Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PEMAJUAN KESEHATAN MASYARAKAT BASISNYA MANAGERIAL

 

BANYAK Lembaga/instansi yang bergerak di bidang kesehatan masyarakat, dengan tujuan untuk membantu warga masyarakat dapat memiliki derajat kesehatan yang baik. Sehat dapat dipahami sebagai keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang bisa hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Artinya, bila seseorang kurang sehat berarti tidak dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Oleh karena itu, warga masyarakat yang kebetulan terganggu kesehatannya dan/atau menginginkan hidup sehat, dapat dipastikan akan berusaha mengunjungi tempat yang dapat memberikan keadaan sehat pada dirinya di Lembaga kesehatan seperti Puskesmas, rumah sakit umum, rumah sakit khusus atau tempat praktek mandiri seperti dokter, perawat, dan bidan.

 

Untuk menjalankan usaha kesehatan kepada warga masyarakat, tentu membutuhkan seorang Pemimpin untuk menjalankan organisasi usaha tersebut, dengan harapan akan mampu memajukan dan mengembangkan usaha kesehatan tersebut di masa yang akan datang. Nah . . seseorang yang ditunjuk dalam jabatan sebagai Pemimpin organisasi kesehataan masyarakat tersebut, diharapkan memiliki kemampuan dalam hal memanajemeni (melaksanakan manajemen) pekerjaan yang dipercayakan kepada yang ditunjuk dalam jabatan tersebut. Diharapkan Pemimpin itu mampu mengusahakan, memajukan dan mengembangkan organisasi kesehatan masyarakat yang dipimpin.

 

Masalahnya sekarang banyak diantara kita yang bersemangat dan ingin menduduki jabatan itu, tetapi masih menonjolkan profesi pribadi, sepertinya hanya mau mengurus kepentingan diri sendiri beserta keahliannya. Sering dilupakan bahwa jabatan Pemimpin itu sangat berkaitan dengan pelaksanaan profesi manajemen pada jabatan sebagai Pemimpin. Harus dipahami bahwa tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dalam sebuah jabatan Pemimpin, banyak berkaitan dengan upaya untuk memanajemeni banyak orang, serta memanajemeni berbagai kepentingan sesuai kebutuhan mereka hehehe.

 

Bagaimana memanajemeni banyak kepentingan dalam sebuah jabatan yang sedang kita pegang itu? Kalau kita bawa dalam memanajemeni sebuah institusi rumah sakit, maka yang dilakukan seorang Direktur dan/atau Direktur Utama tersebut, berusaha memanajemeni berbagai kepentingan sumber daya manusia (SDM) yang melaksanakan pekerjaannya di rumah sakit. Untuk itu seorang Pemimpin harus melaksanakan Tupoksinya dalam berbagai kegiatan, antara lain:

1.    Perencanaan Rumah Sakit

Sebagai seorang Pemimpin rumah sakit yang biasa disebut Direktur Utama rumah sakit, harus memiliki Visi dan Misi tersendiri, sebagai gambaran Tupoksinya di dalam menghendel pelayanan rumah sakit. Melalui Visi dan Misi ini, akan dapat mendatangkan daya manfaat bagi pemilik serta pasien dan calon pasien rumah sakit. Visi dan Misi yang sudah dinyatakan Direktur Utama rumah sakit, harus disampaikan kepada Direktur di bawahnya bahwa dalam menjalankan Tupoksi Direktur, harus mencerminkan gambaran perwujudan tercapainya Visi dan Misi Direktur Utama.

 

Tercapai tidaknya Visi dan Misi Direktur Utama pada bidang yang menjadi tanggung jawabnya, Direktur Utama harus mengamati dan berdiskusi terus dengan Direktur perihal data yang disiapkan, permasalahan yang timbul, dan rencana solusi yang diperlukan atas masalah yang sedang terjadi. Perihal diskusi Direktur Utama dengan para Direktur bisa dilakukan pada waktu Direktur Utama menyelenggarakan Rapat Pimpinan setiap minggu atau sesuai waktu yang disepakati untuk menyelenggarakan Rapat Pimpinan.

 

Kapan sebaiknya waktu diselenggarakan Rapat Pimpinan di rumah sakit? Tergantung kebutuhan sang Direktur Utama untuk mengevaluasi kinerja Direktur sesuai Tupoksi yang dipercayakan Direktur Utama kepada mereka. Rapat Pimpinan bisa dilaksanakan seminggu sekali atau seminggu dua kali, sangat tergantung dari kesepakatan waktu yang disetujui bersama, sehingga materi rapat dapat disiapkan oleh Direkturnya.

 

Hal lain yang perlu direnungkan Direktur Utama yaitu Visi dan Misi yang sudah dikomunikasikan kepada Direktur dan SDM rumah sakit. Andai Visi dan Misi perlu dipertajam lagi sesuai kondisi rumah sakit pada saat ini, lakukanlah analisis SWOT, yaitu strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Analisis ini sangat membantu untuk mengatasi berbagai kelemahan dalam pelayanan serta tantangan yang dihadapi ke depan.

Catatan:

a.     Pemimpin rumah sakit besar disebut Direktur Utama

b.    Pemimpin rumah sakit sedang disebut Direktur

 

2.    Para Direktur

Mereka ini dipilih Direktur Utama untuk memanajemeni hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan medik/keperawatan/penunjang medik, sumber daya manusia (SDM)/Pendidikan dan penelitian, perencanaan/organisasi/umum, dan keuangan. Para Direktur ini bertanggung jawab penuh pada keberhasilan Tupoksinya. Supaya kinerja Direktur semakin baik dan meningkat, sebaiknya sang Direktur Utama sering mengadakan perkunjungan kepada Direkturnya untuk menyampaikan hal-hal yang belum sempat dibicarakan dan/atau menanyakan perihal penyelesaian berbagai hal yang sudah diputuskan dalam Rapat Pimpinan.

 

Hal lain yang perlu diperbincangkan lagi dengan Direkturnya, berkaitan dengan berbagai rencana yang disiapkan untuk mewujudkan tercapainya Visi dan Misi Direktur Utama rumah sakit. Sang Direktur bisa menyampaikan rencana yang sudah disiapkannya untuk mewujudkan tercapainya Visi dan Misi Direktur Utama. Mengenai model penyampaian rencana Direktur kepada Direktur Utama bisa dilakukan melalui penyusunan materi secara tertulis dan/atau membuat presentasi dihadapan sang Direktur Utama rumah sakit. Perihal pelaksanaan diskusi ini, Direktur bisa berkunjung di kantor Direktur Utama dan/atau Direktur Utama berkunjung di kantor Direktur, atau menurut fleksibilitas waktu antara Direktur dan Direktur Utama hehehe.  

 

3.    Komite yang ada di rumah sakit

Sesuai ketentuan yang sudah dibakukan oleh Kementerian Kesehatan, komite yang diperlukan oleh rumah sakit bisa berupa Komite Medik, Komite Keperawatan, Komite Mutu dan Keselamatan Pasien, Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Komite Etik dan Hukum, Komite Etik dan Penelitian, dan lain-lain menurut kebutuhan rumah sakit. Sesuai tugasnya maka Komite selalu memberikan pertimbangan kepada Direktur Utama perihal keadaan, permasalahan, dan perkembangan yang terjadi di Komitenya, sekaligus mengajukan usulan kepada Direktur Utama dalam hal yang diperlukan, agar Komitenya dapat berfungsi dengan baik di rumah sakit.

 

Sehubungan tugas Komite di rumah sakit sangat penting, maka sebaiknya Direktur Utama menaruh perhatian besar pada berbagai tugas dan tanggung jawab Komite di rumah sakit. Profesi pada tugas dan tanggung jawab SDM menurut keahliannya sangat memberti arti pada berkembangnya manajemen kualitas di rumah sakit. Oleh karena itu, Direktur Utama harus berusaha untuk menjalin komunikasi dan mendukung penuh keberadaan Komite di rumah sakit, agar Komite ini ikut mewarnai perkembangan dan peningkatan pelayanan rumah sakit kepada pasien-pasien rumah sakit.

 

4.    Para Dokter dan perawat di rumah sakit

Profesi yang paling menonjol keberadaannya di rumah sakit adalah profesi dokter dan perawat, meskipun profesi lain juga sangat penting seperti farmasis, laboran, ahli gizi, dan sebagainya. Pertanyaan yang muncul di benak kita adalah mengapa profesi dokter dan perawat sangat menonjol di rumah sakit? Karena jumlah Dokter di rumah sakit banyak, dan mereka dipercaya sebagai penentu diagnose penyakit/kesehatan dari setiap pasien di rumah sakit, sedang perawat jumlahnya juga banyak dan dipercaya sebagai pemberi asuhan keperawatan kepada setiap pasien yang dirawat di rumah sakit.

 

Walaupun ada Komite Medik dan Komite Keperawatan di rumah sakit, tetapi alangkah baiknya Direktur Utama menjalin kerjasama juga dengan dokter-dokter bahkan perawat, supaya merasa diperhatikan dalam hal Pendidikan lanjutan dan keluhan-keluhan pasien terhadap pelayanan yang telah doberikan dokter dan perawat. Semangat yang selalu hadir pada setiap pelayanan yang diberikan dokter dan perawat harus didorong terus oleh Direktur Utama, agar terus berusaha memberikan pelayanan yang bermutu kepada pasien rumah sakit. Bagaimana cara memupuk semangat dokter dan perawat untuk terus berusaha memberikan pelayanan yang disenangi pasien rumah sakit? Caranya adalah Direktur Utama selalu memberi perhatian besar pada kinerja dokter dan perawat, terutama yang berkaitan dengan penajaman profesi dan pemenuhan kebutuhan mereka dalam hal semakin meningkatnya penerapan manajemen mutu di setiap pelayanan yang diberikan kepada pasien.

 

5.    Alat-alat medik di rumah sakit

Hal yang sangat urgen pada pelayanan rumah sakit yaitu tersedianya alat-alat kesehatan yang dapat meningkatkan kinerja dokter, perawat, bidan, laboran, radiolog, farmasis, dan SDM lainnya yang mendukung pelayanan rumah sakit. Untuk menangani alat-alat yang dibutuhkan dalam pelayanan rumah sakit, Direktur Utama perlu menganalisis data pasien rumah sakit dan data penyakit terbanyak yang ditangani rumah sakit.

 

Fokus pelayanan rumah sakit sangat menentukan dalam hal alat medik yang diperlukan. Fokus pelayanan rumah sakit bisa saja titik beratnya pada pelayanan jantung, pelayanan penyakit dalam, pelayanan bedah/bedah saraf, pelayanan stroke/saraf, pelayanan urologi, pelayanan paru, pelayanan orthopaedi, pelayanan anak, pelayanan kebidanan dan kandungan, pelayanan mata, pelayanan kanker, dan/atau fokus pada pelayanan yang diminati masyarakat.

 

Mengapa fokus pelayanan rumah sakit menjadi sangat penting? Supaya pelayanan yang diterima pengguna pelayanan menjadi unggul dan bermutu. Unggul dalam hal SDM, alat-alat medik, dan penanganan pelayanan rumah sakit secara keseluruhan. Jadi, menangani pelayanan rumah sakit lebih bisa terorganisir dengan baik, serta dapat menunjukkan pelayanannya bisa lebih unggul dan berdaya saing.    

 

6.    Manajemen pasien

Berdasarkan harapan dari komisi akreditasi rumah sakit (KARS), bahwa Manajemen rumah sakit sangat didorong untuk melakukan akreditasi rumah sakit dalam upaya memberikan pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien yang dilayani rumah sakit. Mengapa pelayanan rumah sakit bisa berkualitas? Karena semua pelayanan yang diberikan rumah sakit berfokus hanya kepada pasien semata. Apakah rumah sakit bisa memberikan pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien rumah sakit?

 

Bisa saja pelayanan rumah sakit berkualitas. Caranya adalah Manajemen rumah sakit memanajemeni SDM rumah sakit melalui Direktur dan/atau Wakil Direktur untuk memanage para manajer di lingkungan Tupoksinya, supaya SDM di bawahnya bisa dan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada setiap pasien yang berkunjung di rumah sakit. Pasien sudah mulai dilayani sejak memasuki halaman rumah sakit, lalu dilayani SDM rumah sakit sesuai yang diinginkan dan dibutuhkan pasien, pasien mendapatkan obat sampai penanganan waktu kontrol pasien Kembali. Hal yang paling krusial di dalam pelayanan yang diberikan SDM rumah sakit, yaitu: 1. Pelayanan di parkiran; 2. Pelayanan pendaftaran pasien di rekam medis; 3. Pelayanan perawat dan dokter di klinik pelayanan; 4. Pelayanan dukungan diagnose (laboratorium, radiologi, penggunaan alat medik); 5. Pelayanan di rawat inap; 6. Pelayanan di farmasi rumah sakit; 7. Pelayanan kasir; dan 8. Pelayanan rumah sakit lainnya.

 

Apabila Direktur dan/atau Wakil Direktur mampu mengarahkan dan mengendalikan SDM yang berada di bawahnya, bisa diharapkan pelayanan yang berkualitas kepada setiap pasien yang berkunjung di rumah sakit dapat terlaksana dengan baik. Nah . . apakah pelayanan rumah sakit sekarang sudah menunjukkan pelayanan yang berkualitas?

 

7.    Manajemen sumber daya manusia (SDM) rumah sakit

Memanajemeni SDM rumah sakit tentu tidak mudah, selain jumlah SDM rumah sakit yang tergolong banyak, juga produk pelayanan yang ditawarkan rumah sakit cukup banyak. Oleh karena itu, Direktur Utama rumah sakit termasuk para Direkturnya harus konsentrasi betul dalam hal penanganan SDM rumah sakit menurut Tupoksinya masing-masing.

 

Bagaimana menangani SDM rumah sakit? Sesuai dengan Tupoksi masing-masing harus menaruh perhatian besar kepada SDM. Perhatiannya bisa dilakukan dengan memerhatikan kinerja SDM-nya, kalau perlu didorong untuk menyelenggarakan in house training (IHT) atau mengikuti seminar/lokakarya sesuai Tupoksi SDM-nya.

 

Pelaksana dan pengendalian kualitas pelayanan terhadap pasien rumah sakit berada di tangan SDM yang melayani. Kalau demikian, setiap manajer dari SDM yang melayani harus betul-betul memahami dan melayani SDM rumah sakit sebagai “man behind the gun”. 

 

Apabila rumah sakit memiliki “organisasi karyawan”, maka sang Direktur Utama perlu menjalin hubungan dengan pengurusnya. Sang Direktur Utama perlu menciptakan forum pertemuan setiap “semester” untuk mendengar keinginan mereka dalam upaya peningkatan semangat SDM rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang berkualitas kepada pasien rumah sakit. Hal lain lagi yang perlu didiskusikan dengan pengurus organisasi karyawan adalah perihal kebutuhan Direktur Utama pada pelayanan pasien yang semakin baik dan bermutu. Pengurus organisasi ini, bisa ikut membantu menasehati/memonitor mengenai pelayanan dan keluhan pasien terhadap pelayanan SDM rumah sakit selama ini.

 

8.    Manajemen data kunjungan pasien di rumah sakit

Kunjungan pasien di rumah sakit sudah dihendel dengan baik oleh Rekam Medis rumah sakit. Melalui data yang telah tersedia di Rekam Medis perlu dianalisis dan disimpulkan dalam hal banyak tidaknya pasien yang ditangani oleh pelayanan tertentu serta penggunaan alat yang sangat dibutuhkan pasien rumah sakit.

 

Berbagai hal yang bisa dianalisis dari jumlah kunjungan pasien pada setiap produk yang sudah tersedia di rumah sakit. Bisa mengetahui jumlah kunjungan pasien, alat yang sering digunakan pasien, jumlah SDM yang dibutuhkan di pelayanan tersebut, keluhan pasien, sampai pada upaya pemasaran pelayanan tersebut. Jadi, konsentrasi para Manajer dari suatu pelayanan harus betul-betul ditangani dengan baik dan proyektif. Memanajemeni data kunjungan serta memanajemeni SDM dan alat medik yang dibutuhkan, akan membawa rumah sakit mampu memiliki daya saing dalam hal pelayanan kepada pasien rumah sakait.  

 

9.    Manajemen keuangan rumah sakit

Pengelolaan dan penanganan keuangan rumah sakit merupakan porsi besar yang perlu mendapat perhatian serius dari Direktur Utama rumah sakit. Mengapa harus memikirkan tentang turun naiknya penerimaan dan pengeluaran rumah sakit? Karena aktivitas dalam pelayanan rumah sakit sangat berhubungan erat dengan penggunaan dana yang sudah ada di rumah sakit. Boleh dikatakan aliran dana dalam pelayanan rumah sakit merupakan aliran yang harus terus berjalan sesuai pelaksanaan berbagai aktivitas pelayanan rumah sakit terhadap pasien rumah sakit.

 

Sehubungan aliran dana itu merupakan kekuatan yang mampu mewujudkan pelayanan rumah sakit yang berdaya guna dan berdaya saing ke depan, maka sang Direktur Utama betul-betul memelototi perihal anggaran penerimaan dan anggaran pengeluaran rumah sakit yang disiapkan menjelang akhir tahun. Gambaran penganggaran itu merupakan perencanaan keuangan rumah sakit yang dilakukan setiap tahun, yang dapat diketahui berapa akumulasi penerimaan rumah sakit dalam satu tahun dan berapa akumulasi pengeluaran rumah sakit dalam satu tahun, sehingga sudah dapat diketahui berapa kelebihan penerimaan di atas pengeluaran.

 

Informasi yang didapatkan dari gambaran penganggaran ini, sang Direktur Utama harus terus mengawasi kegiatan pelayanan rumah sakit setiap triwulan, apakah sudah dapat memenuhi besaran anggaran dalam triwulan tersebut atau justru tidak tercapai. Apabila belum tercapai, maka Direktur Utama bersama Direktur lain mendiskusikan secara mendalam perihal pelayanan rumah sakit selama triwulan ini, dan bagaimana perbaikan dan/atau peningkatan pelayanan rumah sakit ke depan.

 

Kondisi keuangan rumah sakit harus terus diikuti perkembangannya oleh Direktur Utama rumah sakit, agar bisa diarahkan pada perwujudan tercapainya Visi dan Misi Direktur Utama. Jangan sampai Direktur Utama lupa terhadap Visi dan Misinya sejak diberi Jabatan, karena Visi dan Misi itu merupakan gambaran pertanggungjawaban Direktur Utama kepada Pemilik rumah sakit. Oleh karena itu, sang Direktur Utama harus terus memonitor pencapaian Visi dan Misinya untuk masa 1 (satu) tahun, yang nantinya bisa diperhitungkan secara akumulasi pada waktu menyelesaikan masa jabatannya sebagai Direktur Utama rumah sakit.

 

Melalui gambaran yang telah diutarakan di atas, mestinya sang Pemimpin yang dipilih untuk memimpin organisasi kesehatan masyarakat, tidaklah terlalu mudah bila ditinjau dari perspektif manajerial. Banyak hal yang harus dilakukan dalam tugas sebagai seorang Pemimpin dalam menjalankan organisasi kesehatan masyarakat tersebut. Pertanyaan yang perlu diajukan, yaitu apakah Pemimpin organisasi kesehatan masyarakat sekarang sudah melaksanakan hal-hal yang sudah diuraikan di atas?

 

Tak ada gading yang tak retak dan/atau tidak ada orang yang merasa dirinya sempurna. Oleh karena itu, marilah melakukan perenungan tentang makna tulisan ini kepada sang Pemimpin, dalam upaya untuk menangani, memerbaiki, dan memajukan organisasi kesehatan yang terus berusaha memajukan dan meningkatkan daya juang pada kesehatan masyarakat di masa yang akan datang. Selamat melakukan perenungan bagaimana sebaiknya pemajuan pelayanan kesehatan masyarakat, sehingga Pemimpin menghadirkan kemampuan untuk menjalankan Tupoksinya dengan semakin baik dan berkualitas, demi terwujudnya harapan dari pemilik organisasi kesehatan masyarakat.

 

Post a Comment for "PEMAJUAN KESEHATAN MASYARAKAT BASISNYA MANAGERIAL"