Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MARKETING PLAN BAGI RUMAH SAKIT


Adakah rumah sakit yang ingin maju dan berkembang pelayanannya di masa yang akan datang? Tentu dalam pemikiran sih pasti ada dan/atau hampir semua Direktur rumah sakit (RS) pasti memiliki pemikiran bahwa rumah sakit yang dipimpin harus berhasil dan maju berkembang. Nah, untuk memajukan dan mengembangkan sebuah rumah sakit, seharusnya Direktur tumah sakit sudah memiliki perencanaan strategi (Renstra) rumah sakit, terus melaksanakan kegiatan product manajement di rumah sakit, dan terakhir sudah memiliki atau sudah ada marketing plan di rumah sakit. Kalau sudah memiliki  (tiga) hal di atas, Direktur rumah sakit (RS) tinggal mengawasi pelaksanaan kegiatan para manager yang sudah diberi tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) untuk menjalankan pekerjaannya dengan hasil baik. Jadinya tugas Direktur rumah sakit menjadi ringan karena tinggal melaksanakan manajemen 1 (satu) menit kepada bawahannya, untuk mewujudkan keberhasilan pada rumah sakitnya hehehe.

Untuk mewujudkan marketing plan di rumah sakit, sebaiknya melakukan berbagai analisis terlebih dahulu terhadap keberadaan rumah sakitnya, termasuk gambaran yang diperlukan rumah sakit. Apa saja kegiatan analisis dan gambaran rumah sakit yang diperlukan? Pahamilah berbagai informasi di bawah ini, dalam upaya memasarkan produk jasa pelayanan rumah sakit.
1.   Melakukan analisis terhadap Visi rumah sakit.
Visi Direktur merupakan impian-impian dari seorang Direktur RS untuk kesuksesan manajemen rumah sakit dalam waktu 5 (lima) tahun yang akan datang. Sebagai mimpi yang telah dirumuskan dalam redaksi Visi rumah sakit, perlu dilakukan penjabarannya dengan menuangkannya dalam bentuk pokok-pokok pikiran dari poin-poin yang tertera dalam Visi rumah sakit. Tujuannya yaitu agar Visi tersebut dapat diwujudkan pada pekerjaan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit sehari-hari. Jadi Visi Direktur itu bukan berada pada bidang yang mengawang-awang, tetapi justru harus diwujudkan dalam bidang pekerjaan SDM sehari-hari, sehingga diharapkan dalam waktu 5 (lima) tahun ke depan, mimpi Direktur itu pada rumah sakitnya dapat terrealisir.
2.    Melakukan analisis terhadap Misi rumah sakit.
Setelah Direktur meredaksikan Visinya untuk memimpin rumah sakit, selanjutnya dituangkan kedalam Misi rumah sakit yang sudah dibuat lebih detail agar Misi (tugas) dalam mewujudkan Visi itu, menjadi mudah dilaksanakan dan lebih terrealisir. Meskipun demikian, dari beberapa Misi rumah sakit itu, perlu juga dikembangkan kedalam pokok-pokok pikiran lagi untuk lebih mudah pelaksanaannya dalam pekerjaan SDM sehari-hari, sehingga mudah dikontrol oleh para Manager di rumah sakit.
3.     Melakukan analisis terhadap SWOT rumah sakit
Analisis ini memberikan gambaran kepada Direktur rumah sakit (RS), mengenai kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) yang  masih dimiliki oleh rumah sakit (S+W) beserta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) yang terdapat di pasar dan lingkungan (O+T). Analisis ini dilakukan agar RS melihat kondisi dirinya sekarang agar terdorong untuk mampu memberdayakan sumber-sumber yang ada di RS.
Lingkungan dari sebuah RS merupakan faktor penting yang harus diidentifikasi dalam penyusunan strategi pemasaran RS. Pada saat ini turbulensi lingkungan sangat tinggi serta kuantitas rumah sakit semakin berkembang, sehingga banyak memengaruhi pemikiran Direktur dan/atau Manajer di RS. Perubahan lingkungan yang sangat cepat ini, perlu diamati terus menerus oleh Direktur RS, dan dibuat proyeksi perubahan (perkembangan) dari waktu ke waktu. Dengan demikian, Direktur RS dapat menetapkan langkah-langkah yang segera bisa diambil atau diputuskan guna mengatasi gejolak lingkungan tersebut, sehingga RS dapat selalu menyesuaikan kondisi usaha pelayanannya dan berhasil.
Kotler dan Armstrong (1997) mengatakan, perubahan lingkungan banyak memberi pengaruh pada kehidupan organisasi usaha (rumah sakit), sehingga ada organisasi usaha yang menerima secara pasif dengan menganalisis kekuatan untuk merancang strategi, dan ada juga organisasi usaha yang menerima secara agresif dengan memasang advertorial untuk membentuk pendapat public. Perubahan lingkungan sebetulnya bisa menciptakan peluang, dan sebaliknya bisa menimbulkan hambatan atau ancaman. Terjadinya peluang dan ancaman bagi RS sangat ditentukan oleh kekuatan atau kelemahan dari RS yang dipahami Direktur RS.
Oleh karena RS berkembang ditengah-tengah turbulensi lingkungan, maka RS harus selalu menganalisis secara cermat faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh bagi RS, baik secara eksternal maupun secara internal. Kemampuan RS untuk menganalisis lingkungan, akan memberikan waktu bagi Direktur RS untuk membuat strategi yang dapat meraih berbagai peluang, sekaligus merespon reaksi lingkungan yang menghambat dengan meningkatkan faktor kekuatan, dan mengurangi faktor kelemahan. Kotler (2002) membagi 2 (dua) kekuatan lingkungan yang akan memengaruhi Direktur organisasi usaha, yaitu: kekuatan lingkungan makro dan kekuatan lingkungan mikro.
Kekuatan lingkungan makro terdiri dari demografi, ekonomi, teknologi, politik-hukum, dan sosial budaya, sedang kekuatan lingkungan mikro terdiri dari pelanggan, pesaing, saluran distribusi, dan pemasok. Lingkungan makro dan lingkungan mikro yang selalu dimonitor oleh Direktur RS dimaksudkan untuk mendorong perubahan-perubahan yang dibutuhkan dalam mengelola pelayanan RS di masa yang akan datang yang diharapkan selalu berhasil dengan baik.
Perubahan internal dan eksternal dari RS akan menimbulkan faktor kondisi yang berbeda bagi RS. Perubahan itu, bisa bersifat mendorong kekuatan (strengths), dan mengurangi kelemahan (weaknesses), serta dapat menangkap peluang (opportunities), dan menangani ancaman (threats) yang terjadi. Semua faktor yang berpengaruh, perlu dianalisis lebih mendalam, agar RS mampu hidup dan memiliki daya saing di masa yang akan datang.
4.     Menetapkan tujuan pemasaran rumah sakit
a. Menganalisis kondisi rumah sakit di bidang bauran pemasaran rumah sakit sehingga kondisi market share lebih baik, dibandingkan dengan kondisi rumah sakit pesaing
b. Menggambarkan posisi strategis rumah sakit sehingga mampu menetapkan segmen pasar dan variasi tarif dari setiap produk jasa kesehatan yang dimiliki, untuk bisa menyesuaikan kemampuan kantong pasien termasuk dukungan biaya pelayanan yang didapatkan pasien dari sumber lain
c. Memaparkan strategi pengembangan pelayanan rumah sakit dan usulan perencanaan bauran promosi pelayanan rumah sakit, berdasarkan petunjuk yang dapat diperbolehkan
5.      Strategi pemasaran RS
Berdasarkan berbagai analisis yang telah dilakukan tadi serta untuk mewujudkan tujuan dari marketing plan itu sendiri, maka dapat menentukan strategi pemasaran rumah sakit di waktu yang akan datang.
6.     Strategi marketing mix (bauran pemasaran) RS
Pada strategi ini, akan dijelaskan sesuai pendapat Lupiyoadi dan Hamdani (2006) dalam hal marketing-mix jasa yang terdiri dari:
a.      Product
b.      Price
c.       Promotion
d.      Place
e.      People
f.        Process
g.      Customer service
7.     Deskripsi mengenai produk pelayanan RS
Melakukan pemahaman terhadap setiap produk jasa pelayanan rumah sakit, yang disampaikan secara deskriptif untuk memudahkan pemahaman atas kondisi masing-masing produk jasa pelayanan rumah sakit, sehingga dapat diketahui mengenai kondisi produk jasa pelayanan yang tergolong siap ditawarkan, cukup ditawarkan, dan potensi ditawarkan kepada pasar (masyarakat)
8.     Strategi penetapan harga produk pelayanan RS
Pada penetapan tarif, dapat dilakukan dalam beberapa konsentrasi, seperti penetapan tarif produk jasa pelayanan berdasarkan customer rumah sakit, penetapan tarif produk jasa pelayanan berdasarkan nilai di mata customer, penetapan tarif produk jasa pelayanan berdasarkan pesaing, dan penetapan tarif produk jasa pelayanan berdasarkan unit costs.
9.     Rencana promosi RS
Pada pelaksanaan promosi terhadap produk jasa pelayanan di rumah sakit, akan ditempuh dalam beberapa cara, antara lain:
a.      Promosi penjualan
b.      Periklanan
c.       Personal selling
d.      Public relation
e.      Direct and on line marketing
10. Penempatan produk pelayanan RS  
Setiap produk jasa pelayanan yang ada di rumah sakit, akan dikembangkan dalam hal penentuan segmentasi pasar yang sesuai dengan kondisi dari produk jasa pelayanan tersebut. Diharapkan penempatan produk jasa pelayanan yang tepat segmen pasarnya, akan mampu menjangkau pasar (masyarakat) yang luas, yang menumbuhkan minat terhadap produk jasa pelayanan rumah sakit tersebut.

Melalui berbagai analisis dan gambaran yang harus ditempuh pada marketing plan rumah sakit, Direktur rumah sakit akan lebih mudah mengetahui mengenai langkah-langkah pelaksanaan perencanaan pemasaran ke depan. Artinya, tidak hanya melayani pasien yang sudah menjadi pelanggan rumah sakit selama ini, tetapi melalui kegiatan pemasaran yang dilaksanakan nantinya, akan meningkatkan persentasi besarnya pangsa pasar dari produk jasa pelayanan yang dapat dijangkau oleh rumah sakit. Pangsa pasar (market share) itu merupakan bagian pasar yang harus dikuasai oleh rumah sakit dan seluruh potensi yang dimiliki produk jasa kesehatan yang digunakan pasien, yang dinyatakan dalam besaran persentasi. Rumah sakit yang dinyatakan berhasil, apabila memiliki market share yang lebih besar dari market share rumah sakit lain, yang berlokasi di wilayahnya.   

Post a Comment for "MARKETING PLAN BAGI RUMAH SAKIT"