Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MANAJEMEN SDM RUMAH SAKIT YANG EFEKTIF

 

PADA zaman now sistem informasi manajemen (SIM) sudah merupakan bagian dari sebuah pekerjaan agar pekerjaan cepat diselesaikan dan cepat di proses. Dengan kondisi seperti ini, memberi gambaran kepada pengelola sumber daya manusia (SDM) atau Manajer SDM bahwa untuk menentukan kuantitas SDM yang diperlukan rumah sakit ke depan, hendaknya didasarkan pada Visi dan Misi rumah sakit.

 

Manajer SDM harus menguasai dengan benar mengenai jumlah Manajer Gugus Kerja yang ada di rumah sakit, serta gambaran atau fokus dari pekerjaan yang dilakukan oleh Manajer Gugus Kerja (Manajer lini) tersebut. Memahami jumlah Manajer lini dan fokus pekerjaan dari Manajer lini tersebut akan memudahkan Manajer SDM untuk selalu melakukan diskusi dengan Manajer lini dalam mewujudkan tercapainya pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien rumah sakit.

 

Mengapa Manajer SDM membina kerjasama dengan Manajer lini? Karena Manajer SDM mau mengetahui seberapa banyak SDM yang tepat melaksanakan pekerjaan di lingkungan kerja Manajer lini. Apalagi seperti instalasi rawat inap semua kegiatan yang dilakukan di intalasi itu sangat berkaitan dengan tingkat bed occupation ratio (BOR) dari masing-masing ruangan yang sudah disediakan rumah sakit. Bed occupation ratio (BOR) ruangan atau keterisian tempat tidur di ruangan merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tinggi rendahnya tingkat pemanfaatan tempat tidur di masing-masing ruangan yang ada rumah sakit. Artinya, kalau BOR ruangan tinggi banyak menggunakan SDM perawat di ruangan itu untuk merawat pasien yang sudah rawat inap, dan sebaliknya bila BOR ruangan rendah maka SDM perawat yang dibutuhkan sedikit.

 

Melalui gambaran cerita yang sekilas di atas, berarti Manajer SDM harus bekerjasama terus dengan Manajer kini untuk selalu mendiskusikan mengenai jumlah SDM yang efektif dalam menunaikan pekerjaan di masing-masing ruangan berdasarkan BOR ruangan. Efektif di sini merupakan sebuah usaha untuk mendapatkan tujuan, hasil dan target yang diharapkan dengan tepat waktu. Artinya akan dikatakan efektif jika tujuan yang ditetapkan sebelumnya berhasil untuk dicapai, atau dengan kata lain dikatakan efektif apabila dapat membawa hasil atau berhasil guna.

 

Untuk menjalankan penentuan SDM yang efektif di masing-masing ruang rawat inap yang terdapat di rumah sakit atau di masing-masing Manajer lini yang lain, sangat dipengaruhi dari gambaran perencanaan SDM rumah sakit yang dilakukan Manajer SDM yang berbasis pada perencanaan strategi (Renstra) rumah sakit. Dengan demikian, Pemimpin rumah sakit dan Manajer SDM harus menaruh perhatian besar pada keberadaan SDM yang melayani di rumah sakit, supaya pekerjaan yang dilakukan dapat berdaya guna dan berdaya saing.

 

Mengapa organisasi harus memberikan perhatian besar kepada SDM-nya? Karena ada beberapa dorongan yang datang dan bersumber dari lingkungan rumah sakit. Nursanti (2002) mengatakan, beberapa perusahaan (organisasi) yang mendorong perlunya perhatian terhadap SDM, antara lain:

1.    Tingkat perubahan kondisi bisnis yang semakin cepat dan tidak pasti

2.    Peningkatan biaya bersamaan dengan tekanan persaingan

3.    Perubahan teknologi yang cepat dan menuntut skill baru

4.    Organisasi yang semakin kompleks serta semakin flat, lean, dan flexible

5.    Perubahan demografi tenaga kerja

6.    Faktor eksternal seperti berbagai aturan perundang-undangan

7.    Meningkatnya persaingan multinasional maupun kolaborasi

 

Melalui daya dorong lingkungan yang siap mempengaruhi pelayanan rumah sakit ke depan, diperlukan usaha dan perhatian terhadap SDM rumah sakit. Tujuannya adalah supaya tetap mampu memberikan pelayanan yang selalu sesuai dengan perkembangan yang selalu berubah pada zaman now. Contoh, kondisi pendemi Covid-19 yang masih mendera pelayanan rumah sakit sekarang. Bila ada calon pasien yang mau memeriksakan kesehatannya di rumah sakit, merasa was-was dan ragu takut ketularan Covid.  

 

Bagaimana Manajer SDM menghadapi lingkungan yang serba berubah ini? Keadaan ini mendorong Manajer SDM mendalami kembali mengenai Visi dan Misi rumah sakit yang dinyatakan dan dideklarasikan oleh Direktur rumah sakit. Berdasarkan Visi dan Misi Direktur rumah sakit, Manajer SDM menjabarkannya pada program kerja dalam upaya: 1. Memperkuat SIM pada berbagai pekerjaan yang bersifat administratif; 2. Memperkuat analisis pada data kunjungan pasien di rumah sakit, baik di instalasi rawat jalan maupun pada instalasi rawat inap; 3. Merencanakan kuantitas dan kualitas SDM yang dibutuhkan; dan 4. Melaksanakan perekrutan kebutuhan SDM.

 

Pelaksanaan SIM pada pekerjaan yang bersifat administratif

Sekarang sudah zamannya teknologi digital, yang tidak lagi menggunakan tenaga manusia secara manual, tetapi sudah menggunakan sistem pengoperasian otomatis dengan sistem komputerisasi. Nah . . Manajer SDM bisa mengusulkan hal ini kepada Manajemen rumah sakit untuk mengkomputerisasi pekerjaan yang bersifat administratif sehingga bisa mengurangi jumlah SDM yang bekerja disitu. Artinya, penggunaan SDM pada Gugus Kerja tersebut menjadi lebih efektif. Contoh, resep obat dari dokter yang biasanya diantar SDM atau pasien ke farmasi, sekarang bisa dikirim melalui komputer dari tempat praktik dokter ke farmasi dengan menuliskan nama pasien dan nama obat yang dibutuhkan pasien. Demikian juga yang lain seperti hasil pemeriksaan laboratorium atau hasil pemeriksaan radiologi bisa langsung dikirim kepada dokter yang memeriksa dan mengobati pasien.

 

Pelaksanaan penggunaan teknologi digital pada pekerjaan yang administratif, tentu berbasis pada keputusan Manajemen rumah sakit, sehingga bisa terlaksana dengan baik. Dengan demikian, SDM yang dibutuhkan pada pekerjaan yang sudah menggunakan SIM cukup lulusan SMA/SMK saja, jadi lebih efektif.

 

Analisis data kunjungan pasien

Penggunaan data kunjungan pasien merupakan basis penentuan jumlah SDM yang dibutuhkan oleh Manajer lini. Jumlah SDM perawat yang dibutuhkan di instalasi rawat inap sangat berkaitan dengan tingkat BOR ruangan, yang dapat dilihat pada turun naiknya BOR ruangan setiap tahun. Apabila BOR ruangan menjadi tinggi dari biasanya, maka Manajer SDM berdiskusi dengan Manajer lini untuk mengatasi jumlah tenaga yang dibutuhkan.

 

Kalau SDM perawat mendesak dibutuhkan rumah sakit dengan kualifikasi tertentu, Manajer SDM bisa merekrut tenaga bantuan dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (Stikes) yang sudah ada kerjasama dengan rumah sakit atau SDM rumah sakit yang sudah pensiun atau SDM perawat dari sebuah organisasi yang mengorganisir SDM perawat yang siap dipekerjakan. Hal-hal inilah yang bisa dilakukan oleh Manajer SDM di rumah sakit untuk mengatasi kuantitas SDM yang dibutuhkan.

  

Perencanaan SDM

Setelah Manajer SDM mengetahui Visi dan Misi Direktur rumah sakit, maka harus dijabarkan dalam program kerja Manajer SDM selama 5 (lima) tahun ke depan, sesuai masa jabatan Direktur rumah sakit. Untuk menjabarkan program kerja di bidang SDM rumah sakit, dalamilah jabaran dari Visi dan Misi Direktur tersebut. Barangkali salah satu Misi dari Direktur, mau meningkatkan kompetensi dan kualitas SDM rumah sakit.

 

Berdasarkan Misi Direktur di bidang SDM, maka Manajer SDM merenung dan berusaha memahaminya dengan baik. Apabila disebutkan bahwa Direktur ingin peningkatkan kompetensi SDM rumah sakit, berarti Manajer SDM menjabarkannya dalam program kerja SDM dengan melakukan rekrutmen SDM yang memiliki kompetensi. Kompetensi dari seorang SDM bisa dilihat dari tingkat pendidikan, keterampilan yang dimiliki, serta atribut yang dimiliki SDM seperti sikap, perilaku, kerjasama, toleransi, dan yang lainnya.

 

Bagaimana dengan kualitas pekerjaan SDM di rumah sakit? Manajer SDM berusaha menyusun program kerja di bidang pemberian pelayanan yang baik dengan fakta dalam pelayanan bisa melebihi harapan dari setiap pasien yang dilayani. Untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas bisa dimulai dari hasil wawancara dengan calon SDM, pembimbingan pada waktu menyelenggarakan orientasi kepada calon SDM, pengarahan yang dilakukan oleh Manajer lini, penilaian kinerja SDM, dan pelatihan bagi SDM yang kinerjanya cukup atau kurang.

 

Perekrutan SDM

Pada waktu Manajer SDM merekrut SDM rumah sakit, sesuaikan dengan perencanaan strategi (Renstra) rumah sakit yang sudah dibuat oleh Manajemen rumah sakit. Perencanaan SDM rumah sakit hendaknya disesuaikan dengan Renstra rumah sakit. Nah . . setelah disesuaikan dengan Renstra rumah sakit, maka silahkan membuat perencanaan SDM rumah sakit dan merekrut SDM yang dibutuhkan rumah sakit, dalam upaya mewujudkan tercapainya Visi dan Misi rumah sakit.

 

Kalau hal ini bisa dilakukan oleh Manajer SDM dengan baik dan dilaksanakan menurut perencanaan SDM yang berbasis pada Renstra rumah sakit, dipastikan Manajer SDM sungguh dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Hasil dari berbagai program kerja yang sudah dirumuskan oleh Manajer SDM akan menuju pada pelaksanaan Manajemen SDM yang efektif. Artinya, rumah sakit memiliki SDM yang kapabel dengan biaya yang sesuai dengan kapasitas SDM tersebut.  

 

Daftar pustaka:

Nursanti, T.D., 2002. Paradigma Baru Manajemen Sumber Daya Manusia: Strategi Terintegrasi Dalam Perencanaan Sumber Daya Manusia yang Efektif. Yogyakarta: Amara Books

 

Post a Comment for "MANAJEMEN SDM RUMAH SAKIT YANG EFEKTIF"