Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PEMBERDAYAAN BAWAHAN MENDORONG TERCAPAINYA VISI DAN MISI

APABILA Anda sudah dipilih masyarakat untuk menjadi Bupati/Walikota (Pemimpin) sebuah Daerah, mungkin sedikit ada rasa bahwa dirinya sedikit punya kelebihan, hebat, terpandang, dan barangkali akan berada dalam lingkungan yang selalu bertindak sebagai pemberi keputusan di area pemerintahan. Hal ini merupakan hal yang wajar saja, bagaikan orang yang ikut lomba lari marathon, dan akhirnya menjuarainya. Sebagai Pemimpin baru, bisa saja sifatnya agak sedikit sombong, banyak ide, dan kadang-kadang ingin dihormati juga hehehe. Walaupun demikian, hendaknya diingat oleh sang Pemimpin, bahwa Anda sekarang sudah menjadi seorang Pemimpin, yang bertanggungjawab pada keberhasilan kerja dan kinerjanya dalam jabatan itu untuk membawa masyarakat Daerah menjadi sejahtera. Untuk itu, Pemimpin harus berusaha melakukan kerjasama dengan rupa-rupa orang, lebih-lebih kepada bawahannya. Bawahan Andalah yang bekerja keras untuk mendukung Anda dalam jabatan itu, dan juga kolega-kolega lain yang turut memberi dukungan pada keberhasilan Anda dalam jabatan yang sedang diemban sekarang.

 

Sebagai Pemimpin yang baru, tentu Anda melakukan kerjasama dengan orang-orang lain di lingkungan Anda dan di luar pemerintah Anda. Anda juga berusaha membangun kepercayaan mereka kepada Anda, sekaligus mereka dimampukan untuk bekerja dengan lebih baik, sehingga mereka memiliki kinerja yang optimal pada pekerjaan yang mereka lakukan. Nah . . sekarang bagaimana cara Pemimpin memotivasi Bawahan dalam pekerjaannya? Cara yang dilakukan sang Pemimpin adalah memberdayakan Wakil Anda dan Bawahan Anda pada bidang pekerjaan yang telah Anda percayakan kepada mereka. Pemberdayaan yang Anda lakukan adalah mendukung mereka untuk memiliki: skill (kemampuan), knowledge (pengetahuan), motivasi, atribut pribadi (mau bekerjasama, bersikap baik, perbuatannya baik, komunikatif), dan mampu membuat keputusan yang tepat bila diperlukan.

 

Menurut Kadarisman (2013) pemberdayaan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu strategi untuk mewujudkan SDM yang unggul dalam kinerjanya. Dengan demikian, pemberdayaan Wakil Anda dan Bawahan Anda merupakan model pengelolaan SDM dimasa kini, yang berfokus pada perlunya penyediaan pelayanan yang memuaskan warga masyarakat dengan dilandasi mindset yang baru. Mindset yang harus dimiliki seorang Pemimpin  yaitu Wakil Anda dan Bawahan yang lain merupakan aktor penyaji kinerja dan pelayanan terbaik kepada masyarakat, yang dapat memberikan pengalaman menarik kepada setiap pengguna pelayanan Anda. Mindset yang dibangun dan dikembangkan oleh Pemimpin adalah memampukan Wakil Anda dan Bawahan yang lain dalam pekerjaannya, memberi kesempatan kepada mereka untuk berpartisipasi, serta Anda mengizinkan Wakil Anda dan Bawahan yang lain untuk menjadi mampu (andal) dalam pekerjaannya.

 

Sehubungan dengan hal itu, maka pemberdayaan Bawahan itu sebagai upaya untuk mendorong mereka mau mengemban tugas dan tanggungjawabnya untuk memerbaiki cara melaksanakan pekerjaan mereka, dan berusaha mewujudkan tercapainya Visi dan Misi sang Pemimpin. Nah . . sekarang pertanyaannya adalah mengapa Bawahan Anda harus diberdayakan? Karena kemungkinan mereka: 1. Belum memahami betul mengenai peran dan tanggungjawab pada pekerjaannya; 2. Belum memahami Visi dan Misi dari sang Pemimpin; 3. Belum mendapatkan evaluasi dalam tugas; dan 4. Merasa lebih tahu menurut pemahaman mereka.

 

Untuk mengatasi berbagai hal yang disebutkan di atas, maka usaha pemberdayaan Anda itu menjadi sangat penting, sebagai upaya menggerakkan keterlibatan mereka pada pekerjaan yang sukses, dan bermanfaat pada Daerah. Untuk mewujudkan kegiatan pemberdayaan itu, dibutuhkan pemahaman pada beberapa tipe pemberdayaan yang digagas oleh Clutterbuck dan Kernaghan (2003), yaitu:

1.    Suggestion involvement, Bawahan didorong untuk memberikan ide-ide inovatif.

Bagaimana caranya agar Bawahan bisa memberikan ide-ide inovatif pada pekerjaannya? Tentunya mereka diajak diskusi oleh Pimpinannya, untuk ikut memikirkan pengembangan bidang tugasnya ke depan. Kalau ada rapat bersama, tawarkan kepada semua peserta rapat untuk memberikan ide pengembangan dan solusi atas masalah dari topik yang sedang dibahas. Bisa juga Pimpinan meminta pendapat melalui disposisi atas masalah yang sedang dihadapi organisasi. Kalau perlu bagi yang idenya brilian dan bisa digunakan untuk perbaikan bidang pekerjaan di masa mendatang, disarankan untuk memberikan reward atau penghargaan tertentu (sertifikat) sebagai tanda keberhasilan yang telah diperoleh Bawahan Anda.

2.    Job involvement, pekerjaan didisain ulang, bebas bekerja, dan pekerjaan tersebut penting.

Untuk job involvement ini, Bawahan Anda diminta untuk melakukan evaluasi terhadap pekerjaan yang sudah berjalan. Mungkin belum searah dengan Visi dan Misi sang Pemimpin. Mungkin program kerja yang sudah dirumuskan terutama program kerja jangka pendek perlu untuk dievaluasi lagi, dan perbaikannya akan diusulkan lagi pada program kerja tahun berikutnya. Nah, di dalam melakukan analisis pekerjaan ini diberi peluang pada Bawahan untuk melakukannya dengan rasa bebas, tanpa intervensi dari Pemimpin. Jadi betul-betul Bbawahan Anda itu, memiliki kebebasan untuk menghadirkan perbaikan pada job (pekerjaan) yang sedang di analisis, demi perbaikannya di masa mendatang. Melalui dorongan dan perhatian sang Pemimpin pada pekerjaan tersebut, Bawahan merasa bahwa pekerjaan yang sedang dilaksanakan dan dianalisis ini, sungguh-sungguh pekerjaan yang bisa menjabarkan Visi dan Misi sang Pemimpin.

3.  High involvement, Bawahan dikembangkan keterampilannya dalam team work, problem solving, dan partisipasi dalam keputusan.

Pemberdayaan Bawahan pada poin 3 ini, sang Pemimpin memerhatikan mengenai kompetensi yang dimiliki Bawahan pada bidang pekerjaan itu. Seperti kita ketahui bahwa ada beberapa hal yang termasuk dalam ruang lingkup kompetensi, antara lain: 1. Knowledge (pendidikan); 2. Skill (kemampuan); dan 3. Personal attributes (atribut pribadi) seperti komunikasi, kerjasama antar staf, sikap dan perbuatan, tingkat pengertian, sikap dan perilaku, keramahan dan tenggang rasa. Wajib hukumnya bagi sang Pemimpin untuk menaruh perhatian serius pada kompetensi yang dimiliki Bawahannya.

 

Apabila kita lebih mendalami lagi mengenai paradigma pemberdayaan Bawahan itu, maka cara pandang seorang Pemimpin dititikberatkan pada:

1.    Nilai dasar dari Bawahan seperti kejujuran dan kerendahan hati

2. Keyakinan dasar Bawahan bahwa pada dasarnya manusia itu adalah: a. Orang baik; b. Birokrasi membunuh inisiatif Bawahan; c. Tugas Pemimpin adalah menyediakan pelatihan, teknologi, dan dukungan bagi Bawahan

3.    Perilaku Bawahan itu dirancang melalui Sistem Manajemen Pemerintah

Sementara di pihak lain, paradigma pemberdayaan Bawahan dari sudut pandang Bawahan atau staf meliputi beberapa hal, seperti:

1. Nilai Dasar Bawahan itu meliputi: a. Kejujuran; b. Keberanian; c. Integritas; d. Mental berlimpah; e. Kesabaran 

2.  Keyakinan dasar Bawahan, meliputi: a. Adanya kepercayaan Pemimpin kepada Bawahan atau staf; b. Kepercayaan itu hendaknya didasarkan pada kompetensi dan karakter dari Bawahan

3.    Perilaku Bawahan dirancang melalui Sistem Manajemen Pemerintah

 

Melalui pemahaman yang diuraikan di atas, sepertinya sudah searah, sehingga memberikan kemudahan bagi seorang Pemimpin untuk menangani pemberdayaan Bawahan itu dengan baik. Oleh karena itu, sang Pemimpin harus berusaha dengan segala daya upaya agar paradigma pemberdayaan Bawahan, baik dari kacamata Pemimpin maupun dari kacamata Bawahan, menjadi budaya kerja yang dipraktekkan oleh Bawahan, dalam menjalankan berbagai pelayanan yang dibutuhkan warga masyarakat.

 

Harus dipahami bahwa penggerak dan pemberi pelayanan kepada warga masyarakat itu adalah Bawahan sesuai tugas dan tanggungjawab yang diberikan. Pemahaman ini harus menjadi pemicu bagi sang Pemimpin untuk memahami bahwa:

1.    Bawahan itu selalu berinteraksi dengan warga masyarakat

2.    Bawahanlah yang mampu menerjemahkan tuntutan warga masyarakat ke dalam pelayanan

3.    Bawahanlah yang mengelola dan meng-improve proses pelayanan

4. Bawahanlah yang menangani pemanfaatan dari hasil kerjasama dengan para supplier   (pemasok)

5.    Bawahanlah yang menentukan dan menggunakan berbagai ukuran dalam pelayanan

6. Bawahanlah yang dapat membandingkan proses pelayanan mereka dengan proses pelayanan di tempat lain

7.    Bawahanlah yang memberikan kontribusi pelayanan kepada warga masyarakat

8.   Bawahanlah yang mampu melaksanakan tugas lain, dan yang dapat mengubah berbagai kebijakan menjadi sebuah pelayanan yang dirasakan warga masyarakat baik

 

Dengan demikian, pemberdayaan Bawahan dari sang Pemimpin dalam sebuah organisasi pemerintah merupakan pola pemikiran (mindset) yang mengusahakan sebuah organisasi memiliki masa depan yang cerah, dengan mendorong pengelolaan terhadap knowledge workers dan human assets. Artinya, sebagai pengelola pekerjaan, maka sang Pemimpin harus mendorong Bawahan untuk dapat menerapkan knowledgenya pada setiap pelayanan yang diberikan, serta sang Pemimpin mampu menerapkan knowledgenya pada model pengelolaan Bawahan yang terdapat pada organisasi pemerintah. Melalui paradigma pemberdayaan Bawahan ini, maka seorang Pemimpin didorong untuk menaruh dalam benaknya, bahwa Bawahan itu adalah seorang leader (pemimpin) juga, yang mampu menerapkan knowledgenya pada pelayanan yang diberikan.  

Hal-hal yang diamati terus oleh sang Pemimpin, yaitu komponen-komponen dari pemberdayaan Bawahan di sebuah organisasi pemerintah, yaitu: a. Kompetensi; b. Wewenang; c. Penghargaan; dan d. Informasi. Berdasarkan komponen tersebut, maka pemberdayaan akan memberikan hasil apabila Bawahan dapat: 1. Mengikuti pelatihan sesuai ruang lingkup pekerjaannya; 2. Taat pada peraturan yang sudah ada; 3. Ditindak bila Bawahan tidak patuh atau dihukum. Bisa juga memberikan semangat bagi Bawahan apabila dalam pekerjaannya tidak takut membuat kesalahan, dan selalu membela kepentingan warga masyarakat.

 

Nah . . supaya pemberdayaan Bawahan itu tepat bisa dilaksanakan dengan baik, bila pemberdayaan itu: 1. Menuruti perspektif masyarakat; 2. Memenuhi kebutuhan masyarakat dengan cara terbaik; 3. Memberikan solusi atas masalah pelayanan sesuai waktunya; 4. Memberi dukungan atas wewenang Bawahan untuk bisa mengambil keputusan; 5. Informasi yang cukup jelas; 6. Adanya pelatihan yang sesuai; dan 7. Memercayai staf lini depan untuk berkreasi memberikan pelayanan istimewa kepada para pengguna pelayanan.

 

Alhasil dari fokus pemberdayaan Bawahan ini, sang Pemimpin akan memeroleh hasil kinerja Bawahan yang optimal pada pekerjaan yang sudah menjadi tanggung jawabnya. Kinerja yang optimal ini semata-mata bisa didapatkan, karena seluruh Bawahan telah diberdayakan dengan cara yang baik dan mumpuni. Oleh Karena itu, mantapkanlah manajemen kinerja Bawahan itu, dengan menyelaraskan atau mengintegrasikan sasaran operasional atau individual untuk mencapai efektivitas organisasional (Wibowo, 2014)

 

Inilah yang menjadi fokus keberhasilan sebuah organisasi pemerintah yaitu menangani pemberdayaan Bawahan yang ada dalam organisasi, sehingga mampu memberikan keberhasilan pada pekerjaannya dengan baik. Dengan pemberdayaan Bawahan itu, Bawahanlah yang menentukan maju mundurnya sebuah organisasi pemerintah, karena Bawahanlah yang memiliki kreativitas dalam merespon berbagai perubahan yang sangat cepat ini. Selamat memberdayakan Bawahan Anda agar mampu berkinerja optimal dalam organisasi pemerintah yang Anda Pimpin.

 

Catatan:

1.    Model baru dalam organisasi pemerintah Provinsi Jawa Timur, yaitu Gubernur menangani segala pembangunan di wilayah bagian utara, sedang Wakil Gubernur di bagian selatan.

2.  Wakil Bupati bisa diberdayakan dengan tugas khusus, umpamanya menangani masalah pengawasan atau masalah pariwisata atau masalah kesehatan atau masalah Pendidikan atau masalah listrik atau masalah penanganan pelayanan di gereja, dan lain sebagainya sesuai tugas yang dilimpahkan oleh Bupati kepada Wakil Bupati

 

Daftar Pustaka

1.  Clutterbuck, C, dan Kernaghan, S. 2003. The Power of Empowerment. Edisi bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer

2.     Kadarisman, M., 2013. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

3.     Wibowo, 2014. Manajemen Kinerja, Edisi Revisi. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

 

Post a Comment for "PEMBERDAYAAN BAWAHAN MENDORONG TERCAPAINYA VISI DAN MISI"