MEMPERTAHANKAN SDM RUMAH SAKIT
PADA
awalnya sumber daya manusia (SDM) yang melamar pekerjaan di rumah sakit, selalu
mengatakan bahwa akan mengikuti peraturan dan ketentuan yang telah diberlakukan
di rumah sakit ini, termasuk berusaha mewujudkan visi dan misi Direktur rumah
sakit. Tentu ucapan yang disampaikan ini sangat menarik serta dapat menjadi
landasan untuk menerima calon SDM ini dapat bekerja di rumah sakit. Tetapi
setelah melakukan pekerjaannya sekian tahun di rumah sakit, serta sudah mulai
memiliki pengalaman dalam pekerjaan, termasuk dalam hal sudah adanya kerjasama
dengan SDM lain, di dalam melakukan pekerjaan pelayanan kepada para pasien
rumah sakit, maka mulailah timbul kesan dan penilaian terhadap pekerjaan yang
dilakukannya.
Setelah
lama melakukan pekerjaannya di rumah sakit, tentu karyawan mendapatkan beberapa
informasi tentang pekerjaan di tempat lain, termasuk besaran gaji yang akan dapat
diterima. Banyak SDM rumah sakit swasta yang sewaktu-waktu bisa keluar dari
pekerjaannya, hanya karena akan menjadi aparatur sipil negara (ASN), dengan
alasan akan mendapatkan uang pensiun setelah tidak bekerja lagi, karena usianya
sudah lanjut dan harus diberhentikan dari ASN. Kejadian seperti ini sudah
banyak terjadi di rumah sakit swasta, walau SDM itu sudah dibimbing dalam
pekerjaannya dan/atau sudah mengikuti beberapa pelatihan, tetapi begitu ada
peluang untuk menjadi ASN, SDM rumah sakit banyak yang minta berhenti dan keluar
dari pekerjaannya.
Kalau
rumah sakit swasta banyak yang mengalami seperti yang disebutkan di atas, ada
juga karyawan yang minta keluar dari pekerjaannya karena lingkungan kerjanya
kurang mendapatkan kerjasama dan/atau keharmonisan dalam melakukan
pekerjaannya. Untuk itu, seharusnya dapat dimengerti bahwa seorang SDM di rumah
sakit butuh lingkungan kerja yang dapat dinilai oleh SDM itu, yaitu merasa enak
dan nyaman untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, serta akan mendapatkan
hasil pekerjaan yang dilakukan dihargai dan direspon dengan baik oleh atasannya
dan bagian SDM di rumah sakit.
Hal
ini wajar saja terjadi pada SDM seperti itu, karena manusia itu menurut Maslow
akan selalu berusaha juga untuk mewujudkan aktualisasi dirinya dimana ia bekerja,
serta berusaha untuk mewujudkan kinerjanya dengan baik. Paling tidak, terkandung
suatu harapan bahwa kalau ada yang kurang benar dalam pekerjaannya, tolonglah diberi
informasi dengan baik, dan apabila berkinerja baik ya berilah penghargaan, baik
berupa lisan maupun berupa sertifikat atau bentuk penghargaan yang lain hehehe.
Sebagai
kunci utama dalam mewujudkan seorang SDM merasa betah (kerasan) bekerja di
suatu organisasi seperti rumah sakit, apabila Manajemen rumah sakit “casu quo” (cq-yang diwakili bagian SDM
rumah sakit) mampu menempatkan SDM itu pada tempat kerja yang sesuai dengan passion (minat) yang dimiliki. Seperti
halnya keadaan seorang teman yang memiliki hobi suka menjahit pakaian sesama,
seberapa pun banyaknya kain yang akan dijahit, tetap merasa senang dalam melakukan
pekerjaannya tanpa merasa bosan dan lelah, malah kadang-kadang sangat
bersemangat dalam melakukan pekerjaannya. Mengapa hal itu bisa dilakukan? Karena
teman ini merasa senang dan bergembira dalam hati bahwa sudah banyak yang telah
menjadi pelanggannya.
Penempatan
SDM dalam bidang yang diminati, sebetulnya sangat bisa dilakukan di rumah
sakit, karena sebagian besar SDM rumah sakit melakukan pekerjaannya berdasarkan
profesinya, seperti dokter, perawat, bidan, farmasis, laboran, akuntan,
psikolog, nutrisionis, dan lain-lain. Meskipun kelihatannya mudah tapi bagi
mereka yang berprofesi perawat, diperlukan kehati-hatian juga dalam menempatkan
SDM perawat ini di dalam bidang pekerjaannya. Contoh, seorang SDM yang memiliki
profesi perawat, belum tentu senang ditempatkan pada pekerjaan perawatan anak
atau bedah. Oleh karena itu, sebaiknya sebelum ditempatkan untuk bekerja di instalasi
rawat inap atau di instalasi rawat jalan atau di instansi lain, sangat perlu
dilakukan sebuah wawancara kepada perawat tersebut sebelum ditempatkan pada sebuah
instalasi, agar si perawat itu bisa bekerja di tempat yang diminati atau
ditempat yang disenangi.
Apa
yang akan dicapai oleh Manajemen rumah sakit kalau penempatan SDM sesuai passion-nya? Pada dasarnya SDM yang
melakukan pekerjaannya sesuai minat yang disenangi, akan bisa bekerja all-out (sekuat tenaga) untuk mewujudkan
kinerjanya dengan hasil baik. Memang SDM itu telah memiliki karakter yang
macam-macam, karena karakter itu merupakan sifat batin yang memengaruhi segenap
pikiran, perilaku, budi pekerti, dan tabiat yang dimiliki manusia. Menurut pendapat
para ahli, bahwa karakter manusia itu merupakan tabiat, watak, sifat-sifat
kejiwaan atau budi pekerti yang tumbuh dan tercermin di dalam sikap dan tingkah
laku seseorang, yang kemudian akan membedakan orang tersebut dengan orang lain.
Oleh
karena itu, berbagai karakter (sifat manusia) yang bisa ditampilkan oleh seorang
SDM, seperti ada yang rajin, ada yang malas, ada yang baik hati, ada yang
jahat, suka bekerja secara individu, bisa melakukan pekerjaannya di dalam
kebersamaan, suka mengajar, suka mengkritik, suka banyak bicara, pendiam, suka
perhatian, temperamental, gampang marah, ambisius, suka berorganisasi, suka
bicara to the point (bicara pada inti
masalah), suka ceplas-ceplos, suka pamer, suka berpenampilan biasa-biasa saja,
suka hati-hati, suka jujur, suka bohong, dan seterusnya.
Untuk
itu diperlukan SDM di bagian SDM rumah sakit, yang memiliki kemampuan untuk
mendalami dengan baik mengenai karakter-karakter manusia ini. Hal ini
diperlukan sebagai bahan yang harus dimiliki untuk bisa menyusun program kerja
bagian SDM rumah sakit, dalam upaya untuk mengarahkan semua SDM rumah sakit
mampu berkualitas dalam melakukan pekerjaannya untuk melayani pasien-pasien di
rumah sakit.
Banyak
hal yang bisa dilakukan bagian SDM rumah sakit untuk mengorganisir SDM rumah
sakit berbasis penempatan dalam bekerja di rumah sakit yang sesuai passion-nya. Selanjutnya turut
memerhatikan karakter setiap SDM di rumah sakit, agar berhasil dalam mewujudkan
kinerja yang baik serta berkenan di hati para pasien di rumah sakit. Seperti
karakter SDM yang suka berorganisasi, berarti bisa diberikan tambahan pada
pekerjaan yang memerlukan tenaganya pada pelaksanaan kerja tim yang ada di
rumah sakit. Demikian juga yang suka bekerja secara individu, berarti bisa
ditempatkan pada pekerjaan yang bisa dilakukan sendiri seperti bekerja di
laboratoium atau di radiologi, dan seterusnya.
Melalui
pemberian tugas tambahan pada pekerjaan yang sedang diemban (dikerjakan) SDM
yang telah didasarkan pada karakter setiap SDM ini, setidak-tidaknya dapat dan
mampu menyalurkan keterampilan yang sudah dimiliki itu pada tugas-tugas yang
lain, menurut kondisi dan kebutuhan rumah sakit. Harus dapat dimengerti bahwa
saluran ini dapat mengarahkan setiap SDM untuk mewujudkan aktualisasi dirinya
melalui kinerja yang mampu diwujudkannya.
Dengan
demikian, seorang SDM rumah sakit semakin mampu dan siap bertahan untuk bekerja
di rumah sakit. Mengapa SDM ini bertahan melakukan pekerjaannya di rumah sakit?
Karena SDM kita sudah memiliki passion
dalam bekerja serta sudah dapat tersalurkan karakter yang dimiliki pada
organisasi rumah sakit. Memang banyak teman yang mengatakan bahwa SDM itu dapat
bertahan bekerja di rumah sakit, apabila besarnya pendapatan yang diperoleh
dari rumah sakit selalu mendapatkan penyesuaian pendapatan sebesar inflasi
dalam tahun itu. Hal ini tidak salah, tetapi akan lebih menguntungkan rumah
sakit dalam jangka panjang apabila hal-hal pokok seperti penempatan SDM dalam
bekerja menurut passion-nya dan
menurut karakter dari masing-masing SDM itu, mendapatkan kesempatan untuk dapat
dijalankan pada organisasi rumah sakit.
Berbagai
alasan SDM yang sudah lama bekerja di rumah sakit, dengan tiba-tiba mau
mengundurkan diri dari pekerjaannya di rumah sakit, seperti ikut suami yang
bekerja di luar wilayah kerja rumah sakit atau di luar kota. Bisa juga mundur
dari pekerjaannya di rumah sakit karena sudah tidak kuat untuk bekerja di malam
hari, atau SDM itu menderita penyakit yang membutuhkan waktu untuk beristirahat
di rumah. Bisa juga SDM itu sudah tidak mau bekerja di rumah sakit berhubung
ingin menemani dan membesarkan anak di rumah atau dengan kata lain pingin
momong anak di rumah hehehe.
Apabila
alasan SDM untuk tidak bekerja di rumah sakit seperti yang diutarakan di atas,
sepertinya tidak bermasalah karena alasan yang dikemukakan mendekati tepat
sesuai kondisi yang dihadapi oleh SDM itu. Tetapi apabila seorang dokter atau
perawat mundur bekerja dari rumah sakit karena mendapatkan kondisi yang baik di
rumah sakit lain, yah . . itu suatu masalah bagi rumah sakit. Sudah lama
melaksanakan pekerjaannya di rumah sakit dan sudah banyak mengikuti berbagai
pelatihan untuk meningkatkan kompetensinya dalam melakukan pekerjaannya di
rumah sakit, tiba-tiba keluar dari pekerjaannya di rumah sakit, tentu Manajemen
rumah sakit merasa banyak kehilangan seperti peran dan fungsi dari SDM itu.
Mengapa rumah sakit merasakan banyak ruginya atas kepergian dari SDM itu?
Untuk
memeroleh SDM terbaik itu tentu sudah mendapatkan ilmu, kesempatan, dan kinerja
yang baik selama SDM itu melakukan pekerjaannya di rumah sakit. Apabila SDM
baru akan mengganti lowongan kerja yang ditinggalkan oleh SDM yang sudah pindah
tersebut, berarti kita memulai lagi untuk membimbing dan mengarahkan SDM baru
itu, di dalam melakukan pekerjaannya di rumah sakit. Hasil kinerjanya pun masih
diamati dan dinilai dalam beberapa waktu ke depan, dan akhirnya membutuhkan
waktu lagi untuk mendapatkan SDM yang akan melakukan pekerjaannya secara
berkualitas. Itupun bagian SDM dan atasannya akan berusaha terus untuk
membimbing dan mengarahkan SDM itu untuk bisa melakukan pekerjaannya sesuai
standar pelayanan yang dibutuhkan oleh rumah sakit yang sudah pernah
terakreditasi.
Berdasarkan
hal inilah, maka bagian SDM rumah sakit dipercaya oleh Manajemen rumah sakit
untuk menangani SDM rumah sakit secara terrencana termasuk program kerjanya. Kalau
semua rencana dan program kerja bagian SDM rumah sakit dapat dilaksanakan
dengan baik, diharapkan SDM yang ada di rumah sakit dapat dipertahankan untuk
bisa melakukan pekerjaannya di rumah sakit sampai pensiun dari pekerjaannya di
rumah sakit. Dengan demikian, bagian SDM rumah sakit dapat memertahankan SDM
rumah sakit untuk selalu betah melakukan pekerjaannya di rumah sakit. Selamat bagian
SDM rumah sakit bisa memertahankan SDM rumah sakit sampai mencapai umur pensiun
yang berlaku di setiap rumah sakit.
Post a Comment for "MEMPERTAHANKAN SDM RUMAH SAKIT"