VISI BASIS KESUKSESAN SEORANG PEMIMPIN
MENJADI pemimpin itu bisa merupakan idaman dan keinginan
dari banyak orang, dalam upayanya untuk mengaktualisasi diri ditengah-tengah
komunitasnya. Adanya keinginan manusia untuk berbuah, sehingga bermanfaat bagi banyak
orang yang datang untuk memetik buahnya. Semangat ini tentu timbul dari orang
yang berada di dalam suatu komunitas yang biasa disebut sebuah kelompok yang
memiliki kepentingan atau hobi yang sama atau sebuah organisasi tempatnya
mengabdi untuk bekerja.
Apakah ada diantara kita yang tidak berselera menjadi
seorang pemimpin? Berdasarkan pengalaman, memang ada beberapa orang yang tidak
mau menjadi pemimpin. Katanya, menjadi pemimpin itu ribet, banyak tugas dan
tanggungjawab, bahkan banyak dirasani (digunjingkan). Jadinya malah tidak menikmati hidup hehehe. Tetapi kalau
hanya menjadi staf, banyak enaknya yaitu hanya mengerjakan tugas yang diberikan
pemimpin. Anda setujukah penjelasan di atas?
Apabila Anda memiliki idaman untuk menjadi pemimpin,
seperti mau menjadi calon Bupati atau Walikota umpamanya, wajib hukumnya untuk
merumuskan sebuah visi. Dan visi ini harus dijelaskan kepada
khalayak/masyarakat agar mereka tertarik untuk memilih Anda menjadi
Bupati/Walikota definitif.
Mengapa harus merumuskan sebuah visi dan perlu dijelaskan
kepada khalayak? Rumusan visi yang Anda susun itulah yang akan memberikan
gambaran kepada banyak orang, kira-kira apa yang Anda wujudkan kelak bila telah
menjadi seorang pemimpin. Karena visi itu masih akan diwujudkan di masa yang
akan datang, maka banyak orang yang mengatakan bahwa visi itu merupakan impian
dari seorang calon pemimpin.
Untuk lebih jelasnya mari kita renungkan mengenai
gambaran dari visi itu. Visi itu merupakan: 1. Gambaran keadaan Kabupaten/Kota
yang mau diwujudkan di masa mendatang; 2. Penggugah semangat, inspirasi, dan
komitmen; 3. Pemberi ilham bagi seluruh pihak terkait; 4. Sesuatu yang harus
jelas, menantang, dan mengarah ke pelayanan prima; 5. Pemberi makna bagi pihak
yang terkait, fleksibel, dan berlaku untuk suatu periode waktu (umpamanya untuk
5 tahun); 6. Rumusan yang dapat mengalami perubahan dan harus selalu ditantang
terus; 7. Lampu pengarah, yang sebaiknya harus dicapai oleh seluruh personel
pemerintah daerah dan masyarakat; 8. Pemberi kekuatan dan pemberdayaan personel
pemerintah daerah dan masyarakat; 9. Sesuatu yang bersifat mempersiapkan masa
depan daerah yang lebih baik, berpijak dari masa sekarang; 10. Hal yang dapat
diukur secara detail, bukan sesuatu yang abstrak; 11. Sesuatu yang menyiratkan
harapan dan kebanggaan kalau dapat dicapai; dan 12. Sesuatu yang dapat
menjangkau 4 (empat) perspektif di dalam Balanced Scorecard yaitu personel pemerintah daerah,
proses pelayanan yang ditawarkan/diberikan, pengguna pelayanan pemerintahan
(masyarakat), dan keuangan pemerintah daerah.
Setelah merumuskan visi sebagai calon Bupati/Walikota,
maka hal yang akan dilakukan selanjutnya yaitu apa saja yang akan
dilakukan/dikerjakan agar visi itu betul-betul bisa menuai keberhasilan. Hal-hal yang
akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi tersebut biasanya di sebut misi.
Misi adalah suatu aktivitas yang akan dilakukan untuk
mewujudkan visi yang sudah dirumuskan sebelumnya. Pada umumnya misi berisi
hal-hal yang harus jelas, seperti: 1. Pernyataan eksplisit mengenai tugas yang
diemban organisasi; dan 2. Dapat menggambarkan tugas, cakupan tindakan yang
dilakukan, pasar yang harus dipuaskan dan nilainya. Siapa pasar yang dipuaskan
oleh pemimpin? Ya masyarakat itu sendiri.
Apabila kita berbicara mengenai misi pemerintah daerah,
maka ada 4 (empat) fungsi yang harus dilakukan oleh calon Bupati/Walikota. Hal
yang pertama, berkaitan dengan misi pemerintah daerah yaitu pemberian pelayanan yang
baik kepada masyarakat. Pelayanan yang diberikan kepada masyarakat bisa berupa
kemudahan bagi masyarakat untuk berusaha, untuk izin-izin usaha, untuk
keamanan, untuk administrasi kependudukan, untuk mendapatkan air bersih, untuk
memeroleh kelistrikan, untuk mendapatkan kesehatan, untuk memeroleh pendidikan,
untuk mewujudkan pendapatan di atas pengeluaran, terpenuhinya kebutuhan 9
(Sembilan) bahan pokok, untuk transportasi, tersedianya jalan dan jembatan, dan
lain sebagainya.
Untuk hal kedua, berkaitan dengan pengaturan tata
kehidupan masyarakat supaya masyarakat menjadi tenteram, aman, nyaman,
kejelasan kepemilikan, hubungan antar penganut agama yang baik, kebebasan untuk
berusaha, dan lain sebagainya. Intinya diusahakan terciptanya suatu
keharmonisan antar warga masyarakat. Hal yang ketiga, berkaitan dengan
pelaksanaan pembangunan, seperti pembangunan jalan dan jembatan, pembangunan
pelabuhan, pembangunan gedung sekolah, pembangunan irigasi, pembangunan
pasar-pasar tradisional, pembangunan pasar ikan, pembangunan terminal dan
sub-sub terminal, pembangunan objek dan daya tarik wisata, pembangunan rumah
sakit atau Puskesmas atau Balai Pengobatan, pembangunan rumah bagi warga yang
kurang mampu, dan pembangunan-pembangunan yang lain.
Hal keempat yaitu mengenai pemberdayaan masyarakat.
Banyak hal yang bisa dilakukan di sini, antara lain pemberdayaan warga masyarakat
dalam hal menciptakan keamanan, pemenuhan kebutuhan warga masyarakat melalui
kegiatan koperasi. Pemberdayaan warga masyarakat untuk menangani objek dan daya
tarik wisata, pendampingan dan pemenuhan kebutuhan warga masyarakat untuk
bertani, beternak, menjadi nelayan, berkebun, berusaha, menjadi desa wisata dan
desa digital, menjadi desa kerajinan dan desa kuliner, serta pemberdayaan
masyarakat dalam bentuk yang lain.
Ke-4 (empat) hal
di atas merupakan proyeksi yang harus dilaksanakan dalam upaya memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat. Poin-poin di atas bisa dimasukkan dalam
rumusan misi yang merupakan penjabaran dalam rangka mewujudkan visi. Pencapaian
visi bisa diukur dari pencapaian hasil pada berbagai program kerja tahunan yang
telah diprogramkan oleh Bupati/Walikota. Selain itu, bisa juga ditambahkan atau
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelasanaan misi untuk mewujudkan
berbagai indeks pencapaian kinerja yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat.
Misalnya, pencapaian target dalam hal besaran persentase angka kematian bayi
(AKB) dan angka kematian ibu (AKI) serta penurunan persentase Balita kurang
gizi, besaran persentase turunnya angka kemiskinan, penurunan angka
pengangguran, persentase anak-anak putus sekolah, dan lain sebagainya.
Untuk mengecek lebih lanjut pencapaian visi melalui
pelaksanaan misi yang digambarkan pada program kerja tahunan, pada akhir tahun
bisa dilakukan pengukuran melalui pendirian milestone
(tonggak batu pengukur pencapaian) dan di atas batu itu ditulis berapa besar
tingkat persentase yang harus dicapai pada periode itu. contoh, dalam misi
tertulis pembangunan jalan 100 km dan 20 buah jembatan selama 5 (lima) tahun.
Berdasarkan data ini lalu ditulis di atas batu tersebut, setiap tahun harus
membangun jalan sepanjang 20 km dan jembatan 4 buah.
Melalui penulisan angka pencapaian target pada milestone itu, kita bisa ukur besaran
pencapaian target yang akan menggambarkan bisa tidaknya mewujudkan pencapaian
visi seorang pemimpin. Sekaligus juga angka-angka pencapaian target itu
langsung diperhadapkan dengan ketentuan indeks pencapaian yang sudah
ditargetkan oleh pemerintah pusat.
Berdasarkan uraian di atas, maka kita bisa mengatakan
bahwa rumusan visi bukan merupakan impian yang tidak bisa diwujudkan. Justru
visi itulah yang tadinya merupakan impian, dan sekarang menjadi daya dorong
bagi kita untuk berusaha keras mewujudkan visi itu melalui pelaksanaan misi
yang tergambar pada item-item program kerja tahunan yang disiapkan oleh
pemimpin. Berhasil tidaknya pelaksanaan program kerja itu, akan diukur
pencapaiannya di setiap akhir tahun, berdasarkan target yang telah ditentukan
sebelumnya.
Oleh karena itu, para calon pemimpin yang akan berlaga
pada pemilukada, supaya betul-betul mengkaji secara mendalam rumusan visinya.
Melalui rumusan visi itu akan bisa direnungkan atau dianalisis oleh masyarakat,
apakah betul calon pemimpin tersebut bisa mewujudkan visinya itu atau mungkin
sulit mewujudkannya.
Pada umumnya rumusan visi terkesan serba baik dan
menarik, tetapi pada dasarnya visi tersebut bisa dinilai apakah bisa diwujudkan
si calon atau tidak, alias hanya berupa kata-kata pemanis saja. Untuk memahami
visinya perlu mendalami mengenai misi yang sudah dirumuskan si calon untuk
mewujudkan visi tersebut, serta catatan
kaki yang disertakan berupa beberapa program kerja unggulan yang bakal
dikampanyekan dalam upaya penggambaran pelaksanaan misi. Hal yang paling
mendasar untuk dijadikan dasar penilaian adalah sangat bisa atau tidak akan
bisa memenuhi harapan dan kebutuhan masysrakat di masa 1-5 tahun mendatang.
Untuk itu diminta kepada masyarakat pemilih untuk
memahami dengan benar mengenai makna dari rumusan visi setiap calon
Bupati/Walikota yang berlaga. Sebaiknya masyarakat bukan memerhatikan dan
terbujuk dengan pemberian macam-macam dari si calon supaya dipilih, tetapi
dalamilah visi dari setiap calon dan perhadapkan langsung dengan harapan dan
kebutuhan masyarakat saat ini dan kedepan. Hasil analisis ini akan dapat
melihat gambaran mengenai kemampuan si calon nantinya dalam mewujudkan visinya
itu.
Selamat memerhatikan dan mendalami mengenai visi dari
seorang calon pemimpin, karena visi itulah yang akan membawa kita semua pada
sebuah kapal harapan di masa
mendatang.
Perwujudan visi memang merupakan
indikator keberhasilan seorang pemimpin di dalam memajukan organisasi.
Post a Comment for "VISI BASIS KESUKSESAN SEORANG PEMIMPIN"