KOMUNIKASI MERUPAKAN MEDIA PEMASARAN
PADA
umumnya tidak ada seorang individu pun yang mendapatkan sesuatu tanpa
memberikan sesuatu. Dan tidak ada yang bisa dimengerti oleh seseorang tanpa
dikomunikasikan sesuatu oleh orang lain, dan sebaliknya apabila tidak saling
berkomunikasi maka tidak terjadi sesuatu pengertian antara satu dengan yang lain.
Demikianlah yang terjadi dalam hidup ini, anda berbicara dan saya mendengarkan
dan atau saya berbicara dan andalah yang mendengarkan. Jadi, bisa terjadi
saling pengertian, saling memahami, dan saling mendukung untuk bekerjasama,
berdasarkan pemahaman untuk saling melakukan dan menjalankan tugas
masing-masing.
Untuk
menumbuhkan adanya saling pengertian dan pemahaman pasien dan calon pasien di
produk jasa kesehatan pada waktu sumber daya manusia (SDM) rumah sakit
memberikan pelayanan, perlu menumbuhkan dan menghidupkan budaya komunikasi
antara satu dengan yang lain, dalam bentuk komunikasi pemasaran. Nah, sekarang
apa yang dimaksud dengan komunikasi pemasaran? Komunikasi pemasaran adalah merupakan sarana untuk
menginformasikan, mengambil hati, dan mengingatkan khalayak (masyarakat) untuk
mengetahui seluk-beluk dan keadaan produk jasa pelayanan yang dimiliki.
Pada
dasarnya pelanggan (pasien) yang sudah memeriksakan kesehatannya di produk jasa
kesehatan kita, perlu ditangani, dilayani, dan dikelola dengan baik. Apabila
ada keluhan yang dirasakan dan disampaikan oleh pasien, seharusnya perlu
ditangani dengan cara yang baik, supaya pasien merasa sebagai sahabat atau teman
yang selalu memerhatikan mengenai kebutuhannya. Sebagai sebuah unit usaha,
penanganan penyakit pasien sangat memerlukan kehati-hatian dan ketelitian, serta
selalu didasarkan pada pengetahuan dan keterampilan yang sudah dimiliki SDM.
Sebagai pemberi jasa, maka fokus perhatian SDM selalu tertuju pada kepentingan
dan kebutuhan pasien, biaya yang relevan dengan penanganan kebutuhan pasien,
kenyamanan yang dirasakan pasien, dan komunikasi yang diberikan SDM jelas dan mudah
dipahami oleh pasien.
Produk
jasa pelayanan kesehatan memang penting, sebagai sebuah unit produk jasa pelayanan
yang bisa dimanfaatkan penggunaannya oleh pasien, tetapi dalam jangka panjang
sebaiknya pemilik produk menaruh perhatian besar dalam menyatakan positioning produk jasa kesehatan itu di
dalam benak masyarakat, agar memahami mengenai keberadaan produknya. Contoh:
pelayanannya informatif dan/atau rumah sakitnya bersih. Kondisi yang seperti
itu akan diketahui melalui komunikasi yang diberikan oleh pemberi jasa, yang
dalam hal ini dilaksanakan dan ditampilkan oleh SDM di produk jasa kesehatan
kepada pengguna jasa kesehatan. Komunikasi merupakan sarana untuk menyampaikan
informasi, dan bagi penerima informasi diharapkan dapat memahaminya dengan baik.
Apabila pengguna jasa dapat memahaminya, mendorong orang yang menerima
informasi itu akan berubah dalam hal cara berpikir, bersikap, dan berperilaku terhadap
pelayanan yang sudah diberikan kepadanya.
Menurut
Sangaji dan Sopiah (2013) proses penerimaan atau penolakan isi pesan yang
disampaikan pengirim pesan dapat melalui beberapa tahap, seperti: a. Muncul
kesadaran; b. Tumbuhnya minat; c. Evaluasi; d. Uji coba produk; e. Pengambilan
keputusan; dan f. Konfirmasi. Pasien mendapatkan kesadaran bahwa ada kebutuhan
akan kesehatan sehingga termotivasi untuk memenuhi kebutuhannya akan kesehatan.
Tetapi sebelum mencoba memanfaatkan pelayanan produk jasa kesehatan tersebut,
terlebih dahulu pasien mencari informasi mengenai beberapa hal yang berkaitan
dengan pelayanan sebuah produk jasa, seperti pelayanan medical check-up umpamanya. Setelah jelas informasi yang
disampaikan, maka bisa saja pasien dapat memutuskan untuk memanfaatkan
pelayanan di produk jasa kesehatan yang dimiliki.
Dengan
demikian, dari komunikasi tadi akan membentuk persepsi yang akan mengenali dan
memberikan gambaran tentang beberapa informasi yang diterima tadi. Semua itu
sangat dipengaruhi oleh proses interpretasi seseorang terhadap isi komunikasi
tadi. Kalau pemberian informasi tadi baik dan jelas, akan menumbuhkan motivasi
untuk memanfaatkan dan/atau menggunakan produk jasa kesehatan yang dimiliki.
Tetapi perlu diperhatikan bahwa pada saat pasien menggunakan pelayanan yang
diberikan SDM, akan memberikan konfirmasi bagi pasien apakah merasa puas
terhadap pelayanan yang diterima atau kurang puas. Apabila pasien merasa puas
maka akan menumbuhkan loyalitas pasien terhadap produk jasa pelayanan kesehatan
tersebut, bahkan bisa saja akan melakukan mouth
to mouth marketing (pemasaran dari mulut ke mulut) tentang keunggulan
produk jasa pelayanan yang dimiliki.
Komunikasi
yang sudah berjalan selama ini, bukanlah sekadar mempromosikan produk jasa baru
dan mendorong orang untuk menggunakan produk jasa yang sudah tidak asing lagi
bagi mereka. Penyebaran informasi tentang produk jasa baru dari mulut ke mulut
tidaklah cukup untuk melakukan penawaran, tetapi berbagai upaya komunikasi
dikerahkan untuk menjelaskan apa produknya dan mendidik calon pelanggan tentang
apa yang akan dilakukan bagi mereka (Lovelock dan Wright, 2007). Selanjutnya
dikatakan juga bahwa tugas-tugas yang diserahkan kepada petugas pemasaran dan/atau
kepada setiap SDM pemberi pelayanan di setiap produk jasa kesehatan, harus berusaha
melakukan berbagai macam bentuk komunikasi pemasaran, seperti yang tertera di
bawah ini, yaitu:
a. Menginformasikan
dan mendidik calon pelanggan tentang organisasi usaha dan ciri-ciri barang dan
jasa yang ditawarkannya. Artinya, memberikan informasi mengenai produk jasa
yang dimiliki, baik secara internal di produk jasa kesehatan seperti memberi
petunjuk secara tertulis tentang informasi apa saja yang akan dibutuhkan pasien
selama berada di lingkungan produk jasa kesehatan, maupun secara eksternal
dengan menerbitkan berita tentang produk jasa kesehatan yang dimiliki di sebuah
majalah, radio, televisi, dan atau di harian surat kabar. Untuk mendidik calon
pelanggan bisa dilakukan melalui pembentukan komunitas senam kesehatan,
komunitas olahraga naik sepeda dengan mengambil waktu untuk memberikan
penjelasan mengenai kesehatan, komunitas pengkonsumsi makanan sehat, dan
kegiatan-kegiatan positif yang lain.
b. Membujuk
pelanggan sasaran bahwa produk jasa tertentu menawarkan solusi terbaik bagi
kebutuhan-kebutuhan pelanggan, dibandingkan dengan yang ditawarkan oleh
pesaing. Artinya, memberikan informasi mengenai adanya daya manfaat (DM), daya
beda (DB), dan daya tarik (DT) produk yang dimiliki dengan kondisi produk jasa
pesaing yang disampaikan secara umum, umpamanya: pemberian pelayanan yang tidak
perlu menunggu lama dan ruang pelayanan yang luas dan nyaman. Bisa juga dengan
tersedianya alat medis yang bisa memenuhi kebutuhan diagnose pasien, sehingga
pemberian pelayanan bisa tepat pengobatan dan tepat tindakan. Melalui pelayanan
yang berusaha tepat dalam mengobati ini, akan tumbuh kepercayaan dari pasien
dan keluarga pasien bahwa penyakit yang sedang diderita pasien dapat memeroleh
kesembuhan dari penyakit.
c. Mengingatkan
kembali pelanggan tentang produk-produk jasa yang dimiliki dan memotivasi
pelanggan untuk bertindak mau memanfaatkannya. Artinya, produk-produk jasa yang
dimiliki diberitahu mengenai adanya perkembangan pelayanan yang baru dari
produk jasa yang dimiliki dan/atau ada peningkatan dari sebuah produk jasa pelayanan
tersebut, untuk lebih menyesuaikan kondisi pasien sesuai perkembangan
lingkungan masyarakat sekarang. Contoh: pelayanan spesialis saraf telah
dikembangkan dengan menghadirkan pelayanan baru kepada pasien yang menderita penyakit
stroke, atau bisa juga perkembangan
rumah sakit ibu dan anak dengan melakukan perkembangan pelayanan di bidang pelayanan
konsultasi anak yang memiliki kegemukan tubuh (obesitas) atau pelayanan konsultasi
untuk anak autis.
d. Memelihara
hubungan dengan pelanggan yang sudah ada dan memberikan berita terbaru dan
informasi lebih jauh tentang bagaimana mendapatkan hasil terbaik dari produk-produk
jasa tersebut. Artinya, sebuah kewajiban bagi Manajemen dan/atau pemilik produk
jasa kesehatan, untuk berusaha memelihara hubungan dengan pasien-pasien yang
sudah dilayani. Hubungan yang dapat dipelihara dengan pasien bisa melalui data
yang sudah dimiliki, seperti tanggal ulang tahun perkawinan atau tanggal
kelahiran dari pasien dan keluarga pasien. Berilah berita yang menggembirakan
kepada mereka dengan mengkomunikasikan dan menyampaikan ucapan selamat berulang
tahun sambil mengingatkan tentang perlunya kontrol kesehatan kembali. Bila
melakukan kontrol kesehatan, dapat mengetahui ada tidaknya penyakit yang
diderita, atau minimal dapat mengetahui mengenai tingkat kesehatan yang
dimiliki, baik dari pasien itu sendiri maupun untuk keluarga pasien.
Mengingatkan dan berkomunikasi dengan pasien merupakan pemberian perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan pasien.
Memelihara hubungan dengan pasien dan keluarga pasien,
harus terus dilakukan dan dibudayakan, dengan maksud untuk menjaga dan
mengelola pasien supaya tetap loyal menggunakan produk jasa pelayanan kesehatan
yang dimiliki. Semakin banyak pasien yang menaruh kepercayaan pada pelayanan
produk jasa pelayanan kesehatan anda, semakin meningkatkan siklus kehidupan
produk jasa pelayanan anda, sehingga bisa melakukan peningkatan dan perbaikan
pada produk jasa pelayanan yang dimiliki demi meningkatkan pelayanan anda kepada sesama.
Post a Comment for "KOMUNIKASI MERUPAKAN MEDIA PEMASARAN"