Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BUTUH PEMIMPIN YANG MENGABDI



MENJELANG tahun 2020 mendatang, Republik Indonesia (RI) sebagai wadah masyarakat Indonesia, dihiasi dengan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di sebagian besar Kota dan Kabupaten di seluruh Indonesia. Semua orang yang mencalonkan diri untuk menjadi calon Walikota dan Kabupaten, ramai-ramai menyampaikan kata-kata yang enak didengar dan menyenangkan di hati, bahwa nantinya saya akan berjuang keras untuk mensejahterakan kehidupan masyarakat di daerah ini, karena itu PILIH SAYA! hehehe . . Dan kalau sudah terpilih, ternyata hanya MENGABDI PADA DIRI SENDIRI . .

Wow . . sangat menggiurkan dan sangat menjanjikan janji-janji calon Kepala Daerah, apalagi kalau Calon ini memberikan dana khusus untuk masyarakat pemilih. Hal ini bukan hal baru di suatu daerah yang memilih calon Walikota atau Bupati. Mereka merayu masyarakat pemilih untuk memilih dirinya, dengan menyediakan uang sekian ratus juta atau sekian milyar rupiah. Apa pengaruhnya bagi benak seorang calon yang bertindak dan bertingkah-laku seperti ini? Calon yang mengandalkan uang agar dirinya terpilih, dipastikan bila memimpin nanti pasti di benaknya akan mencari uang sebesar-besarnya dengan berbagai cara, agar sejumlah uang yang sudah duluan diberikan kepada masyarakat pemilih (money politic) bisa kembali minimal sebesar uang pelicin tersebut, atau kalau bisa akan berusaha untuk mendapatkan uang yang jauh lebih besar lagi hehehe.

Orang yang mengandalkan “uang” barangkali seperti kasus seorang Bupati di Klaten Jawa Tengah yang jenis kelaminnya seorang perempuan, yang ditangkap komisi pemberantasan korupsi (KPK). Kasus utamanya yaitu berusaha memungut sekian juta rupiah bila mau diangkat dalam suatu jabatan. Semakin tinggi eselon jabatannya ya uang sogokan yang didapat semakin besar, atau kalau ada pembangunan di daerah seperti pembangunan jalan/jembatan dan pembangunan yang lain, pasti sudah meminta sekian persen dari jumlah anggaran pembangunan. MENGERIKAN!!

Demikian juga yang terjadi kepada Bupati Kudus Jawa Tengah yang jenis kelaminnya seorang laki-laki, juga ditangkap KPK karena melakukan korupsi seperti yang dilakukan Bupati Klaten tadi. Mungkin baru beberapa orang saja yang bisa ditangkap, tetapi kalau diteropong pakai hati, pasti ada yang lain juga yang melakukan berbagai hal yang bertentangan dengan sumpah jabatannya sebagai seorang Bupati dan/atau Walikota. Pada hal sumpah jabatannya itu diucapkan kepada Tuhannya yang disaksikan oleh orang banyak, weleh . . weleh . .weleh.
Anda merasa sedih membaca berita yang disebutkan di atas? Sebagai manusia ciptaan Tuhan dan yang takut akan Tuhan, PASTI MERASA SEDIH. Mengapa orang yang seharusnya jadi panutan, malah Sangat Tega melakukan tindakan yang sangat ‘biadab’ ini. Apa dampaknya? Masyarakat yang dipimpin dipastikan tidak akan mendapatkan perbaikan ekonomi dan sulit sekali untuk maju. Mau tau contoh daerahnya? Ya ada dan banyak, tetapi mau menyebut nama daerahnya sampai ngngak enak dihati . . tapi ada yang berbisik-bisik bahwa daerah A atau daerah B itu sangat rakus, sampai-sampai kalau melihat ada peluang untuk medapatkan uang, wow . . matanya tiba-tiba berwarna  h i j a u  hehehe . .

Apabila kita berbicara mengenai seseorang yang mendapatkan amanah dalam jabatan sebagai Pemimpin, harapan masyarakat ya akan mengabdikan dirinya di daerah itu untuk MELAKUKAN PEKERJAANNYA YANG BERNILAI KEPADA RAKYAT YANG DIPIMPIN. Caranya memimpin ya betindak untuk selalu bersyukur kepada Tuhannya atas amanah yang sudah diterima, dan setelah menjadi Pemimpin ya mengabdilah kepada masyarakat yang telah memilih dirinya dalam jabatan Bupati dan/atau Walikota di daerah itu dan perbaikilah model ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, kata pengabdian ini menjadi sebuah pegangan yang harus diutamakan oleh Bupati dan/atau Walikota yang terplih untuk bertindak dan melakukan pekerjaannya sebagai Pemimpin.

Untuk itu, mari kita mendalami mengenai kata PENGABDIAN ini melalui contoh-contoh yang akan dipaparkan di bawah ini, antara lain:
1.      Pengabdian waktu menempuh pendidikan
Apa yang Anda lakukan pada waktu mengikuti pendidikan dari tingkat TK, SD, SMP, SMA/SMK, sampai perguruan tinggi? Anda menyediakan waktu untuk menjalani tingkat pendidikan yang ditempuh, Anda berusaha mengerjakan berbagai tugas yang diberikan  Bapak/Ibu guru/dosen, Anda berusaha mendapatkan nilai terbaik pada setiap mata pelajaran yang dipelajari, Anda berusaha memberikan hormat kepada guru/dosen, dan sebagainya. Jadi, yang Anda lakukan ini semata-mata sebuah pengabdian yang Anda usahakan tanpa campur tangan orang lain dan/atau orang tua yang membesarkan kehidupan Anda di dunia ini. Dan yang lebih utama ya karena adanya penyertaan Tuhan kepada Anda untuk bisa menjalani hidup ini sampai sekarang.
2.      Pengabdian kepada keluarga
Apa yang Anda lakukan pada tahap ini? Anda diberikan pengertian yang baik bahwa Anda mengabdi untuk mensejahterakan keluarga Anda (isteri dan anak), menjaga nama baik Anda dan keluarga, dan Anda pasti tidak mungkin melanggar norma-norma yang sudah terbentuk di masyarakat yang Anda pimpin.
3.      Pengabdian kepada Tuhan
Apa yang Anda lakukan kepada Tuhan Anda? Pasti sudah memahami bahwa diri Anda sejak lahir sampai tahap kehidupan Anda sekarang adalah merupakan berkat dari Tuhan. Anda sebagai ciptaan Tuhan. Bagaimana Anda mengikuti Tuhannya? Tekun beribadah untuk dapat mengikuti kehendak Tuhan atas diri Anda. Anda juga selalu rajin membaca buku agama Anda untuk mengetahui mana yang disebut perbuatan baik dan mana yang disebut perbuatan yang kurang baik.
Saya percaya bahwa Anda sebetulnya seorang insan yang baik, hanya saja Anda tergoda dengan pengaruh-pengaruh lain yang berhembus di diri Anda, sehingga Anda lupa pada Tuhannya sejak Anda di amanahkan menjadi seorang Pemimpin dan yang memiliki kewenangan untuk memberi keputusan pada bidang yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Nah, disinilah kelemahan yang dimiliki manusia yang tidak kuat untuk menahan serangan angin yang sedang berhembus. Karena itu, mengabdilah kepada Tuhan. 
4.      Pengabdian kepada Negara
Anda mencalonkan diri menjadi Bupati/Walikota di daerah, berarti Anda telah bersedia menjadi pejabat Negara RI. Sebagai pejabat Negara ya bersedialah menjadi Pemimpin yang mengabdikan dirinya hanya untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat yang Anda pimpin. Bagaimana cara Anda mengabdi? Bertindak benarlah untuk mensukseskan Visi dan Misi Anda, sesuai janji-janji yang disampaikan pada waktu melakukan kampanye yang berapi-api pada waktu itu. Anda sekarang sudah dipilih oleh masyarakat di daerah untuk menjadi seorang Bupati dan/atau Walikota, karena itu sudah waktunya berjuang keras untuk membawa masyarakat sejahtera, maju dan adil makmur.

Setelah Anda terpilih sebagai Bupati dan/atau Walikota, harus bekerja keras untuk memberikan nilai kepada orang banyak. Bertindaklah seperti AHOK (BTP) dan JOKOWI. Anda dipilih masyarakat berarti Anda dipercaya oleh orang banyak untuk membawa mereka menuju masyarakat yang diidam-idamkan oleh mereka yaitu maju, adil dan makmur. Anda permudah masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang cepat, mudah berusaha, mudah mendapatkan pendidikan, mudah mendapatkan kesehatan, mudah mendapatkan listrik, mudah mendapatkan air bersih, mudah bersilaturahmi, dan mudah untuk menduduki sebuah jabatan yang berbasis pendidikan dan kompetensi.

Sebagai calon kepala daerah yang dicalonkan oleh partai politik tertentu, partai politiklah yang berusaha mencari calon terbaik untuk masyarakat. Sudah bukan waktunya lagi untuk selalu mencari setoran yang banyak dari calon yang diajukan. Jangan seperti partai politik yang menjagokan Bupati di Kabupaten Kudus Jawa Tengah itu. Sudah tahu bahwa calon Bupati yang diusulkan pada waktu itu pernah dipenjara, tetapi kok nekat mencalonkan lagi. Setelah mengusungkan calonnya untuk menjadi calon Bupati dan akhirnya bisa menang, apa yang terjadi sekarang?. Setelah memegang jabatan Bupati definitif, malah melanjutkan karakternya menjadi seorang yang korupsi lagi. Namanya pernah korupsi ya korupsi lagi, walau sudah pernah dipenjara. Ternyata setelah kembali menjadi Pemimpin di daerah dan barangkali ada permainan uang ya hasil kerjanya seperti sekarang, korupsi lagi . . MENGERIKAN . .

Oleh karena itu, dimohon kepada partai yang mencalonkan Bupati/Walikota pada tahun 2020 mendatang, supaya dapat bertindak hati-hati dalam memilih calonnya. Perhatikanlah nasib rakyat yang ingin maju, adil dan makmur. Pentingkanlah syarat yang dapat memimpin daerah itu sebagai pengabdi yang tulus untuk memajukan kehidupan masyarakat yang memiliki kedaulatan dalam Pilkada itu, untuk mampu memilih calon yang rekam jejaknya termasuk baik dan dapat memenuhi kepentingan dan kebutuhan masyarakat selama menjadi seorang Pemimpin yang Mengabdi. Semoga . .  

Post a Comment for "BUTUH PEMIMPIN YANG MENGABDI"