MANAJEMEN PIUTANG RUMAH SAKIT
SEMUA
sudah pahamlah bahwa usaha pelayanan rumah sakit, banyak berkaitan dengan pasien
yang belum bisa melunasi biaya perawatan di rumah sakit pada waktu pasien
diizinkan dokter pulang dari rumah sakit. Mengapa hal itu bisa terjadi? Karena kita
sebagai pasien rumah sakit sangat jarang menyiapkan diri untuk menyediakan
tabungan yang diperuntukkan pada pembiayaan pelayanan di rumah sakit, apalagi
kalau pasien tersebut sudah menginap lama di instalasi rawat inap rumah sakit
untuk mendapatkan kesembuhan dari penyakit yang diderita. Terjadinya pasien berhutang
di rumah sakit bisa karena beberapa hal seperti yang akan diuraikan di bawah
ini.
Piutang
itu merupakan salah satu jenis transaksi akuntansi yang mengurusi penagihan
pasien yang berhutang pada suatu perusahaan/rumah sakit untuk barang dan pelayanan
yang telah diberikan kepada pasien rumah sakit. Berdasarkan hal tersebut maka
perlu mengetahui seluk-beluk terjadinya piutang rumah sakit kepada pasien rumah
sakit.
Pada umumnya piutang rumah sakit terdiri
dari 2 (dua) macam, yaitu: 1. Piutang in
patient; dan 2. Piutang out patient.
Piutang in patient bersumber dari
pasien yang masih mendapatkan perawatan (mondok) di instalasi rawat inap. Agar
keuangan rumah sakit tidak bermasalah serta mampu memberikan pelayanan yang
seharusnya dan terus menerus, maka rumah sakit berinisiatif memberikan informasi
tagihan setiap 1 (satu) minggu kepada pasien yang masih mondok, yang dilakukan oleh
petugas administrasi pasien rawat inap kepada pasien rawat inap. Isi dari tagihan
tersebut, antara lain: 1. Memberitahukan mengenai besarnya biaya perawatan
pasien sampai saat dibuatkan tagihan itu; 2. Meminta kesediaan pasien untuk
memberikan dan/atau menambah titipan biaya di rumah sakit; dan 3. Apabila biaya
pasien ditanggung instansi/asuransi supaya memberitahukan kepada Manajemen rumah
sakit.
Setelah dibuatkan penagihan oleh petugas
administrasi pasien rawat inap rumah sakit, lalu tagihan tersebut disampaikan oleh
petugas Humas rumah sakit dan/atau Sub Bagian piutang rumah sakit kepada
pasien/keluarga pasien di ruang-ruangan pasien, sambil melaksanakan tugas-tugas
yang lain. Nah, setelah keluarga pasien menerima tagihan biaya pelayanan
perawatan, biasanya banyak dari keluarga pasien yang sadar tentang biaya
perawatan, sehingga keluarga dari pasien-pasien tersebut, bisa dan mau segera
menitipkan biaya perawatan itu kepada rumah sakit sesuai besarnya dana yang
telah tersedia dari masing-masing pasien rumah sakit.
Pembuatan penagihan kepada pasien rumah
sakit, selalu dilakukan setiap minggu, agar setiap pasien sudah memiliki
pemahaman lebih awal mengenai besarnya biaya perawatan pasien sampai waktu
tagihan dibuatkan oleh rumah sakit. Hal ini dilakukan oleh Manajemen rumah
sakit, supaya pasien (keluarga) di instalasi rawat inap dapat mengetahui
perkembangan pelayanan pengobatan pasien di rumah sakit.
Jenis
piutang yang lain yaitu piutang out
patient. Piutang ini timbul dari pasien pulang dari instalasi rawat inap
dan/atau dari instalasi rawat jalan/instalasi gawat darurat (IGD). Mengenai
besarnya piutang ini, biasanya rumah sakit menyiapkan perjanjian atau memorandum of understanding (MOU)
semacam nota kesepahaman, yang menjelaskan persetujuan antara dua belah pihak mengenai
jumlah piutang rumah sakit kepada pasien rumah sakit yang masih belum
terbayarkan pada waktu pasien pulang rumah sakit. Apabila sudah ada persetujuan
bersama, selanjutnya rumah sakit melakukan penagihan sesuai waktu yang sudah
tertulis di dalam nota kesepahaman (MOU) antara pasien dan Manajemen rumah
sakit.
Pada
umumnya jenis piutang out patient ini
terdiri dari beberapa jenis piutang, seperti yang disebutkan di bawah ini,
yaitu:
1.
Piutang
karyawan rumah sakit
Pada
mulanya, bila karyawan rumah sakit menderita suatu penyakit, maka seluruh biaya
perawatan ditanggung rumah sakit. Demikian juga bila isteri sakit dan/atau
anak-anak masih sekolah dan belum kawin, biasanya rumah sakit menanggung
seluruh biaya perawatan bila suatu waktu mereka menderita suatu penyakit
tertentu. Tetapi sekarang setelah ada badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS)
kesehatan, mendorong Manajemen rumah sakit untuk mendaftarkan karyawannya untuk
menjadi peserta BPJS, sehingga bila karyawan dan keluarganya sakit maka yang
akan menanggung biaya perawatan rumah sakit yaitu BPJS sesuai ketentuan kelas
peserta BPJS.
Selain
yang disebutkan di atas, masih ada yang termasuk piutang karyawan yaitu apabila
ada tetangga/famili karyawan sakit, pada umumnya ditanggung oleh karyawan rumah
sakit dengan cara karyawan rumah sakit meminta kepada Manajemen rumah sakit untuk
melakukan pemotongan terhadap gajinya setiap bulan, sesuai persetujuan karyawan
mengenai besarnya jumlah gaji yang akan dipotong oleh Manajemen rumah sakit.
2.
Piutang
instansi
Manajemen
rumah sakit yang ingin sukses, biasanya mengusahakan adanya kerjasama antara
rumah sakit dengan instansi tertentu, untuk menjadi pelanggan rumah sakit bila
karyawannya menderita suatu penyakit. Manajemen rumah sakit berusaha melakukan
pemberian pelayanan pengobatan terhadap karyawan sebuah instansi tertentu
dengan melakukan penagihan ke instansi, setelah penyakit pasien itu sembuh
sesuai nota kesepahaman (MOU). Piutang ini dimonitor bagian piutang rumah sakit,
sekaligus memahami mengenai MOU tersebut, kapan penagihan dilakukan termasuk
memberikan kelengkapan diagnose dokter pada penyakit karyawan instansi
tersebut.
3.
Piutang
pasien
Piutang
ini terjadi apabila pasien yang sudah dinyatakan pulang oleh dokter yang
merawat, tetapi pada waktu mengurus administrasi keuangan masih ada biaya
perawatan yang tidak dapat dilunasi, baik pada waktu pasien mondok di instalasi
rawat inap dan/atau di instalasi lain waktu pasien memeriksakan diri pada 1
(satu) atau beberapa produk jasa pelayanan di rumah sakit. Selain yang
disebutkan di atas, piutang jenis ini timbul apabila biaya perawatan pasien
ditanggung oleh kenalan pasien dan/atau biaya perawatan pasien ditanggung
instansi tempat pasien bekerja, tetapi instansi tersebut belum ada MOU dengan
Manajemen rumah sakit.
Hal
ini banyak terjadi karena datangnya sebuah penyakit kepada pasien bisa datang
dengan tiba-tiba, bahkan tidak sempat di prediksi. Bisa juga tidak biasa pasien
memeriksakan kesehatannya pada pelayanan kesehatan, sehingga tiba-tiba merasa
sakit. Dengan demikian, banyak yang belum siap dalam hal keuangan untuk berobat
di rumah sakit.
4.
Piutang
badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) kesehatan dan atau ketenagakerjaan
Piutang
jenis ini banyak terjadi pada saat ini setelah berdirinya jasa BPJS yang
melayani peserta dari seluruh Indonesia sesuai program asuransi kesehatan dan
asuransi ketenagakerjaan yang dijalankan dan dikembangkan oleh pemerintah pada
waktu sekarang. Pasien rumah sakit cukup membawa kartu BPJS pada waktu
memeriksakan diri pada pelayanan kesehatan, lalu tempat yang melayani pelayanan
kesehatan tinggal melakukan penagihan kepada pengelola BPJS.
Mengenai
pasien yang ditanggung BPJS ini, pemberi pelayanan kesehatan bisa melakukan
berbagai kegiatan seperti:
a.
Mengadministrasikan
pasien BPJS segera sesuai ketentuan BPJS
b.
Melengkapi
tagihan BPJS dengan diagnose dokter
c.
Mengerjakan
administrasi pasien BPJS secepat-cepatnya
Mengenai
pekerjaan dalam hal penagihan biaya perawatan pasien kepada BPJS dan/atau
instansi yang lain, hal-hal yang harus diperhatikan oleh Manajemen rumah sakit
atau pelayanan kesehatan yang lain, antara lain:
a. Mengucapkan terima kasih atas kepercayaan
yang diberikan pada pelayanan kesehatan yang dipercaya
b. Kirimkan kuitansi asli biaya perawatan
pasien
c. Sebutkan nama-nama pasien, nomor kuitansi,
dan jumlah biaya
d. Sertakan nomor rekening rumah sakit
e. Supaya biaya transfer dan biaya bank
menjadi tanggungan instansi pembayar
f.
Minta bukti transfer dikirimkan ke rumah sakit,
untuk diadministrasikan di bagian/sub bagian piutang rumah sakit
Untuk
mengadministrasikan penagihan biaya perawatan pasien ini, sebaiknya dilakukan dengan
mengembangkan sistem informasi manajemen (SIM) di rumah sakit. Sistem ini bisa
dimulai dari rekam medis, rawat jalan, IGD, poliklinik, laboratorium,
radiologi, rawat inap, farmasi rumah sakit, instalasi bedah sentral, dan
lain-lain. Tentu disesuaikan dengan keadaan manajemen di rumah sakit, tujuannya
untuk mempercepat pelaksanaan administrasi pasien rumah sakit.
Apabila
sudah memiliki SIM, akan memudahkan Manajemen rumah sakit untuk melakukan
berbagai kebutuhan, seperti:
a.
Setiap hari bisa mengecek berapa
pendapatan rumah sakit pada hari itu
b.
Setiap hari bisa mengecek berapa jumlah
piutang rumah sakit
c.
Setiap hari bisa mengecek berapa jumlah
piutang rumah sakit yang diterima pada hari itu
d.
Bisa mengecek jumlah pasien rawat jalan
dan pasien rawat inap pada hari itu
e.
Bisa mengecek jumlah pasien yang pulang
rawat inap pada hari itu
f.
Dan kebutuhan manajemen lainnya
Mengenai
kondisi sumber daya manusia (SDM) yang mengerjakan tagihan rumah sakit, sangat
bergantung pada besar kecilnya terjadinya jumlah piutang rumah sakit kepada
pasien rumah sakit. Untuk memberikan gambaran kepada kita mengenai sub bagian
piutang di rumah sakit, bisa digambarkan kondisi di suatu rumah sakit, seperti
di bawah ini, yaitu:
a.
Sub bagian piutang rumah sakit ditangani oleh
beberapa orang
b.
Sub bagian piutang rumah sakit merupakan
bawahan dari bagian keuangan
c.
Bila piutang rumah sakit seperti piutang
BPJS semakin besar, menjadi sebuah sub bagian yang sangat penting
d.
Sumber daya manusia (SDM)-nya harus rajin-rajin
e.
Bila belum ada SIM, setiap minggu harus mengusahakan
membuat laporan kepada Direktur Keuangan, agar memiliki pemahaman mengenai
perkembangan keuangan rumah sakit.
Beberapa
hal yang diutarakan di atas merupakan gambaran dari usaha Manajemen rumah sakit
untuk menjalankan manajemen piutang di rumah sakit dengan baik. Piutang ini
memang merupakan pendapatan rumah sakit yang tertunda penerimaannya, karena itu
harus dilakukan usaha ekstra, agar piutang ini bisa segera dilunasi oleh pasien
dan/atau keluaganya. Dengan demikian, Manajemen rumah sakit akan mampu menata
keuangannya dengan baik, serta bisa menjalankan pelayanan rumah sakit secara
baik. Apabila hal ini dapat berjalan dengan baik, Manajemen rumah sakit akan memiliki
kemampuan untuk mengembangkan pelayanan kesehatan yang bisa memenuhi keinginan
dan kebutuhan pasien rumah sakit di masa yang akan datang.
Post a Comment for "MANAJEMEN PIUTANG RUMAH SAKIT"