Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEPEMIMPINAN KOMUNIKASI


SEMUA orang itu pasti berusaha Komunikasi, tetapi kalau masih anak masih kecil ya kadang gagap di dalam mengkomunikasikan hal-hal yang diinginkan. Setelah orang itu mencapai dewasa, dapat dipercaya bahwa orang itu sudah matang dalam berkomunikasi. Artinya, orang tersebut sudah bisa menentukan mana yang pantas dan perlu dikomunikasikan dan/atau mana yang belum pantas dikomunikasikan. Tetapi harus diingat, bahwa seorang anak manusia sampai dewasa, sangat dipengaruhi oleh cara orang tua mereka di dalam mendidik dan mengajari anak-anaknya hehehe.

Seorang teman yang memiliki suatu profesi tertentu, orangnya pintar, gagah tetapi kurang disenangi oleh orang lain. Kok bisa . . karena bila yang bersangkutan mengkomunikasikan sesuatu hal kepada orang lain, dipastikan orang tersebut akan tersinggung. Contoh, apabila Anda tidak melakukan seperti ini, maka pasti Anda gagal, dan/atau kalau Anda tidak mau minum obat yang diberikan seorang dokter, nanti Anda cepat meninggal. Apabila Anda mendengarkan narasi Komunikasi di atas, apakah Anda tidak tersinggung?   

Seorang teman yang merasa sebagai Pemimpin, berkata kepada bawahannya bahwa bila Anda tidak selesai mengerjakan seperti yang diminta, Anda akan menerima punishment (hukuman), dengan menurunkan jabatannya atau akan dipindahkan ke tempat lain. Kalau Anda tidak dapat melakukan pekerjaannya dengan baik, maka Anda diminta mengundurkan diri dari organisasi ini. Tentu masih banyak lagi narasi komunikasi yang dilakukan banyak orang, untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada orang lain. Pertanyaannya adalah apakah ada seorang Pemimpin yang tidak memiliki tujuan untuk menghasilkan sesuatu dalam organisasi yang dipimpin?

Kepemimpinan Komunikasi bukan berarti Pemimpin tersebut harus menunjukkan banyak ngomongnya (talk too much) dalam menyampaikan narasi komunikasi kepada orang lain, tetapi sang Pemimpin hendaknya memiliki keterampilan dalam mengkomunikasikan berbagai hal, terkait dengan upaya pencapaian Visi dan Misinya. Demikian juga sebaliknya Pemimpin harus memberi peluang dan mendengarkan narasi Komunikasi yang disampaikan bawahannya, dalam mengusahakan pekerjaannya untuk mencapai Visi dan Misi Pemimpin tersebut.

Pada umumnya seorang Pemimpin mestinya berusaha menggolkan tujuannya yang sudah dinyatakan dalam rumusan Visi dan Misinya. Bagaikan seorang Jokowi yang kebetulan menjadi Presiden di republik Indonesia, telah menentukan tujuan untuk memprioritaskan pembangunan jalan tol darat, kemudian baru dilanjutkan dengan pembangunan tol laut, dan tol udara di Indonesia, dengan berorientasi pada Indonesia sentris, bukan hanya Jawa sentris. Jokowi juga barusan meresmikan Palapa Ring, jaringan kabel optik pada tanggal 14 Oktober 2019 yang dapat menghubungkan 514 Kabupaten/Kota di wilayah Indonesia. Pembangunan Palapa Ring ini sering diistilahkan sebagai tol udara hehehe.  

Untuk mencapai tujuan yang sudah dicita-citakan atau yang sudah dimimpikan dalam suatu jabatan tertentu, akan berhasil apabila mau dan bersedia melakukan kerjasama dan berkomunikasi dengan banyak orang. Melalui usaha pengkomunikasian yang dilakukan kepada bawahannya dan orang lain, akan bisa mengetahui dan memahami secara mendalam narasi dari materi yang disampaikan. Terjadinya Komunikasi dan jalinan kerjasama dalam berbagai pekerjaan yang akan dilakukan oleh sang Pemimpin, akan memberi kemudahan bagi banyak orang untuk mewujudkan tercapainya Visi dan Misi sang Pemimpin. Mengapa bisa menjadi mudah? Karena semua pekerjaan yang dilakukan, dapat dikerjakan oleh banyak orang, sekaligus mampu memuaskan para pihak atau konsumen atas kualitas produk yang diusahakan.

Berkaitan dengan berbagai hal yang sudah diungkapkan di atas, ternyata bukan hanya jabatan yang perlu dimiliki, tetapi membutuhkan kepiawaian dalam berkomunikasi kepada berbagai pihak, baik untuk internal organisasi maupun di eksternal organisasi. Sebagai Pemimpin, harus bisa menempatkan diri dan mampu mengkomunikasikan secara umum mengenai butir-butir yang dirasa penting untuk mewujudkan Visi dan Misi sang Pemimpin, melalui kemampuan dan kerja keras dari bawahannya. Pencapaian setiap tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh bawahan, harus bisa dikontrol dan diberi wejangan (petunjuk) oleh Pemimpin, dalam hal-hal yang masih harus ditumbuhkembangkan untuk mendapatkan keberhasilan dalam pekerjaan yang sedang dilakukan.

Oleh karena itu, Sang Pemimpin hendaknya berusaha meninggalkan gaya kepemimpinan yang biasanya bersifat otoriter kepada setiap orang yang melakukan pekerjaan yang kelihatannya terdapat kesalahan. Tetapi sebaiknya dipanggil atau silaturahmi mendadak (sidak) di tempat kerja bawahannya, untuk melihat situasi pekerjaan yang sedang dilakukan, serta melakukan brainstorming (curah pendapat), dalam upaya menemukan solusi atas berbagai hambatan yang ditemukan pada waktu sekarang. Hendaknya sang Pemimpin selalu fokus pada pencapaian Visi dan Misinya, sehingga mau tidak mau harus tetap mengusahakan tercapainya pekerjaan dan kinerja yang optimal, dalam balutan penyampaian Komunikasi yang baik, syukur balutannya dirasakan lembut oleh orang lain hehehe.  

Untuk menggenggam kesuksesan itu pada diri seorang Pemimpin, sangat didukung adanya Komunikasi yang friendly (ramah), humble (rendah hati), dan jelas dalam menyampaikan sesuatu hal kepada siapa pun, tanpa menumpahkan kekesalan dan amarah. Berkomunikasilah dengan tutur kata yang baik, karena Komunikasi itu adalah sebuah proses dimana seseorang (komunikator) menyampaikan perangsang (biasanya lambang bahasa) kepada orang lain (komunikan), bukan hanya sekedar memberitahu, tetapi juga memengaruhi seseorang atau sejumlah orang, untuk melakukan tindakan tertentu (merubah perilaku orang lain) (Zebuaa, 2014).

Melalui pengertian Komunikasi seperti yang disebutkan di atas, dapat kita pahami bahwa komunikasi itu merupakan:
1.    Perangsang, menjadikan para pendengar tertarik untuk memahami dan melakukan apa yang diharapkan Pemimpin
2.    Pemberitahuan, artinya menjelaskan mengenai hal-hal yang perlu dikerjakan serta target yang akan diwujudkan, sesuai tugas di masing-masing sektor
3.  Upaya memengaruhi, mendorong sumber daya manusia (SDM) untuk meningkatkan kinerjanya di masing-masing sektor
4. Upaya merubah perilaku, menjadikan SDM disiplin, dan memiliki semangat untuk melakukan kerjasama dalam menghasilkan suatu pekerjaan yang mumpuni

Sebagai seorang Pemimpin, selain menguasai bidang pekerjaannya dengan pengetahuan yang memadai, harus didukung juga dengan kepemilikan komunikasi yang baik. Narasi bahasanya mudah dimengerti oleh orang lain, serta mampu mengaplikasikan poin-poin dari pemahaman komunikasi di atas. Dengan demikian, keberhasilan seorang Pemimpin sangat ditentukan Komunikasi yang dilakukan sang Pemimpin, selama mendapatkan kepercayaan dalam jabatan sebagai Pemimpin.

Mengapa seorang Pemimpin berusaha melakukan Komunikasi dengan baik? Karena Komunikasi itu memberi gambaran kemampuan seorang Pemimpin dalam mengelola dan mengarahkan perhatian orang lain, melalui Komunikasi antar pribadi yang jelas dan terfokus (Sashkin M. dan Sashkin M.G., 2011). Artinya, seorang Pemimpin itu harus berusaha mewujudkan tujuan dari Komunikasi itu, supaya: 1. Gagasan kita dapat diterima oleh orang lain dengan pendekatan yang persuasif bukan memaksa kehendak; 2. Memahami orang lain, kita sebagai pejabat atau Pemimpin harus mengetahui benar aspirasi masyarakat tentang apa yang diinginkannya, jangan sampai mereka menginginkan arah ke barat tetapi justru kita memberi jalur ke timur; 3. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu, mendorong orang untuk melakukan yang terbaik dalam pekerjaannya; dan 4. Hal yang disampaikan oleh pejabat atau komunikator harus menjelaskan kepada komunikan (penerima) atau bawahan dengan sebaik-baiknya dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksudkan (Effendy dan Uchjana, 1993).

Dengan demikian, seorang Pemimpin harus berusaha terus mengasah keterampilannya dalam berkomunikasi dengan orang lain, agar sukses dan berhasil dalam mewujudkan tujuan dari komunikasi itu sendiri. Setelah berhasil dalam melakukan Komunikasi dalam menggerakkan bawahan untuk melakukan pekerjaannya dengan baik, alhasil dapat memperoleh hasil yang akan mendekati kesuksesan pada pencapaian visi dan misi sang Pemimpin.

Terus terang dari banyak pengalaman, banyak orang yang mengalami kegagalan dalam pencapaian Visi dan Misinya, karena kurang terampil dalam melakukan komunikasi dengan orang lain. Ada yang melakukan komunikasi dengan irit bicara, katanya sih untuk menjaga wibawanya sebagai Pemimpin. Sebaliknya, ada juga Pemimpin yang berbicara banyak, alasannya supaya orang lain yang mendengarkan merasa bahwa Pemimpin ini sangat pintar, pada hal justru orang yang banyak bicara itu malah bisa ngelantur (gencar) kemana-mana alias kurang fokus hehehe.

Berhubung seorang Pemimpin harus sukses dalam menggolkan Visi dan Misinya, maka sang Pemimpin tersebut harus betul-betul terampil dalam menyampaikan narasi komunikasinya kepada banyak orang. Harus menyampaikan hal-hal yang akan dikerjakan dan hambatan-hambatannya, serta seberapa banyak target yang akan dicapai bawahannya dalam mewujudkan pekerjaannya secara bertahap. Untuk itu hendaknya dalam melakukan Komunikasi harus disampaikan dengan baik dan harus juga mendengarkan bawahannya, agar Komunikasi menjadi lebih lancar dan baik, serta terbangun suatu hubungan yang saling percaya dan menghindari hal-hal yang tidak sejalan, dalam mewujudkan keberhasikan di masa yang akan datang.

Daftar Pustaka
1. Effendy dan Uchjana, O,. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.
2. Sashkin, M. dan Sashkin, M.G., 2011. Prinsip-prinsip Kepemimpinan. Jakarta: Penerbit Airlangga
3. Zebua, D.F., 2014. Kesenian Benjang Sebagai Media Komunikasi Politik Dalam Pemilihan Walikota Bandung. Tesis. Jakarta: Universitas Mercu Buana, Program Pascasarjana, Program Magister Ilmu Komunikasi 
      

Post a Comment for "KEPEMIMPINAN KOMUNIKASI"