Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEPEMIMPINAN YANG PEDULI


BAGAIMANA sih kepemimpinan yang peduli itu? rasanya kalimat di atas kok aneh ya hehehe. Sebuah pengalaman pada waktu mengikuti sebuah rapat yang dihadiri oleh para manajer menengah di suatu organisasi, Pemimpin rapat menyampaikan beberapa hal yang menjadi bahasan pokok dalam rapat tersebut. Setelah Pemimpin berbicara dengan sangat bersemangat dan serius, lalu Pemimpin tersebut memberi kesempatan kepada peserta rapat untuk menyampaikan pendapatnya dalam menanggapi pokok materi rapat tadi. 

Setelah beberapa orang mencurahkan pendapatnya pada pokok materi rapat tersebut, Pemimpin itu mengatakan bahwa kalau berpendapat itu, dipikir dulu apa materi yang disampaikan itu sesuai atau tidak sesuai dengan pokok materi rapat. Pemimpin itu mengatakan selanjutnya, bahwa dalam rapat hari ini sudah bisa diketahui mana manajer yang memiliki atau tidak memiliki kemampuan dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Selanjutnya Pemimpin itu berpesan kepada para manajer, supaya mengisi kemampuannya dengan banyak membaca buku-buku yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) manajer dalam melakukan pekerjaannya di oranisasi ini.

Apa yang terjadi selanjutnya? Tentu begitu rapat sudah selesai, peserta rapat saling berbisik satu sama lain. Ada yang menggambarkan semangatnya akan bekerja dengan lebih baik dan ada juga yang lemes, bahkan sebagian besar yang apatis dalam melakukan pekerjaannya. Di antara manajer itu malah ada yang sangat berani menyampaikan pendapatnya, bahwa kalau kita kurang dipercaya oleh Pemimpin ya biar Pemimpin sendiri yang mengerjakan pekerjaan kita, supaya semuanya beres dan sesuai yang dikehendaki Pemimpin. Apalah kita ini kan bodoh-bodoh, tidak bisa melakukan pekerjaannya dengan baik.

Kondisi ketersinggungan para manajer seperti yang diutarakan di atas, menandakan bahwa mereka sebagai manusia dihinggapi rasa malu dan rendah diri, karena perkataan Pemimpin tadi. Bahkan kalau tidak cepat menangani kembali keadaan yang seperti ini, bisa-bisa menimbulkan apatis bagi sebagian besar manajer, dalam melakukan pekerjaannya dengan benar. Sumber daya manusia (SDM) organisasi ini merasa kurang nyaman dan merasa minder (perasaan lebih rendah dibandingkan orang lain dalam satu atau beberapa hal). Apabila SDM sudah merasa lebih rendah kemampuannya, biasanya hanya mengikuti perintah Atasan saja tanpa bisa mengembangkan pada hal-hal lain yang relevan. Nah . . kalau SDM organisasi sudah memiliki perasaan seperti ini, dapat diprediksi bahwa SDM tersebut tidak akan berhasil dan sukses dalam melaksanakan Tupoksinya.
   
Sebagai Pemimpin, pasti tidak berharap bawahannya kurang berhasil dalam melakukan pekerjaannya. Mengapa Pemimpin berharap kepada bawahannya supaya berhasil? Karena seorang Pemimpin mesti mengusahakan visi dan misinya dapat diwujudkan selama menduduki jabatan sebagai Pemimpin. Dalam mewujudkan hal itu, semestinya Pemimpin mendorong dan menggerakkan bawahannya agar mampu melakukan pekerjaannya masing-masing secara optimal, dan searah dengan upaya pencapaian visi dan misi seorang Pemimpin. Bawahanlah yang menjadi pilar untuk mengokohkan tercapainya visi dan misi seorang Pemimpin, melalui kompetensi dan kinerja optimal dari bawahannya. Bawahanlah yang harus bekerja keras melalui bidang pekerjaannya dalam mengoptimalkan hasil pekerjaan yang dicapai, yang memberi keberhasilan dalam mewujudkan visi dan misi seorang Pemimpin.

Oleh karena itu, wahai Anda sebagai Pemimpin . . tunjukkanlah daya dorong dari Pemimpin untuk bertindak peduli kepada siapa pun yang ada dalam organisasi itu, melalui terciptanya dan terjalinnya komunikasi, serta bisa berhubungan baik dengan para Wakil Pemimpin atau Pemimpin dengan para manajer yang dibawahinya, dalam posisi jabatan apa pun. Baik sebagai bawahan dalam jabatan manajer menengah dan manajer bawah, maupun kepada bawahan sebagai staf dari manajer menengah dan manajer bawah. Merekalah yang bisa memberikan berbagai informasi terhadap berbagai hal yang bisa dikerjakan, termasuk berbagai hambatan yang ditemukan di lapangan. Merekalah yang menghantar Pemimpinnya untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi Pemimpin.    

Hindarilah rasa besar kepala (sombong) dari seorang Pemimpin dalam memimpin suatu organisasi, tetapi tampilkanlah sifat yang ngemong (menjaga atau memelihara) semua SDM yang telah bekerja di organisasinya, melalui berbagai pertemuan (rapat) untuk memantapkan berbagai program kerja dalam upaya pencapaian visi dan misi Pemimpin. Hendaknya seorang Pemimpin menunjukkan rasa hormat dan kepeduliaannya secara konsisten kepada bawahannya dan orang lain. Jangan sekali-kali merendahkan orang lain dan berusahalah menghormati perasaan orang lain, serta berusaha menguatkan rasa harga diri positif dari orang lain, yang sudah menjadi mitra kerjanya dari hari ke hari.

Kalau sudah ada sifat yang berusaha ngemong SDM organisasi dari seorang Pemimpin, dapat diartikan bahwa akan menghargai juga adanya perbedaan-perbedaan yang terdapat antar SDM (staf), dan membiarkan mereka dapat mengetahuinya. Pemimpin harus melihat mengenai keunikan dan kualitas dari masing-masing SDM, serta mendorong kemampuan individu dalam menggunakan berbagai hal, yang bermanfaat bagi kelompok-kelompok yang ada di dalam organisasinya. Justru adanya perbedaan SDM dalam organisasi tersebut, akan memunculkan ide dan kreativitas dalam melakukan setiap pekerjaannya dalam organisasi.

Perbedaan-perbedaan antar SDM tentu banyak dipengaruhi oleh latarbelakang keluarga, budaya, dan pendidikan. Mereka berbeda dalam hal disiplin, dalam hal menggapai hasil kerja yang optimal, dalam hal kompetensi, dalam hal kinerja, dalam hal merespon berbagai masalah yang sudah dan akan terjadi, serta proyeksi tingkat keberhasilan SDM di waktu yang akan datang. Untuk itu Pemimpinlah yang berusaha menyatukan mereka dalam melakukan pekerjaannya sesuai bidang pekerjaan mereka masing-masing, dengan selalu membawa kompas keberhasilan dalam mencapai visi dan misi Pemimpin.

Apakah Anda bisa terinspirasi berbagai pesan Presiden Jokowi pada waktu memerkenalkan calon menterinya kepada masyarakat Indonesia? Pada intinya pesan Presiden Jokowi yaitu visi dan misi Presiden yang perlu digolkan oleh para menteri, dan bekerjalah secara tim. Artinya apa? Yang dipikirkan dan digolkan oleh para menteri adalah terwujudnya visi dan misi Presiden dalam 5 (lima) tahun ke depan. Nah . . untuk mewujudkan itu ciptakanlah jalinan kerjasama antar menteri (bekerja secara tim), yang nantinya hasil pekerjaan dari masing-masing menteri itu, akan bermanfaat dan berdayaguna yang sebesar-besarnya pada tingkat kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Hal yang disampaikan dan dijalankan oleh Presiden Jokowi ke depan, seyogyanya bisa dilaksanakan oleh Pemimpin di tingkat daerah dan di tingkat sebuah organisasi. Yang ada adalah visi dan misi Pemimpin, dan diwujudkan pencapaiannya oleh para manajer dan para staf di organisasi tersebut. Untuk mewujudkan visi dan misi seorang Pemimpin itu, tentu Pemimpin harus peduli kepada para manajer dan para staf yang mendukung. Kepeduliannya bisa ditampilkan pada waktu melakukan rapat bersama dengan menjelaskan dan menjabarkan perihal yang akan dikerjakan oleh para manajer, dan selanjutnya memberi kepercayaan kepada para manajer untuk menjabarkan dan menjelaskan kepada para stafnya, dengan tujuan agar stafnya mampu mendukung dan bekerja secara optimal sesuai bidang pekerjaan yang diamanahkan kepadanya.

Apakah inti dari kepedulian seorang Pemimpin? Berusahalah mendengarkan apa yang disampaikan bawahan, dan perhatikanlah langkah-langkah selanjutnya yang akan dijalankan oleh bawahan. Apabila nantinya terdapat hal-hal yang kurang sesuai pada waktu proses pengerjaannya, Pemimpin berusaha secepat-cepatnya memberikan informasi berupa arahan, agar proses pekerjaan itu dapat dioptimalkan oleh bawahan secara gemilang. Hal lain yang ikut mendukung hasil pekerjaan yang gemilang itu, yaitu kepedulian dalam hal kebutuhan yang diperlukan oleh bawahan, baik sarana pekerjaan maupun dukungan pada terciptanya kualitas dari berbagai pekerjaan yang dilakukan. Kalau hasil kerja yang dicapai bawahan tergolong baik, berikanlah reward (penghargaan) berupa manajemen 1 (satu) menit, beri pujian, dan bonus yang lain. Rasa percaya diri yang sudah tercipta pada diri bawahan, hendaknya dipertahankan atau ditingkatkan dalam bentuk menumbuhkan adanya kreatifitas selanjutnya, sehingga bawahan itu merasa dibutuhkan dan dipercaya oleh Pemimpin.

Inilah dampak yang dirasakan oleh bawahan dari seorang Pemimpin yang peduli. Bawahan memiliki semangat untuk bekerja dengan baik, dan berusaha mendukung secara totalitas agar visi dan misi seorang Pemimpin bisa tercapai. Dengan demikian, Pemimpin yang mendapatkan medali keberhasilan dan Pemimpinlah yang meninggalkan legacy (warisan) yang selau diingat oleh generasi selanjutnya. Selamat menjadi Pemimpin yang peduli, untuk mewujudkan keberhasilan tugas yang diemban oleh seorang Pemimpin.    

Post a Comment for "KEPEMIMPINAN YANG PEDULI"