MEMBACA LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT
MANAJEMEN rumah sakit yang baik, harus
berusaha membuat laporan keuangan rumah sakit setiap tahun, untuk diketahui
oleh para pihak yang berkepentingan dengan kondisi keuangan rumah sakit
terkini. Mengapa harus membuat laporan keuangan? Karena laporan keuangan itu
merupakan: a. Produk atau hasil akhir dari suatu proses akuntansi rumah sakit;
b. Laporan yang berisi informasi keuangan sebuah rumah sakit; dan c. Laporan
pertanggungjawaban Pimpinan (Manajemen) rumah sakit atas pengelolaan manajemen rumah
sakit kepada berbagai pihak. Laporan keuangan merupakan objek dari analisis
terhadap laporan keuangan (Prastowo dan Juliaty, 2002). Proses penyusunan
laporan keuangan dimulai dari pembuatan laporan neraca, laporan laba rugi, dan
laporan arus kas.
Untuk mengetahui begitu pentingnya laporan
keuangan itu, kita harus mengetahui mengenai tujuan dari pembuatan laporan
keuangan rumah sakit itu. Tujuan dari laporan keuangan adalah: a. Menyediakan
informasi posisi keuangan; b. Menyediakan informasi kinerja keuangan; dan c. Menyediakan
informasi perubahan posisi keuangan. Laporan keuangan itu merupakan pertanggungjawaban
Manajer atau Pimpinan rumah sakit atau perusahaan atas pengelolaan organisasi
(rumah sakit) yang dipercayakan kepadanya, kepada pihak-pihak yang memiliki kepentingan
di luar organisasi, pemilik rumah sakit atau perusahaan, pemerintah, kreditor,
dan pihak lainnya.
Berdasarkan tujuan laporan keuangan yang
disebutkan di atas, maka banyak yang melihat dan menggunakan laporan keuangan
tersebut, antara lain: 1. Pihak internal rumah sakit, seperti a. Manajemen
rumah sakit; b. Serikat pekerja; dan c. Karyawan rumah sakit. 2. Pihak
eksternal rumah sakit, seperti: a. Pemilik (pemegang saham); b. Pemerintah
(instansi pajak); c. Kreditor (bank); d. Lembaga keuangan yang lain; d. Supplier; e. Pelanggan; dan f.
Masyarakat.
Informasi mengenai keuangan rumah sakit,
diperoleh dari pengklasifikasian
pencatatan berbagai aktivitas keuangan
di dalam sistem akuntansi rumah sakit. Pengklasifikasian yang dimaksud terdiri
dari laporan utama keuangan dan laporan bukan utama keuangan. Laporan utama
keuangan terdiri dari : a. Neraca (laporan posisi keuangan); b. Laporan laba
rugi usaha; dan c. laporan arus kas. Untuk laporan bukan utama keuangan disesuaikan
dengan kebutuhan dari Manajemen rumah sakit. Informasi mengenai posisi
keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan sangat diperlukan untuk dapat
melakukan evaluasi atas kemampuan perusahaan (rumah sakit) dalam menghasilkan
kas (dan setara kas), dan waktu, serta kepastian dari hasil tersebut (Prastowo
dan Juliaty, 2002).
Menurut Purhantara (2009), neraca
merupakan ringkasan posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu yang
menunjukkan jumlah aktiva sama dengan jumlah kewajiban (utang) dan modal
sendiri (ekuitas). Neraca menunjukkan posisi keuangan rumah sakit dalam suatu
tanggal tertentu, misal 31 Desember. Neraca dibagi 2 (dua) yaitu aktiva di
posisi sebelah kiri dan kewajiban serta modal di posisi sebelah kanan, yang
dapat digambarkan sebagai berikut: a. Posisi harta (aktiva) rumah sakit berada
di posisi kiri; dan b. Posisi hutang (kewajiban) rumah sakit; serta c. Posisi
modal (ekuitas) rumah sakit berada di posisi kanan.
Harta merupakan hal yang disajikan di
saldo debit yang akan dipindahkan setelah tutup buku sesuai prinsip akuntansi,
dan saldo debit ini merupakan hak milik atau nilai yang dibeli atau pengeluaran
yang dibuat untuk mendapatkan kekayaan di masa yang akan datang (Harahap,
1994). Selanjutnya diungkapkan Harahap, bahwa kewajiban adalah saldo kredit
atau jumlah yang harus dipindahkan dari saat tutup buku ke periode tahun
berikutnya, berdasarkan pencatatan yang sesuai dengan prinsip akuntansi. Dengan
demikian, semua yang bersaldo kredit dianggap sebagai kewajiban termasuk
didalamnya perkiraan penyisihan, akumulasi, dan perkiraan modal lainnya.
Untuk lebih dipahami, item-item di neraca rumah
sakit sebelah kiri meliputi aktiva lancar, aktiva tetap, dan aktiva lain-lain.
Untuk neraca rumah sakit sebelah kanan meliputi kewajiban lancar, kewajiban
jangka panjang, dan modal (ekuitas) pemilik. Aktiva lancar meliputi kas dan
semua aktiva yang dalam jangka waktu singkat, akan kembali lagi dalam bentuk
kas, seperti kas dan bank, surat berharga, deposito jangka pendek, piutang, persediaan,
pembayaran uang muka, pembayaran pajak di muka, dan biaya dibayar di muka.
Kewajiban lancar atau hutang jangka pendek
merupakan hutang yang harus segera dibayar pada tahun depan, seperti Pinjaman
bank dan pinjaman lainnya, Kewajiban jangka panjang yang akan jatuh tempo, Hutang
usaha dan biaya yang masih harus dibayar, uang muka penjualan, hutang pembelian
aktiva tetap, pinjaman bank dan rupa-rupa hutang lainnya yang harus
diselesaikan dalam waktu 1 tahun, hutang deviden, dan lain-lain. Untuk modal
merupakan hak yang tersisa atas aktiva suatu organisasi setelah dikurangi
kewajibannya. Dalam perusahaan biasa disebut equity atau modal pemilik.
Mengenai laporan laba rugi, merupakan
ikhtisar dari pendapatan dan beban-beban untuk suatu periode waktu tertentu atau
dengan kata lain, laporan yang menunjukkan hasil usaha atau kinerja organisasi
pada kurun waktu tertentu. Adapun elemen dari laporan laba rugi, antara lain
pendapatan rumah sakit yang diperoleh dari harga dikalikan dengan jumlah pelayanan
yang diberikan kepada pasien, biaya usaha seperti biaya umum, biaya
administrasi, dan biaya pemasaran, serta laba dan rugi sebagai hasil dari
jumlah penerimaan rumah sakit dikurangi biaya pelaksanaan kegiatan rumah sakit.
Pendapatan rumah sakit merupakan kenaikan dalam ekuitas sebagai akibat dari
penyerahan barang dan jasa kepada pembeli (pengguna), sedang Biaya: Sebagai
aliran keluar atau penggunaan sumber ekonomi atau terjadinya kewajiban selama
periode tertentu yang disebabkan pengiriman barang, pembuatan barang,
pembebanan jasa, atau pelaksanaan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan
utama organisasi.
Mengenai analisis keuangan sangat bermanfaat
pada: a. Kondisi atau gambaran kinerja
dan posisi keuangan suatu organisasi dalam suatu periode; b. Dasar evaluasi
periode yang telah lewat; c. Dasar pembuatan keputusan ataupun rencana organisasi
di masa depan; dan d. Sumber informasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan
dengan organisasi. Menurut Garbutt (1994), yang dikerjakan oleh perusahaan
sebenarnya adalah menghasilkan arus kas dan juga menggunakannya. Kas adalah kas
yang dapat diuangkan setiap saat serta surat berharga lainnya yang sangat lancar,
yang memenuhi syarat: a. Setiap saat dapat ditukar menjadi kas, tanggal jatuh
temponya sangat dekat, dan kecil resiko perubahan nilai yang disebabkan
perubahan tingkat bunga (Harahap, 1994). Mengenai laporan arus kas merupakan penggambaran
sebuah ikhtisar dari penerimaan dan pengeluaran kas untuk suatu periode
tertentu serta memberi gambaran mengenai kemampuan organisasi dalam
menghasilkan kas.
Laporan arus kas
ini memberikan informasi yang relevan tentang penerimaan dan pengeluaran kas
dari suatu perusahaan (lembaga) pada suatu periode tertentu, dengan
mengklasifikasi transaksi berdasarkan pada kegiatan operasi, pembiayaan, dan
investasi (Harahap, 1994). Dengan demikian pada laporan arus kas ini akan
menerangkan perubahan dalam kas seperti menyajikan peningkatan dan penurunan
kas, yang dikelompokkan ke dalam kategori aktivitas operasi, aktivitas
investasi, dan aktivitas pendanaan.
Pada aktivitas
posisi kas, akan mencatat hasil dari operasional rumah sakit (perolehan dari
penerimaan rumah sakit), hasil dari investasi dan penerimaan dari penjualan
aktiva tidak lancar, dan hasil dari pendanaan berupa penerimaan dari
pengeluaran untuk saham, obligasi dan hutang bank jangka panjang. Sebaliknya
posisi kas akan mencatat mengenai pengeluaran pada operasional rumah sakit
seperti pembayaran
untuk beban-beban rumah sakit, pengeluaran untuk investasi berupa pembayaran untuk
memperoleh aktiva tidak lancar, dan pengeluaran untuk pendanaan berupa pembayaran
untuk perolehan saham kembali, deviden, penarikan dan pelunasan obligasi.
Untuk pendapatan kas bisa berupa pendapatan
dari penjualan, bunga, deviden dan pendapatan dari penjualan aktiva tetap, surat-surat
berharga serta pendapatan dari pengumpulan pokok pinjaman. Sementara untuk
pengeluaran kas bisa atas pembayaran gaji, pajak, bunga, deviden, hutang, dan
biaya lainnya dan bisa juga untuk membeli aktiva tetap, surat–surat berharga,
peminjaman dana, dan lain-lain.
Berdasarkan catatan di atas dapat kita
pahami bahwa kita harus memahami mengenai posisi
keuangan kita, menguntungkan atau
merugikan, serta ketersediaan kas
rumah sakit untuk menjalankan kegiatan pelayanan hari ini dan di waktu-waktu yang
akan datang. Pemahaman pada ke-3 hal di atas seperti neraca, laba rugi, dan
arus kas, akan memberikan kekuatan pada Manajemen rumah sakit untuk selalu menjalankan
manajemen rumah sakit secara baik dan profesional atau yang sering kita sebut
profesional di bidang manajemen rumah sakit.
Post a Comment for "MEMBACA LAPORAN KEUANGAN RUMAH SAKIT"