penataan pasar tanah abang dan pasar-pasar yang lain di Jakarta, semua masyarakat Indonesia sangat memahami pelaksanaan program kerja penataan itu. Seakan-akan masyarakat yang berada di luar Jakarta merasa memiliki Jakarta, sampai-sampai mereka memberi banyak pendapat melalui harian koran atau media sosial yang lain, supaya program kerja penataan itu semakin baik dan menguntungkan masyarakat Jakarta. Itulah cara kerja Jokowi selaku Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu, sambil bekerja terus, tetap melakukan kegiatan untuk memasarkan potensi Kota Jakarta sebagai ibu kota Negara.

Tentu kita bertanya-tanya, mengapa Jokowi selalu memiliki sebuah karakter seperti itu? Ternyata selain sebagai seorang pengusaha ekspor mebelair di Solo, Jokowi juga telah teruji hingga dinobatkan sebagai Marketer of the Year kategori Government & Public Services tahun 2010, oleh Hermawan Kartajaya, CEO dan Founder MarkPlus, Inc dalam acara tahunan The MarkPlus Conference. Hermawan Kartajaya pernah memuji Jokowi, baik sewaktu menjadi Walikota Solo maupun setelah menjadi Gubernur DKI Jakarta, sebagai sosok yang pintar memasarkan Indonesia. "Jokowi ini seorang marketer” (pemasar).

Merujuk pada penuturan di atas, maka apa yang dilakukan Presiden Jokowi pada saat memperkenalkan dan melantik kabinet kerjanya yang pertama, merupakan hal yang biasa saja bagi Jokowi, tetapi bagi orang lain mungkin merupakan hal yang aneh. Apanya yang aneh?

Pada saat memperkenalkan kabinet kerjanya di istana pada waktu itu, semua menteri memakai baju yang berwarna putih dengan bawahan berwarna gelap. Demikian juga pada waktu Presiden Jokowi melantik kabinet kerjanya, semua menteri memakai batik yang memiliki warna dasar coklat.

Apa makna dari kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan Jokowi ini? Jokowi mulai memasyarakatkan potensi produk lokal, sekaligus bertindak sebagai marketer untuk menghidupkan usaha-usaha yang menggantungkan hidupnya pada hasil usaha kerajinan batik dan hasil dari kerajinan yang lain.

Setelah itu, Presiden Jokowi memasarkan lagi produk lain, yaitu kartu Indonesia sehat, kartu Indonesia pintar sampai kuliah, kartu sembako bagi Ibu-ibu, dan kartu keluarga sejahtera kepada masyarakat Indonesia yang hidup dalam kondisi rentan miskin. Demikian juga pada produk lain seperti tol laut, tol langit, hasil laut dan perikanan, pelabuhan laut, irigasi, dan pengawasan, sedang dipasarkan oleh Jokowi. Selanjutnya produk yang sedang dipasarkan lagi oleh Jokowi, yaitu trisaktinya Bung Karno, yang terdiri dari: berdaulat dalam bidang politik, berdikari dalam bidang ekonomi, dan berkepribadian dalam budaya.  

Apabila seluruh pemangku kepentingan di Daerah, seperti Ketua dan Wakil Ketua DPRD beserta jajarannya, Bupati/Walikota beserta jajarannya, dan lembaga-lembaga lain seperti LSM, organisasi usaha, dan organisasi lain yang ada di Daerah, bersama-sama untuk memasarkan potensi Daerahnya, tentu sangat wow . . . Pasarkanlah produk-produk yang terdapat di Daerah, sehingga perubahan akan cepat terjadi. Daerah akan cepat menjadi daerah maju dan daerah yang dapat memberikan pengaruhnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Oleh karena itu, kepada DPRD sebagai wakil dari rakyat Daerah, pasarkan diri Anda sebagai negarawan yang bisa bertindak sebagai wakil rakyat. Janganlah pasarkan sikap dan perilaku yang hanya memikirkan partai dan kelompoknya, sehingga seakan-akan memanipulasi hasil pilihan rakyat untuk kepentingannya. Janganlah pasarkan mengenai hal-hal yang menggambarkan Anda sebagai pemalas atau hanya datang, duduk, dengar, diam, dan duit (D5) hehehe. Pasarkanlah atensi Anda pada usaha perbaikan kehidupan masyarakat menuju masyarakat yang maju, adil dan makmur.   

Berpartisipasiaktiflah untuk mendengar dan memenuhi keinginan dan kebutuhan rakyat. Turutsertalah untuk memasarkan potensi Daerahnya kepada khalayak masyarakat Indonesia dan dunia, supaya memandang Daerahnya sebagai sebuah daerah yang bisa berdiri sama tinggi dan duduk sama rendah dengan daerah lain di Indonesia.

Seruan kami kepada semua yang dipercaya sebagai pemimpin di Daerah, berlomba-lombalah untuk berbuat yang lebih baik untuk Daerah. Beramal-lah dengan berlomba-lomba memasarkan potensi Daerah dengan semua produk yang dihasilkannya.

Pikirkanlah masa depan Daerah yang jauh lebih baik. Ingat! Wujudkanlah masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan keadaan alam Indonesia dan Daerah yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem kerto raharjo. Artinya, kekayaan alam Indonesia termasuk Daerah yang berlimpah itu, hendaknya dapat memberikan keadaan yang tenteram bagi masyarakat Daerah. Selamat menunaikan tugas pokok dan fungsinya (Tupoksi-nya) masing-masing. Merdeka!

Post a Comment for "PARA PEMIMPIN WAJIB PASARKAN POTENSI DAERAHNYA"