STRATEGI PEMASARAN PRODUK WISATA
1. Pengantar
Kinerja
dari sebuah organisasi usaha dapat diketahui dari jumlah pendapatan yang
diperoleh organisasi selama melakukan berbagai aktivitas dalam periode waktu
tertentu. Adanya pendapatan yang berlimpah itu apabila melakukan kegiatan
pemasaran.
Apa
itu pemasaran? Pemasaran merupakan ilmu dan seni untuk menjelajah, menciptakan,
dan menyampaikan nilai produk, dalam upaya memuaskan
kebutuhan pasar sasaran demi memperoleh pendapatan yang
telah direncanakan. Nah . . untuk mewujudkan pendapatan seperti yang
diharapkan, beberapa kegiatan pemasaran yang harus dilakukan, antara lain: a.
Mencaritahu kebutuhan dan keinginan pasar yang belum terpenuhi; b. Mencaritahu,
mengukur, dan menghitung “ukuran pasar dan potensi laba”; c. Menunjukkan segmen
pasar yang dapat dilayani; dan d. Merancang dan meningkatkan nilai produk yang
tepat (cocok) dengan kebutuhan pengguna produk, yaitu produk wisata.
Mari
mengidentifikasi peluang pasar kita, antara lain: a. Segmentasi pasar; b. Wants dan needs wisatawan;
c. Produk yg ditawarkan; d. Jenis usaha; dan e. Pemasaran. Apa itu pasar? Pasar
adalah salah satu dari berbagai sistem, institusi, prosedur, hubungan sosial
dan infrastruktur tempat usaha menjual barang, jasa, dan tenaga kerja untuk
orang-orang dengan imbalan uang (Wikipedia). Dengan kata lain, pasar merupakan
tempat terjadinya interaksi antara permintaan dan penawaran atas barang atau
jasa yang tersedia di pasar.
Untuk
mewujudkan keberhasilan yang menggembirakan dalam usaha yang sedang dilakukan,
perlu melaksanakan strategi pemasaran, yaitu segmentation, targeting,
positioning (STP). Kegiatan ini sangat perlu dilakukan, supaya bisa merebut
mind share dari calon wisatawan yang Anda tuju (Kartajaya, 2002). Pelaksanaan
STP ini sebagai upaya kita untuk memenangkan persepsi calon wisatawan terhadap
produk wisata yang sudah disiapkan di daerah.
2. Segmentation
Berbicara tentang segmentasi, maka hal-hal
yang akan dilakukan dalam segementasi pasar meliputi kegiatan mengkotak-kotakkan pasar (wisatawan) yang heterogen ke
dalam kelompok-kelompok wisatawan potensial yang memiliki kesamaan kebutuhan
dan/atau kesamaan karakter yang memiliki respon yang sama dalam membelanjakan
uangnya (Kasali, 2001). Melalui penentuan segmen ini, organisasi usaha akan
dapat mengembangkan program-program pemasaran secara terpisah untuk memenuhi
kebutuhan khas dari masing-masing segmen, sehingga akan memudahkan organisasi
usaha menyediakan atau merancang bauran pemasaran yang akan memberikan
kesesuaian antara apa yang ditargetkan dengan apa yang diinginkan/diharapkan wisatawan
(Sumiati dan Rambe, 2004).
Selanjutnya Kasali
(2001) mengemukakan bahwa segmentasi pasar dapat dilakukan dengan beberapa
pendekatan, yaitu: a. Segmentasi
berdasarkan pendekatan demografis; b. Segmentasi berdasarkan pendekatan
geografis; c. Segmentasi berdasarkan pendekatan geodemografis; d. Segmentasi
berdasarkan pendekatan psikografis; e. Segmentasi berdasarkan manfaat yang
diperoleh wisatawan (wisatawan); f. Segmentasi berdasarkan pemakaian produk (produk
wisata); g. Segmentasi berdasarkan generasi (cohort); h. Segmentasi berdasarkan teknografi; dan i. Segmentasi
berdasarkan evolusi keluarga. Petunjuk di atas memberikan gambaran kepada
organisasi usaha untuk mengelompokkan para wisatawan. Tadinya sulit menjangkau
banyak wisatawan, karena masih remang-remang siapa saja wisatawannya, sekarang wisatawannya
menjadi semakin jelas setelah melakukan kegiatan pendekatan segmentasi
(pengelompokkan wisatawan).
Penentuan kelompok wisatawan
ini, dimaksudkan agar organisasi usaha memiliki kemampuan untuk memberikan tingkat
kepuasan yang baik bagi para wisatawan. Kemampuan organisasi usaha menjadi
semakin kuat dalam memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan, karena sudah
jelas target wisatawannya atau pasar sasaran (targeting). Contoh, gadget
Samsung, target pasarnya ya generasi muda, sehingga fitur dan modelnya
menyesuaikan kebutuhan dan keinginan para generasi muda. Bandingkan kebutuhan
dan keinginan generasi tua (50 tahun ke atas) pada handphone (HP) Samsung, Nokia, blackberry
atau merek HP yang lain, kebutuhan mereka cukup fitur short message system (SMS) dan fitur untuk bisa telepon, kecuali
generasi tua yang masih berjiwa muda hehehe.
3. Targeting
Kalau sudah menentukan
segmentasi pasar dalam bidang pariwisata, maka langkah selanjutnya adalah
penentuan pasar sasaran (targeting).
Pasar sasaran kita sekarang adalah umpamanya wisatawan yang berasal dari benua
Eropa dan wisatawan yang berasal dari benua Asia.
Apabila pasar sasaran
kita sudah jelas, maka kita perlu bermain dalam pasar sasaran itu. Contoh
melakukan promosi pariwisata daerah kita di daratan Eropa dan di daratan Asia.
Setelah itu kita melakukan sebuah kerjasama antara Biro Perjalanan yang ada di daerah
kita dengan Biro-biro Perjalanan yang ada di daratan Eropa dan Asia. Di Eropa
bisa bekerjasama dengan Biro Perjalanan di Jerman, Belanda, dan negara lain
yang diperkirakan memiliki potensi sebagai wisatawan yang mau berkunjung di
daerah kita.
Kalau di Asia, bisa
bekerjasama dengan industri pariwisata di Malaysia yang memiliki kunjungan
wisatawan sebanyak lebih 25 juta per tahun. Juga bisa bekerjasama dengan
industri pariwisata di negara Singapura dan negara China, apalagi salah satu
Kota Provinsi di negara China mungkin telah menjadi sister city dengan salah satu kota atau
beberapa kota di Indonesia. Negara lain yang memiliki peluang karena sebagian
warganya sudah banyak menjadi wisatawan di Indonesia yaitu benua Australia
termasuk Selandia Baru.
Pelaksanaan strategi
pemasaran yang fokus pada kegiatan market
share (taktik pemasaran), dimaksudkan untuk memenangkan besaran pangsa
pasar Produk Wisata. Setelah menentukan segmentasi pasar pada Produk Wisata
di daerah, lalu jadikan segementasi pasar itu menjadi pasar sasaran (targeting). Pasar sasaran menjadi target
penjualan Produk Wisata kita.
Meskipun kita sudah
menentukan target pasar kita, namun pasar yang sudah kita jadikan pasar sasaran
(targeting) itu bisa saja sudah
dimasuki oleh daerah lain atau akan dimasuki juga oleh negara lain. Untuk itu,
supaya kita benar-benar kuat pada pasar sasaran (targeting) kita itu, kita harus membuat langkah selanjutnya dalam
bidang strategi pemasaran yaitu melakukan kegiatan positioning.
4. Positioning
Positioning ”produk” merupakan cara produk, merek atau organisasi (perusahaan)
dipersepsikan secara relatif dibandingkan dengan produk, merek atau organisasi
para pesaing oleh konsumen saat ini atau calon konsumen (Tjiptono, 2008). Positioning
bukan sesuatu yang dilakukan terhadap produk, tetapi sesuatu yang dilakukan
terhadap otak (benak) calon konsumen. Artinya positioning merupakan upaya untuk membentuk citra sebuah produk dalam
kaitannya dengan produk lain di pasar atau diposisikan terhadap merek pesaing
dalam peta persepsi konsumen (Hasan, 2014).
Positioning
bukanlah strategi produk, tetapi strategi komunikasi.
Pernyataan ini sesuai dengan yang diutarakan pakar pemasaran Sexton dan Trump
(2006), bahwa positioning itu
merupakan inti strategi pemasaran. Sebagai inti dari strategi pemasaran,
berarti merupakan sebuah strategi dalam mengkomunikasikan sebuah produk,
sehingga rumusan positioning mampu
memasuki jendela otak konsumen mengenai produk kita.
Produk kita perlu dipahami konsumen
(wisatawan), yang dalam beberapa segi mencerminkan keunggulan terhadap
produk/merek lain dalam bentuk hubungan asosiatif. Setiap produk, merek, dan
perusahaan yang sukses, selalu memiliki posisi yang kokoh dan unik di benak
konsumen, karena itu Keegan (2007) pakar marketing
mengatakan bahwa positioning itu
merupakan upaya untuk menempatkan produk Anda di dalam benak konsumen (wisatawan).
Kartajaya (2002) mengatakan, positioning suatu produk bukan merupakan slogan atau iklan, tetapi
merupakan elemen strategi pemasaran, agar pasar yang dituju mempunyai
persepsi yang dapat membedakan suatu produk dari para pesaing di benak
target pasar (calon konsumen). Oleh karena itu, yang perlu dipahami dalam positioning, yaitu positioning: a. Merupakan strategi komunikasi; b Bersifat dinamis; c.
Berhubungan dengan event marketing; d.
Berhubungan dengan atribut-atribut produk; e. Harus memberi arti penting bagi
konsumen; f. Atribut-atribut yang dipilih harus unik; dan g. Harus diungkapkan
dalam bentuk suatu pernyataan.
Pada dasarnya positioning
menggambarkan cara menempatkan Produk Wisata Anda agar dipersepsi pasar atau
wisatawan yang akan dituju. Maksudnya berupaya membangun persepsi berbeda
terhadap Produk Wisata yang akan dijual. Positioning berhubungan
dengan kesan (image) pasar
yang akan dijadikan sebagai target pemasaran. Sebagaimana
kita ketahui bahwa kegiatan positioning
merupakan usaha dari pariwisata di daerah agar dipersepsi dalam benak si
wisatawan bahwa pariwisata di daerah itu adalah sangat unik dan bagus. Strategi pemasaran yang fokus pada kegiatan heart share (value pemasaran), dilaksanakan dalam upaya untuk memenangkan hati
wisatawan. Jadi, apabila Anda menang merebut hati wisatawan, niscaya Produk
Wisata yang Anda pasarkan dipastikan akan menjadi sangat diminati oleh
wisatawan.
Mari
kita lihat Bali, memiliki positioning
‘ The Island of God’. Jakarta
merumuskan positioningnya sebagai ‘Enjoy Jakarta’. Kota pelajar Yogyakarta
memiliki rumusan positioning ‘Jogja
Istimewa’. Negara Malaysia memiliki rumusan positioning
‘Truly Asia’ sedang Negara Singapura
merumuskan positioningnya ‘The Heart of Asia’. Negara Indonesia merumuskan positioningnya
‘Wonderful Indonesia’. Untuk Negara Thailand, tidak mau kalah juga,
Negara ini merumuskan positioningnya
dalam pariwisata yaitu ‘Amazing’.
Nah, sekarang bagaimana rumusan positioning daerah kita dalam bidang
pariwisata? Inilah pekerjaan rumah (PR) kita. Mari kita diskusikan positioning pariwisata daerah kita,
siapa tau ada usul terbaik dari para pembaca tulisan ini. Selamat memberikan
ide-ide yang segar dan brilian.
Daftar
Pustaka
1. Hasan,
A., 2014. Marketing dan Kasus-kasus
Pilihan. Yogyakarta: CAPS
2. Kartajaya, H., 2002. Hermawan Kartajaya on Marketing. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
3. Kasali,
R., 2001. Membidik Pasar Indonesia:
Segmentasi, Targeting, dan Positioning. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama
4.
Keegan,
W.J., 2007. Manajemen Pemasaran
Global. Jakarta: PT Indeks
5. Sexton,
D., dan Trump, D., (2006), Trump
University Marketing 101, Terjemahan, Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
6. Sumiati dan Rambe, M.F., 2004. Analisis
Segmentasi Pasar dan Pasar Potensial pada PT. Perkasa Mostindo Utama, Jurnal Ilmiah Manajemen dan Bisnis, 04 (01): 39-48
7.
Tjiptono,
F., 2008. Pemasaran Strategik.
Yogyakarta: Andi
Post a Comment for "STRATEGI PEMASARAN PRODUK WISATA"