DELEGASI TUGAS PINTU KEBERHASILAN
BELUM
lama ini saya bertemu dengan seorang kawan lama, terus berdiskusi mengenai banyak
hal, dan akhirnya terlibat dalam pembicaraan serius mengenai kepemimpinan
seorang kepala daerah yang jabatannya akan berakhir pada tahun 2020 mendatang.
Kawan ini bercerita bahwa ada kepala daerah yang pada awalnya tidak mempunyai visi
dan misi sendiri. Berhubung keadaan seperti itu, lalu minta tolong kepada orang
lain untuk dibuatkan visi dan misi sebagai kepala daerah. Berhubung visi dan
misinya dibuat orang lain, ya akhirnya Pemimpin ini tidak memahami dan tidak
menguasai makna dari rumusan pernyataan visi dan misinya itu. Dan anehnya,
Pemimpin ini juga tidak mau bertanya kepada pembuat visi dan misinya, kira-kira
bagaimana pengaplikasian visi dan misi itu ke lapangan, selama dalam jabatan kepemimpinannya.
Apabila
seorang Pemimpin seperti yang diceritakan di atas, kira-kira Pemimpin ini dapat
mewujudkan tercapainya visi dan misinya? Bagaimana pendapat Saudara? Kawan saya
tadi mengatakan, kalau mau jujur dan terus terang ya kurang berhasil. Mengapa
kurang berhasil? Karena sejak awal, kepala daerah ini belum memiliki mimpi atau
cita-cita untuk memajukan masa depan dari taraf hidup warganya. Berdasarkan
kondisi ini, jadinya wajar saja apabila kepala daerah ini, kurang memiliki
greget di dalam mensejahterakan warganya. Yah
. . pada akhirnya di periode kepemimpinannya, hanya bisanya menyalahkan
bawahannya dan hanya menyibukkan diri untuk mengurus dan menjalankan perjalanan
dinas kemana-mana hehehe.
Melihat
kondisi kepala daerah ini, tentu tidak bisa berbuat apa-apa, karena sejak awal
belum memiliki mimpi untuk memajukan warga di daerahnya. Apalagi dalam hal
delegasi tugas, tentu kurang memahami perihal penjabaran tugas sang Pemimpin kepada
para satuan kerja perangkat daerah (SKPD), sekretaris daerah (Sekda), dan organ
organisasi yang lain. Akhirnya dalam masa kepemimpinannya seakan seperti “patung
hidup” saja, tidak bisa berbuat banyak untuk memajukan taraf hidup warganya. Berdasarkan
pengalaman dan kejadian seorang kepala daerah belum memiliki apa yang harus
diperbuat, maka sebaiknya kita jadikan sebuah pembelajaran bila akan memilih
seorang Pemimpin ke depan.
Kepada
masyarakat pemilih kepala daerah pada tahun 2020 mendatang, perlu mengamati dan
memelajari visi, misi, serta penjabarannya untuk membangun dan mengembangkan taraf
hidup warganya ke depan. Masyarakat pintar-pintarlah dalam memilih calon kepala
daerahnya serta berusaha memilih kepala daerahnya yang betul-betul sudah memiliki
mimpi atau cita-cita lebih dahulu, yang nantinya bisa dan mau bekerja keras serta
mampu berbuat banyak untuk memajukan taraf hidup warga masyarakat di daerahnya.
Bagi
orang yang sudah memiliki mimpi untuk membangun daerahnya, biasanya mimpinya
itu dituangkan di dalam rumusan pernyataan visi dan misi sendiri, bukan
dibuatkan oleh orang lain. Rumusan visi dan misi inilah yang nantinya, dijabarkan
dalam bentuk berbagai program kerja tahunan, yang semakin ditingkatkan
pengimplementasiannya dalam program kerjanya selama 5 (lima) tahun ke depan.
Nah . . kepala daerah yang berusaha menggolkan pencapaian keberhasilan pada
visi dan misinya, tentu berusaha menyiapkan bawahannya melalui penciptaan
kerjasama, untuk bersama-sama mewujudkan visi dan misi sang Pemimpin. Kerjasama
inilah yang dikelola oleh sang Pemimpin, dengan membagi-bagi berbagai tugas
pelaksanaan kepada para bawahannya. Untuk membagi tugas ini, sebaiknya dilakukan
oleh sang Pemimpin dengan memberikan delegasi wewenang, sesuai tugas pokok dan
fungsi (Tupoksi) sumber daya manusia (SDM) yang sudah diangkat dalam struktur
organisasi sebagai manajer menengah dan manajer bawah.
Delegasi
tugas dapat diartikan sebagai pemberian wewenang dari sang Pemimpin kepada
bawahan, untuk melakukan pekerjaannya sesuai amanah dalam jabatannya, dalam
upaya mencapai sasaran yang sudah ditentukan oleh sang Pemimpin, yaitu visi dan
misi sang Pemimpin. Untuk itu visi dan misi sang Pemimpin, perlu
dikomunikasikan secara baik kepada para manajer yang dibawahinya, agar mampu melakukan
pekerjaannya sesuai visi sang Pemimpin. Visi dan misi sang Pemimpin perlu
dijelaskan secara detail kepada para manajer, serta membagi tugas kepada
masing-masing manajer untuk mewujudkan visi dan misinya tersebut. Dengan upaya
ini, sang Pemimpin tinggal mengawasi dan meminta laporan dari para manajer,
bila menemukan permasalahan pada waktu melaksanakan proses suatu pekerjaan
sesuai program kerja yang sedang dilaksanakan.
Memang
dalam hal ini, sang Pemimpin harus berpikir positif kepada para manajernya
serta mengusahakan ikut memintarkan bawahannya, untuk bekerja secara
proporsional dengan hasil yang maksimal. Pada hal-hal tertentu, sang Pemimpin
memberikan keleluasaan kepada para manajer, untuk memutuskan sesuatu di
lapangan, demi terlaksananya program kerja yang sedang dilaksanakan. Sang
Pemimpin tidak perlu merepotkan manajernya untuk sebentar-sebentar memberikan
laporan pelaksanaan program kerjanya kepada sang Pemimpin, tetapi sang Pemimpin
sewaktu-waktu perlu turun ke lapangan untuk melihat tingkat pencapaian yang
sudah diperoleh para manajernya, termasuk permasalahan yang ditemukan.
Kepada
sang Pemimpin, diminta untuk selalu merenung mengenai solusi dari permasalahan
yang ditemui manajer di lapangan, serta segera memberikan aba-aba kepada para
manajer mengenai solusi dari suatu permasalahan. Kalau perlu, sang Pemimpin
melakukan brainstorming (curah
pendapat) serta melakukan diskusi secara mendalam kepada manajer yang
membutuhkan solusi, sehingga memahami betul solusi yang dimaksud sang Pemimpin.
Perhatian dan komunikasi sang Pemimpin, sangat diperlukan dalam hal ini, agar
dapat dipahami para manajer di dalam mewujudkan visi dan misi sang Pemimpin.
Kepercayaan
yang diberikan sang Pemimpin kepada para manajernya, merupakan modal awal bagi
manajer untuk menangani pekerjaannya dengan baik. Untuk itu sang Pemimpin harus
berusaha untuk melakukan sesuatu, agar manajernya semakin merasa diberi
keleluasaan oleh sang Pemimpin, di dalam melakukan pekerjaannya yang penuh
inisiatif, setelah sang Pemimpin mengajak manajernya untuk mengerjakan tugasnya
masing-masing. Ajakan yang dibutuhkan manajer adalah sang Pemimpin memberikan
kepercayaan dan mendelegasikan pekerjaan yang sifatnya merupakan tanggungjawab
dari para manajer. Melalui pembagian tugas yang diberikan sang Pemimpin, berarti
memberikan tugas-tugas kepada para manajernya, untuk mensukseskan visi dan misi
sang Pemimpin selama dalam jabatan tersebut.
Contoh
seperti yang disampaikan Presiden Jokowi kepada para menterinya, bahwa yang ada
dan dikerjakan oleh menterinya adalah mewujudkan kesuksesan pencapaian visi dan
misi Presiden. Silahkan melakukan pekerjaannya sesuai sektor pekerjaan yang
dipercayakan Presiden kepada menterinya, dan mari bersama-sama memajukan
pekerjaan masing-masing sesuai visi dan misi Presiden. Jadi, menteri tidak
boleh memiliki visi dan misi sendiri, tetapi yang menjadi acuan pekerjaan
menteri adalah tercapainya visi dan misi Presiden selama dalam jabatan seorang
Presiden.
Melalui
pelaksanaan delegasi tugas sang Pemimpin kepada para manajer, sang Pemimpin
tinggal memonitor dan mengawasi perihal milestone
(tonggak=patok) pencapaian target dari masing-masing manajernya, dan tinggal melakukan
diskusi bagaimana pelaksanaan tugas yang berhasil di tahap berikutnya. Dengan
demikian, sang Pemimpin memiliki waktu banyak untuk merenung mengenai hal-hal
yang diperlukan untuk memperkuat pekerjaan manajer ke depan. Sungguh indah
menjadi seorang Pemimpin, apabila mau mendelegasikan tugas kepada bawahannya,
karena pintu kesuksesan terbuka lebar untuk keluar menjadi pemenang, pada
keberhasilan pelaksanaan visi dan misi sang Pemimpin.
Apakah
ada diantara kita yang tidak menginginkan sebuah keberhasilan dalam
melaksanakan tugas yang sudah diamanahkan kepadanya? Menurut saya sih, tidak
ada seorang pun yang ingin gagal dalam melakukan pekerjaannya, tetapi sekecil
apa pun pasti terbesit keinginan untuk meraih sebuah kesuksesan dalam suatu
jabatan tertentu. Oleh karena itu, sang Pemimpin harus mengutamakan hal-hal
yang bisa menggolkan visi dan misinya, karena dengan semangat ini orang akan
mengingat terus mengenai keberhasilan yang sudah ditorehkan oleh sang Pemimpin sewaktu
menduduki jabatan tertinggi di organisasi tersebut.
Peribahasa
mengatakan “orang baik akan selalu meninggalkan nama baik, sedangkan orang
jahat akan meninggalkan nama buruk. Harimau mati meninggalkan belang, gajah
mati meninggalkan gading, dan orang mati meninggalkan nama”. Kalaupun sudah
berhasil dalam menunaikan tugasnya sebagai Pemimpin, tetapi kesuksesan bukanlah
akhir, kegagalan bukan hal yang fatal: itu adalah keberanian untuk melanjutkan
apa yang penting (Winston Churchill). Selamat mewujudkan kesuksesan dalam
jabatannya, dengan melakukan pendelegasian tugas dan wewenang kepada para
bawahannya. Untuk itu, tempatkan manajer yang dibawahinya, menurut
kompetensinya dalam pekerjaan yang dipercayakan kepadanya.
Post a Comment for "DELEGASI TUGAS PINTU KEBERHASILAN"