BUKU: INSPIRASI PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH
KATA pengantar dan komentar pada buku ini diberikan oleh: 1. Dr. Sapta Nirwandar, Mantan Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 2. Tazbir Abdullah, SH.M.Hum., Mantan Direktur Promosi Pariwisata Dalam Negeri Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif; 3. Dr. Fonali Lahagu, M.Sc., Penasehat Komunitas Masyarakat Nias Jateng-DIY. 4. A. Aroziduhu Gulo, SH.MH, Mantan Bupati Kabupaten Nias Barat; dan 5. Suhendroyono, SH.MM.M.Par., Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo (STIPRAM), Yogyakarta. Beliau-beliau inilah yang mendukung terbitnya buku ini. Bapak Nirwandar sabagai Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada waktu itu, mengatakan bahwa penulisan buku ini mampu membahas konsep-konsep produk dan promosi pariwisata secara ringan dan memberikan contoh-contoh riil di lapangan dan ia dapat mengisi pesan yang hampir belum pernah tersentuh pada tulisan-tulisan ringan seperti ini. Menyederhanakan konsep-konsep di atas bukan hal yang mudah untuk dilakukan, karena memerlukan basis ilmu yang luas dan sekaligus pengalaman dan pengamatan mendalam atas kondisi riil yang ada.
Apa yang bisa ditampilkan dalam pariwisata itu? Salah
satunya ya pariwisata desa, yaitu menampilkan dan menggali berbagai potensi
yang tersedia di desa. Penulis menyebut hal ini pada waktu diundang sebagai
pemateri dalam pertemuan bedah buku “Inspirasi Pengembangan Pariwisata
Daerah” pada tanggal 20 Maret 2018 yang lalu di Kabupaten Gunnungkidul,
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sebagai salah satu pemateri pada
waktu itu, tidak bisa datang langsung pada waktu itu, karena barusan pulang
dari rumah sakit setelah 3 (tiga) hari koma (tidak sadar) di unit perawatan
khusus (UPK) dan rawat inap beberapa hari di RS. Bethesda Yogyakarta, karena
menderita penyakit diabetes, darah tinggi, dan jantung. Walaupun demikian, saya
tetap berusaha menyiapkan power point (materi presentasi) yang materinya
saya narasikan dalam tulisan ini hehehe.
Banyak potensi Desa yang bisa digali bila mau ditampilkan,
seperti: a. Kehidupan
sehari-hari di desa; b. Budaya yang telah berkembang di desa; c. Kegiatan
sosial yang sudah berkembang di desa; d. Mungkin ada pegunungan/perbukitan; e. Mungkin
ada gua-gua; f. Mungkin ada sungai yang melewati desa; g. Mungkin dekat laut
dan terdapat pantai; dan h. Mungkin ada agro wisata seperti kebun jagung, area
pertanian, dan kebun buah-buahan yang lain. Selain potensi Desa, ada juga
potensi wilayah Kecamatan, wilayah Kabupaten/Kota, dan wilayah di tingkat
Provinsi. Kalau mau diperas penjelasan di atas, maka dapat dikatakan bahwa:
a. Begitu banyak potensi yang
tersedia di wilayah kita
b. Potensi-potensi ini perlu
dikelola dengan baik dan profesional, sehingga mampu menyenangkan mata (melihat
laut dan gunung), menyenangkan perut (kuliner), menyenangkan hati (belanja),
dan menyenangkan pikiran
c. Bangun dan kembangkan
potensi-potensi tersebut sesuai segmentasi wisatawan
Materi
pokok yang bisa dibaca dan dipelajari dalam buku ‘Inspirasi Pengembangan
Pariwisata Daerah’ ini, antara lain: a. Pariwisata dan manfaat; b. Produk
wisata; c. Kepemimpinan (manajemen); d. Pasar; e. Marketing; dan f.
Beberapa materi lain yang mendukung. Jadi, pariwisata itu berbagai macam
kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta pelayanan yang disediakan
masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah (UU Kepariwisataan,
2009). Melalui pengertian pariwisata ini, dapat dikatakan bahwa pariwisata itu
adalah: a. Merupakan mesin pertumbuhan ekonomi; b. Pertumbuhan ekonomi juga dipicu
peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata, hotel, dan restoran (halaman 10);
dan Bisa memberikan sumbangsih pada sektor-sektor lain di daerah seperti sektor
perhubungan, sektor kelautan dan perikanan, sektor pertanian dan perkebunan,
dan sektor pembangunan yang lain.
Mengapa
pariwisata didorong Presiden Jokowi untuk secepatnya dibenahi menjadi lebih
serius dan baik ke depan? Karena pariwisata itu mendatangkan banyak manfaat
(halaman 83), yaitu: a. Membuka
kesempatan berusaha bagi masyarakat; b. Membuka peluang bagi tenaga kerja untuk
mendapatkan pekerjaan; c. Memberikan tambahan penerimaan bagi pemerintah; d. Melestarikan
lingkungan dan budaya setempat; e. Menghadirkan para investor; dan f. Meningkatkan
pembangunan di suatu daerah seperti jalan dan jembatan, air bersih, dan listrik.
Apabila
kita lihat tulisan di halaman 2, akan memberikan gambaran perihal kegiatan-kegiatan
yang muncul dari pariwisata itu, antara lain: a. Pada dasarnya manusia itu suka
bepergian; b. Mencari pengalaman unik di daerah lain; c. Ada keinginan melihat
perkembangan daerah lain; d. Menyiapkan dana khusus untuk membiayai kebutuhan
dalam perjalanan dan di tempat wisata; e. Menumbuhkan usaha-usaha, peluang
kerja, mengentaskan kemiskinan, dan sumber pendapatan bagi pemerintah daerah;
dan f. Mengundang investor. Berdasarkan kegiatan dari pariwisata itu, lalu
hadirlah produk wisata (halaman 29), seperti: a. Wisata alam buatan (halaman
40); b. Diferensiasi produk (halaman 94); c. Diferensiasi produk pariwisata
(halaman 99); dan d. Wisata sungai (halaman 201).
Untuk
memahami tentang produk, maka produk merupakan ‘sesuatu’ yang dapat ditawarkan di
pasar (masyarakat) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pengguna produk. Ada
3 (tiga) hal yang sangat perlu diperhatikan pada sebuah produk, yaitu: a. Produk,
sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan (need) dan
keinginan (want) pengguna produk; b. Produk, terdiri atas barang, jasa,
pengalaman, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan
ide; dan c. Produk mampu memberikan nilai dan manfaat bagi pengguna produk.
Apabila produk itu merupakan sebuah ‘produk wisata’,
maka produk wisata itu merupakan: a. Objek wisata yang terdapat pada
daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik kepada banyak orang untuk
datang berkunjung ke daerah tersebut; b. Fasilitas yang diperlukan di tempat
tujuan tersebut, seperti: akomodasi, restoran, bar, entertainment
(hiburan) dan rekreasi; dan c. Transportasi yang menghubungkan negara/daerah
asal wisatawan dengan daerah tujuan wisatawan seperti transportasi di tempat
tujuan ke objek-objek wisata.
Untuk memudahkan pembangunan dan pengembangan pada sebuah
produk wisata, perlu melihat semua potensi yang akan dijadikan sebuah produk
wisata, setelah itu golongkanlah produk wisata itu ke dalam 3 (tiga)
kelompok, yaitu: a. Produk wisata siap ditawarkan, artinya sudah dapat
dilihat dan dinikmati wisatawan; b. Produk wisata cukup ditawarkan, artinya
masih membutuhkan pendisain lokasi dan pembangunannya; dan c. Produk wisata
potensi ditawarkan, artinya masih original perlu survei dan pemantapan
pembangunannya ke depan. Melalui penetapan kelompok dari produk wisata ini,
akan memudahkan bagi seorang Pemimpin untuk merencanakan, mengorganisir SDM, dan
melaksanakan pembangunan untuk menjadikan produk wisata itu sebagai hal yang
unik dan bernilai bagi siapa saja yang akan berkunjung dan mau menikmati produk
wisata ini.
Suksesnya penanganan pariwisata di sebuah daerah, sangat
ditentukan oleh model dari sebuah Kepemimpinan (manajemen) yang diterapkan
dalam menghendel pariwisata yang akan menjadi sumber bertumbuhnya UMKM di
daerah. Untuk menjadi Pemimpin yang berhasil, perlu mendalami mengenai: a. Pemimpin
yang antusias dan berintegritas (halaman 45); b. Pembangunan fokus berkaitan
pariwisata (halaman 50); c. Manajemen yang profesional (halaman 64); d. Mestinya
pemimpin jago marketing (halaman 73); e. Pemimpin dan pemasaran (halaman
128); f. Peningkatan daya saing daerah (halaman 133); g. Pemimpin seorang
manajer personalia terbaik (halaman 149); h. Rencana induk pengembangan pariwisata
(halaman 171); i. Pembangunan pariwisata berbasis masyarakat (halaman 175); dan
j. Topik tulisan lain yang mendukung.
Menurut Abeng (2006) Pemimpinan merupakan seorang Pemimpin
yang harus bisa me-manage (doing things right), serta menggabungkan
kompetensi manajemen dan kepemimpinan. Adapun kegiatan dari seorang Pemimpin
itu harus melakukan kegiatan: a. Memotivasi; b. mampu berkomunikasi; c. Mengambil
Keputusan; d. Mengembangkan SDM; dan e. Memilih SDM
Anda sebagai seorang Pemimpin, harus menunjukkan perhatian
besar pada kompetensi SDM organisasi, dalam hal: a. Pengetahuan SDM; b. Kemampuan/keterampilan
SDM; dan c. Atribut SDM, yaitu atribut pribadi yang mendukung pengetahuan dan
keterampilan SDM seperti integritas, antusias, keramahan, kesantunan,
komunikatif, kesabaran, tenggangrasa, dan kemampuan bekerjasama. Barangkali
timbul pertanyaan, mengapa harus menaruh perhatian besar kepada SDM organisasi?
Karena SDM itu merupakan aktor utama dalam pekerjaan dan sekaligus sebagai man
behind the gun.
Sebagaimana kita ketahui bahwa produk wisata itu
merupakan sesuatu yang ditawarkan kepada pasar (masyarakat). Siapa masyarakat
yang kita tuju? Yang kita tuju dalam pariwisata, yaitu: a. Wisatawan nusantara
(Wisnus); dan b. Wisatawan mancanegara (Wisman). Supaya wisatawan yang kita
tuju dapat mencapai hasil yang mengagumkan dan terwujud, perlu kita lakukan
segmentasi terhadap wisatawan, agar produk wisata yang dihadirkan dapat dinikmati
karena sudah sesuai
dengan minat para wisatawan.
Setelah produk wisata dihadirkan sesuai dengan
segmentasi dari wisatawan sehingga sudah sesuai dengan minat para wisatawan,
maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah pemasaran produk wisata tersebut.
Bagaimana melakukan kegiatan pemasaran terhadap produk wisata itu? Melalui beberapa
tulisan di bawah ini akan menginspirasi kita untuk melakukannya dengan hasil
baik. Untuk memperoleh inspirasi dalam hal pemasaran, mari mendalaminya dengan
melakukan perenungan terhadap: a. Bauran promosi pariwisata (halaman 55); b. Mestinya
pemimpin jago marketing (halaman 73); c. Pemasaran dan strategi
pemasaran (halaman 88); d. Diferensiasi produk pariwisata (halaman 99); e. Bauran
pemasaran (halaman 104); f. Pemimpin dan pemasaran (halaman 128); dan g. Promosi
Pariwisata (halaman 154).
Pada
tulisan yang telah disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa pemasaran itu merupakan ilmu dan seni
menjelajah, menciptakan, dan menyampaikan nilai-nilai untuk memuaskan kebutuhan
pasar sasaran (target market) demi laba. Artinya, mencaritahu
kebutuhan dan keinginan wisatawan yang belum terpenuhi, mencaritahu dan
mengukur serta menghitung ukuran pasar dan potensi laba, dan menunjukkan segmentasi
pasar yang dapat dilayani, serta merancang dan meningkatkan produk/jasa yang
tepat.
Apabila kita mengambil contoh rumah yang baik, maka
tampilan rumah itu akan tampak indah dan megah karena rumah itu telah dibangun
menurut arsitekturnya. Demikian juga untuk pemasaran, ada arsitekturnya seperti
yang sudah dijelaskan oleh Kartajaya (2002) bahwa arsitek pemasaran itu terdiri
dari: a. Strategi pemasaran (mind share): untuk memenangkan persepsi
konsumen/wisatawan pada produk yang dihasilkan; b. Taktik pemasaran (market
share): untuk memenangkan besaran pangsa pasar produk; dan c. Value pemasaran (heart share): untuk memenangkan
hati konsumen/wisatawan.
Oleh karena itu, Pariwisata harus dikelola dengan Manajemen
yang baik dan Profesional, dan Pemimpinnya juga harus bertindak profesional
untuk menawarkan potensi pariwisata yang ada di daerah kepada para wisatawan. Siapa
yang mampu mengelola pariwisata? Yang mampu menangani dan mengelola pariwisata,
yaitu: a. Orang-orang yang mau mendalami karakteristik setiap produk wisata; b.
Orang-orang yang berjiwa wirausaha; c. Orang-orang yang mempunyai visi dan misi
wisata; d. Orang-orang yang memiliki ide cemerlang; e. Orang-orang yang
memiliki seni dan suka disain; f. Orang-orang yang menaruh perhatian pada
kepentingan dan kebutuhan orang lain; dan g. Orang-orang yang memahami marketing.
Sebagai kata penutup, buku “Inspirasi Pengembangan
Pariwisata Daerah” sangat menarik untuk dibaca. Apa daya Tarik dari buku
ini? Daya tariknya adalah setelah membaca buku ini akan menumbuhkan berbagai inspirasi
serta penulisannya pun sangat aplikatif dan disertai contoh-contoh riil di
lapangan. Selamat menghayati tulisan dalam buku ini, dan berharap akan menghidupkan
inspirasi Anda untuk membangun dan mengembangkan pariwisata di daerah. Apabila buku
ini dapat menumbuhkan inspirasi, maka sangat cocok menjadi pegangan dan rujukan
para Kepala Dinas dan Staf, para Camat dan Lurah dalam menghadirkan potensi
daerah untuk kegiatan pariwisata, serta buju ini bisa mengisi perpustakaan
daerah, perguruan tinggi, SMA, SMK, dan SMP yang bisa digunakan untuk
sosialisasi pariwisata dan sadar wisata.
Daftar Pustaka
1. Abeng,
T., 2006. Profesi Manajemen: Kristalisasi Teori dan Praktik Pembelajaran
Manajemen Korporasi, Lembaga Nirlaba, dan Pemerintahan. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama
2. Kartajaya, H., 2002. Hermawan Kartajaya on Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
3. UU
Pariwisata nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan
4. Zebua,
M., 2016. Inspirasi Pengembangan Pariwisata Daerah. Yogyakarta: Deepublish
Post a Comment for "BUKU: INSPIRASI PENGEMBANGAN PARIWISATA DAERAH"