STRUKTUR ORGANISASI OPD PARIWISATA YANG BERKINERJA
1. Pengantar
Pada umumnya yang sering
kita bicarakan di dalam melakukan pekerjaan dengan baik yaitu perencanaan.
Jarang sekali dikembangkan pada perumusan organisasi yang diperlukan untuk melancarkan
pelaksanaan dari perencanaan tersebut. Apalagi kalau duduk dalam sebuah jabatan
yang cenderung tinggal meneruskan organisasi yang sudah ada dan melakukan
perencanaan sesuai tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) pada jabatan tersebut.
Ada sebuah contoh dari
perkataan seseorang yang hobinya malas bekerja tetapi menginginkan pendapatan yang
besar. Teman ini mengatakan bahwa tidak begitu penting sebuah organisasi, yang
penting mau bekerja dengan semangat yang membara untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Lalu saya memberi gambaran bila kita mau melaksanakan study tour.
Sebelum melaksanakan study tour tersebut, biasanya kita membagi
pekerjaan, seperti bendahara kegiatan, sekretariat untuk mengurus surat
menyurat yang dibutuhkan untuk memperlancar study tour tersebut, ada
yang mengurus transportasi menuju lokasi study tour, ada yang mengurus
urusan konsumsi, ada yang mengurus perihal foto kenangan, dan hal lain yang
dibutuhkan. Apakah semua pekerjaan yang disebutkan di atas dapat dilakukan
sendiri? Akhirnya teman ini terus diam tanpa bisa berkata-kata lagi. Inilah
beberapa pekerjaan yang perlu dibagikan bila kita mau melakukan study tour,
dan gabungan dari pekerjaan-pekerjaan ini diwadahkan dalam sebuah nama yaitu “organisasi”.
Jadi, struktur organisasi ini dibentuk setelah membuat perencanaan untuk study
tour.
2. Organisasi
Organisasi formal adalah suatu
sistem merumuskan pekerjaan-pekerjaan dengan baik, masing-masing pekerjaan
mengandung suatu ukuran kekuasaan, tanggung jawab dan pertanggungjawaban
tertentu, keseluruhannya dengan sengaja dimaksudkan untuk memungkinkan
orang-orang dari perusahaan yang bersangkutan bekerja secara efektif untuk
mencapai tujuan-tujuan mereka (Aliminsyah dan Padji, 2004). Adapun tujuan dari
rekayasa ulang terhadap sebuah organisasi, yaitu: a. Meningkatkan
produktivitas; b. mengoptimalkan nilai bagi para pemegang saham; c. Mencapai
hasil yang luar biasa; d. Mengkonsolidasikan fungsi-fungsi; dan e.
Menghilangkan tingkatan dan pekerjaan yang tidak perlu (Bennis, W. dan Mische,
M., 1999). Apabila tujuan perubahan organisasi perangkat daerah (OPD)
Pariwisata, seperti tujuan rekayasa yang tertulis di atas, maka organisasi OPD
Pariwisata akan lebih mudah untuk mewujudkan tercapainya Tupoksi pada
bidang/sektor pariwisata.
Barangkali selama ini
organisasi OPD Pariwisata dibuat sama dengan organisasi OPD yang lain seperti OPD Pertanian, OPD Pendidikan, dan OPD yang lain. Model organisasi OPD ini
semata-mata untuk mengisi sumber daya manusia (SDM) dalam jabatan tertentu,
tanpa melihat bentuk produk apa yang akan dihasilkan kemudian. Oleh karena itu,
setelah mendalami dan merenungkan produk apa yang akan dihasilkan dari OPD
Pariwisata, tentu perlu direkayasa oranisasi yang dibutuhkan, sehingga nantinya
akan menghasilkan jumlah wisatawan yang melakukan perkunjungan pada produk
wisata yang telah disiapkan oleh daerah.
3. Manajemen
Perlu diketahui bahwa keberhasilan
dalam menangani berbagai tugas dalam suatu pekerjaan/jabatan yang dipercaya
oleh seorang Pemimpin, sangat ditentukan oleh profesi sumber daya manusia
(SDM), yaitu profesi manajemen. Profesi manajemen merupakan keahlian
seseorang di dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di area jabatan yang
menjadi tanggung jawabnya. Sebagai seorang Pemimpin harus bertindak profesional
di dalam menjalankan manajemen sebuah organisasi. Abeng (2006) menjelaskan
kepada kita bahwa manajemen itu merupakan sebuah proses untuk
mendapatkan hasil, melalui dan bersama-sama dengan orang lain. Pengertian lain
tentang manajemen dipertegas oleh Frinces (2008), bahwa manajemen
merupakan seni mempengaruhi orang lain dan melakukan rekayasa proses berbagai
fungsi manajemen, terhadap usaha anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
Bagaimana gambaran pelaksanaan
manajemen pada sebuah organisasi? Pelaksanaannya dapat dijabarkan ke dalam 4
(empat) fungsi manajemen, yaitu: a. Perencanaan; b. Pengorganisasian; c.
Pemimpinan; dan d. Pengendalian (Abeng, 2006). Perencanaan berkaitan dengan
manajemen perencanaan. Pengorganisasian berkaitan dengan manajemen organisasi.
Pemimpinan berkaitan dengan manajemen kepemimpinan, pengendalian berkaitan
dengan manajemen pengendalian. Semua fungsi-fungsi manajemen di atas harus
dikomunikasikan kepada seluruh SDM organisasi, supaya dapat mewujudkan tujuan
organisasi. Inilah yang harus dipraktikkan oleh insan yang dipercaya dalam
suatu jabatan, apapun tingkatan jabatan yang sedang diemban sekarang ini.
Untuk mengetahui pelaksanaan
perencanaan, beberapa kegiatan yang harus dikerjakan oleh Pemimpin, yaitu a.
Membuat prakiraan; b. Menetapkan tujuan/sasaran; c. Menyusun strategi; d.
Membuat penugasan; e. Menyusun penjadwalan; f. Menyusun anggaran; g. Membuat
kebijakan; dan h. Membuat prosedur (Abeng (2006). Setelah merumuskan perencanaan, maka langkah selanjutnya
yaitu membuat struktur organisasi untuk menjalankan perencanaan strategi
tersebut dalam 3-5 tahun ke depan. Pengorganisasian yaitu tindakan
mengatur dan menjalankan aktivitas organisasi, sehingga dapat dilaksanakan
secara efektif. Untuk menjalankan pengorganisasian pada sebuah organisasi
diperlukan beberapa kegiatan yaitu: a. Mengidentifikasi kegiatan utama yang
diperlukan organisasi (defining work); b. Mendesain struktur organisasi (grouping
work); c. Mengalokasikan kegiatan organisasi, sehingga orang-orang dapat
berhasil (assigning work); dan d. Memadukan antar pekerjaan, agar proses
kerja organisasi berjalan dengan baik (integrating work).
Kegiatan
yang akan dilakukan oleh seorang Pemimpin dalam sebuah organisasi seperti yang
diutarakan Abeng (2006), yaitu a. Memotivasi; b. Berkomunikasi; c. Mengambil
Keputusan; d. Mengembangkan SDM; dan e. Memilih SDM. Untuk mendukung kegiatan
ini, seorang Pemimpin memiliki fungsi kepemimpinan seperti: a. Memandu; b.
Menuntun; c. Membimbing; d. Membangun; e. Memberi atau membangunkan motivasi
kerja; f. Mengemudikan organisasi
dan menjaring jaringan komunikasi; dan g. Membawa pengikutnya kepada sasaran
yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Setiabudi, 2012).
Pengendalian merupakan sebuah upaya untuk mengatur pekerjaan yang sedang
berjalan sekaligus mengevaluasi hasilnya. Pengendalian yang dilakukan tentu
berdasarkan perencanaan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun kegiatan dalam
pengendalian, yaitu: a. Menetapkan standar kinerja; b. Pengukuran kinerja; c.
Evaluasi kinerja; dan d. Koreksi dan perbaikan kinerja.
4. Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Pariwisata
Apabila
kinerja OPD Pariwisata diukur dari seberapa banyak jumlah wisatawan
mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnus) yang mau melakukan
perkunjungan pada produk wisata yang ada di daerah, mestinya organisasi OPD
Pariwisata perlu disesuaikan menurut bidang pekerjaan yang diperlukan untuk
mendatangkan jumlah wisatawan di daerah. Apa yang akan dikerjakan oleh OPD
Pariwisata untuk mendatangkan jumlah wisatawan di daerah?
Untuk
menjawab pertanyaan di atas, mari memerhatikan berbagai komentar dan pendapat
yang pernah disampaikan dalam berbagai kesempatan oleh mantan Menparekraf
2014-2019 yaitu Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. Beliau mengatakan bahwa untuk
membangun pariwisata secara berkesinambungan dan berhasil di Indonesia, yang
perlu kita lakukan untuk dikerjakan, yaitu 1. Customer management; 2. Product
management; dan 3. Marketing management. Customer management
perlu dilakukan dengan lebih optimal, karena customer itu bagaikan darah
yang harus terus mengalir di tubuh OPD Pariwisata, supaya bisa memperoleh
kelangsungan hidup pariwisata dari produk wisata yang telah diberi nilai yang
unik, sehingga mampu mendatangkan para wisatawan untuk melihat dan merasakan
produk wisata tersebut. Wisatawan sebagai customer pariwisata harus
dipelajari perihal budaya dan karakter wisatawan, dan sebarannya. Bagaimana
cara melakukan manajemen terhadap wisatawan tersebut? Silahkan ikuti tulisan saya
yang diberi judul “manajemen wisatawan”.
Untuk
manajemen produk wisata, dimaksudkan agar mau menyiapkan dan memoles produk
wisata yang memiliki nilai, sehingga dapat menunjukkan tampilan yang unik dan mempesona.
Produk wisata yang mempesona itu, akan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan
untuk didatangi dan/atau dikunjungi. Kedatangan para wisatawan inilah yang diharapkan OPD Pariwisata dan daerah, supaya dapat menumbuhkan jiwa wirausaha bagi
pengusaha UMKM di daerah, sekaligus dapat melestarikan lingkungan hidup dan budaya
masyarakat setempat di daerah. Untuk mendalami mengenai produk wisata, silahkan
ikuti tulisan saya yang diberi judul “manajemen produk wisata”. Selanjutnya, pada
manajemen pemasaran produk wisata merupakan usaha yang dilakukan untuk menawarkan
produk wisata itu kepada berbagai pihak, agar mau mengunjungi produk wisata
yang sudah disiapkan daerah. Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan
produk wisata itu kepada para calon wisatawan, silahkan ikuti tulisan saya yang
diberi judul “manajemen pemasaran produk wisata”.
5. Kesimpulan
Untuk membuat OPD Pariwisata lebih berkinerja untuk mendatangkan wisatawan di daerah, perlu direkayasa organisasinya dengan hadirnya sekretariat yang mumpuni untuk melakukan tugasnya dengan baik. Selain itu, orientasi dalam pekerjaan di lapangan yang dapat meningkatkan kinerja yang mumpuni di bidang pariwisata, yaitu memanajemeni wisatawan, memanajemeni produk wisata, dan memanajemeni pemasaran produk wisata. Apabila merekayasa organisasi OPD Pariwisata yang berorientasi pada pekerjaan, dapat dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) bidang pekerjaan, yaitu bidang manajemen wisatawan, bidang manajemen produk wisata, dan bidang manajemen pemasaran produk wisata. Tujuan dari 3 (tiga) bidang seperti yang disebutkan di atas, akan mampu mendatangkan banyak Wisman dan Wisnu ke daerah sebuah Kota/Kabupaten.
Daftar Pustaka
1. Abeng,
T., 2006. Profesi Manajemen: Kristalisasi Teori dan Praktik Pembelajaran
Manajemen Korporasi, Lembaga Nirlaba, dan Pemerintahan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
2. Aliminsyah
dan Padji, 2004. Kamus Istilah Manajemen. Bandung: CV. Yrama Widya
3. Bennis,
W. dan Mische, M., 1999. Organisasi Abad 21: Reinventing Melalui Reengineering.
Jakarta: Lembaga PPM dan PT Pustaka
Binaman Pressindo
4. Setiabudi, Y., 2012. Dahlan Iskan: From Zero to Hero. Yogyakarta: Buku Pintar
Post a Comment for "STRUKTUR ORGANISASI OPD PARIWISATA YANG BERKINERJA"