BENTUKLAH PERSEPSI PADA PRODUK JASA KESEHATAN
PERSEPSI warga masyarakat terhadap
sebuah pelayanan kesehatan akan menentukan warga masyarakat tersebut untuk
memilih dan tidak memilih. Apabila produk jasa pelayanan dipersepsikan baik,
biasanya antri untuk mendapatkan pelayanan pun tetap ditunggu tanpa keluhan. Tetapi
sebaliknya bila pasien merasa ragu dalam pemberian pelayanan, biasanya cepat
merasa bosan, bahkan bisa meninggalkan dan pindah ke tempat pelayanan kesehatan
yang lain.
Persepsi setiap orang dalam hidup
ini pasti saling berbeda, walau objek yang dilihat sama. Ada orang yang
mengatakan itu termasuk baik, sedang yang lain mengatakan bahwa itu kurang
baik. Semuanya itu bergantung pada persepsi seseorang dan keadaan individu
untuk melihat suatu objek tertentu.
Positioning merupakan salah
satu elemen penting untuk memberikan gambaran persepsi seseorang terhadap
sesuatu objek melalui suatu penciptaan sebuah strategi pemasaran produk barang
dan jasa, selain penentuan segmentation
dan targeting dari suatu produk jasa
dan atau barang. Positioning
produk merupakan cara produk, merek atau organisasi (jasa kesehatan)
dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merek atau organisasi
para pesaing oleh konsumen saat ini atau calon konsumen (Tjiptono
(2008). Positioning bukan sesuatu
yang dilakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang dilakukan terhadap otak
(benak) calon konsumen. Artinya positioning
merupakan upaya untuk membentuk citra sebuah produk muncul dalam kaitannya
dengan produk lain di pasar atau diposisikan terhadap merek pesaing dalam peta
persepsi konsumen (Hasan, 2014).
Positioning bukanlah strategi produk,
tetapi merupakan strategi komunikasi yang
disampaikan pemberi jasa kesehatan kepada para pengguna produk jasa kesehatan.
Pernyataan ini sesuai dengan yang diutarakan pakar pemasaran Sexton dan Trump
(2006), bahwa positioning itu
merupakan inti strategi dari kegiatan pemasaran. Sebagai inti dari strategi
pemasaran, berarti merupakan sebuah strategi dalam mengkomunikasikan sebuah
produk jasa kesehatan kepada masyarakat, sehingga rumusan positioning mampu memasuki jendela otak konsumen/pasien mengenai
produk jasa kesehatan kita.
Produk
jasa kesehatan kita perlu dipahami pelanggan kita, yang dalam beberapa segi
mencerminkan keunggulan terhadap produk jasa kesehatan yang lain dalam bentuk
hubungan asosiatif. Setiap produk jasa kesehatan yang kita miliki selalu
memiliki posisi yang kokoh dan unik di benak pelanggan dan atau calon pelanggan,
karena itu Keegan (2007) pakar marketing
mengatakan bahwa positioning itu merupakan upaya untuk menempatkan produk jasa
kesehatan Anda di dalam benak para konsumen.
Kartajaya (2002) mengatakan, positioning suatu produk bukan merupakan
slogan atau iklan, tetapi merupakan elemen strategi pemasaran, agar pasar yang
dituju mempunyai persepsi yang dapat membedakan antara produk jasa pelayanan
kita dengan produk jasa pelayanan para pesaing di benak target pasar (calon pelanggan).
Oleh karena itu, yang perlu dipahami dalam positioning,
yaitu: 1. Merupakan strategi komunikasi; 2 Bersifat dinamis; 3. Berhubungan
dengan event marketing; 4.
Berhubungan dengan atribut-atribut produk (fitur, gaya dan disain, merek, kemasan,
label); 5. Harus memberi arti penting bagi konsumen; 6. Atribut-atribut yang
dipilih harus unik; dan 7. Harus diungkapkan dalam bentuk suatu kalimat pernyataan.
Pada dasarnya positioning menggambarkan cara menempatkan produk jasa kesehatan Anda
agar dipersepsi orang atau pasar yang akan dituju. Maksudnya berupaya membangun
persepsi berbeda terhadap produk jasa kesehatan yang akan masuk pada pasar
sasaran. Contoh, persepsi pasar terhadap sebuah produk yang dijual seperti obat
Supertin. Dulu produk Supertin diposisikan sebagai Vitamin, namun setelah
mengalami penurunan pasar, maka Supertin di repositioning
dengan menciptakan iklan sebagai Obat Kuat. Jadi, di sini persepsi pasar
sebagai Vitamin diubah menjadi persepsi Obat Kuat, dengan bunyi iklan “lho kok
loyo!”.
Dalam hal ini, iklan berperan
sebagai pembentuk positioning produk
jasa kesehatan. Contoh lain mengenai positioning,
yaitu pernyataan positioning suatu
produk seperti mobil Toyota, “mobil untuk seluruh anggota keluarga” atau
penyanyi Chrisye, penyanyi lagu-lagu manis dalam suasana romantis. Berdasarkan
contoh-contoh di atas maka tepat sekali definisi yang diutarakan Kartajaya
(2005) bahwa positioning merupakan the
strategy for leading your customers credibly, yaitu strategi yang dilaksanakan untuk membangun kepercayaan dan keyakinan
konsumen/pelanggan.
Untuk memosisikan suatu produk jasa
kesehatan Anda, perlu membuat suatu janji yang tergambar pada saat membuat positioning statement. Sebagai suatu
ungkapan janji kepada pelanggan/calon pelanggan, maka pada waktu membuat positioning harus mempertimbangkan
beberapa hal, sebagai berikut: 1. Mengetahui apa yang disukai pelanggan; 2.
Produk jasa kesehatan harus unik, berbeda dengan produk jasa kesehatan pesaing;
dan 3. Harus didukung oleh produk jasa kesehatan atau organisasi penyedia
pelayanan kesehatan itu sendiri.
Berkenaan dengan pemosisian pemilik organisasi
kesehatan ke dalam benak para pelanggan, maka Lupiyoadi (2001) menyampaikan
langkah-langkah dalam positioning,
yaitu: 1. Mengenali keunggulan-keunggulan yang mungkin dapat ditampilkan dalam
hubungan dengan pesaing; 2. Memilih keunggulan-keunggulan yang paling kuat
(menonjol); dan 3. Menyampaikan keunggulan itu secara efektif kepada target
pasar. Selanjutnya Lupiyoadi memberikan contoh keunggulan-keunggulan yang dapat
dieksplorasi dalam jasa perbankan, yaitu: 1. Keamanan finansial; 2. Kenyamanan;
3. Pelayanan cepat; 4. Pelayanan ramah; 5. Tingkat bunga kredit murah; 6.
Proses kredit yang sederhana; 7. Pelayanan secara pribadi; 8. Bimbingan
investasi; 9. Tempat parkir yang luas; 10. Menguntungkan bagi nasabah; 11.
Pelayanan yang baik; 12. Jaringan yang luas; 13. Teknologi yang modern, dan
lain-lain. Contoh di atas, bisa juga diaplikasikan pada produk jasa kesehatan
kita atau seperti pada jasa perhotelan dan atau jasa makanan dan minuman atau
jasa yang lain, tentu sesuai dengan core
business-nya.
Eksplorasi keunggulan yang lain
diungkapkan juga oleh Ariestonandri (2006) dengan melihat aspek-aspek produk
seperti fitur, manfaat, kegunaan, tipe pengguna, perbandingan dengan produk
sejenis, disosiasi produk, harga, hingga gabungan aspek atribut. Untuk
keunggulan ini, Kartajaya (2005) lebih menjelaskan lagi dengan memberikan
contoh beberapa organisasi yang bergerak dalam bidang jasa yaitu Bank Central
Asia (BCA) dengan positioning “senantiasa
di sisi Anda”, Primagama dengan positioning
“lembaga bimbingan belajar terdepan”, dan taksi Blue Bird dengan positioning
“aman dan nyaman”.
Pada hakikatnya positioning itu menurut Kartajaya (2005) merupakan sebuah janji
yang dibuat organisasi usaha (perusahaan) kepada konsumennya. Oleh karena itu,
sebelum membuat janji maka harus memahami betul kondisi organisasi jasa
kesehatan yang dimiliki. Untuk memahaminya, maka perlu mengajukan beberapa
pertanyaan, sebagai berikut: 1. Apakah ada pesaing yang sudah menguasai posisi
itu di dalam otak pelanggan?; 2. Kalau sudah ada, apakah yakin bisa
menggusurnya dari otak pelanggan?; 3. Apakah features (atribut) produk jasa kesehatan dianggap penting oleh pelanggan?;
4. Dapatkah memenuhi janji penyedia pelayanan kesehatan seperti yang diajukan?;
5. Apakah pelanggan dan calon pelanggan percaya bahwa dapat memenuhi janji
itu?; 6. Dukungan bukti apa yang dapat ditunjukkan kepada pelanggan untuk
memenuhi janji itu?; dan 7. Berapa besar anggaran biaya promosi yang harus
dikeluarkan untuk menguasai posisi tersebut?
Beberapa pandangan
dari referensi di atas, semata-mata ditujukan untuk lebih menyamakan persepsi
kita untuk memahami tentang pentingnya positioning
dalam perspektif pemasaran serta bagaimana mengaplikasikannya pada produk jasa kesehatan.
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
(UU Kesehatan, 2009). Dari pemahaman di atas dapat disimpulkan bahwa kegiatan dari
penyedia pelayanan kesehatan dapat hidup dan berkembang bila ada kunjungan pasien,
baik di produk jasa kesehatan pelayanan rawat jalan maupun di produk jasa
pelayanan kesehatan rawat inap. Tanpa ada pasien yang melakukan kunjungan pada
produk jasa kesehatan berarti tidak ada kegiatan di pelayanan kesehatan.
Nah, sekarang
bagaimana cara supaya pasien dan calon pasien mau berkunjung di tempat penyedia
produk jasa kesehatan di daerah tertentu? Caranya adalah tersedia berbagai produk
jasa kesehatan di daerah itu, tersedia banyak peralatan medis yang bisa
membantu pasien bila membutuhkan alat tersebut, tentu disesuaikan dengan fokus
dari pemilik produk jasa kesehatan tersebut. Kalau kita menelusuri lebih jauh,
ternyata penyedia produk jasa kesehatan di daerah kita banyak, sehingga
tersedia untuk dikunjungi sesuai penyakit yang diderita pasien dan bisikan hatinya.
Produk jasa kesehatan yang bisa banyak dikunjungi itu tentu harus memiliki
keunikan dan daya beda dengan produk jasa kesehatan yang lain yang terdapat di
daerah tersebut. Pertanyaannya adalah adakah produk jasa kesehatan yang
dimaksud di daerah kita? Bagaimana pendapat Anda?
Menurut saya banyak penyedia
produk jasa kesehatan yang unik dan memiliki daya beda di daerah tertentu,
seperti kota Yogyakarta dan sekitarnya. Terdapat banyak produk jasa kesehatan
termasuk peralatan medis yang dimiliki. Keunikan dari berbagai produk jasa
kesehatan yang terdapat di kota Yogyakarta sangat mendukung dan hampir semua sudah
berorientasi pada kebutuhan dan kepentingan pasien semata. Hal ini bisa dilihat
dari sudah banyaknya penyedia produk jasa pelayanan kesehatan telah lulus
akreditasi yang telah dilaksanakan oleh Kementerian Kesehatan melalui Komisi
Akreditasi Rumah Sakit (KARS). Keadaan produk jasa kesehatan yang dimiliki, yang
terdapat di kota Yogyakarta, sangat mendukung positioning daerah kota Yogyakarta di bidang kesehatan. Seperti
halnya produk jasa kesehatan yang disediakan rumah sakit Bethesda di kota
Yogyakata, memiliki motto “Tolong dulu Urusan belakang”, menggambarkan budaya
pelayanan kesehatan kepada setiap pasien bahwa pasien yang datang untuk
berobat, penyakit yang diderita harus ditangani lebih dahulu, sedang
administrasi keuangan bisa ditangani belakangan. Motto ini sudah bisa
dimasukkan sebagai positioning rumah
sakit yang dijanjikan kepada masyarakat yang dilayani.
Karena itu, keunikan
beberapa produk jasa kesehatan yang terdapat di Daerah lain di wilayah
Indonesia juga harus dikomunikasikan positiongnya,
harus ditempatkan dalam benak pelanggan potensial, baik pasien yang ada di sekitar
daerahnya, maupun pasien yang berasal dari luar daerahnya. Contoh, penempatan produk
jasa kesehatan yang ada dan menarik bagi pasien dan calon pasien sekaligus
menempatkan jenis produk jasa kesehatan tersebut di benak pasar sasaran dengan
‘merumuskan positioning kota tertentu
di bidang kesehatan. Positioning
suatu daerah ini nantinya dikomunikasikan melalui teknologi informasi, yang
dapat diakses oleh calon pasien dari dalam dan luar kota. Bisa juga informasi
ini dimediakan melalui brosur kesehatan daerah, melalui leaflet yang ditempatkan di masing-masing pemilik produk jasa
kesehatan di daerah, untuk disampaikan oleh petugas pelayanan kesehatan pada
saat ada yang mengantar pasien, dan lain-lain.
Nah, bagaimana
rumusan positioning daerah dalam
bidang kesehatan? Inilah pekerjaan rumah kita. Setiap insan Daerah yang
biasanya berdinas di Dinas Kesehatan dan atau sebagai pemilik produk pelayanan
kesehatan berpeluang untuk memberikan ide yang brilian mengenai rumusan positioning kesehatan di daerahnya
masing-masing. Untuk mendukung gagasan ini, maka untuk merumuskan positioning daerah di bidang kesehatan
yang sekaligus turutserta dalam memasarkan program di bidang kesehatan, kita
bisa lihat repositioning Yogyakarta
dengan rumusan ‘Jogja Istimewa’ atau DKI Jakarta dengan ‘Enjoy Jakarta’. Sebuah
Negara seperti Malaysia memosisikan diri dalam berbagai bidang yang disebut ‘Truly Asia’, Singapura dengan positioning ‘The Heart of Asia’ atau Thailand dengan positioning ‘Amazing’. Berbagai contoh positioning di atas, mungkin bisa
memberikan kemudahan bagi kita untuk mampu merumuskan positioning kesehatan di daerah kita termasuk pemilik produk jasa kesehatan. Silahkan didiskusikan, dan silahkan
memberikan pendapat yang brilian untuk kemajuan produk jasa pelayanan kesehatan
di daerah kita masing-masing.
Post a Comment for "BENTUKLAH PERSEPSI PADA PRODUK JASA KESEHATAN"