Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

WIRAUSAHA PENGETAHUAN

 

PADA waktu mampir di sebuah tempat, untuk menikmati secangkir teh di warung kuliner langganan, tiba-tiba bertemu Teman lama yang sudah lama tidak berjumpa. Yah . . bila bertemu Teman lama, tentu saling menanyakan tentang kabar masing-masing serta pekerjaan yang ditekuni selama ini. Teman ini menjelaskan berbagai hal, tetapi yang sangat menarik dalam pertemuan itu yaitu terucap perihal wirausaha pengetahuan. Sedikit terkaget mendengar istilah wirausaha ini, sehingga berkembang pada pertanyaan-pertanyaan pada pekerjaan awal yang dilakukan Teman ini sampai bisa menjadi wirausaha pengetahuan.

Teman ini menceritakan sesuatu bahwa sejak bekerja di sebuah organisasi usaha swasta, Teman ini bekerja sebagai karyawan yang mencatat berbagai hasil yang didapatkan oleh organisasi ini. Pada akhirnya Teman ini, sedikit demi sedikit dipercaya dan diangkat menjadi karyawan tetap, dan menduduki berbagai jabatan mulai dari Kepala Seksi, Kepala Bagian, sampai pada jabatan Top Manajer.

Setelah lama menduduki jabatan salah satu top manajer di organisasi usaha tersebut, timbul sebuah keinginan mau melanjutkan studi untuk menambah pengetahuan di level strata dua (S2), pada sebuah Perguruan Tinggi di kota tersebut. Pada suatu waktu, Teman ini menyampaikan keinginannya mau melanjutkan studi S2 kepada Pemimpinnya, dan berkat kasih karunia Tuhan tidak akan lari, buktinya keinginan tersebut langsung disetujui oleh Pemimpinnya. Lalu Teman ini merasa gembira sekali, bisa disetujui oleh Pemimpinnya untuk melanjutkan studi S2 di Perguruan Tinggi yang sangat terkenal di kota tersebut.

Nah . . pada waktu mulai belajar di jenjang tingkat S2 ini, sedikit ada kebanggaan dalam diri Teman ini, bahwa pasti bisa belajar dan sukses di jenjang pendidikan ini, dan pasti bisa melebihi teman-teman yang lain, karena sudah menduduki jabatan top manajer di sebuah organisasi usaha. Setelah melewati 1 (satu) bulan belajar di jenjang S2, Teman ini sedikit memberikan diskon pada kebanggaan dirinya, alias mulai merasa malu. Mengapa Teman ini memberikan diskon pada kebanggaan dirinya sebagai orang yang sedang duduk dalam jabatan Top Manajer? Karena Teman ini mulai menyadari bahwa untuk belajar di jenjang S2, ternyata tidak bisa mengandalkan sebuah jabatan yang bergengsi, tetapi harus belajar dengan sungguh-sungguh, dan harus memahami dengan benar perihal materi mata kuliah yang diberikan oleh sang Profesor, yang sudah ahli dalam bidangnya.

Bagaimana memahami setiap mata kuliah di jenjang tingkat S2 ini? Mau tidak mau harus berbelanja buku-buku yang berkaitan dengan materi mata kuliah, dan dipelajari secara mendalam, sehingga nantinya tidak merasa malu dengan teman-teman yang lain. Setelah belajar mandiri dan sering berdiskusi dengan Guru Besar yang memegang mata kuliah tersebut, akhirnya Teman ini mulai mengerti dan memahami dengan baik mata kuliah tersebut, serta berusaha menerapkan pengetahuan tersebut pada pekerjaan sehari-hari.

Pada akhirnya, setelah belajar mandiri dan berdiskusi dengan para Profesor pemegang mata kuliah tersebut, tibalah waktunya untuk mengikuti ujian akhir. Bagaimana hasil ujian dari Teman ini? Semua hasil ujian yang ditempuh oleh Teman ini, mampu mendapatkan nilai tinggi. Pada waktu pengumuman hasil ujian dari jenjang tingkat S2, Teman ini mendapatkan ucapan selamat, baik dari teman-teman kuliah maupun dari Fakultas. Mengapa Teman ini mendapatkan ucapan selamat? Karena Teman ini mendapatkan nilai tinggi dan dinyatakan Lulus Cum Laude. Wow . . prestasi Teman ini sangat baik yaitu cum laude, yang artinya mendapatkan nilai terbaik dan lulus tepat waktu.

Nah . . setelah bisa lulus dengan cum laude, lalu Fakultas memberikan kepercayaan kepada Teman ini untuk membawakan mata kuliah tertentu, serta dipercaya untuk mengisi Seminar dan Lokakarya di beberapa tempat. Sehubungan dengan kepercayaan yang diberikan Fakultas, Teman ini terus belajar dengan membaca beberapa buku lain, yang mendukung dan menunjang kegiatan mengajar, seminar, dan lokakarya. Jadilah Teman ini memiliki banyak teman, dari Pemimpin organisasi usaha yang lain.

Semakin banyak membaca buku untuk meningkatkan pengetahuannya secara mandiri dalam bidang tertentu, dan semakin luas pergaulannya dengan Pemimpin organisasi usaha yang lain, terbukalah peluang untuk menjadi Konsultan pada beberapa organisasi usaha tersebut. Teman ini sering mendapatkan undangan dari beberapa organisasi usaha, untuk memberikan in house training (IHT) dan/atau memberikan materi lokakarya sesuai kebutuhan manajemen organisasi. Teman ini sering dipercaya oleh Pemimpin organisasi usaha, untuk membuatkan rumusan Perencanaan Strategi (Renstra) di organisasinya, bahkan didaulat oleh beberapa organisasi usaha untuk menjadi Konsultan, dan menjadi Tenaga Ahli pada bidang usaha yang digelutinya. 

  Inilah sebuah perjalanan bisnis dari Teman ini, berawal pada: 1. Merasa diri mampu; 2. Mulai merasa malu tidak mampu mengikuti pelajaran; 3. Mulai berbelanja buku-buku dan belajar mandiri; dan 4. Dinyatakan lulus dari ujian dengan predikat cum laude. Berdasarkan fakta potensi diri yang dimiliki, Teman ini mendapatkan kepercayaan dari Fakultasnya untuk memberikan mata kuliah tertentu, serta dipercaya menjadi pembicara di beberapa tempat, dan menjadi seorang Konsultan sebuah usaha. Wow . . sebuah perjalanan bisnis yang memberikan peluang menjadi wirausahawan pengetahuan. Menurut Ciputra (2008) penulis buku “Quantum Leap”, bahwa kecakapan entrepreneur itu terdiri dari mencipta peluang, berinovasi, dan mengambil risiko terukur. Jadi, secara tidak sadar, Teman ini telah menciptakan peluang-peluang bagi dirinya dan berinovasi.  

Apakah bisnis Teman ini merupakan wirausaha pengetahuan? Barangkali bisa disebut seperti itu, karena adanya usaha keras untuk mandiri belajar, dan mengaplikasikan pengetahuan yang dimiliki, untuk kebaikan dan kemajuan usaha dari sebuah organisasi usaha lain. Inilah potensi diri yang diasah dan dijalani Teman ini, dengan kreatif dan inovatif, yang pada akhirnya mendapatkan peluang menjadi pembicara di berbagai seminar dan lokakarya, serta dipercaya untuk membuatkan konsep Renstra organisasi usaha lain.

Hal lain lagi yang dilakukan Teman ini, yaitu menulis buku, yang materinya bersumber dari berbagai materi seminar, lokakarya, dan pengalaman pada waktu dipercaya untuk membuat Renstra sebuah organisasi usaha. Jadilah Teman ini sebagi penulis essay, yang ditulis dalam beberapa judul buku, dengan materi yang berbasis pada pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki.

Mengenai istilah wirausaha yang sudah banyak dibahas di atas, penulis teringat pada seorang Pakar Kewirausahaan yaitu Bapak Zein Heflin Frinces. Beliau mengatakan, wirausaha itu adalah seseorang yang merespon terhadap peluang dan mempunyai rasa kebebasan (sense of freedom), baik dalam dirinya maupun dalam organisasi, untuk bertindak terhadap peluang yang ada.

Menurut penulis, Teman ini bukan merespon sebuah peluang usaha, tetapi merespon masalah yang dialaminya pada pendidikan jenjang S2, sekaligus tanpa menyadari bahwa nantinya bisa menciptakan sebuah peluang bagi dirinya. Permasalahan yang dialami, dijawab Teman ini dengan bertindak dan mengeluarkan biaya tambahan untuk berbelanja beberapa buku yang relevan dengan materi kuliahnya, dan mau bekerja keras dengan belajar mandiri, sehingga pada akhirnya mendapatkan hasil dari ujian dengan nilai baik dan tepat waktu. Setelah dinyatakan lulus cum laude, menggerakkan pihak lain untuk memberikan respon, dan diberi peluang menjadi Staf Pengajar dan Pembawa Materi Seminar dan Lokakarya. Artinya, Teman ini sepertinya membuka peluang untuk berwirausaha.

Pada akhirnya Teman ini membuka peluang untuk menjadi staf pengajar di beberapa perguruan tinggi yang lain, serta mendapatkan peluang untuk menjadi Konsultan dan Penulis beberapa buku, yang disesuaikan dengan keadaan manajemen yang dijalankan di Indonesia. Kata Teman ini, materi dari buku yang ditulis, bersumber dari usaha perbaikan proses manajemen pada organisasi usaha yang ada di Indonesia, serta kasus yang dibahas merupakan kasus sehari-hari yang dialami oleh Pemilik dan Pemimpin dari organisasi usaha di Indonesia.     

Mengenai pemahaman terhadap wirausaha, Alma (2017) menjelaskan bahwa wirausaha adalah orang yang melihat adanya peluang kemudian menciptakan sebuah organisasi untuk memanfaatkan peluang tersebut. Dengan demikian, wirausaha adalah orang yang kreatif, dinamis dan inovatif, dan dia mau mengambil berbagai jenis risiko dan berani menghadapi semua tantangan yang tidak dapat diprediksi dan diramalkan sebelumnya, lewat kreativitasnya dan kekuatan kemauan untuk mencapai sukses (Frinces, 2011). Jadi, nilai dari sebuah wirausaha, akan berlaku bagi mereka yang mau bekerja keras dan kreatif untuk mencari peluang bisnis, mendayagunakan peluang yang diperoleh, dan kemudian merekayasa penciptaan alternatif sebagai peluang bisnis baru dengan faktor keunggulan. Wow . . sangat memberikan sebuah harapan yang menjanjikan.

Wirausaha pengetahuan seperti yang diistilahkan oleh Teman ini, baru dikatakan menjadi wirausaha pengetahuan setelah memahami potensi dirinya, dipercaya mengajar, dan memberikan berbagai materi pengetahuan sesuai kebutuhan para pelanggan yaitu organisasi usaha. Selanjutnya Teman ini membuka peluang untuk menjadi Konsultan dan Penulis beberapa buku.

Cerita dari Teman ini, barangkali bisa memberikan inspirasi kepada para pembaca, bahwa apabila mendalami dan memahami potensi diri sendiri, dan berusaha keras untuk mengasah dan menjalankan potensi diri tersebut, dapat dikatakan seorang wirausahawan. Jadikanlah potensi diri Anda sebagai modal usaha Anda, untuk menjadikan diri Anda sebagai wirausahawan yang bisa berhasil dan sukses.

 

Daftar pustaka

1.  Alma, B., 2017. Kewirausahaan: untuk Mahasiswa dan Umum. Bandung: Alfabeta

2.     Ciputra, 2008. Quantum Leap. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

3.     Frinces, Z.H., 2011. Be An Entrepreneur. Yogyakarta: Graha Ilmu

 

Post a Comment for "WIRAUSAHA PENGETAHUAN"