Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MANAJEMEN PRODUK WISATA

 

1.    Pengantar

Apabila kita mau melakukan perjalanan wisata, pasti mengadakan semacam diskusi kecil dengan anggota keluarga yang lain untuk membahas destinasi wisata (produk wisata) yang akan dituju. Bagaimana cara agar bisa mencapai destinasi wisata, dan kalau bermalam kira-kira akomodasi yang akan dipilih sesuai dengan besarnya finansial kita, termasuk oleh-oleh yang perlu dibawa pulang menurut khas daerah yang dikunjungi.

 

Fokus utama para wisatawan untuk mau melakukan perjalanan wisata adalah adanya daya tarik dari suatu produk wisata yang akan dikunjungi. Daya tarik yang dimaksud, bisa dari sebuah pemandangan (view), berbagai spot yang sudah ditata sedemikian rupa, pantai yang sudah dilengkapi dengan berbagai atraksi, dan daya pesona yang lain. Hal yang menambah daya Tarik lain lagi, yaitu terpenuhinya keinginan dan kebutuhan wisatawan pada destinasi wisata yang terdapat di daerah, termasuk pemenuhan berbagai cerita yang mempesona pada setiap produk wisata yang dimiliki.

 

Ada suatu pengalaman yang dapat kita renungkan, yaitu sebuah objek wisata pantai. Pantai ini waktu disurvei cukup membuat jalan yang dikonblok sejauh 200 (dua ratus) meter menuju pantai dengan lebar 8-10 meter, dan disebelah kiri kanan jalan perlu disiapkan beberapa tempat untuk berdagang bagi masyarakat setempat untuk menjual makanan, minuman/kelapa muda, jagung bakar, hasil dari laut yang sudah dimasak, dan toilet. Setelah mulai banyak wisatawan yang datang, dan kurang diperhatikan oleh SKPD terkait, lalu bermunculan tempat penginapan (hotel-hotel), rumah karaoke, tempat pijit tradisional dan beberapa jenis usaha yang lain. Bagaimana penampakkan lingkungan dari pantai ini? Tentu kondisi lingkungan pantai ini menjadi sumpek dan tempat parkir sepeda motor, mobil, dan bus penumpang tampak tidak teratur, sehingga bisa dikatakan pantai ini menjadi kurang nyaman. Kekurang-nyamanan ini terjadi karena peletakkan bangunan asal-asalan dan sudah tidak tertata dengan baik.   

 

2.    Manajemen

Perlu diketahui bahwa keberhasilan dalam menangani berbagai tugas dalam suatu pekerjaan/jabatan yang dipercaya oleh seorang Pemimpin, sangat ditentukan oleh profesi sumber daya manusia (SDM), yaitu profesi manajemen. Profesi manajemen merupakan keahlian seseorang di dalam melaksanakan fungsi-fungsi manajemen di area jabatan yang menjadi tanggung jawabnya. Sebagai seorang pemimpin harus bertindak profesional di dalam menjalankan manajemen sebuah organisasi. Abeng (2006) menjelaskan kepada kita bahwa manajemen itu merupakan sebuah proses untuk mendapatkan hasil, melalui dan bersama-sama dengan orang lain. Pengertian lain tentang manajemen dipertegas oleh Frinces (2008), bahwa manajemen merupakan seni mempengaruhi orang lain dan melakukan rekayasa proses berbagai fungsi manajemen, terhadap usaha anggota organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 

Bagaimana gambaran pelaksanaan manajemen pada sebuah organisasi? Pelaksanaannya dapat dijabarkan ke dalam 4 (empat) fungsi manajemen, yaitu: 1. Perencanaan; 2. Pengorganisasian; 3. Pemimpinan; dan 4. Pengendalian (Abeng, 2006). Perencanaan berkaitan dengan manajemen perencanaan. Pengorganisasian berkaitan dengan manajemen organisasi. Pemimpinan berkaitan dengan manajemen kepemimpinan, pengendalian berkaitan dengan manajemen pengendalian. Semua fungsi-fungsi manajemen di atas harus dikomunikasikan kepada seluruh SDM organisasi, supaya dapat mewujudkan tujuan organisasi. Inilah yang harus dipraktikkan oleh insan yang dipercaya dalam suatu jabatan, apapun tingkatan jabatan yang sedang diemban sekarang ini.

 

Untuk mengetahui pelaksanaan perencanaan, beberapa kegiatan yang harus dikerjakan oleh Pemimpin, yaitu a. Membuat prakiraan; b. Menetapkan tujuan/sasaran; c. Menyusun strategi; d. Membuat penugasan; e. Menyusun penjadwalan; f. Menyusun anggaran; g. Membuat kebijakan; dan h. Membuat prosedur (Abeng (2006). Setelah merumuskan perencanaan, maka langkah selanjutnya yaitu membuat struktur organisasi untuk menjalankan perencanaan strategi tersebut dalam 3-5 tahun ke depan. Pengorganisasian yaitu tindakan mengatur dan menjalankan aktivitas organisasi, sehingga dapat dilaksanakan secara efektif. Untuk menjalankan pengorganisasian pada sebuah organisasi diperlukan beberapa kegiatan yaitu: a. Mengidentifikasi kegiatan utama yang diperlukan organisasi (defining work); b. Mendesain struktur organisasi (grouping work); c. Mengalokasikan kegiatan organisasi, sehingga orang-orang dapat berhasil (assigning work); dan d. Memadukan antar pekerjaan agar proses kerja organisasi berjalan dengan baik (integrating work).

 

Kegiatan yang akan dilakukan oleh seorang Pemimpin dalam sebuah organisasi seperti yang diutarakan Abeng (2006), yaitu a. Memotivasi; b. Berkomunikasi; c. Mengambil Keputusan; d. Mengembangkan SDM; dan e. Memilih SDM. Untuk mendukung kegiatan ini, seorang Pemimpin memiliki fungsi kepemimpinan seperti: a. Memandu; b. Menuntun; c. Membimbing; d. Membangun; e. Memberi atau membangunkan motivasi kerja; f. Mengemudikan organisasi dan menjaring jaringan komunikasi; dan g. Membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Setiabudi, 2012). Pengendalian merupakan sebuah upaya untuk mengatur pekerjaan yang sedang berjalan sekaligus mengevaluasi hasilnya. Pengendalian yang dilakukan tentu berdasarkan perencanaan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun kegiatan dalam pengendalian, yaitu: a. Menetapkan standar kinerja; b. Pengukuran kinerja; c. Evaluasi kinerja; dan d. Koreksi dan perbaikan kinerja.

 

3.    Produk wisata

Apa yang Anda perhatikan pada waktu mau membeli sebuah produk pakaian? Barangkali yang mendapat perhatian Anda, antara lain model bajunya, warnanya, kenyamanan waktu dipakai, jahitannya, disainernya, harganya, dan lain sebagainya. Bagi produser pakaian, akan berusaha menawarkan produk tersebut kepada masyarakat di berbagai daerah, yang dapat menimbulkan gairah bagi masyarakat untuk mau membelinya.

 

Dengan demikian, pemahaman produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada orang lain (pasar) untuk memenuhi kebutuhan (Supriyanto dan Ernawaty, 2010). Artinya, produk itu sesuatu yang memiliki nilai bagi orang lain (pasar), dan diharapkan dapat memenuhi kebutuhan manusia ataupun organisasi. Kalau demikian, maka produk itu dapat berupa barang secara fisik, jasa atau pelayanan, person, tempat, organisasi dan/atau sebuah ide. 

 

Bagaimana gambaran pemahaman produk seperti produk wisata? Produk wisata, yaitu sesuatu yang ditawarkan kepada orang lain (wisatawan). Sebagai produk wisata yang ditawarkan kepada khalayak, seyogyanya berada dalam kondisi “super”. Artinya, produk wisata itu dapat bermanfaat, bermutu, tampilan bagus (informasi, cerita, view, tata administrasi), dan tepat (tempat, pelayanan, sikap dan perilaku, komunikasi, dan pengawasan).

 

Mengenai produk wisata ini bisa didalami pada buku yang saya tulis, yang terdapat pada halaman 29, 40, 94, 99, dan halaman 201 (Zebua, 2016). Jadi, produk wisata itu harus mampu memberikan nilai dan manfaat bagi wisatawan. Unsur-unsur dari produk wisata itu mencakup beberapa hal, yaitu:

  1. Objek wisata yang terdapat pada daerah-daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang-orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut
  2. Fasilitas yang diperlukan di tempat tujuan tersebut, seperti: akomodasi, restoran, bar, entertainmen dan rekreasi
  3. Transportasi yang menghubungkan negara/daerah asal wisatawan ke daerah tujuan wisatawan seperti transportasi menuju tempat objek-objek wisata

 

Apabila produk wisata akan digolongkan dalam hal pengembangannya, maka sebaiknya produk wisata itu digolongkan dalam 3 (tiga) kelompok, yaitu:

  1. Produk wisata siap ditawarkan
  2. Produk wisata cukup ditawarkan (perlu penanganan selanjutnya)
  3. Produk wisata potensi ditawarkan (baru dalam rencana pembangunan dan pengembangan)

 

4.    Manajemen Produk wisata

Manajemen produk wisata adalah menangani berbagai produk wisata unggulan di daerah untuk dinikmati para wisatawan, dan berharap suatu waktu akan kembali karena telah mendapatkan pelayanan yang baik, serta objek wisata yang dikunjungi memberikan daya manfaat (DM), daya beda (DB), dan daya tarik (DT) bagi para wisatawan. Untuk memudahkan pemahaman kita perihal DM, DB, dan DT sebuah produk bagi pengguna produk, akan diberikan contoh produk sabun mandi. Sabun mandi memiliki banyak merek (branding) dengan kepemilikan keunggulan masing-masing. 

 

Pada umumnya DM dari sabun mandi, yaitu membersihkan daki dan kuman dari badan. Mengenai DB-nya bisa dilihat pada: a. warna bungkus sabun; b. gambar yang tertera di bungkus sabun; 3. Ada sabun yang dibungkus isinya hanya 1 sabun, 3 sabun, atau isinya 4 sabun; dan 4. Bungkusnya sabun ada yang bulat, segi 4 atau segi 3. Bagaimana DT sabunnya? DT-nya, yaitu: 1. Harum; dan 2. Sabun sehat.

 

Contoh di atas baru sebuah produk sabun mandi. Bagaimana DM, DB, dan DT dari objek wisata (produk wisata) yang sudah kita siapkan untuk dikunjungi wisatawan? Mari kita lihat objek wisata pantai yang sudah disiapkan Kabupaten Gunungkidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Ada pantai yang disiapkan untuk memancing ikan, ada pantai yang pasirnya putih, ada pantai yang banyak kulinernya, ada pantai yang diperuntukkan mandi di laut, ada pantai yang panjang tepi pantainya, ada pantai yang memberikan nuansa santai, dan ada pantai yang menyediakan aneka macam kerajinan. Artinya, objek wisatanya “pantai” tetapi disiapkan dengan berbagai peruntukkannya, sehingga diharapkan wisatawan yang berkunjung di pantai, dapat mengunjungi beberapa pantai, sekaligus. Wisatawan dapat menikmati beberapa pantai sesuai peruntukkannya, sehingga wisatawan merasa puas dan berkesan hehehe.

 

Pertanyaan yang perlu kita didiskusikan selanjutnya, yaitu apa saja yang kita lakukan apabila melakukan perancangan pada produk wisata/objek wisata di daerah? Sebagai pemicu pada brainstorming (curah pendapat) kita, mari mendalami dan merenungkan mengenai penjelasan dari tulisan “Manajemen Wisatawan”.

 

Daftar Pustaka

1.  Abeng, T., 2006. Profesi Manajemen: Kristalisasi Teori dan Praktik Pembelajaran Manajemen Korporasi, Lembaga Nirlaba, dan Pemerintahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama

2.     Badan pusat statistik, tahun 2021

3.     Frinces, Z.H., 2008. Manajemen: Konsep Membangun Sukses. Yogyakarta: Mida Pustaka

4.     Setiabudi, Y., 2012. Dahlan Iskan: From Zero to Hero. Yogyakarta: Buku Pintar

5.     Supriyanto dan Ernawaty, 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Andi

6.     UU Pariwisata nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

7.     Zebua, M., 2016. Inspirasi Pengembangan Pariwisata Daerah. Yogyakarta: Deepublish

 

Post a Comment for "MANAJEMEN PRODUK WISATA"