BANGUN NIAS BARAT DENGAN “JIWA WIRAUSAHA”
A.
PENGANTAR
Berdasarkan pantauan saya di daerah-daerah yang sudah
maju dan daerahnya cepat berkembang, memang Kepala Daerahnya tidak suka dengan pungutan
liar (pungli), dan tidak berkeinginan untuk melakukan korupsi (ber-KKN). Kepala
Daerahnya betul-betul bekerja hanya untuk membangun dan mengembangkan
kepentingan dan kebutuhan rakyatnya. Hasil kerja yang sukses dan berwujud baik
ini, dimulai dari pengimplementasian Visi dan Misi sebagai Kepala Daerah, terus
melakukan penjabaran Visi dan Misinya pada program kerja yang betul-betul
disenangi dan memberi hidup bagi rakyatnya. Mengapa disenangi oleh rakyatnya?
Karena yang dikerjakan oleh Kepala Daerahnya benar-benar menurut kebutuhan
rakyatnya.
Apabila mengangkat seseorang dalam sebuah jabatan,
yang dilihat bukan jumlah setoran
dari orang yang akan diangkat dalam jabatan, tetapi betul-betul didasarkan pada
kompetensi yang dimiliki berdasarkan tingkat pendidikan, kemampuan, dan atribut
personal dari orang itu. Tujuannya ya supaya orang yang diangkat itu mampu
bekerja dalam jabatannya dengan baik, dan semua Pejabat itu selalu berusaha
untuk memberikan pelayanan terbaik kepada rakyat di daerah itu.
Memang kebersihan itu datang dari diri sendiri dan
keluarganya, bagaikan orang mandi ya berusaha membersihkan diri sendiri dari
kotoran, sehingga hati senang dan semuanya hanya untuk kemuliaan nama Tuhan
yang kita sembah, dan terus berusaha mengagungkan namaNya melalui sikap dan
perbuatan diri sendiri. Sebetulnya bila kita semua hanya berusaha dengan cara
membayar orang agar senang kepada kita, itu yang sebetulnya sangat tidak benar,
karena bukan bersumber dari kemampuan kita dalam amanah yang sudah diberikan
Tuhan, tetapi hanya bersumber dari keinginan sebagai manusia ciptaan Tuhan,
yang tidak berpedoman pada upaya untuk mengikuti teladan yang sudah diberikan
Tuhan Yesus.
Beberapa hal yang bertentangan dengan iman sebagai
Kristen yaitu suka meminta Pungli bila ada pembangunan jalan dan jembatan
dan/atau pembangunan lain, suka minta Pungli bila orang diangkat dalam jabatan
(seperti Kepala Daerah Kabupaten Klaten, Jawa Tengah), suka memberi Sogokan
bila ada rencana kerja Kepala Daerah, supaya dapat disetujui anggota DPRD, suka
minta dilayani sebagai Bos bila ada lomba-lomba antar kecamatan, suka minta
Pungli atas dana desa, suka minta Pungli atas dan BOS, suka minta Pungli bila
mau dapat beasiswa, dan karakteristik kenakalan yang lain. Orang yang hanya
memikirkan diri sendiri melalui KKN, tidak akan bisa membangun daerahnya
menjadi sejahtera dan maju.
Apabila seorang Kepala Daerah sunguh-sungguh hanya
melakukan pekerjaannya semata-mata untuk mensejahterakan rakyatnya, pasti
perenungannya sebagai seorang Kepala Daerah akan memiliki jiwa wirausaha bagi
pemenuhan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya. Jadi pola pikirnya sangat
berbeda antara pemikiran yang hanya ber-KKN saja dengan pola pikir yang selalu
mementingkan kepentingan dan kebutuhan rakyatnya. Untuk menjadi orang yang
hanya bekerja demi rakyatnya, yah masih kita tunggu dan menunggu siapa orang
yan akan menjadi Kuda Hitam (di jawa
disebut “Satrio Piningit” = seorang Pemimpin yang diharapkan) di dalam membangun daerahnya untuk
menjadikan rakyatnya sejahtera di masa yang akan datang.
B.
BELAJAR
PADA MANTAN GUBERNUR DKI JAKARTA
Mari
kita lihat sepak terjang seorang mantan Gubernur daerah khusus ibukota (DKI)
Jakarta, yang sering disebut namanya BTP, setelah namanya diubah sendiri ‘dari
Ahok menjadi BTP’ hehehe. Hal pertama yang dilakukan BTP adalah:
1. Memberantas
masalah Pungli dan Korupsi
2. Membuat
E-Budgeting untuk mengusulkan
anggaran daerah DKI tahunan kepada DPRD DKI
3. Memilih
Pejabat-pejabat yang memiliki kompetensi dalam bidangnya, tanpa melihat
latarbelakang agama dan budayanya
4. Menyediakan
rumah hunian yang rapi dan bersih
5. Penerapan
pelayanan terpadu satu pintu di Kalurahan (Desa) dan Kecamatan
6. Pengurusan
sertifikat tanah hak milik, gratis
7. Sungai-sungai
dibersihkan
8. Bus
Trans Jakarta semakin rapi dan berbenah
9. Pembangunan
ruang terbuka hujau berupa taman bermain keluarga yang gratis
10. Penataan
harga pedagang di Monas dan tempat-tempat wisata
11. Memberantas
Pungli makam
Dan
hal-hal lain yang berguna dan bermanfaat bagi rakyatnya. Mantan Gubernur ini
sangat peduli pada rakyatnya, sampai-sampai berbagai keluhan dari rakyatnya
bisa langsung mengirim SMS/WA ke telpon Gubernur untuk menyampaikan keluhannya.
Bahkan rakyatnya bisa menemui di kantor pada pagi hari untuk menyampaikan
keluhannya.
C.
BELAJAR
PADA WALIKOTA SURABAYA
Walikota
Surabaya ini seorang perempuan yang sangat terkenal, namanya Ir. Tri
Rismaharini, MT. Sekarang masih menduduki Walikota Surabaya untuk peride ke-2.
Beliau ini sangat peduli pada rakyatnya. Kalau pas berkeliling di kota, selalu
membawa ‘peralatan tukang’ di bagasi mobilnya, seperti kalau banyak terdapat
sampah di jalan, lalu dibersihkan olehnya, tentu dibantu oleh pengawalnya. Jadi
rakyatnya menjadi terbiasa untuk membersihkan llingkungannya.
Yang
paling heboh pada waktu itu, Beliau menggerakkan masyarakat termasuk tentara
dan polisi beserta anak-anak sekolah untuk bersama-sama membersihkan sungai
yang mengalir di tengah kota sekian kilometer panjangnya. Bila terdapat
kemacetan panjang di lampu merah, lantas Beliau mengatur lampu hijau yang agak
lama melalui sistem informasi lalu lintas yang sudah dibuat, serta langsung
menelpon Kepala lalu lintas untuk segera mengatur lalu lintas yang baik.
Beberapa
program kerja yang dijalankannya, antara lain:
1. Meningkatkan
kesejahteraan rakyat Kota Surabaya
2. Memberikan
beasiswa, terutama bagi anak-anak yang ekonominya kurang mampu
3. Percepatan
kesejahteraan rakyat
4. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) seperti melahirkan banyak dokter dari
anak-anak yang berekonomi lemah
5. Pelatihan
kerja bekerjasama dengan perusahaan-perusahaan
6. Membangun
infrastruktur jalan termasuk membangun jalan lingkar Kota Surabaya
7. Memotivasi
pengembangan budaya asli dari suku-suku yang ada di Surabaya
8. Melakukan
pemetaan kemampuan daerah
9. Menentukan
prioritas yang akan dijalankan
D.
BELAJAR
PADA BUPATI KABUPATEN BANYUWANGI, JAWA TIMUR
Bupati
Kabupaten Banyuwangi bernama Abdullah Azwar Anas, M.Si. ini, seorang yang
sangat humble (rendah hati). Mau
bukti? Coba lihat dan baca buku saya yang diberi judul “Kepemimpinan di Daerah:
Ciptakan Terang Bagi Masa Depan Generasi Berikutnya”. Beliau itu tidak kenal
sama sekali sama saya, saya hanya pernah membaca semangat wirausaha Beliau
untuk mensejahterakan rakyatnya, dengan merubah keterkenalan Kabupatennya, yang
tadinya terkenal dengan kota Santet menjadi Kota Pariwisata, di Jawa Timur.
Lalu, saya kirim permintaan melalui Face
Book (FB) kepada Beliau supaya berkenan memberi kata pengantar pada buku
saya tersebut. Tidak lama kemudian
Beliau menulis kata pengantarnya pada buku saya itu dengan judul: Sebuah Daerah, Sebuah Kepemimpinan Kreatif.
Wow . . sangat bermakna sekali kata pengantar yang diberikan itu hehehe.
Dalam
kata pengantar yang diberikan, Beliau mengatakan bahwa Otonomi Daerah membuka peluang besar bagi pemerintah lokal untuk
menciptakan kreativitas dan kemandirian dalam menyejahterakan sosial-ekonomi
masyarakat. Di Kabupaten Banyuwangi, misalnya, pemerintah dan masyarakat
bersinergi membuat serangkaian kebijakan berbasis potensi lokal, untuk
menggerakkan perekonomian. Mulai dari seni-budaya, pariwisata, pertanian,
pendidikan, kesehatan, kependudukan, hingga infrastruktur digerakkan dengan
merangsang kreativitas warga. Bandara dibangun, jalan dibangun, seni-budaya
difestivalkan, destinasi wisata ditata, program beasiswa diluncurkan, fasilitas
kesehatan ditambah, dan pelayanan kependudukan dipermudah.
Program-program
yang dijalankan oleh Bupati Kabupaten Banyuwangi ini, memiliki perspektif yang
sangat menarik, yaitu “Inovasi dan Kolaborasi”. Berdasarkan perspektif yang
dimiliki ini, maka Beliau menelorkan beberapa program kerja, antara lain:
1. Peningkatan
kualitas sumber daya manusia (SDM) Kabupaten Banyuwangi
2. Peningkatan
akses pelayanan kesehatan ibu dan anak
3. Melakukan
perbaikan gizi masyarakat
4. Melakukan
pencegahan terhadap penyakit menular
5. Merubah
paradigma sakit ke paradigma sehat (datang ke rumah sakit/Puskesmas untuk
konsul supaya tetap sehat)
6. Menjadikan
Puskesmas sebagai mall orang sehat
7. Meningkatkan
relevansi konten pendidikan
8. Desa/Kecamatan
menyisir siswa yang terkendala bersekolah
9. Perluasan
program beasiswa
10. Melakukan
perbaikan iklim investasi
11. Perbaikan
pelayanan publik, seperti Program Smart Kampung dengan teraliri
internet
12.Pengelolaan
keuangan Desa melalui E-Monitoring System
untuk memantau perkembangan pembangunan Desa
13. Menggalakkan
terus Pariwisata, sekarang sudah memberikan hasil pada daerah sebesar Rp. 546
milyar/tahun.
E.
IMPIAN
PRESIDEN JOKOWI MEMBANGUN INDONESIA MENUJU ”MASYARAKAT MAJU”
1. Pembangunan
infrastruktur terus dilanjutkan, dengan membuat jalan yang menghubungkan
kawasan usaha mikro kecil menengah (UMKM), objek wisata, kuliner khas daerah,
kerajinan rakyat, perkebunan, persawahan, dan lain-lain
2. Prioritas
pembangunan SDM sejak dalam kandungan
3. Permudah
investasi untuk lapangan kerja
4. Reformasi
birokrasi, pelayanan yang dipermudah, dan dengan sistem pelayanan yang cepat
5. APBN
tepat sasaran, tidak boleh dikorupsi serta hanya untuk kesejahteraan rakyat
F.
KESIMPULAN
1.
Bertindak sebagai Pemimpin yang amanah dengan motto
”kerja, kerja, dan kerja”
2.
Bertindak sebagai Pemimpin yang tidak suka Pungli
atau KKN
3. Bertindak sebagai Pemimpin yang memetakan potensi
daerah dan menentukan prioritas pembangunan menurut kebutuhan rakyatnya
4. Bertindak sebagai Pemimpin yang memprioritaskan pembangunan
dan pengembangan Pariwisata serta Kelautan dan Perikanan, yang dapat
menjadi lokomotif pembangunan daerah
5. Bertindak sebagai Pemimpin pembelajar melalui
program kerja dari orang-orang yang sudah sukses membangun dan mengembangkan
daerahnya
6. Mendirikan lembaga ”Manajemen Talenta” di daerah
untuk memberi peluang kepada diaspora Kabupaten Nias Barat untuk memberikan
ide-ide dalam upaya memerbaiki perihal yang diperlukan rakyat Kabupaten Nias
Barat
Yogyakarta,
22 Juli 2019
-------------MZ------------
Post a Comment for "BANGUN NIAS BARAT DENGAN “JIWA WIRAUSAHA”"