PENANGANAN KARIER SDM RUMAH SAKIT
ilustrasi : bernas.id |
MEMANAJEMENI sumber daya
manusia (SDM) di sebuah organisasi seperti rumah sakit tidaklah mudah. Selain jumlah SDM-nya banyak,
perlu juga menangani dan melakukan pengelolaan yang serius terhadap SDM itu
sedemikian rupa, agar SDM rumah sakit yang memiliki kinerja baik dalam
pelayanan, mendapatkan reward dari
Manajemen rumah sakit untuk ditingkatkan tanggung jawabnya dalam posisi
(jabatan) yang sesuai kompetensi dan kinerja yang dimiliki.
Seandainya SDM rumah
sakit yang diterima bekerja di rumah sakit sudah mengetahui lebih awal mengenai
tahap-tahap dalam mewujudkan kariernya di rumah sakit, tentu SDM tersebut
berusaha menyiapkan dan menjalankan kariernya di rumah sakit dengan standar
karier yang sudah jelas serta kriteria kinerja yang sudah dibakukan di rumah
sakit. Dengan demikian, setiap SDM yang menata kariernya di rumah sakit sudah
memiliki gambaran mengenai jabatan yang perlu diraih dan pengembangan SDM dalam
bentuk studi lanjut yang diperlukan untuk lebih mewujudkan kondisi profesinya
di rumah sakit.
Mengenai gambaran alur
jenjang karier SDM rumah sakit yang sudah dibakukan di rumah sakit sebaiknya
harus ada, sejak SDM mulai masuk bekerja sampai saat pensiun. Alur karier SDM ini
menjadi sangat penting, agar SDM krasan (betah) menjadi SDM yang berkinerja di
rumah sakit. Untuk mewujudkannya diperlukan adanya kegiatan sambung ide. Dalam sebuah pertemuan
yang menghadirkan sistem brain storming
(curah pendapat) di rumah sakit, dilakukan pembahasan secara mendalam, yang nantinya
akan menghasilkan satu atau beberapa rekomendasi yang dihasilkan dari diskusi
tersebut. Konsep yang dihadirkan ini semacam pemicu bagi Manajemen rumah sakit
untuk menangani manajemen SDM, termasuk masa depan karya SDM di rumah sakit
untuk menjadi lebih baik lagi.
Beberapa rekomendasi dari
diskusi tersebut seperti yang disampaikan berikut ini. Seorang dokter umum yang
lulus pada umur 25 tahun dan bekerja di rumah sakit, harus mengabdi dulu di
rumah sakit selama 5 (lima) tahun. Setelah selesai pengabdian, dan nilai
kinerja bagus, dua (2) tahun kemudian, si dokter diberi waktu untuk memilih
karier, apakah tetap pada profesi dokter atau pada posisi (jabatan) manajerial
sebagai middle manager. Kalau kinerja
sang dokter menunjukkan tren baik, maka bisa mengambil studi lanjut di bidang spesialis
selama 4-6 tahun.
Setelah lulus sebagai dokter
spesialis, maka 5 (lima) tahun kemudian sebagai masa pengembalian ikatan dinas
di rumah sakit. Setelah selesai masa ikatan dinas 5 (lima) tahun di rumah sakit,
lalu akan dilakukan penilaian kepada yang bersangkutan selama 1 (atu) tahun
lagi. Apabila hasil penilaian menunjukkan hasil baik, maka bisa melanjutkan
studi sub spesialis selama 5 (lima) tahun dan/atau tetap pada profesi atau
menjadi junior top manager atau junior manager unit bisnis strategis
(UBS) di produk jasa pelayanan yang sudah dipilih oleh Manajemen rumah sakit. Setelah
lulus sub spesialis, maka 5 (lima) tahun kemudian sebagai masa pengembalian
ikatan dinas di rumah sakit. Untuk seterusnya tentu kinerjanya dinilai, kalau
menunjukkan hasil kinerja yang sangat baik, maka bisa diangkat dalam jabatan menjadi
senior top manager atau senior manager atau seorang tenaga ahli
atau tetap pada profesi.
Demikian juga untuk
tenaga seorang perawat, apabila lulus sebagai nurse pada umur 25 tahun dan bekerja di rumah sakit, harus mengabdi
dulu di rumah sakit selama 5 (lima) tahun. Setelah selesai pengabdian, dua (2)
tahun kemudian, si perawat diberi waktu untuk memilih karier, apakah tetap pada
profesi perawat atau pada posisi (jabatan) manajerial sebagai middle manager. Kalau kinerja sang
perawat menunjukkan tren baik, maka bisa mengambil studi lanjut di bidang keperawatan
(M.Kep.) selama 2-3 tahun. setelah lulus sebagai M.Kep., maka 5 (lima) tahun
kemudian sebagai masa pengembalian ikatan dinas di rumah sakit. Setelah selesai
masa ikatan dinas 5 (lima) tahun di rumah sakit, lalu akan dilakukan penilaian
kepada yang bersangkutan selama 1 (atu) tahun lagi. Apabila hasil penilaian menunjukkan
hasil baik, maka bisa melanjutkan studi S3 selama 5 (lima) tahun dan/atau tetap
pada profesi atau menjadi junior top
manager atau junior manager unit
bisnis strategis (UBS) di produk jasa pelayanan yang sudah dipilih oleh
Manajemen rumah sakit. Setelah lulus S3, maka 5 (lima) tahun kemudian sebagai
masa pengembalian ikatan dinas di rumah sakit. Untuk seterusnya tentu dinilai
kinerjanya, kalau menunjukkan hasil kinerja yang sangat baik, maka bisa diangkat
dalam jabatan menjadi senior top manager
atau senior manager atau seorang
tenaga ahli atau tetap pada profesi.
Konsep jenjang karier ini
dapat dilalui, apabila SDM rumah sakit tersebut menunjukkan kemampuan, minat,
dan bakat selama melakukan pekerjaannya di rumah sakit. Melihat alur jenjang
karier SDM dari level 1 (satu) sampai level 5 (lima) umpamanya, memberi
gambaran bahwa SDM yang baru masuk, bisa mengabdi di rumah sakit minimal 23
tahun atau lebih, sampai pensiun pada umur 60 tahun atau 65 tahun. Demikian
juga siklus kehidupan dan karier SDM lainnya di rumah sakit. Artinya, yang
diberi contoh di atas hanya SDM dokter dan SDM perawat, sedang SDM yang lain
bisa menempuh alur karier seperti yang sudah dicontohkan di atas.
Dalam alur karier ini,
SDM rumah sakit harus memilih yang paling sesuai dengan bakat dan minatnya,
apakah pada jalur fungsional atau pada jalur manajerial. Kalau pilihannya tepat
dan diberi kesempatan oleh rumah sakit, maka pada akhirnya posisi career development dan training, SDM rumah sakit akan memberikan
banyak manfaat, baik bagi organisasi rumah sakit, SDM rumah sakit maupun bagi customer rumah sakit (Kuntjoro, 2000).
Jadi ketiga-tiganya mendapatkan manfaat yang mendukung keberadaan manajemen rumah
sakit dalam mencapai produktivitas, profitabiltas, dan kualitas pelayanan.
Bagaimana dengan penanganan
SDM yang sudah lama bekerja di rumah sakit? Untuk menangani SDM lama di rumah
sakit, perlu diproses dengan cara memasukkan setiap SDM rumah sakit ke dalam
peta (map) alur karier SDM yang
terdiri dari 5 (lima) level umpamanya. Setelah itu baru diketahui posisi SDM
berada pada level 1 (satu), level 2 (dua), level 3 (tiga), level 4 (empat),
atau pada level 5 (lima). Semua SDM rumah sakit dimasukkan pada level-level ini
sesuai dengan jabatan yang diemban SDM di rumah sakit. Kejelasan level SDM akan
memudahkan pengaturan jenjang karier dari seorang SDM rumah sakit.
Untuk memahami mengenai
level-level seperti yang disebutkan di atas, perlu diberi gambaran alur karier
SDM untuk dapat dipahami. Level 1 (satu) yang disebut assessment phase terdiri dari profesi dokter, profesi perawat, dan
profesi non medis. Level 2 (dua) yang disebut development phase I, nilai SDM meningkat dalam hal spesialisasi dan
pendidikan lanjutan bagi profesi dokter, profesi perawat, profesi non medis,
dan profesi dalam jabatan middle manager.
Level
3 (tiga) masuk pada pengembalian ikatan dinas (masa bakti) bagi semua profesi
yang diberi peluang oleh rumah sakit. Level 4 (empat) bagi yang sudah masuk
pada sub spesialis medis dan perawat serta tenaga ahli, yunior top manager dan yunior manajer unit bisnis strategis, yang
disebut development phase II. Level
ke 5 (lima) disebut maturity phase
pada tenaga medis dan perawat serta tenaga ahli, senior top manager dan senior top manajer unit bisnis strategis.
Apa
yang akan diwujudkan oleh Manajemen rumah sakit dari gambaran alur karier SDM
di rumah sakit? Supaya SDM rumah sakit mengerti dan memahami mengenai kondisi
masa depannya di rumah sakit, baik dalam hal pengembangan pendidikannya menjadi
lebh baik, maupun dalam hal perkembangan posisi (jabatan) SDM di masa yang akan
datang. Artinya, SDM merasa memiliki masa depan yang baik di rumah sakit,
sehingga akan terus berusaha untuk meningkatkan kinerjanya sesuai kondisi yang
telah dimiliki setiap SDM yang sudah memantapkan diri untuk berkarya di rumah
sakit.
Melalui
gambaran alur karier ini, memberikan kejelasan kepada setiap SDM rumah sakit
untuk menempatkan diri dalam hal sebuah usaha untuk bekerja keras sesuai
cita-cita yang dimiliki SDM tersebut. Ada bermacam-macam kondisi dari SDM itu,
ada yang merasa puas terhadap pekerjaannya saja, ada SDM yang selalu semangat
untuk memperluas wawasannya dalam mengikuti perkembangan ruang lingkup
pekerjaannya, dan ada juga SDM yang suka bila memiliki jabatan tertentu. Dengan
demikian, alur karier yang diciptakan rumah sakit ini, akan memberi peluang
kepada setiap SDM untuk bertindak memilih, sesuai yang dikehendaki oleh setiap
SDM rumah sakit.
Post a Comment for "PENANGANAN KARIER SDM RUMAH SAKIT"