BANGUN PARIWISATA DENGAN GOTONG ROYONG
KATA gotong royong sudah
mendengar dan menyaksikan pelaksanaannya pada waktu masih belajar di tingkat sekolah
dasar (SD). Kegiatan gotong royong ini sering dilakukan di desa pada waktu mau
membangun rumah, menanam padi di sawah atau pada waktu membangun dan menata
jalan di desa. Rasanya sih pada waktu itu semua yang ikut gotong royong serba
senang dan gembira. Orang yang mempunyai nyambut gawe (kerja) itu mengajak
semua peserta gotong royong untuk melakukan suatu pekerjaan, dan pada waktunya
sudah menyiapkan makan siang bersama dan/atau makan malam bersama. Kelihatannya
pada waktu itu sepertinya mengadakan pertemuan besar untuk mengajak kerja
bersama agar cepat bisa menyelesaikan suatu pekerjaan dengan baik.
Perkataan gotong royong
ini kembali penulis mendengarnya lagi pada waktu Presiden Jokowi membuka rapat
kerja nasional (Rakernas) organisasi partai politik di Jakarta tahun 2022.
Beliau menjelaskan bahwa untuk menghadapi berbagai tantangan ke depan, sangat
perlu melakukan gotong royong sesuai dengan keunggulan masing-masing sumber
daya manusia (SDM), untuk dapat menghasilkan karya besar dan/atau potensi besar
yang terdapat di negeri ini.
Selanjutnya Presiden
mengatakan bahwa gotong royong itu merupakan ajaran dari Bung Karno Presiden Pertama
Republik Indonesia. Gotong royong
merupakan satu usaha, satu amal, satu gawe, satu karya untuk menghasilkan
sebuah karya besar atau sebuah prestasi besar. Jadi gotong royong itu
merupakan pembantingan tulang bersama, atau perjuangan bantu membantu bersama. Oleh
karena itu, untuk membangun bangsa ini harus dilakukan dengan kerja gotong
royong menurut keahlian dan keunggulan masing-masing.
Gotong royong merupakan
istilah untuk mau bekerja bersama dalam mewujudkan tercapainya hasil yang
didambakan. Istilah gotong royong berasal dari kata bahasa Jawa gotong yang
berarti mengangkat dan royong yang berarti bersama (Wikipedia). Menurut
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), gotong royong mempunyai arti bekerja
bersama-sama (tolong-menolong, bantu-membantu) di antara anggota-anggota suatu
komunitas.
Seruan
dari Presiden Jokowi kepada anak bangsa, bahwa untuk membangun bangsa ini harus
dilakukan bersama dengan cara gotong royong menurut keahlian dari masing-masing
SDM Indonesia. Tanpa gotong royong sulit menghadapi kompetisi global seperti
dalam bidang ekonomi, bisnis, SDM, sains dan teknologi, termasuk krisis pangan
dan krisis energi.
Oleh karena itu,
bangunlah daerah sesuai keunggulan yang dimiliki masing-masing daerah. Kalau di
daerah Kepulauan Nias, keunggulan yang dimiliki terdapat pada sektor Pariwisata,
seperti alam, budaya, batu megalitikum, kuliner, dan kerajinan, beserta sektor
Kelautan dan Perikanan. Keunggulan inilah yang yang akan dibangun dan
dikembangkan secara gotong royong. Masyarakat Kepulauan Nias harus diajak dan
didorong untuk mau memahami dan membantu terbangunnya keunggulan Kepulauan Nias
di 2 (dua) sektor ini.
1. Gotong royong dengan Desa Adat
Potensi destinasi
wisata alam dan budaya banyak terdapat di sekitar desa adat. Bagaimana gambaran
dari destinasi wisata itu? Destinasi wisata merupakan tempat di mana terdapat berbagai kegiatan pariwisata yang bisa dilakukan dengan tersedianya segala fasilitas dan
atraksi wisata untuk wisatawan.
Melalui pemahaman di atas dapat dipahami bahwa destinasi wisata itu merupakan
tempat yang menjadi tujuan kegiatan berwisata.
Sebagai tempat untuk
melakukan kegiatan berwisata, berarti membutuhkan akses jalan dan jembatan
untuk mencapai lokasi, lingkungan yang menarik sepanjang jalan yang dilewati,
tersedia parkir kendaraan roda dua dan roda empat, ada loket sebagai pintu
masuk lokasi, ada toilet dan kamar mandi, tempatnya bersih dan aman, ada tempat
bersantai untuk individu dan keluarga, ada arena permainan anak-anak, ada
tempat kuliner dan kerajinan, ada tempat pertunjukkan budaya, ada tempat untuk
berswafoto, dan yang lainnya. Jadi, pada sebuah destinasi wisata biasanya terdapat
banyak yang dilihat dan dilakukan, sehingga tamasya/rekreasi yang dilakukan
sangat bermakna dengan penuh kenangan bagi wisatawan yang berkunjung di
destinasi wisata.
Sehubungan penanganan
berbagai fasilitas yang secara bertahap akan dibangun dan dikembangkan, perlu
adanya kegiatan gotong royong yang dilakukan bersama dengan warga yang betempat
tinggal di sekitar destinasi wisata. Dengan demikian, destinasi wisata itu terdapat
beberapa desa adat, yang berusaha untuk membersihkan dan melakukan pengamanan, serta
desa adat turut memiliki rasa tanggung jawab pada penampilan keberadaan atraksi
wisata di destinasi wisata tersebut menurut kebutuhan para wisatawan.
2. Gotong royong Antar SDM Nias
Pada kehadiran satu
atau beberapa destinasi wisata di daerah, tentu diperlukan adanya kegiatan
pemikiran, pandangan dan diskusi dari SDM Nias untuk menentukan dan menyiapkan
destinasi wisata. Sumber daya manusia (SDM) Nias itu ada yang bertempat tinggal
di Kepulauan Nias dan ada juga SDM yang bertempat tinggal di luar Nias
(diaspora), dan tentu mereka sudah memiliki potensi dan keunggulan masing-masing.
Potensi yang sudah dimiliki SDM Nias ini perlu dikumpulkan untuk melakukan
diskusi bersama, dengan mengadakan kegiatan Webinar melalui Zoom.
Siapa yang dapat bertindak sebagai tuan
rumah? Mestinya bisa dilakukan pada waktu diselenggarakan Forum Kepala Daerah
(Forkada) di Kepulauan Nias. Barangkali perlu dibentuk panitian kecil di
Kepulauan Nias untuk menghendel kegiatan Webinar ini, sebagai upaya untuk bekerja
secara gotong royong antar SDM Nias. Apabila kegiatan ini bisa dijalankan
dengan baik, akan muncul ide-ide baru untuk meningkatkan kemajuan pada
pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kepulauan Nias.
3. Gotong royong Antar Dinas
Pada bentuk gotong
royong ini, Bupati/Wali Kota beserta Wakil Bupati/Wali Kota bertindak sebagai
Pemimpin, Pengarah, dan Pemberi Motivasi kepada setiap organisasi perangkat
daerah (OPD) yang sudah dibentuk di Kabupaten/Kota. Sebagai Pemimpin di daerah,
harus berusaha mengawal kegiatan setiap OPD menurut tugas pokok dan fungsinya
(Tupoksi).
Organisasi perangkat
daerah (OPD) yang sangat mendukung pada keberadaan destinasi wisata di daerah,
seperti:
a.
Pekerjaan umum dan perumahan rakyat
b.
Perhubungan
c.
Pertanian
d.
Pemberdayaan masyarakat dan desa
e.
Organisasi perangkat daerah (OPD)
lainnya
Beberapa OPD di atas
diarahkan supaya pada pelaksanaan Tupoksinya, diarahkan untuk mendukung
keberadaan dan hadirnya akses yang semakin mudah di bidang pariwisata. Seperti
OPD Pertanian dan OPD Pemberdayaan Masyarakat Desa umpamanya, tugas yang
dijalankan dapat mendukung keberadaan destinasi wisata di daerah. Setiap OPD didorong
untuk mau bekerja secara gotong royong dalam upaya memajukan hadirnya destinasi
wisata yang unik, menarik, dan unggul di daerah.
Barangkali sudah banyak
destinasi wisata yang pernah ditentukan dan ditetapkan sebagai destinasi wisata
pada waktu pemerintah daerah sebelumnya, perlu terus dibangun dan dikembangkan
secara bertahap sesuai potensi yang terdapat di destinasi wisata. Pada pemerintah
daerah sekarang, berusahalah melanjutkan pembangunan dan pengembangan destinasi
wisata yang sudah pernah ada, dengan polesan yang semakin menarik bagi para
wisatawan.
Setiap ada Bupati/Wali
Kota yang baru, mestinya bukan mendeklarasikan kehebatan dari masing-masing
Kepala Daerah, tetapi berusaha mempelajari keadaan daerah yang telah dibangun
dan dikembangkan sebelumnya untuk dilanjutkan perbaikannya dengan baik. Kalau
ada hal yang belum dibangun dan dikembangkan, itulah yang bisa dimulai oleh
Kepala Daerah yang baru, sambil memelihara destinasi wisata yang sudah ada.
Kalau hal ini bisa dilakukan oleh setiap Kepala Daerah, mestinya Kepulauan Nias
itu cepat berkembang dan cepat bisa maju dengan kriteria berbagai indeks keberhasilan,
yang sudah diberlakukan dan digunakan di pusat dan propinsi.
Sebagai daerah yang
sudah terkenal pariwisatanya sejak zaman penulis masih duduk di bangku sekolah
dasar (SD), tentu sudah banyak destinasi wisata yang sudah dimiliki. Bahkan
beberapa pendapat dari akademisi atau wartawan dari luar Nias, telah memberikan
hasil analisisnya bahwa pembangunan dan pemajuan pariwisata serta kelautan dan
perikanan di Kepulauan Nias, merupakan pembangunan yang memberi dampak pada
meningkatnya sumber daya ekonomi masyarakat.
Mengapa banyak orang
yang berpendapat pada potensi Kepulauan Nias itu? Karena
letak Kepulauan Nias itu berada di Samudera Hindia, yang memiliki potensi
sumber daya laut yang sangat luar biasa. Jadi, sangat wajar kalau Kepulauan
Nias memiliki sejumlah pantai yang sangat indah dan alami, sebagai destinasi
wisata yang indah untuk olahraga surfing (selancar),
serta telah memiliki rumah tradisional, penyelaman, lompat batu, dan
sebagainya.
4. Gotong royong Membangun dan
Mengembangkan Destinasi Wisata
Apabila pemerintah
daerah sudah menentukan lokasi-lokasi destinasi wisata, baik destinasi wisata
yang siap ditawarkan, destinasi
wisata yang cukup ditawarkan maupun
destinasi wisata yang potensial,
maka langkah selanjutnya adalah membangun dan mengembangkan destinasi wisata itu
dengan cara bergotong royong, mulai dari kegiatan OPD menurut Tupoksinya, desa-desa
adat, serta SDM Nias yang bertempat tinggal di Kepulauan Nias dan Diaspora Nias
(orang Nias yang bertempat tinggal di luar Nias). Nah . . untuk mewujudkan
kegiatan gotong royong ini, perlu dimulai dulu dari satu destinasi wisata yang
cukup potensial (sebagai pilot project),
setelah itu baru dilanjutkan gotong royongnya ke destinasi wisata lain, menurut
kalender yang sudah ditentukan oleh OPD pariwisata daerah.
Dengan demikian, kita
bisa berharap bahwa melalui kegiatan gotong royong ini, akan bermunculan beberapa
destinasi wisata yang mampu memberi daya tarik, daya beda, dan daya manfaat
bagi wisatawan yang mengunjunginya. Jayalah destinasi wisata di Kepulauan Nias
yang terletak di sebelah barat Pulau Sumatera.
Post a Comment for "BANGUN PARIWISATA DENGAN GOTONG ROYONG"