PENEMPATAN SDM
PENEMPATAN
sumber daya manusia (SDM) yang sudah lulus seleksi dari ujian tertulis dan
ujian lisan yang dilaksanakan oleh Manajemen rumah sakit melalui bagian SDM di
rumah sakit, tinggal ditempatkan pada gugus kerja yang membutuhkan. Gampang
kan, dan tugas bagian SDM dinyatakan selesai. Apakah tugas bagian SDM sudah
selesai? Sebetulnya belum selesai, baru menyelesaikan pekerjaannya pada tahap
awal.
Tahap
pekerjaan selanjutnya dari bagian SDM, yaitu melakukan penempatan SDM pada
bidang pekerjaannya yang paling sesuai dengan passionnya atau minatnya. Apa maknanya pada pekerjaan yang
dilakukan? Seorang teman yang sudah akrab sekali dengan saya, menemukan passionnya di bidang makeup (tata rias wajah). Teman ini sudah
cukup lama berkecimpung dalam hal tata rias wajah ini, sehingga saking
senangnya pada minatnya ini, dibayar berapa pun akan diterima dengan senang
hati sambil menyunggingkan senyum. Bahkan, bila ada wisudawati yang mau makeup pada pukul 4 (empat) atau pukul 5
(lima) pagi, akan dilayani dengan selalu bersemangat dalam melakukan pekerjaan
itu. Hal ini bisa terjadi karena merasa sudah senang dengan hasil pekerjaannya
yang membuat orang yang dimakeup
semakin cantik.
Penempatan
SDM berarti memberikan pekerjaan kepada SDM itu untuk melakukan pekerjaan
dengan hasil yang bagus, baik ditempatkan pada gugus kerja maupun di rumah
sakit. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh bagian SDM rumah sakit
bila menempatkan SDM itu pada pekerjaannya, yaitu:
1. Menempatkan
SDM yang baru
2. Menempatkan
SDM di gugus kerja
3. Menempatkan
SDM dengan mutasi
4. Menempatkan
SDM untuk promosi
5. Menempatkan
SDM dengan demosi
Oleh
karena itu, bagian SDM hendaknya memerhatikan berbagai hal yang berkaitan
dengan penempatan SDM ini. Mengapa? Karena penempatan SDM pada pekerjaannya
akan memberi dampak pada berhasil tidaknya SDM itu pada pekerjaan yang
dilakukan. Apabila SDM itu ditempatkan pada pekerjaan yang tidak sesuai passionnya, tentu akan memberikan hasil
yang kurang baik alias tidak berhasil melakukan pekerjaannya.
Menempatkan SDM baru
Pada
penempatan SDM ini, akan dilakukan bagian SDM setelah SDM baru itu menempuh beberapa
persyaratan sesuai prosedur untuk mengisi lowongan kerja yang telah diinfokan
melalui kegiatan rekrutmen SDM. Mengapa SDM direkrut? Karena rumah sakit
membutuhkannya, seperti rekrutmen SDM perawat, bidan, dan tenaga kesehatan
lainnya. Artinya, SDM ini memberikan lamaran untuk bisa diterima bekerja di
rumah sakit ini dengan menempuh beberapa ujian dan telah dinyatakan lulus oleh bagian
SDM rumah sakit.
Nah,
pada waktu menempatkan SDM ini pada bidang pekerjaannya, seperti perawat
umpamanya, harus disesuaikan dengan kualifikasi yang telah dimiliki termasuk
tingkat kemampuan lainnya. Contoh SDM perawat tadi, akan ditempatkan pada pekerjaan
yang diusahakan sesuai passionnya
atau minatnya, bisa di ruang perawatan anak-anak, bisa di ruang perawatan
bedah, bisa di ruang perawatan saraf, dan atau ruang perawatan pasien yang
lain.
Untuk
perawat seperti yang disebutkan di atas, data minatnya dapat diperoleh dari
calon SDM itu pada waktu melaksanakan ujian wawancara, baik dari hasil
wawancara dari komite keperawatan maupun dari hasil ujian tertulis. Hasil ujian
inilah yang dicermati oleh bagian SDM untuk dijadikan dasar pengusulan SDM
perawat itu kepada Manajemen rumah sakit. Demikian juga yang akan ditempuh
bagian SDM apabila mau menempatkan SDM lainnya pada waktu menentukan gugus
kerja yang akan menerima penempatan SDM baru.
Tempatkanlah
SDM baru itu sesuai dengan passion
yang dimiliki SDM, supaya dapat mewujudkan kinerja SDM itu yang menunjukkan
hasil yang semakin optimal, dan pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat
bermanfaat pada pelayanan rumah sakit. Usahakan penempatan SDM bukan sesuai
permintaan orang lain atau pengaruh orang lain, tetapi didasarkan pada hasil
ujian yang diperoleh SDM, baik hasil dari ujian tertulis maupun hasil dari
ujian secara lisan (wawancara).
Menempatkan SDM di gugus
kerja
Biasanya
gugus kerja yang meminta SDM baru untuk bekerja ditempat pekerjaan gugus kerjanya.
Hal ini dilakukan karena di gugus kerjanya sudah mulai repot dan merasakan kesibukan
yang tinggi sehingga mengganggu pemberian pelayanan yang optimal. Apabila sudah
terasa pekerjaan pelayanan yang kurang optimal di sebuah gugus kerja akan memberikan
dampak pada pelayanan rumah sakit yang makin menurun. Karena itu, respon dari
bagian SDM harus segera di eksekusi, bisa memindahkan SDM dari gugus kerja yang
masih longgar pekerjaannya atau membuka lowongan kerja untuk SDM dari luar.
Jadi
dasar penempatan SDM disini, sangat ditentukan adanya permintaan dari gugus
kerja yang ada di lingkungan rumah sakit. Permintaan SDM dari gugus kerja perlu
dibuat secara tertulis kepada Manajemen rumah sakit melalui Wakil Direktur
rumah sakit yang membawahi gugus kerja itu, lalu diputuskan dalam rapat
Pimpinan di rumah sakit. Setelah ada keputusan dari Manajemen rumah sakit baru
diteruskan informasi itu kepada kepala bagian SDM rumah sakit untuk
dilaksanakan.
Kalau
sudah sampai pada pelaksanaan, bagian SDM melakukan kegiatan perekrutan SDM
baru. Bisa menerima pelamar dari rumah sakit lain yang memiliki keinginan mau
bekerja di rumah sakit kita atau membuka informasi lowongan pekerjaan melalui
media perekrutan SDM. Jadi kebijakan yang akan diambil bagian SDM ada pada
pilihan yang akan ditempuh dan tidak berbelit-belit. Gugus kerja yang meminta
SDM baru biasanya minta segera dipenuhi.
Menempatkan SDM dengan
mutasi
Model
mutasi ini banyak ditempuh oleh bagian SDM di berbagai organisasi, karena mudah
dalam penanganannya. Artinya, bagian SDM tinggal mencermati SDM yang sudah
jelas kinerjanya di suatu gugus kerja untuk dimutasikan, dengan catatan tidak
mengganggu pekerjaan di tempat gugus kerjanya yang lama. Dan kalau sudah
menemukan SDM yang dimaksud, langsung memberikan laporan pelaksanaan tugas
kepada Manajemen rumah sakit.
Sekali
lagi yang sangat diperhatikan bagian SDM adalah SDM yang dimutasikan semakin
sesuai dengan passion SDM, kinerjanya
selama ini baik agar semakin optimal, dan dapat disetujui oleh kepala gugus
kerjanya. Kebijakan ini bisa turut memelihara SDM rumah sakit untuk semakin
mumpuni dalam melakukan pekerjaan dan barangkali dapat dirasakan oleh pasien
rumah sakit selanjutnya.
Kegiatan
mutasi SDM bisa juga sampai pada kondisi pertukaran kepala gugus kerja di
lingkungan rumah sakit. Hal ini bisa ditempuh untuk memberi pencerahan baru
kepada kepala gugus kerja itu, sekaligus makin bisa meningkatkan model kepemimpinannya
pada gugus kerja yang baru. Kebijakan seperti ini bukan didasarkan pada tingkat
kesalahan kepala gugus kerja dalam menunaikan tugasnya, tetapi semata-mata
untuk memberikan suasana baru di dalam melaksanakan manajemennya pada gugus
kerja yang dipercayakan kepadanya oleh Manajemen rumah sakit.
Menempatkan SDM untuk
promosi
Hal
yang seperti ini merupakan penampilan pelaksanaan profesi manajerial dari
Manajemen rumah sakit untuk memberikan promosi bagi SDM yang kinerjanya baik
dan berhasil dalam jabatannya. Bisa SDM rumah sakit yang duduk dalam jabatan sebagai
staf di rumah sakit maupun SDM yang duduk dalam jabatan sebagai low manager, middle manager, dan top manager. Apabila jabatan sebagai
staf bisa dipromosikan pada jabatan manajer tingkat bawah atau dari jabatan low manager (manajer tingkat bawah seperti
kepala jaga/kepala urusan/kepala sub bagian/kepala seksi) ke middle manager (manajer tingkat menengah
seperti kepala bagian/kepala bidang) atau dari middle manager ke top manager
(manajer tingkat atas seperti wakil direktur/direktur).
Semua
SDM rumah sakit yang telah berhasil baik dalam jabatannya, hendaknya perlu
pendapat perhatian yang serius dari kepala gugus kerja dan Manajemen rumah
sakit. Hal ini dilakukan supaya SDM yang baik-baik ini, dapat menjadi SDM yang
bisa memberikan nilai pada pelayanan rumah sakit. Sebetulnya sebagai harapan
dari bagian SDM adalah semua SDM rumah sakit menggambarkan tingkat kemampuan
dalam bekerja yang berkualitas dalam memenuhi kepentingan dan kebutuhan para
pasien di rumah sakit. Kalau hal ini tercapai, dipastikan banyak calon pasien
yang memeriksakan tingkat kesehatannya pada pelayanan rumah sakit. Mengapa bisa
terjadi? Karena pasien yang sudah datang sudah merasa senang dengan pelayanan
yang sudah diterima, dan bagi pasien yang merasa puas ini akan menjadi corong pelayanan
rumah sakit yang akan diberitakan kepada orang lain sebagai calon pasien.
Jadi
penanganan dan perhatian yang diberikan kepada SDM rumah sakit akan menjadi
palu pemberi semangat dalam melakukan pekerjaannya sesuai tugas dan
tanggungjawabnya di pelayanan rumah sakit. Jangan sampai membedakan antara SDM
yang satu dengan yang lain atau kelihatan ada SDM yang disenangi dan yang tidak
disenangi. Perlakukanlah SDM rumah sakit dalam keadaan setara dalam memberikan
dorongan dan arahan, karena mereka semua merupakan pilar-pilar pelayanan yang
baik dalam memberikan pelayanan rumah sakit.
Menempatkan SDM dengan
demosi
Untuk
diketahui bahwa SDM rumah sakit itu, ada yang rajin bekerja dan ada juga yang
berkarakter malas. Ada SDM yang disiplin bekerja dan ada juga yang hobi
jalan-jalan, dan karakter SDM yang lain. Disinilah pentingnya tingkat peran
manajerial dari seorang atasan. Dorongan, arahan, dan bimbingan dari atasan SDM
yang masih memiliki karakter negatif pada pelaksanaan pekerjaan, perlu
dilakukan pembinaan dan bukan dibinasakan hehehe.
Walaupun
sudah dibina dan sudah dianggap sebagai mitra kerja di dalam melakukan
pekerjaan pelayanan di rumah sakit, dan ternyata SDM tersebut masih memiliki
karakter yang kurang baik di dalam melakukan pekerjaannya, perlu selalu
diingatkan. Apabila sudah dipanggil untuk merubah perilaku dalam pelayanan,
tetapi masih sulit untuk menjadi lebih baik, ya perlu diambil tindakan oleh
bagian SDM untuk dipindah dan menurunkan tanggungjawabnya pada jabatannya.
Pelaksanaan
demosi ini hendaknya dilaksanakan dengan tujuan baik. Harapannya sebagai usaha
untuk mendorong seorang SDM untuk semakin baik dalam mengerjakan tugasnya.
Demosi bagi SDM tidak salah untuk dilakukan, dan setelah diturunkan tanggung
jawabnya, dan masih berperilaku kurang baik dalam pekerjaannya, yah apa boleh
buat terpaksa dipanggil lagi untuk diberitahu akan diberi surat pemberhentian
tidak bekerja di rumah sakit serta mengucapkan banyak terima kasih atas
pengabdian selama ini. Selanjutnya bagian SDM segera memberikan laporan yang
lengkap serta meminta surat pemberhentian SDM tersebut kepada Manajemen rumah
sakit untuk segera diproses.
Post a Comment for "PENEMPATAN SDM"