PILAR PELAYANAN RUMAH SAKIT YA SDM
KALAU
Anda membangun sebuah bangunan, pasti berusaha membangun beberapa pilar, agar
bangunan yang dibangun itu menjadi kokoh dan kuat. Pilar adalah tiang yang
digunakan sebagai penguat dalam sebuah bangunan. Contohnya seperti pilar
jembatan.yang merupakan pondasi inti yang terletak di bagin tengah, yang
memiliki fungsi sebagai penahan atau penguat sebuah jembatan, agar kokoh
sehingga tidak goyah pada waktu dilewati kendaraan yang berat dengan bobot
tertentu. Silahkan bayangkan sebuah jembatan tanpa pilar, pasti jembatan itu mudah
rusak atau cepat roboh . . Dengan demikian, pilar sebuah bangunan akan
menentukan kuat dan kokohnya suatu bangunan.
Demikian
halnya kalau mau membangun pelayanan rumah sakit yang baik dan berkualitas.
Sebagai organisasi yang menghasilkan produk jasa kesehatan, rumah sakit pasti banyak
mempekerjakan sumber daya manusia (SDM), sehingga banyak diistilahkan bahwa rumah
sakit itu padat “tenaga kerja”. Kalau ditelisik lebih jauh lagi, tenaga kerja yang
banyak itu terdiri dari tenaga-tenaga yang sudah memiliki kompetensi dan
seyogyanya profesional dalam tugasnya, seperti perawat, bidan, dokter, dan
tenaga kesehatan lainnya. Jadi kokohnya pelayanan rumah sakit Anda ya karena
sudah ada pilarnya, yaitu SDM.
Sebagai
sebuah lembaga yang memberi pelayanan kesehatan, yang banyak dilayani oleh SDM yang
sudah memiliki kompetensi dan profesional, sudah waktunya Manajemen rumah sakit
membangun dan menangani hal-hal yang berkaitan dengan SDM itu secara
profesional juga, khususnya di bidang manajemen SDM. Pertanyaan yang bisa
muncul dari uraian di atas, apakah sudah membangun pilar pelayanan rumah sakit
Anda?
Ternyata
kondisi SDM Anda
saat ini baru menjadi sebuah bangunan tembok saja, belum membangun pilar, yang
mengokohkan organisasi pelayanan rumah sakit Anda. Untuk sebuah
organisasi-di bidang
pelayanan kesehatan apapun organisasinya, teramati
bahwa kadang atau sering dipandang SDM itu hanya sebelah mata saja atau hanya sebagai pelaksana
kerja pelayanan saja, bahkan yang sangat fatal adalah SDM itu diperlakukan sebagai biaya. Wow . . SDM sangat dianaktirikan. Tetapi kalau
dianalisis lebih mendalam dan mampu
memahaminya
dengan betul, SDM itu
sebetulnya merupakan penentu kesuksesan sebuah organisasi pemberi pelayanan dan/atau merupakan pilar utama yang harus sangat kokoh,
sebagai pemberi pelayanan di rumah sakit di
dalam menghadirkan berbagai pelayanan yang harus berkualitas kepada setiap pasien rumah
sakit.
Anda
bisa memerhatikan sepak-terjang sang Menteri Kelautan dan Perikanan
Susi Pudjiastuti.
Beliau bisa berbuat banyak dalam pekerjaannya kearah yang lebih
baik, karena menguasai betul
bidang itu. Mau
contoh yang lain? Dahlan Iskan sang
wartawan senior itu bisa dijadikan contoh, baik sewaktu Beliau menjadi
Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN) maupun pada waktu Beliau menjadi
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) pada era Susilo Bambang Yudhoyono (SBY)
sebagai Presiden Republik Indonesia (RI). Dahlan Iskan sangat memahami bidang tugasnya dan mampu
melaksanakan manajemen organisasi dan operasionalnya, serta menumbuhkan
semangat kerja dan kreativitas bagi para stafnya. Jadi
keberhasilan suatu organisasi sangat ditentukan dan bergantung pada SDM-nya, baik sebagai Pemimpin dan/atau
Manajer maupun sebagai Staf.
Dengan demikian, seharusnya SDM
rumah sakit itu bisa tampil beda. Mengapa? Karena
SDM bukan lagi hanya sebagai ”pendukung” dalam pelayanan rumah sakit, tetapi
sudah menjadi SDM sebagai penentu atau ”penggerak” pelayanan rumah sakit. Tanpa
SDM, pelayanan rumah sakit tidak bisa berjalan dengan baik dan
berkualitas, dan tanpa SDM alat apapun
yang mendukung pelayanan rumah sakit, tidak dapat berfungsi baik (man behind the gun).
Kalau kita mengamati secara mendalam mengenai SDM sekarang atau
sebelumnya, peran dan fungsi SDM itu hanya dianggap sebagai pendukung. Nah,
apabila SDM dimanifestasikan ”sebagai pendukung” saja, maka pandangan Manajemen
rumah sakit (baca: Pimpinan rumah
sakit) terhadap SDM hanyalah sebagai: 1. Salah satu sumber daya
rumah sakit; 2. Biaya rumah sakit; dan 3. Pekerja di rumah sakit.
Kalau Manajemen hanya memandang SDM sebagai pendukung
dalam pelayanan rumah sakit, maka sangat wajar bila SDM itu diperlakukan: 1.
Hanya seorang penerima gaji atau upah; 2. Hanya sebagai pekerja yang
ditempatkan dalam jabatan menurut selera Manajer; 3. Selalu mengalami kesulitan
bila mau menambah pengetahuan
atau studi lanjut; 4. Selalu mengalami kesulitan bila mengurus penyesuaian
ijazah dari tingkat pendidikan terakhir (sesuai kompetensi yang dimiliki); 5. Selalu
mengalami keterlambatan dalam hal penyesuaian kenaikan pangkat atau kenaikan
berkala; 6. Penilaian prestasi SDM
hanya dilakukan seadanya; 7. Disiplin kaku; 8. Banyak didiamkan; dan 9. Sering
mendapat amarah. Hal-hal yang disebutkan di atas, seharusnya terjadi pada waktu
dulu, atau istilah lain menurut iklan permen kopi ‘kino’ sebagai pendatang baru
sekaligus berkeinginan mengalahkan merek permen kopi yang sudah eksis lebih
dulu dengan membuat slogan: yang ini Kino, yang itu Kuno! hehehe.
Kalau model Manajemen SDM dulu disebut kuno maka sekarang seharusnya disebut kino.
Makna ‘kino’ di sini adalah perlakuan Manajemen terhadap SDM dimanifestasikan ”sebagai penggerak”. Dan bila Manajemen rumah sakit memandang SDM
sebagai penggerak dalam pelayanan rumah sakit, maka pandangan Manajemen terhadap SDM
rumah sakit merupakan: 1.
Sumber daya utama rumah sakit
(pilar); 2. Mitra kerja dari Pemimpin dan para Manajer; dan 3.
Sebuah investasi rumah sakit.
Berdasarkan pandangan Manajemen pada SDM rumah sakit sebagai penggerak, maka
perlakuan terhadap SDM seharusnya: 1. Pemberian gaji yang diterima SDM
merupakan sebuah penghargaan; 2. Sumber daya manusia (SDM) diberi pekerjaan
sesuai kompetensinya; 3. Selalu dimotivasi untuk meningkatkan pengetahuannya atau studi
lanjut; 4. Kenaikan pangkat atau berkala tepat waktu; 5. Penilaian kinerja ada
sistemnya; 6. Disiplin yang bertanggungjawab; dan 7. Sumber daya manusia (SDM)
sering diajak brainstorming (curah
pendapat) oleh
Manajemen rumah sakit.
Oleh karena itu, SDM sebagai pilar pelayanan di rumah
sakit, harus didorong
untuk mampu melakukan perubahan-perubahan pada dirinya dan pada kariernya, terutama
dalam hal pola pikir dan pola bertindak. Pola pikir SDM diarahkan untuk
meningkatkan terus menerus pengetahuannya pada pekerjaannya dan sekaligus
melakukan perbaikan, serta pola bertindak dalam pelayanan bagaikan orang yang
selalu haus akan berita sukacita yang ingin cepat-cepat disampaikan kepada
pasien dan sesama.
Sampaikanlah berita sukacita pelayanan Anda sebagai SDM
rumah sakit melalui pelayanan
dengan senyuman di bibir, sapa pasien dengan sukacita, serta
berusaha mendengar keluhan pasien dengan rona muka yang menunjukkan keramahan.
Kalau kita pernah mendengar istilah standar pelayanan minimal (SPM), maka dalam
hal ini dapat dilaksanakan pemberian pelayanan yang minimal kepada pasien yaitu
SDM menampilkan senyum, salam, dan sapa (S3).
Beri ucapan banyak terima kasih kepada pasien dan
keluarganya, yang telah
berkenan menyampaikan keluhan atau saran kepada pemberi pelayanan di rumah
sakit. Mengapa hal itu dilakukan? Karena dengan adanya keluhan atau saran dari
pasien atau keluarga pasien, menunjukkan bahwa pekerjaan yang sedang diemban
SDM rumah sakit dalam memberikan pelayanan kepada pasien, masih terdapat kekurangan. Bahkan pelayanan yang
diberikan kepada pasien, masih
belum sesuai
dengan harapan dan kebutuhan pasien.
Dengan kondisi seperti itu, maka pelayanan kita tentu
terbuka peluang untuk melakukan perbaikan-perbaikan, sehingga menjadi lebih
baik di masa yang akan datang. Perbaikan yang dilakukan SDM pada pelayanan
rumah sakit, merupakan sebuah kabar sukacita bagi SDM rumah sakit. Kehadiran
sukacita ini sebagai respon SDM atas keikhlasan pasien dan keluarganya berkenan
menyampaikan berita perbaikan pelayanan melalui pemberian saran atau komplain
pasien terhadap tampilan pelayanan di rumah sakit kita. Atas dasar berita dari
pasien ini, mestinya rumah sakit memikirkan sebuah penghargaan kepada pasien
yang berkenan menyampaikan saran atau keluhan. Melalui saran dan keluhan
merekalah, pelayanan rumah sakit berubah menjadi semakin lebih baik.
Perbaikan-perbaikan yang dilakukan SDM rumah sakit, baik
di dalam bertindak maupun di dalam berpikir, memang harus didukung terus oleh
Pemimpin dan para Manajer di lingkungan rumah sakit. Dukungan yang diberikan
Pimpinan kepada SDM rumah sakit, tidak cukup hanya dalam bentuk kata-kata saja,
tetapi dalam bentuk tindakan.
Tindakan Pimpinan rumah sakit di sini, bisa berupa
promosi dalam jabatan. Bisa juga Manajemen memberikan peluang untuk studi lanjut, atau short cource, mengikuti in house training (IHT) atau pemberian waktu bagi SDM dan
keluarganya untuk
melakukan rekreasi di tempat tertentu dengan biaya dari rumah sakit, hehehe.
Untuk itu kepada Pemimpin dan para Manajer di lingkungan
rumah sakit, disarankan supaya selalu berupaya mendukung SDM rumah sakit.
Dukunglah SDM rumah sakit sebagai pilar pelayanan rumah sakit, minimal dengan melaksanakan manajemen 1
menit.
Salah satu aksi di dalam mempraktikkan pelaksanaan
manajemen 1 menit di pelayanan rumah sakit yaitu Pemimpin menepuk bahu
SDM sebagai staf dan katakanlah
kepada SDM rumah sakit bahwa Anda pada hari ini telah bekerja sangat baik atau
senyuman Anda sangat menawan hati pasien, dan seterusnya. Dengan tindakan
manajemen 1 menit saja, SDM sudah merasa bahagia dalam melakukan pekerjaan.
Dalam hati SDM, Pemimpin saya ini selalu memerhatikan pekerjaan saya
sehari-hari, sehingga dengan demikian dapat memberikan semangat terus bagi SDM, untuk
melakukan pekerjaan yang semakin baik dan semakin berkualitas.
Sebagai Pemimpin dari sebuah rumah sakit, jelaskanlah
visi dan misi rumah sakit serta misi gugus kerja atau program kerja yang akan
dilaksanakan, kepada SDM
rumah sakit dan gugus kerja di rumah sakit, termasuk cara-cara pencapaiannya.
Ciptakanlah iklim kerja yang kondusif bagi setiap SDM rumah sakit serta
berikanlah reward (insentif) sesuai
besar kecilnya kinerja yang telah dicapai oleh setiap SDM rumah sakit.
Dan pesan terakhir kepada Pemimpin dan para Manajer di lingkungan rumah sakit, doronglah SDM
rumah sakit Anda supaya bisa tumbuh dan memiliki sifat-sifat gembala, kreatif
dan inovatif dalam menunaikan pelayanan kepada setiap pasien rumah sakit. Kepada SDM
rumah sakit, kami sampaikan selamat menunaikan tugas sekaligus sampaikanlah
berita sukacita pelayanan Anda kepada setiap pasien dan keluarganya, dan
jadikanlah pelayanan rumah sakit Anda menjadi pilihan utama calon pasien dan
keluarganya di masa yang akan datang.
Post a Comment for "PILAR PELAYANAN RUMAH SAKIT YA SDM"