PEMBERDAYAAN SDM MENINGKATKAN KINERJA
ilustrasi : medaninside.com |
APABILA
seseorang sudah terpilih menjadi seorang Manajer (Pemimpin), biasanya merasa
dirinya sudah sedikit punya kelebihan, hebat, terpandang, dan barangkali sudah
mulai berada dalam lingkungan para manajer sebuah organisasi, dan tentu melakukan
diskusi bersama untuk membangun dan mengembangkan sebuah organisasi usaha. Sebagai
manajer baru, bisa saja sifatnya agak sedikit sombong, banyak ide, dan
kadang-kadang ingin dihormati juga hehehe. Walaupun demikian, hendaknya diingat
oleh sang manajer, bahwa Anda sekarang sudah menjadi salah seorang Pemimpin, yang bertanggungjawab pada
keberhasilan kerja dan kinerjanya dalam jabatan itu. Untuk itu, Pemimpin harus
berusaha melakukan kerjasama dengan rupa-rupa orang, lebih-lebih kepada
bawahannya. Bawahan Andalah yang bekerja keras untuk mendukung Anda dalam
jabatan itu, dan juga kolega-kolega lain yang turut memberi dukungan pada
keberhasilan Anda dalam jabatan yang sedang diemban sekarang.
Sebagai
Pemimpin yang baru, tentu Anda melakukan kerjasama dengan orang-orang lain di
lingkungan Anda dan di luar organisasi Anda. Anda juga berusaha untuk membangun
kepercayaan mereka kepada Anda, sekaligus mereka dimampukan untuk bekerja
dengan lebih baik, sehingga mereka memiliki kinerja yang optimal pada pekerjaan
yang mereka lakukan. Nah . . sekarang bagaimana cara manajer memotivasi mereka (SDM)
dalam pekerjaannya? Cara yang dilakukan sang manajer adalah memberdayakan
mereka dan bawahan Anda pada pekerjaannya, dengan cara mendukung mereka untuk
memiliki: skill (kemampuan), knowledge, motivasi, atribut personal
(mau bekerjasama, bersikap baik, perbuatannya baik, komunikatif), dan mampu
membuat keputusan bila diperlukan.
Menurut
Kadarisman (2013) pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu
strategi untuk mewujudkan SDM yang unggul dalam kinerjanya. Dengan demikian,
pemberdayaan SDM organisasi merupakan model pengelolaan SDM dimasa kini, yang
berfokus pada perlunya penyediaan pelayanan yang memuaskan customer (pasien di rumah sakit) dengan dilandasi mindset yang baru. Mindset yang harus dimiliki seorang Pemimpin (manajer) yaitu SDM
itu merupakan aktor penyaji pelayanan terbaik kepada customer (pasien) yang dapat memberikan pengalaman menarik kepada
setiap pengguna pelayanan. Mindset
yang dibangun dan dikembangkan oleh Pemimpin adalah memampukan SDM dalam
pekerjaannya, memberi kesempatan kepada SDM untuk berpartisipasi, serta mengizinkan
SDM untuk menjadi andal dalam pekerjaannya.
Sehubungan
dengan hal itu, maka pemberdayaan SDM itu sebagai upaya untuk mendorong SDM organisasi mau mengemban tugas dan tanggungjawabnya untuk memerbaiki
cara melaksanakan pekerjaan mereka, dan berusaha mewujudkan tercapainya tujuan
dari organisasi tersebut. Nah . . sekarang pertanyaannya yaitu mengapa SDM
organisasi diberdayakan? Karena SDM itu tidak memahami betul mengenai peran dan
tugasnya di pekerjaannya, tidak dan/atau belum memahami visi dan misi dari
Pemimpin organisasi, atau mungkin SDM tidak/belum mendapatkan evaluasi tugas, dan
malah SDM itu merasa lebih tahu menurut pemahamannya.
Untuk
mengatasi berbagai hal yang disebutkan di atas, maka usaha pemberdayaan SDM itu
menjadi sangat penting, sebagai upaya menggerakkan keterlibatan semua SDM pada
pekerjaan yang sukses, dan bermanfaat pada organisasi. Untuk mewujudkan
kegiatan pemberdayaan itu, dibutuhkan pemahaman pada beberapa tipe pemberdayaan
yang digagas oleh Clutterbuck dan Kernaghan (2003), yaitu:
1.
Suggestion
involvement, SDM didorong untuk memberikan ide-ide
inovatif.
Bagaimana
caranya agar SDM bisa memberikan ide-ide inovatif pada pekerjaannya? Tentunya
SDM tersebut diajak diskusi oleh Pimpinannya, untuk ikut memikirkan
pengembangan bidang tugasnya ke depan. Kalau ada rapat bersama, tawarkan kepada
semua peserta rapat untuk memberikan ide pengembangan dan solusi atas masalah
dari topik yang sedang dibahas. Bisa juga Pimpinan meminta pendapat melalui
disposisi atas masalah yang sedang dihadapi organisasi. Kalau perlu bagi yang
idenya brilian dan bisa digunakan untuk perbaikan bidang pekerjaan di masa mendatang,
disarankan untuk memberikan reward
atau penghargaan tertentu sebagai tanda keberhasilan yang telah diperoleh SDM
tersebut.
2.
Job
involvement, pekerjaan didisain ulang, bebas bekerja,
dan pekerjaan tersebut penting.
Untuk
job involvement ini, SDM organisasi
diminta untuk melakukan evaluasi terhadap pekerjaan yang sudah berjalan.
Mungkin belum searah dengan visi dan misi Pimpinan puncak. Mungkin program
kerja yang sudah dirumuskan terutama program kerja jangka pendek perlu untuk
dievaluasi lagi, dan perbaikannya akan diusulkan lagi pada program kerja tahun
berikutnya. Nah, di dalam melakukan analisis pekerjaan ini diberi peluang pada
SDM tersebut, untuk melakukannya dengan rasa bebas, tanpa intervensi dari
Pimpinan puncak. Jadi betul-betul SDM itu, memiliki kebebasan untuk
menghadirkan perbaikan pada job (pekerjaan)
yang sedang di analisis, demi perbaikannya di masa mendatang. Melalui dorongan
dan perhatian Pimpinan puncak pada pekerjaan tersebut, SDM merasa bahwa
pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan dianalisis ini, sungguh-sungguh
pekerjaan yang bisa menjabarkan visi dan misi Pimpinan puncak.
3. High involvement,
SDM dikembangkan keterampilannya dalam team
work, problem solving, dan
partisipasi dalam keputusan.
Pemberdayaan SDM pada poin 3 ini, Pimpinan puncak
memerhatikan mengenai kompetensi yang dimiliki SDM pada bidang pekerjaan itu.
Seperti kita ketahui bahwa ada beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup
kompetensi, antara lain: 1. Knowledge
(pendidikan); 2. Skill (kemampuan);
dan 3. Personal attributes (atribut
personal) seperti komunikasi, kerjasama antar SDM, sikap dan perbuatan, tingkat
pengertian, sikap dan perilaku, keramahan dan tenggang rasa. Wajib hukumnya
bagi Pimpinan puncak untuk menaruh perhatian serius pada kompetensi yang
dimiliki SDM yang dibawahinya.
Apabila
kita lebih mendalami lagi mengenai paradigma pemberdayaan SDM itu, maka cara
pandang seorang Manajer dititikberatkan pada:
1. Nilai
dasar dari SDM seperti kejujuran dan kerendahan hati
2. Keyakinan
dasar SDM bahwa pada dasarnya manusia itu adalah: a. Orang baik; b. Birokrasi
membunuh inisiatif SDM; c. Tugas manajer adalah menyediakan pelatihan, teknologi,
dan dukungan bagi SDM
3. Perilaku
SDM itu dirancang melalui sistem manajemen organisasi
Sementara
di pihak lain, paradigma pemberdayaan SDM dari sudut pandang SDM atau karyawan
meliputi beberapa hal, seperti:
1. Nilai Dasar SDM itu meliputi: a.
Kejujuran; b. Keberanian; c. Integritas; d. Mental berlimpah; e. Kesabaran
2. Keyakinan
dasar SDM, meliputi: a. Adanya kepercayaan manajer kepada SDM atau karyawan; b.
Kepercayaan itu hendaknya didasarkan pada kompetensi dan karakter dari SDM
3. Perilaku
SDM dirancang melalui sistem manajemen organisasi
Melalui
pemahaman yang diuraikan di atas, sepertinya sudah searah, sehingga memberikan
kemudahan bagi seorang Pemimpin untuk menangani pemberdayaan SDM itu dengan
baik. Oleh karena itu, sang Pemimpin harus berusaha dengan segala daya upaya agar
paradigma pemberdayaan SDM, baik dari kacamata manajer maupun dari kacamata karyawan,
menjadi budaya kerja yang dipraktekkan oleh SDM, dalam menjalankan berbagai
pelayanan yang dibutuhkan di usaha organisasi.
Harus
dipahami bahwa penggerak dan pemberi pelayanan kepada customer (pasien) itu adalah SDM organisasi. Pemahaman ini harus
menjadi pemicu bagi sang Pemimpin untuk memahami bahwa:
1.
Karyawan atau SDM itu selalu berinteraksi dengan pasien
2.
Karyawanlah yang mampu menerjemahkan tuntutan pasien ke dalam pelayanan
3.
Karyawanlah yang mengelola dan meng-improve
proses pelayanan
4.
Karyawanlah yang menangani pemanfaatan dari hasil kerjasama dengan para pemasok
5.
Karyawanlah yang menentukan dan menggunakan berbagai ukuran dalam pelayanan
6.
Karyawanlah yang dapat membandingkan proses pelayanan mereka dengan proses pelayanan
organisasi lain
7.
Karyawanlah yang memberikan kontribusi pelayanan kepada masyarakat
8. Karyawanlah yang mampu melaksanakan tugas lain, dan
yang dapat mengubah sebuah gedung yang hanya berisi peralatan menjadi sebuah
organisasi usaha yang berhasil
Dengan
demikian, pemberdayaan SDM dari sebuah organisasi merupakan pola pemikiran (mindset) yang mengusahakan sebuah
organisasi memiliki masa depan yang cerah, dengan mendorong pengelolaan
terhadap knowledge workers dan human assets. Artinya, sebagai pengelola
gugus kerja, harus mendorong SDM untuk dapat menerapkan knowledgenya pada setiap pelayanan yang diberikan, serta para manajer
mampu menerapkan knowledgenya pada
model pengelolaan SDM organisasi. Melalui paradigma pemberdayaan SDM ini, maka
seorang Pemimpin didorong untuk menaruh dalam benaknya, bahwa setiap SDM itu
adalah seorang leader juga, yang
mampu menerapkan knowledgenya pada
pelayanan yang diberikan.
Hal-hal
yang diamati terus oleh sang Pemimpin, yaitu komponen-komponen dari pemberdayaan
SDM di sebuah organisasi, yaitu: a. Kompetensi; b. Wewenang; c. Penghargaan;
dan d. Informasi. Berdasarkan komponen tersebut, maka pemberdayaan akan
memberikan hasil apabila SDM dapat: bisa mengikuti pelatihan, taat pada peraturan
yang sudah ada, dan jika SDM tidak patuh akan didenda atau dihukum. Bisa juga
memberikan semangat bagi SDM apabila dalam pekerjaannya tidak takut membuat
kesalahan, selalu membela kepentingan customer
(pasien).
Nah
. . supaya pemberdayaan SDM itu tepat bisa dilaksanakan dengan baik, bila pemberdayaan
itu menuruti perspektif customer, memenuhi
kebutuhan customer dengan cara
terbaik, memberikan solusi atas masalah pelayanan sesuai waktunya, memberi
dukungan atas wewenang SDM untuk bisa mengambil keputusan, informasi yang cukup
jelas, adanya pelatihan yang sesuai, dan memercayai staf lini depan untuk
berkreasi memberikan pelayanan istimewa kepada para pengguna pelayanan.
Alhasil
dari fokus pemberdayaan SDM ini, sang Pemimpin akan memeroleh hasil kinerja SDM
yang optimal pada pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Kinerja yang
optimal ini semata-mata bisa didapatkan, karena seluruh SDM organisasi telah
diberdayakan dengan cara yang baik. Oleh Karena itu, mantapkanlah manajemen
kinerja SDM itu, dengan menyelaraskan atau mengintegrasikan sasaran operasional
atau individual untuk mencapai efektivitas organisasional (Wibowo, 2014)
Inilah
yang menjadi fokus keberhasilan sebuah organisasi usaha yaitu menangani pemberdayaan
SDM yang ada dalam organisasi, sehingga mampu memberikan keberhasilan pada
pekerjaannya dengan baik. Dengan pemberdayaan SDM itu, SDM-lah yang menentukan
maju mundurnya sebuah organisasi usaha, karena SDM-lah yang memiliki kreativitas
dalam merespon berbagai perubahan yang sangat cepat ini. Selamat memberdayakan
SDM Anda agar mampu berkinerja optimal dalam organisasi Anda.
Post a Comment for "PEMBERDAYAAN SDM MENINGKATKAN KINERJA"