BUDAYA KERJA PADA ERA PELAYANAN YANG BERKUALITAS
KALAU
kita perhatikan tampilan pelayanan dari setiap rumah sakit pada waktu sekarang,
gambaran pelayanan dari setiap produk jasa pelayanan itu bisa dikatakan hampir mirip
semuanya. Belum tampak adanya tampilan pelayanan yang sepertinya merupakan karakter
pelayanan rumah sakit. Pada hal setiap rumah sakit itu telah memiliki visi dan
misi dalam menunaikan tugas pelayanan di tengah-tengah masyarakat pengguna
produk jasa kesehatan. Mengapa penjabaran visi dan misi dari rumah sakit itu,
belum bisa didaratkan menjadi sebuah nilai
pelayanan dari sebuah rumah sakit?.
Sebagian
besar dari Manajemen rumah sakit hanya bisa merumuskan pernyataan visi dan misi
rumah sakit yang menggelegar, tetapi belum banyak yang bisa menjabarkannya ke dalam
perilaku kerja sumber daya manusia (SDM) rumah sakit. Ada lho sebuah rumah
sakit yang merumuskan visinya, yaitu menjadi
rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan yang berkualitas dan diandalkan di daerah
ini. Setelah dinyatakan menjadi rumusan visi rumah sakit, apa yang akan
terjadi kemudian? Menurut informasi yang disampaikan beberapa teman, bahwa
pelayanan rumah sakit itu, yah . . biasa-biasa saja seperti pelayanan rumah
sakit pada umumnya. Kata iklan zaman dulu, masih kuno belum kino hehehe.
Melalui
kondisi pelayanan rumah sakit yang seperti ini, apakah ada budaya kerja baru dalam
pelayanan SDM rumah sakit? Berdasarkan penuturan teman tadi, sepertinya belum
kelihatan perkembangannya pada tampilan pelayanan SDM di rumah sakit.
Seakan-akan visi dan misi rumah sakit cukup ditempel di dinding rumah sakit
yang dapat dilihat oleh umum, dan pemaknaan visi dan misi itu belum dijlentrehna
(dijelaskan) ke dalam budaya SDM waktu menunaikan pelayanannya kepada pasien
yang membutuhkan pelayanan. Mengapa hanya bisa menempelkan visi dan misi rumah
sakit itu di dinding rumah sakit? Karena dukungan dan dorongan dari sang
Pemimpin rumah sakit, belum melakukan perenungan secara mendalam untuk menindaklanjuti
penjabaran visi dan misi itu, ke dalam perilaku SDM pada waktu menunaikan
pekerjaan pelayanannya kepada pasien rumah sakit.
Mari
kita lihat visi rumah sakit lain yang tidak kalah heboh, yaitu menjadi rumah sakit yang unggul di tingkat
wilayah Asia. Wow . . visi rumah sakit ini sangat menggelegar juga hehehe. Pertanyaannya
adalah apa saja pelayanan yang dikatakan unggul dari pelayanan rumah sakit yang
ada di Korea, Jepang, China, dan Negara yang lain? Kalau dipikir-pikir ya
minimal memiliki keunggulan dari segi bahasa, yaitu SDM-nya pintar-pintar
berkomunikasi dalam bahasa Korea atau Jepang hehehe. Barangkali kualitas
pelayanan dokternya juga sudah bisa menyamai atau setingkat bahkan melebihi
pelayanan dari dokter luar negeri. Contoh sebuah keunggulan dari pelayanan
rumah sakit seperti metode cuci otak Dokter Terawan Agus Putranto, mantan
Kepala Rumah Sakit (RS) Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, di Jakarta. Metode
cuci otak Dokter Terawan ini kelihatannya sudah mendunia, bahkan menurut
informasi dari beberapa media yang dapat dipercaya bahwa metode cuci otak
tersebut sudah dipratekkan di Negara Jerman.
Pertanyaan
selanjutnya yang harus dijawab adalah apakah masyarakat pengguna produk jasa
itu sudah mengenal kelebihan rumah sakit yang telah mendeklarasikan visi rumah
sakitnya? Kepada para Pemimpin rumah sakit, silahkan melakukan perenungan dan perhatikanlah
budaya kerja SDM rumah sakitnya, yang diilhami oleh visi yang sudah dinyatakan
tersebut. Kalau bisa, jangan bawa-bawa gelar akademik yang sudah sangat tinggi
itu dan/atau menyebut jabatan di birokrasi yang sudah tinggi pula. Disarankan kepada
sang Pemimpin, cobalah baca beberapa kali rumusan visi dan misi rumah sakitnya,
dan pikirkan bagaimana penjelasan penjabarannya dalam perilaku SDM, di saat memberikan
pelayanan kepada pasien rumah sakit. Apakah visi dan misi rumah sakit Anda sudah
membumi dan tampil dalam budaya kerja baru SDM, di setiap pelayanan SDM rumah
sakit pada waktu memberikan pelayanannya kepada pasien-pasien rumah sakit?.
Visi
dan misi sang Pemimpin sebaiknya cukup berjangka waktu 5 (lima) tahun saja atau
selama menjabat sebagai Pemimpin di rumah sakit. Sebagai Pemimpin, seharusnya
berusaha membumikan visi dan misi itu pada pola pelayanan yang dilakukan SDM
rumah sakit sehari-hari. Kalau sudah
bisa menjadi budaya kerja pada SDM rumah sakitnya, akan berkembang sendiri menjadi karakter pelayanan di rumah
sakit sang Pemimpin. Karakter SDM rumah sakit inilah yang dapat menggambarkan
ciri khas pelayanan setiap rumah sakit. Untuk diketahui bahwa karakter itu
merupakan sifat batin yang memengaruhi segenap pikiran, perilaku, budi pekerti,
dan tabiat yang membedakan seseorang dengan orang lain (Wikipedia). Artinya,
karakter pelayanan rumah sakit sudah tergambar dalam budaya kerja SDM rumah sakit.
Budaya
kerja merupakan penciptaan nilai-nilai yang dijadikan gambaran kebiasaan dalam
pelayanan, yang tercermin pada perilaku SDM rumah sakit pada waktu menunaikan pekerjaan pelayanannya
kepada pasien rumah sakit. Bagaimana menciptakan budaya kerja SDM rumah sakit?
Rumuskanlah pokok-pokok pikiran yang menjelaskan secara detail dari visi dan
misi rumah sakit itu. Umpamanya, visi
rumah sakit adalah menjadi rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan yang
berkualitas dan diandalkan di daerah ini. Kalau visi rumah sakit seperti
yang sudah disebutkan di atas, maka jabarkanlah dan jelaskan pokok-pokok
pikiran yang menggambarkan visi rumah sakit itu, sehingga seluruh SDM rumah
sakit dapat mengerti dan memahaminya dengan baik.
Barangkali
pokok-pokok pikiran dari visi rumah sakit tersebut, bisa dijabarkan sebagai
berikut:
1. Pemberi
pelayanan ya SDM rumah sakit. Artinya, SDM rumah sakit sebagai “man behind the gun” itu merupakan
penentu keberhasilan pelayanan rumah sakit ke depan.
2. Pelayanan
yang berkualitas adalah pelayanan yang diberikan kepada setiap pasien rumah
sakit menurut ketentuan komisi akeditasi rumah sakit (KARS), sesuai tugas dan
tanggungjawabnya di rumah sakit, sehingga pasien yang dilayani merasa berada
ditengah-tengah keluarganya.
3. Pemberian
pelayanan yang berkualitas akan bisa diwujudkan apabila Manajemen rumah sakit
berupaya meningkatkan kompetensi SDM rumah sakit, sehingga mampu memiliki
pengetahuan dalam memberikan pelayanan terbaik kapada pasien, yang berada di
atas harapan pasien rumah sakit.
4. Pelayanan
yang diandalkan adalah merupakan bentuk pelayanan SDM yang berkesan di hati
para pasien rumah sakit.
Apabila
direnungkan dan dibudayakan dalam pekerjaan SDM rumah sakit, maka bisa
dikembangkan dalam karakter SDM dan berfokus pada:
1. Budaya
mutu, berkaitan dengan pemberian pelayanan yang berkualitas kepada pasien.
2. Budaya
keluarga, berkaitan dengan pemberian pelayanan yang dirasakan pasien
seakan-akan berada di rumah sendiri.
3. Budaya
silaturahmi pasien, berkaitan dengan pemberian pelayanan yang berkesan.
4. Budaya
komunikasi, berkaitan dengan pemberian pelayanan yang berkesan.
5. Budaya
informasi, berkaitan dengan pemberian pelayanan yang berkesan.
Ke-5
hal di atas, hendaknya dikembangkan dan dibudayakan dalam perilaku kerja SDM
rumah sakit. Pada pelaksanaan budaya kerja baru ini, seyogyanya dimonitor terus
oleh manajer dari masing-masing gugus kerja. Hal ini dimaksudkan supaya SDM
rumah sakit bertransformasi ke dalam suatu budaya kerja, yang akan menjadi ciri
khas dari pelayanan rumah sakit. Karena itu, Direktur rumah sakit harus terus
memberikan briefing (pengarahan) kepada
SDM rumah sakit, termasuk sering berdiskusi dengan para manajer, serta meminta
laporan tertulis setiap 3 (tiga) bulan dari setiap manajer gugus kerja, sebagai
bahan penanganan dan perbaikan pada pelaksanaan budaya kerja SDM ini.
Pelaksanaan
budaya kerja yang akan ditampilkan oleh setiap SDM rumah sakit, memang bukan
hal yang mudah untuk diterapkan oleh banyak SDM rumah sakit. Tetapi sebagai
budaya baru SDM di dalam memberikan pelayanan kepada pasien, harus mendapatkan
pengawalan terus dari Manajemen rumah sakit, beserta para manajer gugus kerja
yang terdapat di rumah sakit. Memang pada awalnya mungkin semua merasakan bersakit-sakit
lebih dahulu, tetapi pada waktunya akan bersenang-senang kemudian. Kesenangan
ini akan timbul pada waktu mulai bisa dipercaya pasien dan/atau calon pasien
pada pelayanan rumah sakit Anda.
Andai
sudah mendapatkan kepercayaan pasien terhadap pelayanan yang sudah dibudayakan oleh rumah sakit, dengan sendirinya akan
terjadi word of mouth marketing
(pemasaran dari mulut ke mulut), yang berefek pada meningkatnya jumlah
kunjungan pasien di rumah sakit. Bisa kunjungan pasien datang sendiri ke rumah
sakit, bisa pasien kiriman dari tenaga medis (dokter, perawat, bidan), dan bisa
juga pasien rujukan dari lembaga kesehatan yang lain.
Oleh
karena itu, budayakanlah perilaku kerja dari SDM rumah sakit Anda sesuai visi
dan misi sang Pemimpin, yang nantinya bisa menjadi ciri khas pelayanan rumah
sakit Anda. Apabila sudah menjadi ciri khas pelayanan rumah sakit Anda, dapat
dipastikan tidak akan mudah digoyang oleh lembaga kesehatan yang baru. Mengapa
pelayanan rumah sakit Anda kelihatan kokoh? Karena sudah sangat dikenal oleh
pasien dan/atau calon pasien rumah sakit Anda. Artinya, tidak mudah pasien lari
ke lain hati, meskipun sudah banyak lembaga kesehatan baru tersebut di daerah
Anda. Lembaga kesehatan yang baru itu baru memulai, sementara pelayanan rumah
sakit Anda sudah menjadi kokoh dalam budaya pelayanan yang telah menjadi ciri
khas pelayanan rumah sakit Anda.
Post a Comment for "BUDAYA KERJA PADA ERA PELAYANAN YANG BERKUALITAS"