KEWIRAUSAHAAN BAGI HUMAS RUMAH SAKIT
Pengembangan
Alternatif Strategi Kewirausahaan
Zimmerer dan Scharborough dalam Frinces (2008)
mengemukakan bahwa kewirausahaan adalah suatu usaha untuk menciptakan nilai lewat pengenalan terhadap peluang bisnis, manajemen
mengambil risiko yang cocok dengan peluang yang ada, dan lewat kemampuan komunikasi dan manajemen
dalam memobilisasi umat manusia, keuangan dan berbagai sumber daya yang
diperlukan untuk membawa suatu proyek sampai berhasil. Jadi kewirausahaan itu
menyangkut hal-hal untuk mengerjakan dan memberikan tentang: a. Produk-produk
dan jasa-jasa baru; b. Pekerjaan baru; c. Lingkungan kerja yang kreatif; d.
Cara-cara baru melakukan kegiatan bisnis; dan e. Bentuk baru penciptaan bisnis
(Frinces, 2004). Untuk mendukung daya saing pelayanan sebuah rumah sakit
memerlukan jiwa wirausaha dari setiap sumber daya manusia (SDM) di rumah sakit.
Hal yang lebih utama adalah adanya jiwa wirausaha dari Manajemen dan Manajer di
lingkungan rumah sakit.
Pada level Manajemen rumah sakit dan para Manajer sangat
dibutuhkan jiwa wirausaha, salah satunya Humas rumah sakit. Pentingnya jiwa
wirausaha ini dalam upaya untuk menciptakan peluang, berinovasi, dan mengambil
risiko terukur (Ciputra, 2008). Pertanyaan yang menarik untuk diajukan di sini yaitu
sejauhmana jiwa wirausaha ini bisa dimiliki oleh Manajemen rumah sakit dan
Manajer di lingkungan rumah sakit, seperti Humas? Keterfokusan pemikiran di
dalam memimpin manajemen di rumah sakit, menjadi sesuatu yang sangat penting.
Selain mempraktekkan fungsi-fungsi manajemen seperti perencanaan,
pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian seperti yang diungkapkan Abeng
(2006), juga harus melakukan analisis-analisis pada kinerja rumah sakit dan
kinerja dari setiap unit pendukung pelayanan yang terdapat di rumah sakit.
Pelaksanaan analisis terhadap data rumah sakit dan
pelaksanaan analisis pada kinerja SDM rumah sakit, merupakan modal untuk
menumbuhkan jiwa wirausaha bagi Manajemen rumah sakit dan para Manajer di
lingkungan rumah sakit. Tanpa merasa bertanggungjawab pada perjalanan manajemen
di rumah sakit, maka rumah sakit tidak akan mampu untuk bersaing dengan
pelayanan kesehatan lainnya yang terus tumbuh dan berkembang.
Owner entrepreneur menjadi suatu hal yang
perlu dilakukan pada pelayanan rumah sakit. Biasanya Manajemen di rumah sakit ditangani
sendiri oleh pemilik rumah sakit, dan/atau melalui penunjukkan seseorang
menjadi Pemimpin dan/atau Direktur rumah sakit. Hal yang akan dilakukan yaitu berusaha
memperluas cakupan pelayanan bagi masyarakat pengguna. Kebutuhan khalayak akan kesehatan
sangat banyak, mulai dari pelayanan penyakit dalam, pelayanan saraf, pelayanan
jantung, pelayanan paru, pelayanan kecantikan, pelayanan akupunktur, pelayanan one
day surgery (ODS), pelayanan konsultasi gizi sehat, pelayanan senam sehat.
Kebutuhan
pelayanan lainnya seperti pelayanan KB (konsultasi & tindakan), pelayanan Bedah,
pelayanan Fitnes, pelayanan Medical Check Up (MCU), pelayanan Laboratorium,
pelayanan Radiologi, ruang untuk dokter/tempat konsultasi kepada dokter, kolam renang
untuk ibu hamil. Untuk kebutuhan anak-anak juga banyak. Pelayanan yang akan dikembangkan
adalah pelayanan kesehatan anak, pelayanan imunisasi, pelayanan konsultasi gizi
anak, pelayanan konsultasi ASI/laktasi, pelayanan konsultasi motorik kasar dan motorik
halus anak, pelayanan konsultasi obesitas anak, pelayanan konsultasi autism
syndrome disorder (ASD), pelayanan Penitipan Anak. Pelayanan lainnya bisa seperti
pelayanan pijat bayi, arena main anak-anak, kolam renang untuk anak-anak, ruang
untuk dokter/tempat konsultasi kepada dokter, bioskop untuk anak-anak, toko mainan
anak-anak, toko pakaian anak-anak, medical
check up (MCU) untuk anak, dan kantin untuk orang deasa dan anak-anak.
Apabila
Manajemen rumah sakit memiliki konsentrasi di dalam memimpin rumah sakit serta memiliki
jiwa wirausaha, niscaya rumah sakit akan mudah berkembang dan bertumbuh serta mampu
memiliki daya saing dalam bidang pelayanan kesehatan di wilayahnya. Manajemen
dan jiwa wirausaha dari para manajer di rumah sakit, sangat memberi dukungan
pada berkembangnya pola pelayanan di rumah sakit, untuk memenuhi kepentingan
dan kebutuhan para pasien yang memeriksakan dirinya di rumah sakit.
Peningkatan
Kinerja SDM
Untuk mendukung pengembangan pelayanan rumah sakit ke
depan, dibutuhkan kinerja SDM yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Kinerja
ini akan dimiliki SDM apabila Manajemen melakukan pengelolaan SDM secara baik
termasuk menganalisis hasil kinerjanya.
Menurut
Dharma (2005), manajemen kinerja merupakan sebuah proses untuk menetapkan apa yang
harus dicapai, dan pendekatannya untuk mengelola dan pengembangan manusia melalui
suatu cara yang dapat meningkatkan kemungkinan bahwa sasaran akan dapat dicapai
dalam suatu jangka waku tertentu, baik dalam waktu jangka pendek maupun dalam waktu
jangka panjang. Dengan demikian visi, misi dan target kinerja menjadi
sangat penting untuk mengelola kinerja SDM termasuk unit kerjanya. Mengenai
pendekatan yang bisa dilakukan, sebaiknya SDM sebagai mitra kerja dari seorang
Pemimpin, sehingga komunikasi menjadi alat utama untuk memotivasi SDM untuk
berkinerja.
Pengembangan
Produk Pelayanan
Berbagai bentuk produk pelayanan yang bisa dikembangkan
pada pelayanan rumah sakit sangat banyak. Baik produk pelayanan untuk umum, ibu-ibu
maupun produk pelayanan untuk anak-anak. Memulai memang tidak mudah apabila
fungsi-fungsi manajemen hanya sekedar dilakukan dan dilaksanakan tanpa
melakukan monitor yang terus menerus pada operasionalnya. Untuk itu jiwa
wirausaha sangat perlu untuk dimiliki oleh Manajemen rumah sakit dan para
Manajer di lingkungan rumah sakit.
Memulai pengembangan produk berarti menyiapkan SDM dan
peralatan yang digunakan serta memperhitungkan besaran pasar dan anggarannya.
Hal ini bisa dilakukan kalau tumbuh jiwa kreatif dan inovasi bagi pelaku
Manajemen dan/atau Humas di rumah sakit. Untuk itu jiwa wirausaha akan
berkembang apabila bisa membaca data pelayanan, serta bisa membaca
peluang-peluang berkenaan dengan perkembangan kebutuhan para pasien dan calon
pasien dalam dunia pelayanan kesehatan. Bagaimana mendapatkan peluang rumah
sakit dalam upaya pemenuhan kebutuhan pasien rumah sakit? Tentu sebagai Humas
rumah sakit perlu melakukan analisis strengths,
weaknesses, opportunities, dan threats
(SWOT) di rumah sakit untuk mendapatkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman pelayanan rumah sakit pada waktu sekarang dan yang akan datang.
Posisi
Rumah Sakit pada Analisa Grand Strategy
Menghitung kekuatan, kelemahan, peluang serta ancaman
yang ada, akan
ditampilkan sebuah contoh perhitungan di rumah sakit Ibu dan Anak. Secara
rinci dapat dilihat dari tabel sebagai berikut:
Tabel 5.1.:
Perhitungan SWOT
No
|
Kekuatan
|
Bobot
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Dikenal masyarakat
|
|
|
3
|
2
|
Pelayanan khusus wanita
|
|
|
3
|
3
|
Pasien loyal
|
|
|
3
|
Nilai
|
|
|
9
|
|
Total Nilai
|
|
|
27
|
No
|
Kelemahan
|
Bobot
|
||
-1
|
-2
|
-3
|
||
1
|
Pelayanan masih kurang cepat
|
|
|
3
|
2
|
SDM masih kurang ramah
|
|
|
3
|
3
|
Kepekaan pada perubahan keinginan customer
|
|
2
|
|
Nilai
|
|
2
|
6
|
|
Total Nilai
|
|
|
-22
|
No
|
Peluang
|
Bobot
|
||
1
|
2
|
3
|
||
1
|
Pelayanan yang komunikatif
|
|
2
|
|
2
|
Pelayanan sub spesialis
|
|
|
3
|
3
|
Pelayanan dengan teknologi
|
|
2
|
|
4
|
Pelayanan homecare
|
|
|
3
|
Nilai
|
|
4
|
6
|
|
Total Nilai
|
|
|
26
|
No
|
Ancaman
|
Bobot
|
||
-1
|
-2
|
-3
|
||
1
|
Pesaing dalam pelayanan
|
|
|
3
|
2
|
Kritik customer pada pelayanan
|
|
|
3
|
3
|
Jumlah kunjungan customer menurun
|
1
|
|
|
4
|
Kinerja Humas belum optimal
|
|
2
|
|
Nilai
|
1
|
2
|
6
|
|
Total Nilai
|
|
|
-23
|
Kekuatan 27 Peluang 26
Kelemahan -22 Ancaman -23
------------
-------------
5 3
Berdasarkan
hasil perhitungan dari analisis SWOT di atas, diperoleh data bahwa kekuatan lebih
besar dari kelemahan yaitu 5. Demikian juga peluang lebih besar dari ancaman yaitu
3. Dengan demikian, posisi rumah sakit Ibu dan Anak ini berada pada posisi strategi
pertumbuhan. Mengenai gambar posisi rumah sakit Ibu dan Anak ini, nilai dari kekuatan dibandingkan dengan nilai dari kelemahan, dan nilai peluang dibandingkan dengan nilai ancaman. Melalui perbandingan nilai ini, akan bisa dibuat gambarnya.
Berdasarkan analisis strategi yang tercermin di dalam gambar
diagram Grand Strategy maka dapat
diketahui bahwa posisi rumah
sakit ini berada pada kuadran I pada situasi pertumbuhan (Growth). Pada situasi
pasar yang tumbuh strategi secara teori yang disarankan adalah strategi
agresif. Menurut
Umar (2002) mengatakan, strategi ini memberikan arti bahwa rumah sakit ini dapat
menggunakan kekuatan internalnya guna mengambil keuntungan dari peluang
eksternal, mengatasi kelemahan internal dan menghindar dari ancaman eksternal. Dengan
demikian maka peran Humas terhadap kinerja rumah sakit hendaknya diarahkan ke strategi
yang lebih agresif.
Berdasarkan
gambar 5.1. diketahui bahwa peluang yang ada itu cukup
luas. Luasnya peluang tersebut memicu adanya persaingan-persaingan dari
organisasi sejenis (rumah
sakit Ibu dan Anak). Oleh karenanya peran Humas selaku ujung tombak pemasaran amatlah
penting.
Sehubungan
Humas rumah sakit menggambarkan perlu diupayakan agar rumah sakit berada dalam
kondisi pertumbuhan, maka seyogyanya Humas rumah sakit melakukan dan/atau
mengejar pertumbuhan, menerima kondisi persaingan antar rumah sakit sebagai
tantangan, dan mengusahakan supaya setiap produk jasa pelayanan di rumah sakit
dapat memberikan pelayanan sesuai yang dikehendaki akreditasi rumah sakit.
Tentu di dalam mengusahakan hal yang disebutkan di atas, Humas rumah sakit
bekerjasama dengan para manajer di lingkungan rumah sakit untuk bersama-sama
melakukan pekerjaan yang mampu menggerakkan pertumbuhan pelayanan rumah sakit.
Untuk
itu, Humas rumah sakit disarankan untuk dapat bergaul erat dengan data
statistik pasien di rumah sakit, termasuk memerhatikan turun naiknya jumlah pasien
yang dilayani di rumah sakit, baik jumlah kunjungan pasien di instalasi rawat
jalan, instalasi gawat darurat, dan di instalasi rawat inap rumah sakit. Melalui
perhatian dan penanganan yang mendalam pada data pasien di rumah sakit,
diharapkan Humas rumah sakit memiliki ciri pokok sebagai seorang wirausahawan,
yaitu membangun pelayanan rumah sakit untuk tumbuh, mau bersahabat dengan
ketidakpastian, dan menjalankan usaha pelayanan yang sesungguhnya (Mubarok,
2013). Dengan demikian, kewirausahaan bagi Humas rumah sakit bukanlah pada
besar kecilnya hasil yang diperoleh dari pelayanan rumah sakit, tetapi
pelayanan yang diberikan rumah sakit dapat sungguh-sungguh memberikan nilai tambah bagi masyarakat pengguna
pelayanan rumah sakit.
Post a Comment for "KEWIRAUSAHAAN BAGI HUMAS RUMAH SAKIT"