Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

ANDAI AKU KEPALA DINAS PARIWISATA NIAS BARAT

 

Pengantar

Berdasarkan pengalaman kerja, 7 (tujuh) tahun bekerja sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) di Kantor Wilayah (Kanwil) Pariwisata Propinsi Daerah Istimewa  Yogyakarta  (DIY) sekaligus sebagai Staf Pengajar di Akademi Pariwisata Indonesia (API) Yogyakarta. Selanjutnya bekerja di Rumah Sakit (RS) Bethesda Yogyakarta selama 33 (tiga puluh tiga) tahun, mulai dari karyawan pemula sampai menjadi salah seorang Direktur di RS. Karena disekolahkan Strata Dua (S2) Magister Manajemen Rumah Sakit di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, akhirnya diminta untuk mengajar di Magister Manajemen Rumah Sakit FK UGM selama 17 (tujuh belas) tahun. Semua yang didapatkan ini merupakan berkat, kasih, dan anugerah dari Tuhan yang Maha Esa.

Nah . . dari pengalaman kerja di instansi dan staf pengajar di beberapa Sekolah Tinggi Kesehatan (STIKES) di Yogyakarta serta suka belajar, pada akhirnya bisa menulis beberapa buku dalam bidang Manajemen Pariwisata dan Manajemen Rumah Sakit. Bagaimana dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dari suatu Dinas di daerah? Saya berusaha belajar dari berbagai sumber, tujuannya supaya bisa menguatkan para Kepala Dinas untuk berkinerja secara optimal dalam pekerjaannya, yang nantinya akan dirasakan oleh masyarakat Nias Barat.   

Kebijakan Pemerintah Pusat serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

Tugas utama dari seorang Kepala Dinas adalah mencermati berbagai kebijakan dari Pemerintah Pusat serta Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif perihal gambaran Pariwisata Indonesia ke depan. Pada zaman now sangat mudah melakukan monitoring (pemantauan), baik yang dikirim langsung dari Kementerian maupun dari google hehehe. Hal yang diperhatikan dalam tugas adalah Niat dan Semangat untuk memonitor kebijakan Pemerintah sebagai sarana untuk mengupdate (memperbarui) berbagai tugas ke depan.

Contoh persyaratan sebagai masyarakat Sadar Wisata dan Sapta Pesona, Desa Wisata, Destinasi Wisata, dan selanjutnya. Berbagai hal yang dijadikan pegangan untuk membangun dan mengembangkan pariwisata, perlu didalami dan disiapkan supaya semakin wah pariwisata Nias Barat. Perlu juga melakukan studi banding penanganan pariwisata pada beberapa daerah dengan melihat di google, tidak perlu melakukan perjalanan dinas (PD), rapat rapat atau survei hehehe. 

Organisasi Dinas Pariwisata

1.    Pengantar

Pada umumnya yang sering kita bicarakan di dalam melakukan pekerjaan dengan hasil baik yaitu Perencanaan. Jarang sekali dikembangkan pada perumusan Organisasi sebagai kendaraan yang diperlukan untuk melancarkan pelaksanaan dari Perencanaan tersebut. Apalagi kalau sudah duduk dalam sebuah jabatan yang cenderung tinggal meneruskan organisasi yang sudah ada, dan sedikit mencoba melakukan Perencanaan sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dalam jabatan tersebut.

Ada sebuah contoh dari perkataan seseorang yang hobinya malas bekerja tetapi menginginkan pendapatan yang besar. Teman ini mengatakan bahwa tidak begitu penting sebuah Organisasi, yang penting mau bekerja dengan semangat yang membara untuk menyelesaikan pekerjaannya. Lalu saya merespon dengan memberi gambaran kepada Teman ini mengenai kegiatan study tour. Sebelum melaksanakan study tour tersebut, biasanya kita rapat dan membagi pekerjaan, seperti bendahara kegiatan, sekretariat untuk mengurus surat menyurat yang dibutuhkan untuk memperlancar study tour tersebut, ada yang mengurus transportasi menuju lokasi study tour, ada yang mengurus konsumsi, ada yang mengurus perihal foto kenangan, dan hal lain yang dibutuhkan. Apakah semua pekerjaan yang disebutkan di atas dapat dilakukan sendiri? Akhirnya Teman ini terus diam tanpa bisa berkata-kata lagi. Inilah beberapa pekerjaan yang perlu dibagikan bila kita mau melakukan study tour, dan gabungan dari pekerjaan-pekerjaan ini diwadahkan dalam sebuah nama yaitu “Organisasi”. Jadi, Struktur Organisasi ini dibentuk sebagai kendaraan setelah membuat Perencanaan untuk study tour.   

2.    Organisasi

Organisasi formal adalah suatu sistem merumuskan pekerjaan pekerjaan dengan baik, dan masing masing pekerjaan mengandung suatu ukuran kekuasaan, tanggung jawab dan pertanggungjawaban tertentu, keseluruhannya dengan sengaja dimaksudkan untuk memungkinkan orang orang dari perusahaan (Organisasi) yang bersangkutan bekerja secara efektif untuk mencapai tujuan tujuan mereka (Aliminsyah dan Padji, 2004). Adapun tujuan dari rekayasa ulang terhadap sebuah Organisasi, yaitu: a. Meningkatkan produktivitas; b. mengoptimalkan nilai bagi para pemegang saham (kepentingan); c. Mencapai hasil yang luar biasa; d. Mengkonsolidasikan fungsi fungsi; dan e. Menghilangkan tingkatan dan pekerjaan yang tidak perlu (Bennis, W. dan Mische, M., 1999). Apabila tujuan perubahan organisasi perangkat daerah (OPD) Pariwisata, seperti tujuan rekayasa yang tertulis di atas, maka OPD Pariwisata akan lebih mudah untuk mewujudkan tercapainya Tupoksi pada bidang/sektor pariwisata.

Barangkali selama ini OPD Pariwisata dibuat sama dengan OPD yang lain seperti OPD Pertanian, OPD Pendidikan, dan OPD yang lain. Model OPD ini semata-mata untuk mengisi sumber daya manusia (SDM) dalam jabatan tertentu, tanpa melihat bentuk produk apa yang akan dihasilkan kemudian. Oleh karena itu, setelah mendalami dan merenungkan produk apa yang akan dihasilkan dari OPD Pariwisata, tentu perlu direkayasa perihal Organisasi yang dibutuhkan, sehingga nantinya akan menghasilkan jumlah wisatawan yang melakukan perkunjungan pada produk destinasi wisata yang telah disiapkan oleh daerah.

3.    Manajemen

Perlu diketahui bahwa keberhasilan dalam menangani berbagai tugas dalam suatu pekerjaan/jabatan yang dipercaya oleh seorang Pemimpin, sangat ditentukan oleh profesi sumber daya manusia (SDM), yaitu profesi manajemen. Profesi manajemen merupakan keahlian seseorang di dalam melaksanakan fungsi fungsi manajemen di area jabatan yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai seorang Pemimpin harus bertindak profesional di dalam menjalankan manajemen sebuah organisasi. Abeng (2006) menjelaskan kepada kita bahwa manajemen itu merupakan sebuah proses untuk mendapatkan hasil, melalui dan bersama-sama dengan orang lain. Pengertian lain tentang manajemen dipertegas oleh Frinces (2008), bahwa manajemen merupakan seni mempengaruhi orang lain dan melakukan rekayasa proses berbagai fungsi manajemen, terhadap usaha anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Bagaimana gambaran pelaksanaan manajemen pada sebuah organisasi? Pelaksanaannya dapat dijabarkan ke dalam 4 (empat) fungsi manajemen, yaitu: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c. Pemimpinan; dan d. Pengendalian (Abeng, 2006). Perencanaan berkaitan dengan manajemen perencanaan. Pengorganisasian berkaitan dengan manajemen organisasi. Pemimpinan berkaitan dengan manajemen kepemimpinan, pengendalian berkaitan dengan manajemen pengendalian. Semua fungsi fungsi manajemen di atas harus dikomunikasikan kepada seluruh SDM organisasi, supaya dapat mewujudkan tujuan organisasi. Inilah yang harus dipraktikkan oleh insan yang dipercaya dalam suatu jabatan, apapun tingkatan jabatan yang sedang diemban sekarang ini.

Untuk mengetahui pelaksanaan Perencanaan, beberapa kegiatan yang harus dikerjakan oleh Pemimpin, yaitu a. Membuat prakiraan; b. Menetapkan tujuan/sasaran; c. Menyusun strategi; d. Membuat penugasan; e. Menyusun penjadwalan; f. Menyusun anggaran; g. Membuat kebijakan; dan h. Membuat prosedur (Abeng (2006). Setelah merumuskan perencanaan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat Struktur Organisasi untuk menjalankan perencanaan strategi tersebut dalam 3-5 tahun ke depan. Pengorganisasian yaitu tindakan mengatur dan menjalankan aktivitas organisasi, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk menjalankan pengorganisasian pada sebuah organisasi, diperlukan beberapa kegiatan yaitu: a. Mengidentifikasi kegiatan utama yang diperlukan organisasi (defining work); b. Mendesain struktur organisasi (grouping work); c. Mengalokasikan kegiatan organisasi, sehingga orang-orang dapat berhasil (assigning work); dan d. Memadukan antar pekerjaan, agar proses kerja organisasi berjalan dengan baik (integrating work).

Kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang Pemimpin dalam sebuah organisasi seperti yang diutarakan Abeng (2006), yaitu a. Memotivasi; b. Berkomunikasi; c. Mengambil Keputusan; d. Mengembangkan SDM; dan e. Memilih SDM. Untuk mendukung kegiatan ini, seorang Pemimpin memiliki fungsi kepemimpinan seperti: a. Memandu; b. Menuntun; c. Membimbing; d. Membangun; e. Memberi atau membangunkan motivasi kerja; f. Mengemudikan organisasi dan menjaring jaringan komunikasi; dan g. Membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Setiabudi, 2012). Pengendalian merupakan sebuah upaya untuk mengatur pekerjaan yang sedang berjalan sekaligus mengevaluasi hasilnya. Pengendalian yang dilakukan tentu berdasarkan Perencanaan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun kegiatan dalam Pengendalian, yaitu: a. Menetapkan standar kinerja; b. Pengukuran kinerja; c. Evaluasi kinerja; dan d. Koreksi dan perbaikan kinerja. Semua pelaksanaan dari fungsi Manajemen ini diinisiasi oleh Kepala Dinas dan menjelaskannya kepada anggota organisasi.

4.    Organisasi OPD Pariwisata

Apabila kinerja OPD Pariwisata diukur dari seberapa banyak jumlah wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnus) yang mau melakukan perkunjungan pada produk destinasi wisata yang ada di daerah, mestinya organisasi OPD Pariwisata perlu disesuaikan atau direkayasa menurut bidang pekerjaan yang diperlukan untuk mendatangkan jumlah wisatawan di daerah. Apa yang akan dikerjakan oleh OPD Pariwisata untuk mendatangkan jumlah wisatawan di daerah?

Untuk menjawab pertanyaan di atas, mari memperhatikan berbagai komentar dan pendapat yang pernah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh mantan Menparekraf 2014-2019 yaitu Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. Beliau mengatakan bahwa untuk membangun pariwisata secara berkesinambungan dan berhasil di Indonesia, yang perlu kita lakukan untuk dikerjakan, yaitu 1. Customer management; 2. Product management; dan 3. Marketing management. Customer management perlu dilakukan dengan lebih optimal, karena customer itu bagaikan darah yang harus terus mengalir di tubuh OPD Pariwisata, supaya bisa memperoleh kelangsungan hidup pariwisata dari produk destinasi wisata yang telah diberi nilai yang unik, sehingga mampu mendatangkan para wisatawan untuk melihat dan merasakan produk destinasi wisata tersebut. Wisatawan sebagai customer pariwisata harus dipelajari perihal budaya dan karakter wisatawan, dan sebarannya. Bagaimana cara melakukan manajemen terhadap wisatawan tersebut? Silahkan ikuti tulisan saya di https://manahatizebua.blogspot.com yang diberi judul “Manajemen Wisatawan”.

Untuk Manajemen Produk Destinasi Wisata, dimaksudkan agar mau menyiapkan dan memoles produk destinasi wisata yang memiliki nilai, sehingga dapat menunjukkan tampilan yang unik dan mempesona. Produk destinasi wisata yang mempesona itu, akan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk didatangi dan/atau dikunjungi. Kedatangan para wisatawan inilah yang diharapkan OPD Pariwisata dan daerah, supaya dapat menumbuhkan jiwa wirausaha bagi pengusaha UMKM di daerah, sekaligus dapat melestarikan lingkungan hidup dan budaya masyarakat setempat. Untuk mendalami mengenai Produk Destinasi Wisata, silahkan ikuti tulisan saya di https://manahatizebua.blogspot.com yang diberi judul “Manajemen Produk Destinasi Wisata”. Selanjutnya, pada Manajemen Pemasaran Produk Destinasi Wisata merupakan usaha yang dilakukan untuk menawarkan produk destinasi wisata itu kepada berbagai pihak, agar mau mengunjungi produk destinasi wisata yang sudah disiapkan daerah. Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan produk destinasi wisata itu kepada para calon wisatawan, silahkan ikuti tulisan saya di https://manahatizebua.blogspot.com yang diberi judul “Manajemen Pemasaran Produk Destinasi Wisata”.  

5.    Kesimpulan

Untuk membuat OPD Pariwisata lebih berkinerja untuk mendatangkan wisatawan di daerah, perlu direkayasa organisasinya dengan hadirnya sekretariat yang mumpuni untuk melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu, orientasi dalam pekerjaan di lapangan dalam upaya meningkatkan kinerja yang mumpuni di bidang pariwisata, yaitu memanajemeni wisatawan, memanajemeni produk destinasi wisata, dan memanajemeni pemasaran produk destinasi wisata. Apabila merekayasa organisasi OPD Pariwisata yang berorientasi pada pekerjaan yang berkinerja, dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) bidang pekerjaan, yaitu bidang manajemen wisatawan, bidang manajemen produk destinasi wisata, dan bidang manajemen pemasaran produk destinasi wisata. Tujuan dari 3 (tiga) bidang seperti yang sudah disebutkan di atas, akan mampu mendatangkan banyak Wisman dan Wisnus ke daerah sebuah Kota/Kabupaten.


Struktur OPD Pariwisata




Daftar Pustaka

1.  Abeng, T., 2006. Profesi Manajemen: Kristalisasi Teori dan Praktik Pembelajaran Manajemen Korporasi, Lembaga Nirlaba, dan Pemerintahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

2.     Aliminsyah dan Padji, 2004. Kamus Istilah Manajemen. Bandung: CV. Yrama Widya

3.     Bennis, W. dan Mische, M., 1999. Organisasi Abad 21: Reinventing Melalui Reengineering.  Jakarta: Lembaga PPM dan PT Pustaka Binaman Pressindo

4.     Setiabudi, Y., 2012. Dahlan Iskan: From Zero to Hero. Yogyakarta: Buku Pintar

Permasalahan Pariwisata Daerah

1.    Infrastruktur jalan

2.    Tersedia internet

3.    Tersedia listrik

4.    Kualitas lingkungan

5.    Tersedia guide

6.    Sadar wisata dan sapta pesona

7.    Desa wisata dan manajemennya

8.    Destinasi wisata dan manajemennya

9.    Pemasaran pariwisata dan sister city

10. Penanganan budaya di wilayah itu

11. Kerajinan khas

12. Kuliner khas

13. Keramahan

14. Keamanan

15. Bahasa

Penanganan Pariwisata di Daerah

Penanganan pariwisata dipercayakan kepada Kepala Dinas yang membawahi 3 (tiga) bidang pekerjaan yang sudah direkayasa di OPD Pariwisata, yaitu bidang manajemen wisatawan, bidang manajemen produk destinasi wisata, dan bidang manajemen pemasaran produk destinasi wisata. Pembagian bidang ini semata-mata mempermudah penanganan pariwisata sekaligus tanggung jawab pada pekerjaan yang dihendel.

Beberapa hal yang dapat dilakukan, yaitu mencermati permasalahan pariwisata di daerah dan melakukan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk dapat memberikan keberhasilan pariwisata di daerah. Contoh penanganan budaya di daerah, lingkungan yang berkualitas, serta masyarakat yang sadar wisata. Hal lain yang perlu dilakukan adalah bekerjasama dengan Biro dan Agen Perjalanan, perhimpunan hotel dan restoran Indonesia (PHRI) yang sudah ada di Nias, Sumatera Utara, dan di beberapa tempat yang lain menurut data wisatawan yang sudah dimiliki.

Bisa juga berkolaborasi dengan beberapa Bandara yang biasa digunakan wisatawan bila berkunjung di Pulau Nias dan/atau Pelabuhan Laut yang biasa dilewati para wisatawan. Jadi, Kepala Dinas Pariwisata harus melangkah dengan gagah dan berani untuk membuat berbagai terobosan yang dapat memberikan banyak manfaat pada pariwisata Nias Barat.

Kinerja Dinas Pariwisata

Untuk mengukur kinerja OPD Pariwisata bisa dilihat dari naik turunnya jumlah wisatawan yang melakukan kunjungan di destinasi wisata yang telah dimiliki daerah, sekaligus gambaran indeks ekonomi daerah melalui kegiatan pariwisata. Kehebatan kegiatan pariwisata itu yaitu mendatangkan konsumen/wisatawan di daerah untuk mau berbelanja pada kebutuhan penginapan, restoran/kuliner, transportasi lokal, pemandu wisata, pemandu foto, pemandu parkir kendaraan, penyedia kebutuhan olahraga renang dan snorkeling, pemandu bahasa, pemandu budaya, dan sebagainya.    

Evaluasi Program Kerja dan Hasilnya

Setiap 6 (enam) bulan melakukan evaluasi kemajuan dari program kerja yang sedang dilaksanakan, serta melakukan analisis terhadap pencapaian milestone dari setiap program pekerjaan yang dilakukan. Hal lain yang dilakukan adalah perbandingan jumlah wisatawan yang berkunjung di daerah kita dengan daerah lain, sehingga memahami kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari setiap destinasi wisata kita.

Apabila destinasi wisata yang kita miliki kurang dikunjungi wisatawan, mungkin dilakukan perbaikan dan/atau penambahan daya tarik lagi. Dengan demikian, destinasi wisata yang sudah dimiliki harus terus diupdate disesuaikan dengan kebutuhan dan budaya dari sang Wisnus dan Wisman.

Kinerja Bupati dari Dinas Pariwisata

Setiap 1 (satu) tahun Kepala OPD Pariwisata memberikan laporan kepada Bupati/Wakil Bupati perihal kemajuan atau kemunduran pariwisata di daerah. Hal lain yang dilaporkan adalah mengenai kebutuhan dan kemudahan yang diperlukan OPD Pariwisata dalam upaya menarik wisatawan/konsumen untuk berwisata di daerah, serta berbagai kolaborasi yang sudah dan akan dilakukan, untuk memajukan pariwisata di daerah.

Penutup

Saudaraku, sekapur sirih ini sebagai upaya untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada Kepala Dinas Pariwisata Nias Barat. Berharap Kepala Dinas bisa mempertajam lagi pada hal hal yang urgen, dalam upaya memajukan sektor Pariwisata yang membawa manfaat ekonomi kepada masyarakat Nias Barat. Ya’ahowu fefu.

Post a Comment for "ANDAI AKU KEPALA DINAS PARIWISATA NIAS BARAT"