WISATA ALAM BUATAN
PRODUK
wisata alam merupakan salah satu produk wisata yang terunggul. Terunggul karena
kita menginjakkan kaki di bumi dan mencari nafkah di dalamnya. Alam memang
memberikan hasil yang terindah dalam hidup manusia, memberikan sumber makanan
dan minuman, memberikan pemandangan yang indah, dan menyediakan diri untuk
diolah manusia. Memang, kadang manusia itu serakah, untuk mendapatkan nafkah
yang melimpah, mereka dengan sukacita menggali tanah sedalam-dalamnya untuk
mendapatkan emas, tembaga, timah putih, batubara, dan lain-lain. Penggalian ini
tentu menimbulkan kerusakan pada alam dan lingkungannya, bahkan banyak
mendatangkan berbagai penyakit bagi masyarakat yang berada di sekitar lokasi
penggalian itu.
Karena
alam memberikan sumber makanan dan minuman bagi manusia, sebaiknya olahlah
tanah itu dengan sebaik-baiknya. Seperti Pak Petani, selalu berupaya mengolah
sawahnya dengan baik serta berupaya memeliharanya supaya bisa memberikan hasil
panen yang berlimpah dan terus menerus.
Demikian
juga bila tanah itu tidak datar tetapi berbukit-bukit, apa bisa juga diolah?
Pada tanggal 25 Mei 2013 yang lalu sengaja melihat dari dekat bagaimana cara mengolah
tanah yang berbukit-bukit. Tadinya bukit itu hanya dihuni oleh pohon-pohon dan
rumput seperti rumput gajah dan jenis rumput yang lain. Sekilas bukit itu tidak
dapat diolah dan jauh dari hunian manusia. Boleh dikatakan bukit itu seperti
berada beberapa kilometer dari gunung yang agak tinggi dan beberapa kilometer
dari hunian masyarakat. Apabila tidak diolah sepertinya bukit itu ya hanya sebuah
bukit saja, hanya dipandang sebagai perbukitan dan tidak dapat memberikan
sumber rezeki baik bagi manusia (masyarakat) yang berada di sekitar bukit itu
maupun pemerintah yang mewilayahi perbukitan itu.
Nah
. . disinilah muncul tantangan bagi
seseorang yang memiliki tipe seorang Pemimpin yang berjiwa wirausaha. Bukit
yang tadinya hanya baik bila dilihat dari jarak jauh, tetapi sekarang justru
sangat bagus saat didatangi dan melihat lingkungan dari perbukitan itu. Bukit
itu sekarang sudah ditata dan dikelola sebagai objek wisata alam yang sangat
menarik. Begitu kita masuk pada jalan yang menuju bukit nan indah itu,
sepanjang perjalanan sekitar puluhan kilometer itu dengan jarak kira-kira setiap
satu kilometer sudah ada warung-warung yang didirikan masyarakat sebagai tempat
untuk menjual berbagai minuman, terutama air kelapa muda, berbagai cemilan atau
makanan ringan khas daerah itu. Selain itu ada juga yang menjual bensin dan
barang souvenir khas lokal, yang bisa dijadikan oleh-oleh para wisatawan yang
mengunjungi bukit itu yang sudah berubah menjadi sebuah objek wisata nan indah.
Pada
saat kita mau memasuki kompleks objek wisata itu, di sebelah kiri pengunjung sudah
berjejer berbagai warung yang menjual makanan dan minuman. Ada juga yang
menjual jasa payung yang bisa disewa para wisatawan bila cuaca terang atau
panas, dan juga bila cuaca gelap atau hujan. Lalu sebelah kanan menuju bukit
tersebut sudah disediakan area parkir mobil dan sepeda motor dengan berbayar.
Setelah
berjalan agak mendaki sekitar 10 meter, para wisatawan yang mau masuk area
objek wisata dipersilahkan mampir dulu di loket yang sudah tersedia sebagai loket
tempat penjualan karcis masuk objek wisata. Di sana terlihat beberapa loket
penjualan tiket sehingga wisatawan tidak membutuhkan waktu lama untuk antri
beli tiket masuk.
Pada
waktu wisatawan menginjakkan kaki masuk objek wisata, di sebelah kiri yang
merupakan puncak dari bukit itu, sudah diratakan. Di atasnya dibangun sebuah gedung
yang diperuntukkan untuk pemutaran filem, yang ceritanya memuat cerita-cerita
rakyat yang telah berkembang ditengah-tengah masyarakat yang berada di sekitar
objek wisata. Cerita rakyatnya sangat menarik dan dapat menjadi informasi dan
pengetahuan bagi wisatawan mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dianut secara
turun menurun oleh masyarakat setempat selama ini. Pengunjung gedung pertunjukkan
pada waktu itu cukup ramai. Saking ramainya, petugas membagi pengunjung dalam beberapa
gelombang disesuaikan dengan daya tampung gedung, sehingga para pengunjung dapat
merasakan kenyamanan pada waktu menyaksikan pemutaran sebuah filem.
Para
pengunjung gedung bioskop itu terasa sangat bahagia setelah keluar gedung
bioskop. Mereka terlihat bercakap-cakap satu sama lain dengan mimik yang
gembira. Lalu mereka melanjutkan perjalanan sekitar 50 langkah ke depan dengan
berjalan menurun. Di situ tanah diratakan lagi, tetapi di bawahnya telah digali
sebagai tempat toilet sebanyak 2 pintu. Karena banyak pengunjung pada waktu itu
membuat pengunjung yang akan melepaskan beban ringan, terpaksa antri untuk bisa
menggunakan toilet tersebut. Jangan heran, bila keluar dari toilet, pengunjung
pasti akan memperlihatkan dompetnya masing-masing untuk mengambil dan
menyisihkan dana untuk membayar pemakaian toilet. Mungkin dana yang terkumpul
itu, sebagian digunakan untuk membayar honor pembersih toilet.
Dua
puluh langkah berikutnya dengan jalan menurun, tanah sudah diratakan lagi. Di
situ sudah dibuat lagi sebuah tempat yang bisa digunakan untuk melihat
pemandangan yang indah dengan menyewa alat keker (teropong). Di tempat itu telah
siap juga beberapa juru potret yang siap untuk memotret para pengunjung yang ingin
mengabadikan kenangan indah saat berwisata di bukit tersebut.
Kondisi
bukit itu tidak hanya dibangun dan dipoles sampai disitu seperti yang
diutarakan di atas, tetapi dibangun juga jalan menurun dengan membangun trap
injakan kaki dari tanah menyerupai anak tangga yang menurun. Ada 3 trap
bangunan anak tangga yang menurun menuju tempat warung kuliner. Trap anak
tangga itu dibuat mengarah pada berbagai arah. Satu trap anak tangga mengarah
ke arah selatan, satu trap anak tangga lagi mengarah ke timur, dan satunya lagi
mengarah ke barat. Di setiap ujung trap anak tangga dibuat sebuah lokasi yang
bisa digunakan sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pemotretan pemandangan
yang serba hijau sesuai arah trap anak tangga. Luas lokasi yang terletak di
ujung trap anak tangga itu sekitar 2x2 meter.
Bagi
wisatawan yang sudah menuruni trap anak tangga terakhir, yang mengarah ke barat
lalu menjumpai warung kuliner pertama. Dan apabila menelusuri tempat warung
kuliner itu bisa mulai dari arah barat ke timur, jumlahnya kurang lebih sekitar
30 warung kuliner. Warung ini menempati sebuah lereng sehingga tampaknya
seperti warung yang digantung. Di bagian depan warung merupakan tempat
diletakkannya berbagai macam bahan makan dan minum, dan jalan masuk warung
menuju tempat duduk wisatawan dalam posisi lesehan. Wisatawan yang sudah masuk
warung kuliner tersebut bisa memesan jagung bakar dan aneka makanan dan minuman
sesuai yang diinginkan.
Ternyata
di warung kuliner inilah para wisatawan bisa berlama-lama di situ, sambil
melihat dan menikmati pemandangan nan jauh pada sisi lereng bukit tersebut.
Wisatawan bisa juga memotret pemandangan di sekitar warung kuliner serta bisa
juga berfoto ria di situ. Sungguh indah dan menyenangkan kondisi warung kuliner
di bukit itu. Bila dihayati, maka bisa memberikan kesukacitaan bagi siapa saja
yang berkunjung di bukit yang sudah ditata dan dikelola itu.
Manusia
yang sudah bekerja keras selama hari senin sampai jumat atau hari sabtu, tentu
sangat membutuhkan suatu keseimbangan dalam olah mata dan olah pikiran. Manusia
butuh sebuah tempat rekreasi yang bisa dikunjungi sekeluarga, sekaligus
mempererat hubungan antar suami isteri dan anak-anak. Barangkali selama
seminggu sudah sibuk sendiri-sendiri, ayah sibuk bekerja di kantor, ibu sibuk
menyiapkan aneka ragam makanan dan minuman sehari-hari bagi keluarga, sedang
anak-anak sudah sibuk bersekolah dan mengerjakan berbagai pekerjaan rumah (PR).
Kalau demikian keadaan dalam keluarga sehari-hari serba sibuk, maka sudah
sewajarnya keluarga tersebut perlu mencari dan mengunjungi tempat rekreasi,
khususnya objek wisata alam seperti melakukan perjalanan di bukit yang telah
ditata dan dikelola dengan baik.
Mewujudkan
tempat rekreasi bagi keluarga seperti bukit tadi, membutuhkan tangan-tangan
dingin serta jiwa wirausaha dari sumber daya manusia (SDM) yang bekerja di
pemerintahan daerah. Membutuhkan jiwa seni dan desain yang menarik serta
berwawasan luas. Sehingga dengan kondisi seperti itu, akan mampu membuat sebuah
bukit yang tadinya kurang bermanfaat menjadi sebuah tempat rekreasi yang banyak
memberikan manfaat bagi setiap pengunjung pada objek wisata alam buatan
tersebut.
Semoga
laporan reportase ini, para penikmat dapat menggambarkan dalam alam pikiran
masing-masing mengenai bentuk gambaran dari objek wisata alam ini. Kalaupun
belum bisa menangkap gambaran objek wisata alam ini, bisa saja mencoba
menggoreskan pensil gambar di atas kertas putih yang sudah disiapkan. Hasil
dari corat-coret Anda ini akan memberikan sebuah gambar objek wisata yang
menakjubkan bila diaplikasikan pada bukit yang berlokasi di sekitar tempat
tinggal Anda hehehe. Selamat mencoba.
Post a Comment for "WISATA ALAM BUATAN"