Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEGAGALAN SEORANG PEMIMPIN

  

Tidak Peduli Saran Orang Lain

Keberhasilan seorang Pemimpin akan mudah terwujud apabila dibantu banyak orang melalui pelaksanaan berbagai pekerjaan yang dipercayakan Pemimpin kepada sang bawahan. Maka tidak heran bila seorang Pemimpin cepat cepat mengangkat beberapa sumber daya manusia (SDM) untuk menduduki jabatan yang berada langsung di bawah Pemimpin. Tujuannya supaya orang orang yang diangkat dalam jabatan yang berada langsung di bawahnya, bisa berusaha membantu Pemimpin untuk mendapatkan keberhasilan melalui sektor pekerjaan yang dipercayakan Pemimpin kepadanya. 

Nah . . seorang Teman berkata bahwa sehebat apa pun dan sebaik apa pun ide atau pendapat yang disampaikan bawahan kepada Pemimpin, tetapi kalau Pemimpin tidak memberikan reaksi ya tinggal sebuah usulan. Semuanya bergantung pada respon seorang Pemimpin apakah mau dijalankan atau tidak diperlukan. Teman lain juga memberi pendapat bahwa Pemimpin kita ini susah diberi saran yang baik, karena Pemimpin kita ini hanya senang mendengarkan puji-pujian dari komunitasnya yang jumlahnya sekitar puluhan orang saja atau pendapat dari komunitas lain yang dipercaya Pemimpin.

Kalau hal ini terjadi pada diri seorang Pemimpin, tidak mau membuka diri, biasanya akan mengalami kegagalan di dalam mewujudkan kemajuan kepada rakyat yang dipimpin. Mengapa hal ini bisa terjadi? Karena sang Pemimpin sedikit lambat dan/atau kurang bisa menerima ide yang baik dari bawahannya. Pada hal sebuah organisasi, harus dijalankan oleh Pemimpin dengan baik supaya pekerjaan yang dipercayakan kepada bawahan akan mendapatkan hasil yang brilian dan memperoleh kinerja terbaik dari bawahannya.    

 

Merasa Tahu Semua

Pada umumnya seorang Pemimpin yang sudah menduduki jabatan tertinggi pada organisasinya, sedikit memiliki karakter yang merasa sudah tahu semua. Segala sesuatu yang akan dikerjakan organisasinya merasa sudah mengerti dan sudah tahu semua perihal yang akan dilakukan organisasinya. Oleh karena itu, tidak perlu banyak pendapat dan/atau tidak perlu mengarahkan atau mengajarin sang Pemimpin. Pemimpin itu sangat power full di dalam mengendalikan organisasi, sehingga yang diperlukan Pemimpin adalah: 1. Memerintah; 2. Memanggil; 3. Memarahi; 4. Memindahkan; 5. Mempromosikan; dan 6. Menurunkan posisi. Waduh . . ngeri juga ya dan sedikit menakutkan.

Kalau hal ini menjadi kebiasaan sang Pemimpin di dalam mengorkestrakan jalannya organisasi, biasanya Pemimpin ini banyak mengalami kegagalan. Hendaknya bisa dipahami bahwa manusia itu bukan tidak memiliki keterbatasan, tetapi memiliki keterbatasan, sehingga kita membutuhkan orang lain untuk bekerjasama di dalam mewujudkan cita cita organisasi yang sedang dipercaya kepada sang Pemimpin. Maka sudah tepat pemahaman kita bahwa manusia itu adalah makhluk sosial, yang membutuhkan kerjasama dengan manusia lain untuk berkolaborasi di dalam memajukan organisasi. Siapa yang bisa memajukan organisasi? Orang orang yang sudah dipercaya sang Pemimpin untuk berkarya di dalam pekerjaannya melalui organisasi yang sudah dimiliki.

Berdasarkan pengalaman, seorang Pemimpin itu mestinya hanya bertindak mengorkestrakan organisasi yang dipercayakan kepadanya berbasis Visi dan Misinya, sedang yang memerdukan nyanyian melalui pekerjaan adalah para SDM yang sedang melakukan pekerjaannya dan yang sudah dipercayakan oleh Pemimpin untuk melakukan pekerjaan dengan hasil baik. Seorang Pemimpin itu, kegiatannya adalah a. Memotivasi; b. Berkomunikasi; c. Mengambil Keputusan; d. Mengembangkan SDM; dan e. Memilih SDM (Abeng, 2006). Untuk mendukung kegiatan ini, seorang Pemimpin memiliki fungsi kepemimpinan seperti: a. Memandu; b. Menuntun; c. Membimbing; d. Membangun; e. Memberi atau membangunkan motivasi kerja; f. Mengemudikan organisasi dan menjaring jaringan komunikasi; dan g. Membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju yaitu Visi sang Pemimpin.     

 

Malas Belajar

Seorang Teman yang merasa dirinya Maha Tahu berdasarkan pengalaman hidup, memiliki kepercayaan diri bahwa materi kuliah yang disampaikan Profesor dalam kelas nanti pasti sudah tahu semua. Teman ini sedikit sombong karena pada waktu sekarang sedang menduduki jabatan sebagai salah seorang Pemimpin di sebuah organisasi.

  Teman ini bergumam dalam hati bahwa tidak perlu banyak belajar lagi karena merasa sudah memiliki pengalaman hidup sebagai Pemimpin. Paling paling materi kuliahnya yah mungkin tidak terlalu jauh dari apa yang sudah dipahami Teman ini. Nah . . sampai pada waktu sang Profesor memberikan materi kuliah di kelas Teman ini selama 2 (dua) jam, tiba tiba Teman ini mengeluh bahwa materi kuliahnya sangat sulit sekali, tapi anehnya teman teman yang lain malah ketawa ketawa, bahkan bisa menjawab pertanyaan yang diajukan sang Profesor. Sementara Teman yang merasa pintar dan pasti sudah tahu materi kuliah dari sang Profesor, malah bisanya hanya mengeluh serta bersungut-sungut dan sama sekali tidak tahu perihal pertanyaan yang diajukan oleh sang Profesor.

Wah . . betul betul Teman ini sedikit malu dengan berpikir keras kenapa kurang memahami materi kuliah yang disampaikan oleh sang Profesor. Setelah melakukan perenungan atas ketidakbisaannya itu, akhirnya Teman ini mendapatkan jalan keluar bahwa perlu belajar nih sungguh sungguh. Teman ini timbul semangat untuk membeli beberapa buku dan belajar secara otodidak supaya tidak terjadi lagi ketidaktahuan pada meteri kuliah sang Profesor dan materi kuliah lainnya yang diampu oleh beberapa Profesor. Pada akhirnya Teman ini mulai memahami dan mengerti perihal ilmu yang diajarkan oleh para Profesor.

Seharusnya Teman ini pasti mengalami kegagalan di dalam mendalami materi pelajaran, hanya karena merasa diri pintar dan mengetahui semuanya. Tetapi untung Teman ini cepat sadar dan bertekad untuk belajar otodidak dan pada akhirnya Teman ini bisa lulus dari kuliahnya. Demikian halnya bila Pemimpin masih kurang tahu bagaimana mengorkestrakan organisasi yang dipimpin, perlu membangun kesadarannya untuk aktif belajar otodidak pada bidang bidang yang diperlukan. Selain dari itu sang Pemimpin juga bisa memanfaatkan orang orang yang dirasa memiliki keahlian tertentu untuk diberdayakan, minimal sebagai Tenaga Ahli, Dewan Pakar, atau Teman Brainstorming di dalam bidang tertentu, sehingga akan mendapatkan dukungan serta keberhasilan dari pekerjaan yang dipercayakan kepada Pemimpin, di dalam mengusahakan terwujudnya pencapaian tujuan dari organisasi yang dipimpin. Salam Kinerja sang Pemimpin.

 

Post a Comment for "KEGAGALAN SEORANG PEMIMPIN"