TAKTIK MENINGKATKAN KINERJA SDM
APABILA
Manajemen rumah sakit menerima sumber daya manusia (SDM) untuk mau berkarya di
rumah sakit, apa yang Anda harapkan dari SDM itu? Yang diharapkan dari SDM
adalah mau bekerja dengan baik, memiliki ide kreatif dan usaha, serta
berprestasi dalam melakukan pekerjaannya. Ini yang diinginkan oleh Manajemen
rumah sakit termasuk Kepala Bagian SDM rumah sakit.
Apakah
semua SDM rumah sakit sudah mampu memenuhi keinginan yang dimaksud? Berdasarkan
pengalaman selama bekerja di rumah sakit, ternyata SDM itu memiliki sikap dan perilaku
sendiri-sendiri. Ada SDM yang disiplin masuk dan pulang kerja, ada yang hanya
pintar bicara, ada yang suka mengikuti rapat saja tanpa tindaklanjut, ada yang
suka ngrasani (membicarakan kejelekan orang lain) saja, ada yang bekerja suka
nyuruh temannya, ada yang suka training
terus, ada yang suka bekerja sendiri, ada yang merasa pintar sendiri, ada yang
suka menunggu disposisi dari Atasan, ada yang mau bekerja bila ada perintah,
dan berbagai perilaku SDM yang lain.
Melihat
berbagai perilaku SDM di atas, bisakah rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang
baik dan berkualitas kepada pasien? Inilah yang dihadapi oleh Kepala Bagian SDM
dan/atau Manajemen rumah sakit terhadap SDM-nya. Meskipun keadaan SDM rumah
sakit saling berbeda perilakunya, namun sebagai karyawan rumah sakit yah . .
harus diarahkan dan dikelola oleh Bagian SDM dengan sebaik-baiknya. Harus
diarahkan terus agar SDM bisa mewujudkan visi dan misi sang Direktur rumah
sakit. Pada kondisi inilah peran Bagian
SDM rumah sakit menjadi sangat penting, untuk mengusahakan terciptanya kinerja
SDM yang mumpuni dan meningkat. Apakah mudah meningkatkan kinerja SDM itu?
Kinerja SDM itu sangat dipengaruhi oleh suasana
kerja yang dihadirkan oleh rumah sakit tersebut.
Suasana
kerja yang baik harus diciptakan oleh Manajemen rumah sakit, agar kinerja SDM
bisa semakin baik dan meningkat. Artnya, semua SDM rumah sakit, mampu melaksanakan
pelayanan yang baik dan berkualitas kepada setiap pasien rumah sakit. Kalau pelayanan
SDM semakin baik dan berkualitas, diharapkan pelayanan rumah sakit dapat menjadi
rujukan pelayanan dari lembaga kesehatan lainnya. Oleh karena itu, perbaiki dan
tingkatkan terus kinerja SDM di rumah sakit, supaya SDM mampu menghadirkan daya
guna dan daya saing dalam pelayanan di wilayah kerja rumah sakit.
Hadirnya
kinerja dari seorang SDM itu
merupakan hal yang dicita-citakan oleh Manajemen rumah sakit. Mengapa kinerja
SDM sangat diperlukan? Karena kinerja itu merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen,
dan memberikan kontribusi pada ekonomi (Armstrong dan Baron dalam Wibowo,
2014). Dengan demikian, Bagian SDM harus terus mengusahakan untuk mewujudkan
kinerja SDM yang terbaik, supaya rumah sakit mampu memberikan pelayanan yang baik
dan berkualitas serta bermanfaat kepada pasien yang dilayani.
Untuk
mendapatkan kinerja dan peningkatannya pada pelayanan rumah sakit, diperlukan perbaikan terhadap suasana kerja SDM di
rumah sakit, yang dapat menjadi daya ungkit SDM untuk berkinerja lebih baik dan
meningkat. Adapun perbaikan suasana kerja yang mendorong setiap SDM rumah sakit
untuk berkinerja lebih baik dalam pekerjaannya, telah diutarakan oleh Timpe
(1992), yaitu:
1. Lingkungan
kerja
Perhatikan
masalah lingkungan kerja SDM di rumah sakit. Sebagai referensi, ada sebuah
rumah sakit yang berbudaya suka menonjolkan egoismenya sebagai pemimpin rumah
sakit. Pemimpin rumah sakit ini merasa ide-ide yang dimiliki dan program kerja
yang dijalankan sudah baik dan benar. Hal lain yang dipraktekkan dalam
kepemimpinan ini adalah sulit menerima pendapat dan nasehat dari orang lain,
karena merasa sudah melakukan pekerjaan manajemen dengan benar, meskipun banyak
SDM yang nggrundel (mendesah) dan jengkel serta dalam melakukan pekerjaannya hanya
bertindak sebisanya saja.
Nah
. . apabila berkehendak untuk meningkatkan kinerja para manajer di bawahnya,
sebaiknya bertindak sebagai pemimpin yang mengayomi dan pendorong manajer untuk
bekerja lebih baik lagi. Ajaklah mereka berdiskusi untuk meningkatkan cara
kerjanya menurut visi dan misi Direktur. Banyak turun ke bawah (turba) untuk
melihat berbagai kendala pelayanan yang diberikan kepada para pasien rumah
sakit, dan ciptakanlah kondisi bahwa setiap pelayanan yang diberikan kepada
pasien merupakan kewajiban SDM rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang baik
dan berkualitas, berbasis tuntunan yang diberikan komisi akreditasi rumah sakit
(KARS). Bekerjalah dengan manajemen 1 (satu) menit yaitu memuji dan/atau
mengarahkan SDM untuk selalu bekerja dengan sepenuh hati. Dengan demikian,
pelayanan yang diberikan SDM kepada pasien dapat dirasakan sebagai gambaran
bahwa rumah sakit ini benar-benar telah berhasil mendapatkan peringkat
Paripurna dari komisi akreditasi rumah sakit (KARS).
2. Perilaku
manajemen
Manajemen merupakan proses penggunaan sumber daya
organisasi dengan menggunakan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi
secara efisien dan efektif (Wibowo, 2014). Pendapat lain dikemukakan juga oleh
Abeng (2006) bahwa manajemen itu merupakan proses mendapatkan hasil, melalui
dan bersama-sama dengan orang lain. Melalui kedua pemahaman manajemen seperti
yang diutarakan di atas, tergambar bahwa pemimpin itu merupakan orang yang mampu
menangani manajemen di suatu organisasi, untuk mendapatkan hasil yang maksimal
sesuai tujuan dari organisasi tersebut.
Nah . . bagaimana pemimpin itu menjalankan manajemen
di organisasi rumah sakit? Ada pemimpin yang hanya menunggu usulan baru
dijalankan, ada yang menyerahkan pelaksanaan manajemen kepada para manajernya,
ada juga yang selalu peduli pada hasil pekerjaan yang sudah dilakukan
bawahannya. Beberapa gaya manajemen yang dipraktekkan oleh seorang pemimpin,
bisa saja dijalankan sesuai kapabilitas seorang pemimpin. Hal-hal yang dilakukan
oleh pemimpin, yaitu berusaha membina hubungan baik dengan bawahan serta peduli
dan memerhatikan hasil kerja manajer dan staf di gugus kerja itu. Pemimpin
harus berusaha menggolkan terciptanya suatu nilai pelayanan dan budaya kerja, sebagai
ciri khas dari pelayanan rumah sakit. Dengan demikian, hasil yang diperoleh
pasien dari pelayanan itu, merupakan sebuah pelayanan yang memberi kesan kepada
pengguna pelayanan rumah sakit.
3. Disain
jabatan
Sebagai sebuah lembaga yang kapabel, harus
mengusahakan adanya berbagai standar pekerjaan, yang bisa menjadi pegangan bagi
semua SDM (karyawan) rumah sakit. Melalui standar pekerjaan ini, SDM dapat menyesuaikan
(menempatkan) dirinya pada berbagai standar yang sudah ditetapkan oleh suatu
lembaga. Untuk itu disain jabatan SDM pada sebuah organisasi, harus dihadirkan
dan ditetapkan pada sebuah lembaga yang dipersepsikan sebagai lembaga yang
kapabel di bidang manajemen sebuah usaha.
Siapa yang berperan untuk membuat disain jabatan di
rumah sakit? Mereka yang dipercaya dalam jabatan kepala bagian (manajer) SDM
rumah sakit. Menurut Simamora (1995), disain jabatan merupakan proses penentuan
tugas-tugas yang akan dilaksanakan, metode-metode yang digunakan untuk
melaksanakan tugas, dan bagaimana jabatan (pekerjaan) tersebut berkaitan dengan
pekerjaan lainnya dalam organisasi. Jadi, setiap SDM yang berkarya di rumah
sakit, seyogyanya sudah ada disain jabatannya masing-masing sesuai gugus
kerjanya.
4. Penilaian
kinerja
Penilaian kinerja setiap SDM yang berkarya di rumah
sakit, harus ada dan harus bersistem menurut gugus kerja SDM. Kepemilikan
sistem penilaian kinerja SDM di rumah sakit merupakan sesuatu yang harus ada
dan dibudayakan, sehingga setiap SDM dapat memahami hasil kinerjanya di rumah
sakit.
Bagaimana menilai kinerja SDM di gugus kerjanya? Yah .
. tentu bekerjasama dengan para manajer yang telah terpilih dalam suatu jabatan
tertentu, untuk melakukan diskusi bersama tentang penilaian kinerja SDM di
gugus kerjanya. Setelah dirumuskan item-item penilaian kinerja dari SDM, lalu
masa penilaiannya dilaksanakan sesuai ketentuan dari Direktur rumah sakit, bisa
setiap 3 (tiga) bulan atau setiap 6 (enam) bulan.
Dengan hadirnya sistem penilaian kinerja di rumah
sakit, SDM rumah sakit diharapkan akan berusaha keras memerbaiki dan
meningkatkan kinerjanya di rumah sakit. Apabila SDM didorong terus memerbaiki
kinerjanya, dapat diprediksi bahwa setiap SDM yang berkarya di rumah sakit memiliki
semangat untuk terus memerbaiki dan mengembangkan kinerjanya menurut pedoman
yang telah ditetapkan oleh Manajemen rumah sakit.
5. Umpan
balik
Kinerja yang sudah selesai dinilai oleh manajernya
dan/atau Atasannya, semua SDM sudah dapat mengetahui nilai kinerjanya di gugus
kerjanya. Setelah ada penilaian terhadap kinerja SDM, berarti SDM sudah bisa
mengetahui beberapa hal yang belum sempurna dalam menunaikan pekerjaannya. Kalau
Atasannya suka mendorong kinerja bawahannya untuk berkinerja lebih baik lagi,
sebaiknya berdiskusilah dengan SDM yang sudah selesai dinilai kinerjanya, dan mendiskusikan
hal-hal yang positif dan/atau negatif atas kinerja yang sudah dicapai SDM
selama ini.
Hal ini sangat diperlukan oleh para manajer, untuk
turut mengarahkan SDM pada sasaran-sasaran pekerjaan yang harus dicapai dalam
waktu tertentu, sekaligus berperan dalam memerbaiki kinerja SDM di gugus
kerjanya. Komunikasi dua arah yang dibudayakan oleh para manajer, akan terbuka peluang
untuk saling bertukar umpan balik yang konstruktif dan membangun, yang akan
meningkatkan keseluruhan kontribusi SDM (Timpe, 1992). Atasan hendaknya
meluangkan waktu untuk mau berdiskusi dengan bawahan, serta Atasan juga mau
menerima usul-usul yang menarik dari bawahan, sehingga kegiatan tentang umpan
balik ini menjadi sangat bermakna bagi SDM rumah sakit ke depan.
6. Administrasi
pengupahan
Hal
yang sangat mendukung meningkatnya kinerja seorang SDM di rumah sakit, apabila
dibarengi dengan hadirnya sistem pengupahan atau penggajian yang baik di rumah
sakit. Artinya apabila kinerja SDM berada di bawah yang diharapkan, bisa saja
penghasilannya akan berkurang, dan sebaliknya apabila kinerja SDM semakin baik dan
cenderung stabil, maka seyogyanya akan dapat meningkatkan penghasilan SDM.
Selain
ada sistem penggajian yang baik dan adanya penilaian kinerja dengan hasil baik,
bisa diteruskan dengan pemberian penghargaan berupa sertifikat dan/atau
tambahan pendapatan SDM menurut ketentuan yang sudah diterbitkan oleh Manajemen
rumah sakit. Ketentuan yang sudah diberlakukan di rumah sakit, dimaksudkan untuk
memberikan rangsangan serta mendorong perbaikan kinerja SDM di rumah sakit.
Harus dipahami bahwa semakin baik kinerja SDM rumah sakit dalam menjalankan
pekerjaannya, akan mengokohkan pula pelayanan rumah sakit yang semakin berkualitas,
serta pasien-pasien rumah sakit akan semakin memercayakan pemeriksaan dan pelayanan
kesehatannya di produk pelayanan rumah sakit.
Post a Comment for "TAKTIK MENINGKATKAN KINERJA SDM"