KEPEMIMPINAN HOLISTIK
Sesorang
yang sudah menjadi Pemimpin, biasanya merasa sudah hebat, terkenal, dan
dihormati. Keputusan berada di tangannya, sekali sudah membubuhkan tanda tangan
dalam hal perbaikan manajemen organisasi, pasti disetujui oleh manajer di
bawahnya dan dijalankan. Harapan dari sang Pemimpin, pasti berhasil dengan
gemilang dan bermanfaat. Untuk mencapai keberhasilan, sang Pemimpin mendorong
dengan mencambuk para manajernya dan staf, agar semua karyawan di organisasinya
mampu bekerja keras untuk mendapatkan keberhasilan dalam pekerjaannya.
Hal
yang mirip, seperti seorang dosen yang memberi bahan kuliah kepada mahasiswanya
dengan menyiapkan materi kuliahnya dan
memberi tugas kepada individu/kelompok. Setelah itu, dosen membuat soal ujian
dan para mahasiswa mengerjakan jawaban dari soal ujian tersebut. Sesuai dengan
kalender akademik, maka dosen tadi memberi pengumuman kepada mahasiswa,
seberapa banyak mahasiswa yang lulus dari ujian dan seberapa banyak mahasiswa
yang belum lulus ujian. Bagi mahasiswa yang belum lulus, yah . . ujian kembali
setelah mengikuti kuliah lagi dan telah memenuhi persyaratan akademik lainnya. Gambaran
ini merupakan gambaran yang bersumber dari satu arah saja.
Nah,
bagaimana cara sang Pemimpin untuk memimpin beberapa orang manajer dan/atau
eselon yang dibawahinya? Diharapkan sang Pemimpin tidak bertindak sebagai
seorang dosen yang memberikan nilai kepada mahasiswanya dan juga tidak perlu mengikuti
model/gaya kepemimpinan satu arah (komando). Tetapi yang perlu dilakukan oleh
sang Pemimpin dalam kepemimpinan yang holistik, yaitu:
1. Beri
penjelasan kepada para bawahannya mengenai Visi dan Misi sang Pemimpin, dalam
suatu pertemuan yang digagas untuk memberikan penjelasan yang komprehensif.
2. Beri
perhatian kepada setiap manajer yang dibawahinya, agar mampu memberikan
kepemimpinan yang sesuai dengan kapabilitas manajer bawahannya.
3. Beri
peluang untuk membeli beberapa buku, sebagai bahan inspirasi di dalam membangun
dan mengembangkan Tupoksinya.
4. Beri
waktu kepada para manajer yang dibawahinya, untuk mempresentasikan program
kerjanya dalam jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang serta melakukan
diskusi dengan sang Pemimpin.
5. Beri
tugas khusus kepada beberapa manajer untuk membuat makalah yang berkaitan
dengan cara mewujudkan tugasnya supaya berhasil.
6. Beri
waktu kepada beberapa manajer untuk melakukan studi banding ke instansi lain,
yang dipandang sudah berhasil dalam melakukan pekerjaannya sesuai dengan tugas
pokok dan fungsinya (Tupoksi).
7. Berikan waktu kepada bawahannya untuk
melaporkan mengenai kemajuan dalam Tupoksinya setiap 3 (tiga) bulan, sekaligus
memaparkan mengenai indikator pencapaian kinerjanya.
8. Berikan
reward dan punishment setiap tahun kepada setiap manajer yang dibawahinya atas
pencapaian kinerjanya.
9. Beri
waktu khusus (setiap dua tahun) kepada para manajer beserta keluarganya untuk
melakukan refreshing/rekreasi dalam
bingkai berwisata bersama.
Holistik
Seorang
teman bertanya, apabila pelayanan holistik diterapkan kepada pasien rumah
sakit, bagaimana perwujudannya? Kalau pelayanan holistik mau diterapkan pada
pemberian pelayanan kepada pasien, perhatian sumber daya manusia (SDM) rumah
sakit tidak hanya terbatas pada kegiatan penyembuhan penyakitnya pasien, tetapi
memberikan perhatian dan pelayanan juga pada keadaan psikis pasien, perhatian
pada tingkat ekonominya serta penguatan pada spiritual pasien. Dengan demikian,
pemberian pelayanan kepada pasien merupakan pemberian pelayanan yang menyeluruh
kepada setiap pasien secara komplit.
Berdasarkan
pemahaman dalam hal pemberian pelayanan yang menyeluruh kepada pasien rumah
sakit, maka seorang Pemimpin hendaknya memerhatikan gambaran pola kerja manusia
secara menyeluruh dengan memertimbangkan segala aspek yang mungkin berpengaruh
pada pola kerjanya di dalam mewujudkan pencapaian kinerjanya dalam melaksanakan
Tupoksinya. Pada waktu manajer melaksanakan dan menangani pekerjaannya, ada manajer
yang bekerja dengan cepat, ada juga yang bekerja terlambat. Manajer lain ada yang
memerlukan pengawasan, ada yang harus dipanggil lebih dulu baru melakukan
pekerjaannya, ada juga yang berpenampilan bagus tetapi pekerjaannya
terseot-seot, ada juga yang harus diminta presentasi pekerjaannya, dan berbagai
kondisi manajer yang lain.
Inilah
kondisi karakter manusia dan/atau bawahan sang Pemimpin, di dalam melakukan pekerjaannya.
Ada manajer yang sesuai dan/atau tidak sesuai dengan harapan sang Pemimpin.
Untuk itu sang Pemimpin, tidak perlu membanding-bandingkan bawahannya dengan
mengatakan ada yang pintar dan ada yang kurang pintar atau ada yang mampu
bekerja dan tidak mampu bekerja. Sang Pemimpin harus memiliki penilaian
tersendiri terhadap bawahannya, sehingga mampu menyesuaikan strategi komunikasinya
sesuai keberadaan bawahannya. Hal yang diperlukan sang Pemimpin adalah
bagaimana semua manajer yang dibawahinya itu, mampu melakukan pekerjaannya secara
optimal serta memiliki semangat untuk berperanserta menyumbangkan kemampuannya
untuk menggapai target sang Pemimpin sesuai Visi dan Misinya.
Kepemimpinan holistik
Model
kepemimpinan ini, berusaha memiliki kedalaman pemahaman atau perhatian yang
mendalam pada setiap manajer yang dibawahinya. Paling tidak pemikiran sang
Pemimpin berusaha memahami tentang fisik, psikis (mental), dan spiritual dalam
setiap aktivitas kepemimpinan, termasuk perihal penyelesaian tugas, pengambilan
keputusan dan berkomunikasi. Semua manajer dibawahnya harus diperhatikan serius
oleh sang Pemimpin dalam hal tingkat pendidikan yang dimiliki, tingkat
kemampuannya, serta atribut personal yang dimiliki oleh setiap manajer seperti dalam
hal bersikap, tingkah laku, kerjasama, komunikasi, ide kreatif, kebersihan,
tambahan pekerjaan, dan lain-lain.
Berhasilnya
bawahan dalam menyelesaikan pekerjaan yang diamanahkan oleh sang Pemimpin, sedikit
banyak dipengaruhi oleh kualitas kerjasama antara sang Pemimpin dengan yang
dipimpin. Kualitas dalam hal ini bisa dilihat dari frekuensi pertemuan sang
Pemimpin dengan bawahan, dan bisa juga dilihat dari sudut pandang tingkat kemajuan
kinerja bawahan dengan motivasi dan arahan dari sang Pemimpin. Sang Pemimpin
tidak dianjurkan untuk selalu menyalahkan bawahannya karena kinerjanya belum
seperti yang diharapkan sang Pemimpin, tetapi justru memberikan petunjuk,
motivasi, dan arahan, agar bawahannya itu dapat mencapai hasil sesuai target
yang diberikan oleh sang Pemimpin.
Sebuah
contoh yang diceritakan seorang teman pada waktu mau dinaikkan jabatannya
disuatu organisasi. Menurut teman ini, sang Pemimpin dari organisasi ini
tiba-tiba memanggil 3 (tiga) orang bawahannya dan diminta membuat makalah untuk
memberikan solusi terhadap masalah yang sedang dihadapi oleh organisasi. Untuk
membuat makalah seperti yang diharapkan sang Pemimpin, hanya diberikan waktu
toleransi selama 1 (satu) minggu saja dan langsung diserahkan kepada sang
Pemimpin. Bagaimana selanjutnya hasil dari pembuatan makalah ini? Setelah 1
(satu) minggu kemudian, sang Pemimpin melakukan pemanggilan kepada pembuat
makalah yang terbaik, untuk diangkat dalam suatu jabatan yang sangat bergengsi
hehehe.
Apa
yang perlu kita contoh dari cerita di atas? Kebetulan 3 (tiga) orang tadi memiliki
nilai yang tidak terlalu besar selisihnya di dalam melakukan pekerjaannya. Yah .
. hampir-hampir miriplah. Nah . . agar sang Pemimpin memiliki nilai tambah dari
kecakapan bawahannya, maka sang Pemimpin memberi tambahan tugas dengan meminta
untuk membuat makalah yang diarahkan untuk memberi solusi pada masalah yang
sedang dihadapi organisasi pada waktu itu. Artinya, sambil mendapatkan solusi
dari permasalahan organisasi, sekalian sang Pemimpin menempatkan manajer baru
dalam jabatan yang kebetulan lebih tinggi dari jabatan sebelumnya.
Model
lain supaya bawahannya sukses dalam melakukan pekerjaannya, sangat terbuka
lebar. Hal yang sangat penting bagi sang Pemimpin, melakukan pendalaman pada
karakter setiap bawahannya, agar sang Pemimpin mampu membantu bawahannya sesuai
kondisi yang dibutuhkan oleh bawahannya. Barangkali seorang bawahan cukup
dengan ditelepon oleh sang Pemimpin, atau harus dipanggil di kantor sang
Pemimpin untuk diberikan arahan dan petunjuk, atau bisa saja seorang bawahan
harus disuruh melakukan presentasi pada tingkat pencapaian kinerjanya.
Sebagai
seorang Pemimpin yang mau menjalankan kepemimpinan holistik, sang Pemimpin
berusaha menaruh perhatian yang mendalam kepada setiap bawahannya, melalui pemahaman
secara menyeluruh kepada manajer-manajer yang dibawahinya. Apabila bawahannya kedapatan
menjadi pendiam, yah . . sang Pemimpin sudah mengetahuinya, sehingga bawahannya
itu perlu diajak untuk berkomunikasi tentang perihal yang menjadi beban
pikirannya. Alhasil, sang Pemimpin tiba-tiba menanyakan kepada bawahannya mengenai
pekerjaannya selama ini termasuk permasalahan yang dihadapi. Melalui pertanyaan
sang Pemimpin ini, dipastikan bawahannya akan bercerita mengenai pekerjaan yang
sudah dilakukan selama ini, dan berapa penghasilan yang diterima dari semua
pekerjaan itu.
Demikian
juga kalau bawahan selalu terlambat menyerahkan hasil pekerjaan sesuai yang
diminta sang Pemimpin. Kalau ada bawahan yang seperti ini, mau tidak mau sang
Pemimpin memanggil bawahan ini di kantornya sambil menanyakan tentang kesulitan
yang dihadapi pada penyelesaian pekerjaannya. Dari model kepemimpinan sang
Pemimpin ini, akan sangat dipedulikan oleh bawahannya serta berusaha untuk
melakukan pekerjaannya dengan baik dan berkualitas. Andaikata bawahan berlomba-lomba
melakukan pekerjaannya dengan kinerja baik, sang Pemimpin akan mampu menggapai
tujuannya di dalam mewujudkan Visi dan Misinya. Inilah hasil kerja yang
berkualitas dari para manajer yang dibawahi oleh sang Pemimpin, sehubungan kepemimpinan
holistik yang diterapkan oleh sang Pemimpin. Keberhasilan para manajer menjadi sangat
brilian, karena mendapatkan dukungan penuh dari sang Pemimpin. Selamat menjadi
Pemimpin idola dari organisasinya.
Post a Comment for "KEPEMIMPINAN HOLISTIK"