MENANGANI HUMAS RS
PADA berbagai instansi pemerintah atau di
bidang usaha jasa perhotelan, kita sering mendengar bahwa di instansi tersebut
sudah memiliki organisasi hubungan masyarakat (Humas). Tugasnya antara lain,
bila ada hal-hal yang perlu dijelaskan kepada khalayak (masyarakat), petugas
Humas yang menyampaikannya kepada khalayak. Atau bila ada keluhan dari pengguna
pelayanan, petugas Humas-lah yang berusaha mencari akar permasalahan dari
keluhan itu dan menyampaikan sebuah informasi yang didapat dari yang dikeluhkan
itu sebagai jawaban atas keluhan dari pengguna pelayanan. Itu yang sering kita
ketahui.
Menurut Kasali (2000), Humas merupakan
seni untuk membuat organisasi anda disukai dan dihormati oleh karyawan, konsumen, para penyalur (supplier), komunitas, pers (pembentuk
opini), dan pemerintah. Agar pelayanan rumah sakit selalu disukai dan dihormati
oleh pelanggan yang disebut pasien, perlu selalu melakukan beberapa kegiatan,
antara lain: 1. Penyebaran berbagai informasi pelayanan rumah sakit kepada
khalayak; 2. Upaya untuk segera mengetahui mengenai respon khalayak terhadap pelayanan
rumah sakit; dan 3. Penyampaian respon secepat-cepatnya dari rumah sakit untuk
mengkelarkan isu-isu berupa keluhan yang berkaitan dengan pelayanan rumah
sakit.
Untuk mewujudkan pelayanan
rumah sakit yang disukai khalayak, tentu ada beberapa kegiatan yang akan
dilakukan Humas. Kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan Humas, antara lain: 1.
Meningkatkan awareness; 2. Menginformasikan sesuatu (produk, merek,
organisasi, aktivitas organisasi); 3. Mendidik pelanggan; 4. Membentuk
pemahaman atas produk dan organisasi; 5. Membangun trust dan
kredibilitas; 6. Memberikan alasan atau keyakinan tertentu bagi konsumen atau
pengguna pelayanan untuk melakukan pembelian; dan 7. Memotivasi akseptansi
pelanggan
Pertama,
kegiatan Humas dalam upaya peningkatan awareness
(kesadaran) masyarakat pada pelayanan yang ditawarkan rumah sakit kepada
masyarakat, dapat diartikan bahwa Humas akan melakukan hal-hal yang berkaitan
dengan timbulnya kebutuhan masyarakat pada kesehatan. Seperti bila seseorang
merasakan sakit kepala beberapa hari, didorong untuk segera melakukan
pemeriksaan diri kepada dokter rumah sakit, untuk mengetahui lebih dini penyebab
sakit kepala tersebut. Jangan tunggu sakit kepala tersebut menjadi lebih parah
atau mendatangkan penyakit lain, sebagai dampak dari menurunnya nafsu makan.
Hal-hal yang sangat perlu
diperhatikan di sini, yaitu adanya upaya-upaya dari Humas untuk mendorong
masyarakat mau memerhatikan kesehatannya lebih dini, untuk menghindari diri
dari penyakit yang lebih parah. Penyampaian informasi ini bisa dilakukan pada
berbagai instrumen, seperti talk-show
di televisi, press release di
berbagai harian, diskusi melalui siaran radio, pemasangan spanduk di
tempat-tempat strategis, pembuatan leaflet,
penjelasan dengan tulisan di kalender rumah sakit, atau pembuatan buku
informasi kesehatan, dan lain sebagainya.
Untuk pelaksanaannya
tentu dibuat seperti iven dalam tahunan (calendar
event) sehingga bisa diatur sedemikian rupa agar informasi dari rumah sakit
dapat terus menerus disampaikan kepada khalayak. Perlu diupayakan adanya
kepastian waktu mengenai berapa kali talk-show
dalam setahun, berapa kali press release
dalam setahun, berapa kali melaksanakan diskusi melalui radio, dan berapa
banyak spanduk, leaflet, kalender,
dan lain-lain. Lalu dibuatlah jadwal pelaksanaannya dalam setahun, dan demikian
selanjutnya. Jadi pelaksanaan tugas Humas dalam setahun sudah dapat tertata lebih
awal dengan baik dan bisa dipertanggungjawabkan.
Kedua,
kegiatan Humas dalam upaya menginformasikan sesuatu (produk, merek, organisasi,
aktivitas organisasi) kepada khalayak, dengan tujuan agar pelayanan rumah sakit
yang dikelola dapat disukai masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini tentu perlu
menjelaskan berbagai produk pelayanan rumah sakit yang ditawarkan kepada
khalayak.
Menurut Gitosudarmo
(2007), produk adalah segala sesuatu yang diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
manusia. Kuncinya disini yaitu produk jasa yang dihasilkan itu mampu memenuhi
kebutuhan pengguna produk. Pemahaman lain tentang produk dikemukakan oleh
Supriyanto dan Ernawaty (2010), produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada
orang lain (pasar) untuk memenuhi kebutuhannya. Ditawarkan berarti produk itu
merupakan produk yang tergolong baik dan tidak cacat, seperti praktek dokter
yang tidak tepat waktu dan atau visite dokter di ruang instalasi rawat inap
yang waktunya juga kurang jelas.
Sebagai produk yang
ditawarkan kepada masyarakat, maka produk pelayanan yang sudah tersedia di
rumah sakit perlu diinformasikan sebanyak-banyaknya kepada masyarakat. Tentu
Humas sudah mendalami keadaan setiap produk pelayanan yang ada di rumah sakit,
barangkali ada produk pelayanan yang siap
ditawarkan, produk pelayanan yang hanya
cukup ditawarkan, dan produk pelayanan yang belum siap ditawarkan. Bagi produk pelayanan yang memang sudah siap
ditawarkan, maka Humas segera bertindak untuk menawarkan produk pelayanan
tersebut, karena produk pelayanan itu telah memiliki daya manfaat (DM), daya
beda (DB), dan daya tarik (DT) yang lebih baik dibandingkan dengan produk pelayanan
yang sejenis di rumah sakit lain.
Daya manfaat (DM) dari
suatu produk pelayanan rumah sakit bisa dilihat pada praktek dokter yang berusaha
tepat waktu, pemberian perintah dari dokter untuk menggunakan produk pelayanan
lainnya seperti produk pelayanan instalasi laboratorium atau produk pelayanan instalasi
radiologi dalam upaya dokter untuk mengetahui kondisi penyakit pasien lebih
dalam, sehingga si dokter tepat dalam memberikan terapi. Hasilnya, si pasien
dapat segera sembuh dari penyakit yang diderita.
Suatu produk pelayanan
rumah sakit dikatakan memiliki daya beda (DB), bila produk pelayanan tersebut
dapat menghadirkan pelayanan yang tidak antri dalam mendapatkan sebuah pelayanan,
petugas di setiap produk jasa kesehatan tersebut selalu menampilkan senyum,
salam, dan sapa (S3) serta ramah dan komunikatif. Demikian juga produk pelayanan
yang menghadirkan daya tarik (DT) bisa dilihat pada pemberian pelayanan yang
cepat, dokter dan perawat menampilkan rasa empati, dokternya dan sumber daya
manusia (SDM) yang lainnya sangat komunikatif dalam menjelaskan penyakit yang
diderita pasien serta dukungan untuk bisa sembuh, lingkungan produk pelayanan
kelihatan bersih, serta uniform para
petugas kelihatan rapi, bersih, dan uniform
mereka hampir setiap hari ganti dengan model dan warna yang lain, serta tempat pelayanan
kepada pasien terasa nyaman dan aman.
Ketiga,
kegiatan Humas dalam upaya mendidik para pelanggan. Upaya-upaya yang dilakukan
Humas pada kegiatan ini dapat berupa penyampaian informasi agar pelanggan
berupaya memelihara dan menjaga kesehatannya serta memberikan pengarahan agar
kesehatan para pelanggan tetap dalam kondisi baik.
Untuk bisa mendidik pelanggan agar terus
berusaha memelihara dan menjaga kesehatannya, dapat dilakukan dengan penerbitan
majalah rumah sakit yang isinya bagaimana kita memelihara dan menjaga kesehatan
pribadi. Bisa juga dengan membuat leaflet
yang berisi tentang asupan gizi pada kesehatan, olahraga yang perlu dilakukan
sesuai kondisi kesehatan pasien. Bisa juga melakukan kegiatan seminar yang
bertujuan untuk mengajak para audiens agar selalu berupaya sehat serta berusaha
tetap memeriksakan kesehatannya melalui pelayanan check-up di rumah sakit. Jangan tunggu sampai sakit, tetapi
jemputlah kesehatan itu. Contoh lainnya seperti melakukan penyuluhan kepada
keluarga pasien yang sedang menunggu pasien untuk diinformasikan mengenai
gerakan-gerakan tertentu seperti senam penyakit jantung, senam hamil, senam
bagi berpenyakit gula, dan lain sebagainya.
Keempat,
kegiatan
Humas untuk membentuk pemahaman atas produk dan organisasi, bisa dilakukan
dengan penjelasan berbagai produk unggulan termasuk dukungan alat-alat canggih.
Kita ambil contoh, sebuah rumah sakit yang telah memiliki instalasi bedah
sentral termodern dengan bangunan beberapa lantai. Bisa menjelaskan mengenai
penggunaan kamar operasi di sana termasuk dokter bedah yang bisa memanfaatkan
instalasi bedah sentral tersebut. Bisa dokter dari rumah sakit atau dokter dari
rumah sakt lain atau dokter yang membawa pasien sendiri dari praktik dokter
pribadi.
Demikian juga dalam hal
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh rumah sakit selama ini. Humas mengungkapkan
berbagai kegiatan rumah sakit dalam upaya bahwa rumah sakit sangat peduli pada
kesehatan masyarakat. Kegiatan-kegiatan ini bisa disampaikan melalui press release, laporan wartawan. Contoh,
pelaksanaan kegiatan ceramah kesehatan di suatu wilayah tertentu, pelaksanaan
kegiatan keluarga berencana (KB), pelaksanaan kegiatan kesehatan bagi penunggu
pasien, dan sebagainya.
Kelima,
kegiatan
yang dilakukan Humas untuk membangun trust dan kredibilitas pelayanan
rumah sakit, dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan. Adanya testimoni para
pasien atas pelayanan sebuah produk yang telah di terima dari rumah sakit, atau
testimoni yang berasal dari tokoh masyarakat mengenai pelayanan rumah sakit yang
telah diterima selama ini. Tujuannya supaya pelayanan rumah sakit semakin
dipercaya oleh masyarakat.
Hal lain yang bisa
dilakukan oleh Humas, seperti pemberian informasi mengenai alat-alat yang baru
didatangkan oleh rumah sakit berkenaan dengan penegakkan diagnose dokter yang
tepat sehingga terapi yang diberikan dokter bisa memercepat kesembuhan pasien
dari penyakit yang diderita, informasi mengenai dokter baru dan
spesialisasinya. Bisa juga Humas memberikan informasi mengenai
penghargaan-penghargaan yang diterima rumah sakit selama ini, baik di bidang pelayanan
rumah sakit maupun di bidang lingkungan yang turut menyehatkan masyarakat.
Keenam,
kegiatan
Humas dalam upaya memberikan alasan atau keyakinan tertentu bagi
konsumen/pasien untuk melakukan pembelian (menggunakan pelayanan) rumah sakit,
bisa dilakukan dalam beberapa cara. Cara yang pertama dengan menyampaikan
informasi mengenai kecepatan pelayanan yang sudah menjadi budaya pelayanan di
rumah sakit, dan ini bisa dibuktikan sendiri oleh pasien pada waktu menggunakan
dan merasakan pelayanan di rumah sakit.
Cara yang kedua dengan
membudayakan kepada seluruh petugas (SDM rumah sakit) untuk selalu ramah dan
komunikatif dalam memberikan pelayanan kepada setiap pasien di rumah sakit.
Cara ketiga dengan mengusahakan SDM rumah sakit untuk selalu membudayakan
tampilan pelayanan yang menunjukkan adanya rasa empati atau tenggang rasa
kepada setiap pasien yang menggunakan pelayanan rumah sakit. Cara keempat
dengan melaksanakan lobi kepada instansi pemerintah dan swasta bahwa budaya pelayanan
rumah sakit kita, selalu berupaya menyesuaikan pelayanan yang diberikan sesuai
kebutuhan dan keinginan pasien dan calon pasien.
Harus dipahami bahwa
apabila seseorang sedang menderita suatu penyakit, sangat membutuhkan perhatian
dari orang lain. Hal inilah yang perlu dipahami oleh setiap SDM di rumah sakit.
Bila orang sedang sakit, tidak mengenal kaya atau miskin, tidak mengenal
jabatan, dan tidak mengenal orang terkenal atau tidak. Semuanya membutuhkan
sentuhan yang menggambarkan rasa empati.
Ketujuh,
kegiatan
Humas untuk memotivasi akseptansi pelanggan pada pelayanan rumah sakit,
merupakan usaha yang harus dimantapkan oleh Humas. Di sini Humas berusaha
selalu memonitor pelayanan yang sedang digunakan oleh pasien. Untuk
pelaksanaannya, secara sampling
memilih tempat pelayanan yang kebetulan banyak pasien pada hari itu. Hal-hal
yang bisa dilakukan berupa mendekati beberapa pasien rumah sakit dan menanyakan
mengenai harapan-harapan mereka pada pelayanan yang sedang mereka hadapi pada
hari itu. Umpamanya, apakah pelayanan rumah sakit kami sudah cocok dengan
keinginan bapak dan ibu? Apa yang menarik bagi bapak/ibu mengenai pelayanan
rumah sakit kami? Apa usulnya pada pelayanan rumah sakit kami, supaya kami bisa
memerbaiki pelayanan kami yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan bapak/ibu
di masa yang akan datang?
Apabila ada sumber
daya manusia (SDM) rumah sakit yang mengajak pasien-pasien untuk berdialog
mengenai kebutuhan mereka dan juga memberikan informasi tentang kebutuhan rumah
sakit, jurang hubungan pasien dan rumah sakit yang mungkin ada, bisa tertimbun kembali
sehingga bisa saling memberikan dan saling menerima. Hasil akhirnya adalah
pasien semakin merasa sebagai keluarga dari rumah sakit, yang secara tidak
langsung akan memikat hati para pasien, untuk tetap memercayai pelayanan rumah
sakit dan menjadi rujukan utama apabila mereka mau memelihara dan menjaga
kesehatannya. Penanganan Humas merupakan salah satu kegiatan dari Manajemen
rumah sakit untuk mewujudkan Humas sebagai salah satu instrumen untuk
melaksanakan pemasaran kegiatan pelayanan rumah sakit menjadi idola para pasien
dan mau berkunjung di pelayanan setiap produk jasa kesehatan yang dimilik rumah
sakit.
Post a Comment for "MENANGANI HUMAS RS"