Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEPEMIMPINAN ALA ”DAHLAN ISKAN”

 


HAL yang sangat penting dalam sebuah organisasi menurut Dahlan Iskan adalah Kepemimpinan dan Manajemen. Dua kata di atas menjadi sangat menarik dan penting untuk didalami, karena dalam tulisan Tanri Abeng dalam sebuah buku yang diberi judul ”Profesi Manajemen” juga menguraikan tentang fungsi manajemen. Fungsi-fungsi manajemen itu terdiri dari 4 item yaitu perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian. Dari 4 item itu, kata pemimpinan pada sebuah organisasi bagaikan daya pendorong dan daya ungkit untuk keberhasilan fungsi manajemen yang lain.

 

Dengan demikian, Kepemimpinan dan Manajemen dalam sebuah organisasi merupakan hal yang utama dan sesuatu yang harus dikuasai, dimengerti, dan diaplikasikan oleh setiap Pemimpin di negeri ini, dalam bidang apapun sesuai jabatan yang diemban pada waktu sekarang. Jabatan sebagai amanah mestinya dipergunakan untuk memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat Indonesia tercinta. Bebas dari kepentingan pribadi atau kelompok, tetapi semata-mata untuk kepentingan masyarakat Indonesia.

 

Kepemimpinan dan Manajemen ala Dahlan Iskan di saat Beliau menjadi Direktur Utama Perusahaan Listrik Negara (PLN), dimulai dari pemikiran yang sangat baik pada waktu itu yaitu berpikir dan bertindak dari hulu ke hilir. Pemikiran tentang hulu dimulai dari beberapa pertanyaan yaitu bagaimana mengatasi kekurangan gas 1 juta mmbtu setiap hari, bagaimana mengatasi kekurangan daya (strum) di luar Jawa, dan bagaimana memerbaiki sistem pengadaan barang/jasa yang harus lebih hemat. Untuk mengatasi kekurangan gas, kekurangan strum, dan perbaikan sistem pengadaan barang/jasa, Beliau mengadakan komunikasi dengan beberapa petinggi departemen, beberapa petinggi perusahaan negara dan beberapa pejabat lainnya, termasuk para pejabat dilingkungan PLN untuk meminta pendapat dan mencari solusi permasalahan di atas. Hal yang menarik di sini, Pak Dahlan Iskan tidak membutuhkan waktu lama untuk mengetahui permasalahan-permasalahan yang sedang melanda PLN selama ini, pada hal Beliau ini merupakan orang luar PLN (seorang wartawan dan pengusaha media) yang ditempatkan Pemerintah menjadi Direktur Utama PLN.

 

Penerapan Kepemimpinan dan Manajemen Dahlan Iskan selanjutnya yaitu pada waktu mendapatkan short message service (SMS) mengenai padamnya listrik selama 10 jam di salah satu wilayah perumahan di Jawa Timur. Beliau yang ditemani salah seorang manajer yang paling bawah dan yang membawahi langsung wilayah tempat terjadi padamnya listrik tersebut, langsung berkunjung ke wilayah tersebut besok paginya. Pada kunjungan ini ternyata Beliau ingin melihat hal yang paling mendasar, dengan cara mendatangi salah saru rumah pelanggan yang merasakan padamnya listrik selama 10 jam. Beliau menanyakan mengenai sistem perkabelan di rumah tersebut, kemudian mendapat informasi dari manajer tadi mengenai lanjutan perkabelan di rumah sampai ke tiang listrik, lalu ke travo, penggantian travo, penempatan travo yang diganti, pengawasan berkala terhadap travo, sampai Beliau memperhatikan juga merek travo yang digunakan PLN selama ini.

 

Nah . . di sini Pak Dahlan Iskan ingin melihat langsung kondisi di lapangan (silaturahmi mendadak), serta mau berkomunikasi langsung dengan manajer yang paling bawah serta mempertunjukkan gambaran kerja seorang manajer yang harus menguasai mengenai perencanaan kerja, pengorganisasian kerja, pemimpinan, dan pelaksanaan fungsi pengendalian. Selain dari itu Pak Dahlan Iskan juga memberikan motivasi kepada bawahan agar selalu bekerja lebih baik dan cekatan, serta tidak menunggu informasi atau keluhan, tetapi mengusahakan agar mendapatkan informasi lebih dini melalui adanya sinyal dari travo kalau listrik di wilayah itu padam.

 

Kepemimpinan dan Manajemen yang diterapkan selanjutnya yaitu mengenai pengadaan barang/jasa untuk memenuhi kebutuhan PLN. Hal yang mengherankan di sini yaitu membeli 1 jenis barang yang dulu dibeli dengan harga Rp. 120 milyar, saat kepemimpinan Dahlan Iskan, barang yang sama dibeli dengan harga cukup 65 milyar. Hati kecil saya berkata, semoga tidak ada orang yang mau menjatuhkan Pak Dahlan Iskan berkaitan dengan penurunan harga barang yang sangat tajam tersebut. Bagi APBN, penurunan harga yang sangat besar ini memiliki nilai yang sangat tinggi, artinya terjadi penghematan sebesar 55 milyar. Kalau semua pejabat berpikir dan bertindak seperti yang dilakukan Dahlan Iskan, tentu banyak terjadi penghematan anggaran serta barangkali terbebas dari mental korupsi.

 

Pada hal di awal kerjanya di PLN, Dahlan Iskan didemo oleh karyawan PLN yang menghendaki Diretur Utama PLN berasal dari internal PLN dan bukan dari eksternal PLN. Sebagai seorang Pemimpin, Dahlan Iskan justru sangat bersemangat untuk bekerja lebih baik dan bersistem. Dahlan Iskan malah ingin mengetahui lebih dalam mengenai apa saja yang diharapkan karyawan PLN kepada seorang Direktur Utama PLN dan bagaimana usulan karyawan PLN untuk mengatasi berbagai permasalahan PLN yang telah berakar lama tetapi tidak kunjung terselesaikan, seperti listrik sering mati, permintaan untuk pasang listrik di perusahaan atau rumah tangga tertunda bertahun-tahun, dan sebagainya.

 

Melalui semangat kerja Dahlan Iskan dengan mempopulerkan motto kerja di PLN yaitu kerja, kerja, kerja, akhirnya Dahlan Iskan bersama karyawan PLN menetapkan 5 musuh PLN, yaitu: 1. Krisis listrik; 2. Daftar tunggu permintaan listrik; 3. Wabah kerusakan trafo; 4. Wabah gangguan jaringan; dan 5. Bahan bakar minyak (BBM) yang digunakan (Iskan, 2011). Melalui penetapan musuh PLN ini, memberikan gambaran bagi karyawan PLN untuk fokus bekerja dalam upaya melawan musuh. Setelah semua mengetahui musuh PLN, maka karyawan PLN mulai menata cara kerjanya dan berusaha menang melawan musuh PLN.

 

Apa yang terjadi setelah Dahlan Iskan dan karyawan PLN menetapkan musuh PLN? Tidak sampai 2 (dua) tahun, musuh PLN nomor 1-4 sudah bisa diselesaikan. Yang masih diperjuangkan PLN sampai sekarang adalah nomor 5 yaitu BBM. Penggunaan BBM sangat boros, karena itu PLN masih berjuang untuk mengganti BBM ke gas. Kalau ini bisa dilakukan, akan menghasilkan penghematan beban biaya PLN yang sangat besar.

 

Hal lain yang diperbaiki Dahlan Iskan yaitu mengenai budaya rapat. Sudah menjadi tradisi pada sebuah organisasi bahwa bila melakukan rapat, pasti dalam sebuah ruangan tertutup yang dipimpin oleh Bos. Tempat duduk Bos pun dalam rapat itu pasti kelihatan, karena kursinya pasti agak tinggi dan besar, sementara tempat duduk peserta rapat kursinya biasa saja. Nah . . Dahlan Iskan merubah model rapat dan mengusung model baru bila rapat, yaitu rapatnya bisa di halaman kantor atau habis olahraga pagi langsung mengadakan rapat di tempat itu. Bagi Dahlan Iskan, rapat itu tempat menampung ide-ide kreatif dari peserta rapat untuk melakukan pekerjaan menjadi lebih baik ke depan, jadi tempat rapat dimana pun bisa dilakukan.

 

Barangkali di benak Dahlan Iskan ya kerja, kerja, kerja. Bila ada masalah ya dicari solusinya atau mungkin ada peserta rapat yang telah memiliki pengalaman untuk mengatasi suatu masalah yang sama, lalu diminta untuk bercerita. Bila sudah memahami semua, dan solusi sudah ada ya rapat selesai. Dan begitu seterusnya.

 

Kegemaran lain dari Dahlan Iskan, suka mendatangi tempat kerja Staf untuk menanyakan sesuatu, seperti suatu permasalahan dalam melakukan pekerjaannya atau apa pekerjaan yang segera diselesaikan, tetapi masih ada hambatan. Saat itu juga dibicarakan langsung mengenai solusi yang dibutuhkan, setelah itu kerja, kerja, kerja. Adakah Staf yang suka cara kerja seperti ini atau justru staf merasa terganggu?

 

Apa yang bisa kita pelajari dari cara kepemimpinan Dahlan Iskan? Beberapa yang perlu kita contoh yaitu seorang pemimpin fokus pada upaya pencapaian Visi organisasi, sehingga dalam pelaksanaan kerja tidak perlu ditampakkan kedudukan Bos atau Anak Buah. Yang utama adalah Pemimpin bermitrakerja dengan Staf untuk segera menyelesaikan suatu pekerjaan dengan hasil baik, dan mengarah pada pencapaian Visi organisasi. Mungkin yang membedakan antar Bos dan Staf yaitu hanyalah mengenai besar kecilnya tanggungjawab.

 

Hal lain yang perlu kita contoh, yaitu mengenai pelaksanaan rapat dan lamanya waktu untuk rapat. Setiap rapat langsung membicarakan mengenai apa masalah yang akan dibahas dan bagaimana solusi dari masalah itu, dan kalau sudah ketemu solusinya, rapat selesai. Jadi tidak perlu lama-lama melakukan rapat, yang penting solusi dari suatu masalah dan dilaksanakan.

 

Untuk memacu kinerja Staf, apa pun organisasi tempat kita bekerja, perlu ditetapkan musuh bersama dari suatu organisasi. Tujuannya untuk berupaya menyiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan, untuk bersama-sama melawan musuh dan harus menang. Barangkali pada model kepemimpinan Dahlan Iskan perlu direnungkan untuk dicontoh, sehingga Visi, Misi, dan Program Kerja organisasi cepat terwujud dan bermanfaat bagi khalayak (masyarakat).

 

Daftar Pustaka

Iskan, D., 2011. Dua Tangis dan Ribuan Tawa. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

 

Post a Comment for "KEPEMIMPINAN ALA ”DAHLAN ISKAN”"