Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERANI BERUBAH

 

Sebuah cerita yang sederhana dari seorang Teman, tetapi berakhir dengan sebuah cerita yang sangat menarik untuk direnungkan, dengan hadirnya perubahan pada diri pribadi. Semua ini bisa terjadi karena keinginan keras dari pribadinya untuk mewujudkan keinginan yang menggebu-gebu di dalam hati, atau bahasa kerennya, berusaha mewujudkan cita-cita hehehe.

Pada awalnya Teman ini sering mendengar dari mak-mak yang berkunjung di rumah orang tuanya, yang selalu mengatakan bahwa kelihatannya si Ali (nama samaran Teman) ini tidak bisa menjadi seorang petani, tetapi kelihatannya menjadi orang kantoran. Coba lihat, jari-jarinya panjang-panjang. Si Ali ini pastinya suka sekolah, tidak suka bertani. Cerita mak-mak ini sering sekali di dengar pada waktu masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) di desa. Pada hal lingkungannya pada waktu itu ya orang tua sebagai petani, sedang mata pencaharian warga penduduk lainnya ya bertani, berkebun, dan nelayan.

Memang Teman ini, ndilalah (kebetulan) suka bersekolah, bahkan baru menduduki bangku kelas 5 (lima), sudah ditawarkan oleh Gurunya supaya pada waktu ujian kelas 6 (enam) nanti, ikut ujian kelas 6 (enam) ya. Ndilalah pada waktu mau mengikuti ujian kelas 6 (enam), hasilnya dinyatakan lulus dari SD. Wow . . Teman dan orang tuanya turut bergembira atas hasil dari ujian SD tersebut, sehingga Teman ini di dorong oleh orang tuanya untuk melanjutkan studinya di sekolah menengah pertama (SMP) di sebuah Kecamatan. Pada waktu sekolah di SD dan SMP, Teman ini suka sekali pada pelajaran matematika atau ilmu hitung dan sejarah. Tapi anehnya Teman ini, dianggap oleh teman-temannya pintar sekali dalam pelajaran, walaupun pada kenyataannya belum pernah mendapatkan juara di kelasnya hehehe.

Setelah selesai menamatkan SMP di sebuah Kecamatan, lalu melanjutkan studinya di sekolah menengah atas (SMA) di Kabupaten. Hebatnya Teman ini, pada waktu naik di kelas 2 (dua), memperoleh jurusan terbaik pada waktu itu, yaitu jurusan ilmu pasti dan pengetahuan alam (Paspal). Wow . . jurusannya di SMA sudah sangat sesuai dengan pelajaran yang disukai sewaktu masih belajar di sekolah di SD dan SMP hehehe.

Ternyata Teman ini suka sekali bersekolah, walau pada zaman itu banyak sekali teman-temannya yang belum suka bersekolah. Bagaimana teman-temannya kurang senang bersekolah, karena untuk bersekolah di SD saja sudah tergambar sebuah perjuangan tersendiri, dengan melewati jalan yang berlumpur dan menembus jalan yang dipenuhi dengan rumput-rumput yang saling menutup sebuah jalan, sehingga setelah mencapai gedung sekolah, baju yang dipakai sudah pada basah dan perlu mampir di tempat tersembunyi, untuk memeras baju yang masih basah. Setelah itu baju yang sudah diperas dipakai lagi sampai baju tersebut bisa kering sendiri di tubuh.

Nah . . perjuangan seperti yang diceritakan di atas tidak banyak yang mau menjalaninya, sehingga banyak teman-teman yang tidak mau bersekolah. Apalagi pada waktu itu bila bersekolah di SMP atau di SMA harus keluar dari rumah orang tua dan berusaha mendapatkan indekos (tempat tinggal) baru yang berdekatan dengan sekolah SMP dan/atau SMA. Pada zaman itu sih kata Teman ini, untuk mendapatkan tempat kos baru, gampang-gampang sulit, bisa mendapatkan indekos di rumah kenalan orang tua, atau di rumah famili orang tua, atau mau bayar sewa rumah indekos. Jadi, yang bisa sekolah pada waktu itu ya harus didukung ekonomi orang tua yang lumayan cukup hehehe.

Lalu Teman ini melanjutkan ceritanya, bahwa pada waktu duduk di bangku SMA di Kabupaten, ada beberapa guru yang mengajar dengan baik, dan ada juga beberapa guru yang mengajar lebih baik. Semua guru yang mengajar pada waktu itu rata-rata disiplin dan orangnya baik. Ada guru yang sudah lulus dari perguruan tinggi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Nias, ada guru yang sudah lulus dari perguruan tinggi di Pulau Sumatera, dan ada juga guru yang sudah lulus dari perguruan tinggi di Pulau Jawa. Nah . . beberapa guru yang mengajar di SMA Teman ini, merupakan lulusan dari perguruan tinggi di Pulau Jawa, dengan mengajar mata pelajaran yang kelihatannya lebih baik.

Setelah Teman ini membanding-bandingkan beberapa guru dan tamatan dari perguruan tinggi mana, lalu Teman ini terhipnotis sendiri dari hasil penilaiannya sendiri, dengan bergumam dalam hati, bila nanti bisa lulus dari SMA, akan melanjutkan studi di perguruan tinggi di Pulau Jawa. Semangat yang sudah berapi-api dalam diri Teman ini, mencoba berusaha mempengaruhi orang tua, supaya diperbolehkan melanjutkan studi di Pulau Jawa. Apa yang terjadi kemudian? Orang tua Ali berkata, kok jauh sekali, pada hal Anda belum pernah merantau di Pulau Sumatera atau belum pernah keluar dari Pulau Nias. Wah . . ini sebuah tantangan dan halangan dalam memperjuangkan sebuah cita-cita.

Teman ini mengatakan, terus berjuang untuk mewujudkan cita-cita, dengan cara merayu terus orang tua tanpa berhenti, agar orang tua berkenan memberikan persetujuannya untuk melanjutkan studi di Pulau Jawa, serta berusaha juga untuk berserah kepada Tuhan melalui doa. Waktu itu masih belum mengenal doa tahajud yang dipanjatkan kepada Tuhan pada pagi hari, tetapi terus membawa dalam doa. Ibu yang lebih cepat memberikan persetujuannya dalam doa, sedang Bapak masih belum memberikan persetujuan dengan alasan, kamu anakku merupakan penerus Bapak menjadi Ketua Adat di kampung/Desa, jadi tidak usah meneruskan studi lagi. Sudah cukup studinya anakku, Anda sudah lulus dari SMA. Sekolahnya sudah termasuk tinggi lho.                  

Melalui infomasi dan perkataan dari Bapak, sedikit mengambil nafas agak dalam, dengan bergumam, sangat berat perjuangannya, walaupun pada saat itu sudah ada yang memberikan hiburan dalam hati, karena Ibu sudah menyatakan persetujuannya. Teman ini terus berjuang merayu orang tua dan terus berdoa, supaya orang tua mengizinkan untuk melanjutkan studi di Pulau Jawa.

Nah . . pada waktu Teman ini dinyatakan lulus dari SMA, tiba-tiba Bapak memberikan kabar baik dengan mengatakan setuju melanjutkan studi di Pulau Jawa. Bapak memberikan persetujuannya ini setelah didorong terus oleh Ibu, supaya berkenan menyetujui keinginan anaknya untuk studi di Pulau Jawa. Apa yang terjadi kemudian? Si Ali tadi tentu sangat bergembira dan sangat bersemangat bisa melanjutkan studinya di Pulau Jawa.

Ali yang sudah mendapatkan persetujuan dari orang tua, mulai melakukan perjalanan mulai dari Gunungsitoli, Belawan, Jakarta dan terus melakukan perjalanan sampai mencapai daerah yang menjadi tujuannya untuk melanjutkan studi. Jadi, walaupun si Ali belum pernah melakukan perjalanan keluar dari Pulau Nias, tetapi dengan semangat yang tinggi dan berani berubah untuk mewujudkan cita-citanya, bisa melanjutkan studinya di Pulau Jawa. Pada akhirnya, si Ali bisa lulus strata satu (S1), bahkan bisa mewujudkan cita-citanya untuk melanjutkan studinya di strata dua (S2) dan lulus.

Teman ini sungguh berusaha dan berjuang untuk berani berubah, melalui semangat yang menyala-nyala untuk mau bersekolah. Andai Teman ini mudah patah semangat dan tidak berani mewujudkan cita-citanya, karena berbagai kendala yang didapatkan, pasti yang menjadi cita-cita tidak akan mampu diwujudkan. Apalagi kalau hanya ingin mau bersekolah, tetapi tidak berusaha berjuang, bahkan hanya bermalas-malasan, atau merasa sudah nyaman dengan nasehat dan keinginan dari orang tua, bisa dipastikan tidak dapat mewujudkan tercapainya sebuah cita-cita atau merealisasikan impiannya.

Apa yang akan terjadi pada Teman ini setelah lulus dari strata dua (S2)? Ternyata Teman ini banyak mendapatkan peluang-peluang untuk mempertajam ilmu yang sudah didapatkan. Teman ini bisa membuka peluang untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan dan keterampilan yang dimiliki sampai mendapatkan jabatan setingkat top manajer, bisa dipercaya untuk mengajar di beberapa perguruan tinggi, bahkan bisa menjadi Konsultan pada bidang ilmu yang sudah dipelajari dan didalami.

Pada akhir diskusi tentang Berani Berubah, yang sudah ditampilkan oleh Teman ini, dapat memberikan inspirasi dan referensi kepada para pembaca, bahwa melalui keseriusan untuk mengembangkan dan membangun Potensi Diri dan Semangat juang, pada akhirnya Teman ini bisa dikatakan sudah sedikit berhasil dalam mewujudkan cita-citanya. Teman ini terus berusaha menempuh pendidikannya, sejak pendidikan dari SD, SMP, SMA, sampai Perguruan Tinggi. Apa keistimewaan yang bisa dipelajari dari Potensi Diri dan Semangat dari Teman ini? Teman ini selalu berusaha untuk mengasah Potensi Dirinya dan berjuang untuk mewujudkan cita-citanya.

Keberhasilan yang diperoleh Teman ini, tentu dapat membanggakan hati orang tua, bahwa anaknya dapat mewujudkan tercapainya apa yang dicita-citakan. Pada akhirnya, semua yang dicapai Teman ini, semata-mata karena dukungan dari kekuatan doa yang selalu dipanjatkan oleh orang tua dan anak kepada Tuhan yang Maha Kasih. Salam Ora Et Labora.

 

Post a Comment for "BERANI BERUBAH"