KIAT KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT
PADA umumnya pelayanan yang tersedia di
setiap rumah sakit banyak, mulai dari pelayanan instalasi rawat jalan,
pelayanan instalasi gawat darurat, pelayanan instalasi rawat inap, pelayanan instalasi
kamar operasi, dan pelayanan lainnya sampai pada pelayanan pemulasaran jenazah.
Setiap jenis pelayanan itu bisa juga disebut produk jasa PELAYANAN kesehatan
yang ada dan tersedia di rumah sakit.
Pelayanan apapun yang diberikan rumah sakit
kepada masyarakat, tentu merupakan pelayanan-pelayanan yang sudah disiapkan,
tersedia dan ditawarkan kepada masyarakat untuk digunakan sesuai kebutuhan para
pasien. Baik keinginan pasien untuk sembuh dari penyakit yang diderita maupun
konsultasi yang dilakukan pasien tersebut kepada dokter rumah sakit, sebagai
penyedia produk jasa kesehatan untuk mendapatkan pemulihan kesehatan dan/atau
untuk menjaga kesehatan diri pribadi.
Pelayanan yang ditawarkan rumah sakit atau
lembaga lain yang memberikan pelayanan produk jasa kesehatan kepada khalayak
(masyarakat), merupakan penawaran sebuah produk pelayanan instalasi atau non
instalasi rumah sakit kepada masyarakat. Pemahaman yang seharusnya dimiliki
oleh rumah sakit adalah apabila suatu produk pelayanan berani ditawarkan kepada
masyarakat, tentu produk pelayanan tersebut berada dalam kondisi bermanfaat,
bermutu dan tampil bagus serta mampu memberikan pelayanan yang cepat, tepat,
dan bermutu.
Pelayanan yang berpenampilan bagus dan baik, dapat dilihat pada tata
sandang sumber daya manusia (SDM) rumah sakit, tata alur pelayanan, tata atur
peralatan yang akan digunakan, dan tata administrasi pasien. Pelayanan yang
tepat dapat diartikan selalu berusaha memberikan tempat pelayanan yang tepat,
terapi yang tepat, sikap dan perilaku petugas yang tepat, komunikasi yang tepat
dan pengawasan terhadap pelayanan yang tepat.
Apakah produk pelayanan rumah sakit yang
ditawarkan kepada masyarakat selama ini, sudah bermanfaat, bermutu,
berpenampilan bagus, dan mampu memberikan pelayanan yang tepat kepada pasien?
Faktanya kita bisa melihat dan merasakan sendiri sejauhmana pelayanan yang sudah
diberikan oleh rumah sakit kepada pasien-pasiennya.
Kalau mau jujur, tentu masih ada
kekurangan-kekurangan, masih ada yang perlu diperbaiki dan dikembangkan demi
memberikan tingkat kepuasan bagi para pasien. Pada pelayanan instalasi rawat
jalan umpamanya masih perlu perbaikan pada jam praktek dokter, keluwesan
petugas dalam menerima kunjungan pasien, terpenuhinya peralatan yang baik pada
ruang periksa dokter seperti stetoskop, bed pasien, alat timbangan, alat
pengukur suhu badan dan pengukur tensi, kebersihan ruangan dan warna gorden
yang digunakan, penanganan administrasi pasien dan pembayaran biaya pelayanan
rumah sakit, dan lain sebagainya.
Demikian juga pada produk pelayanan lainnya,
tentu masih banyak yang perlu diperbaiki dan dikembangkan supaya menjadi bagus
dan baik. Tujuannya supaya pelayanan rumah sakit kita, bisa lebih mampu
bersaing dan lebih baik ketimbang pelayanan rumah sakit lain di wilayah
tersebut.
Produk pelayanan yang ditawarkan rumah sakit, harus mampu menangkap kemauan
hati para pasien. Produk
pelayanan kita harus “cocok” dengan
kebutuhan dan keinginan pasien. Produk pelayanan yang cocok bagi pasien adalah
produk pelayanan yang dapat memberikan daya manfaat (DM), daya beda (DB), dan
daya tarik (DT) kepada pasien dan keluarganya.
Pelayanan yang memberikan DM kepada pasien,
dapat berupa tingkat kesembuhan pasien setelah berobat di rumah sakit banyak
yang sehat kembali, sedang DB bisa mengenai keadaan pelayanan yang tidak
berbelit-belit dan tidak membutuhkan waktu lama, pasien tidak antri menerima
pelayanan, dan alur pelayanan yang nyaman bagi pasien. Untuk sebuah pelayanan
yang mendatangkan DT bagi pasien, akan tercipta apabila petugas memerlakukan
pasien dan keluarganya sebagai sahabat yang sudah lama tidak berjumpa, pelayanan
yang berorientasi kepada pasien, komunikasi jelas dan enak didengar, dan
gerakan tubuh petugas yang dapat menenteramkan hati pasien dan keluarganya.
Penyerahan produk pelayanan yang tulus, penuh
kasih, berkorban, dan penuh dengan penyangkalan diri yaitu menghilangkan ego
pribadi dan bekerja sesuai kepentingan pasien, pada waktu melayani pasien,
merupakan bentuk komunikasi yang memiliki arti yang sangat dalam bagi pasien
dan keluarganya. Komunikasi adalah pemindahan informasi yang bisa dimenegerti,
dari satu orang/klompok kepada orang/kelompok lainnya. Jadi key words-nya yaitu: a. Ada satu orang
yang menyampaikan sebuah informasi; b. Ada orang lain yang menerima informasi
itu; dan c. Informasi yang diterima dapat dimenegerti oleh si penerima.
Dengan kata lain, komunikasi itu merupakan
penyampaian pesan seseorang kepada orang lain melalui media tertentu, seperti
komunikasi yang verbal dan non verbal. Komunikasi adalah transmisi sebuah pesan
dari pengirim ke penerima melalui medium transmisi (Sangadji dan Sopiah, 2013).
Tanpa komunikasi, maka tidak mungkin bisa dan mampu menangani dan mengelola
sikap dan perilaku sumber daya manusia (SDM) dalam organisasi termasuk
pasien-pasien rumah sakit.
Untuk komunikasi yang non verbal, dapat
dilihat dari bahasa tubuh yang diperagakan oleh SDM rumah sakit pada saat
memberikan pelayanan kepada pasien. Peragaan pelayanan yang diberikan SDM rumah
sakit, seyogyanya bisa menggambarkan pelaksanaan komunikasi yang baik dalam
pelayanan.
Menurut Setianti (2008) bahasa tubuh yang
merupakan komunikasi non verbal, menunjukkan bahwa 80% komunikasi antara
manusia dilakukan secara non verbal. Area dari komunikasi non
verbal sangat relevan dengan komunikasi verbal yaitu bahasa tubuh, suara dan
artikulasi, serta pakaian yang digunakan SDM rumah sakit.
Bahasa tubuh yang baik dapat menunjukkan
bahwa Anda memiliki kecakapan, daya pikat dan suasana hati yang positif.
Sebagai contoh: jika anda sering tersenyum, Anda akan merasakan lebih bahagia.
Jika Anda duduk dengan tegap, Anda akan merasakan lebih energik. Jika Anda
melambatkan gerakan Anda (tidak terburu-buru), Anda akan merasakan lebih
tenang.
Bahasa tubuh ini dapat memberikan gambaran
komunikasi dalam pelayanan pada waktu memberikan pelayanan kepada pasien.
Bahasa tubuh yang bisa ditangkap oleh pasien dan keluarganya bisa melalui
kontak mata Anda yang bisa memberikan rasa ketenteraman dan kenyamanan di hati,
mengangguk ketika lawan bicara Anda sedang berbicara, kecepatan dalam
pemberian pelayanan, Anda mudah tersenyum, rona muka yang menunjukkan
kesungguhan dalam pelayanan, hindari gerakan-gerakan yang
menunjukkan bahwa Anda gelisah, kelancaran sebuah kerjasama antar
SDM yang melayani, kode-kode yang terlontar antar SDM melalui penggunaan jari
dan peralatan yang digunakan pada waktu melakukan penanganan pasien, suara dan
artikulasi pada waktu mau berkata-kata, sikap yang tetap terjaga, serta kebersihan
dan warna pakaian yang enak dipandang mata.
Untuk bentuk komunikasi verbal, pada umumnya
disampaikan melalui tulisan atau lisan. Komunikasi verbal ini banyak dilakukan
SDM rumah sakit pada waktu sedang melayani pasien, seperti: kesantunan dalam
berbahasa, dan penggunaan kata-kata yang enak didengar. Demikian juga dalam hal
pemberian informasi kepada pasien dan keluarganya mengenai dukungan pelayanan
yang seharusnya diberikan kepada pasien, kejelasan informasi mengenai pemberian
pelayanan berikutnya, dan pemberian informasi mengenai yang perlu dilakukan
pasien agar dapat memercepat kesembuhan, dan lain sebagainya.
Penyampaian informasi dalam bentuk komunikasi
verbal kepada pasien dan keluarganya, sering pasien dan keluarganya kurang
memahami (lebih-lebih materi komunikasi banyak menggunakan bahasa/istilah
medis). Nah . . Anda bisa bayangkan apabila tidak ada informasi, atau SDM rumah
sakit banyak diamnya. Sehubungan dengan terjadinya kekurangpahaman pada
informasi yang diberikan oleh SDM rumah sakit, bisa saja memberikan pelayanan
yang kurang puas bagi pasien dan keluarganya. Sehingga pada akhirnya bisa
menimbulkan keluhan-keluhan pasien dan keluarganya, pada pelayanan yang telah
diberikan oleh SDM rumah sakit.
Pernah saya baca di sebuah harian nasional
mengenai keluhan-keluhan pasien pada pelayanan yang diberikan SDM rumah sakit.
Keluhannya, antara lain:
1.
Keluarga pasien minta informasi kepada
seorang perawat mengenai perkembangan kesembuhan keluarganya, jawab perawat:
tanya dokternya pak, jangan ke saya.
2.
Keluarga pasien berpapasan dengan seorang
perawat, dan menanyakan sesuatu kepada perawat itu, tapi perawatnya seakan-akan
tidak mendengarnya sehingga menoleh pun tidak, lalu pergi begitu saja.
3. Keluarga pasien yang sedang menuju kamar
pasien berpapasan dengan dokter yang sedang naik sepeda, dan kebetulan dokter
itu yang merawat keluarganya. Lalu menanyakan keadaan pasien kepada dokter:
bagaimana keadaan pasien dok, lalu dokter menjawab: tunggu saja pak
perkembangannya tanpa senyum. Kata keluarga pasien selanjutnya, dokternya kok
sombong sekali, senyumpun tidak.
4.
Perawat di ruangan memberikan informasi
kepada pasien dan keluarganya bahwa besok jam 10.00 akan dioperasi, jadi supaya
hasilnya baik, pasien puasa dulu ya. Setelah ditunggu menjelang jam 10.00,
tiba-tiba ada informasi baru bahwa operasinya ditunda dan dilaksanakan pada jam
14.00. Pasien dan keluarganya merasa sangat kecewa dengan penundaan waktu
pelaksanaan operasi.
Keluhan pasien dan keluarganya pada
pelayanan-pelayanan rumah sakit, tentu masih banyak. Tapi perlu diingat bahwa
keluhan-keluhan pasien dan keluarganya itu, sangat dibutuhkan rumah sakit, agar
rumah sakit yang selalu mengutamakan kepentingan pasien, dapat melakukan
perubahan-perubahan dalam pelayanan. Semakin bersemangat rumah sakit dalam
melakukan perbaikan komunikasi pada pelayanan, semakin membawa rumah sakit
tersebut untuk mampu bersaing dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Maka tidak heran bila ada rumah sakit yang
fokus pada kecepatan pemberian pelayanan dan pemberian komunikasi yang baik
dalam pelayanan. Rumah sakit ini berusaha keras untuk bisa memberikan pelayanan
yang cepat dan komunikatif, dapat menjadi budaya kerja dalam palayanan rumah
sakit.
Mengapa manajemen rumah sakit mengutamakan 2
(dua) hal ini? Tentu hal ini merupakan hasil dari suatu pengalaman rumah sakit
dalam pemberian pelayanan, pendalaman pada berbagai keluhan pasien pada
pelayanan rumah sakit, serta merupakan hasil dari sebuah perenungan, lalu
didiskusikan secara mendalam sehingga sampai pada suatu kesimpulan bahwa
kecepatan pelayanan dan pelayanan yang komunikatif merupakan pemberi daya beda
(DB) pada pelayanan rumah sakit.
Oleh karena itu, bangunlah kecepatan
pelayanan dan komunikatif, yang dapat menjadi jembatan penghubung pelayanan
rumah sakit dengan pasien. Sapa pasien terlebih dahulu, pahamilah dengan baik
tentang produk pelayanan yang ditawarkan rumah sakit, dan berilah kepercayaan
kepada pasien untuk menerima pelayanan kita yang terbaik dan berkualitas.
Komunikasikan produk pelayanan rumah sakit
kepada pasien, melalui penguasaan seluk beluk produk yang ditawarkan kepada
masyarakat. Tampakkan kondisi pelayanan melalui tampilan pelayanan, proses
pelayanan, dan ketulusan SDM rumah sakit di dalam memberikan pelayanan.
Nyatakan pelayanan kepada setiap pasien bahwa pelayanan rumah sakit sekarang
sudah pada pelayanan yang bisa memberikan pelayanan yang cepat dan pelayanan
yang komunikatif dari setiap SDM rumah sakit yang melayani pasien. Mengapa?
Karena pelayanan rumah sakit sekarang didorong dan diarahkan supaya
berorientasi pada pelayanan pasien.
Kontinuitas pemberian pelayanan yang cepat, komunikatif
dan berkualitas inilah yang sangat dirindukan dan diharapkan pasien pada pelayanan
dari setiap produk jasa kesehatan yang digunakan oleh pasien di rumah sakit.
Selamat kepada pasien yang menuai hasil pelayanan yang diberikan melalui
pemberian pelayanan yang cepat, komunikatif dan berkualitas kepada
pasien-pasien rumah sakit.
Post a Comment for "KIAT KOMUNIKASI DALAM PELAYANAN RUMAH SAKIT"