Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA

 


Pemerintah Republik Indonesia

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (RI) nomor 2 tahun 2011 menjelaskan bahwa penyelenggaraan kawasan ekonomi khusus (KEK) adalah kawasan tertentu di Indonesia yang ditetapkan menyelenggarakan fungsi perekonomian, dan memperoleh fasilitas tertentu. Kepulauan Nias sangat tepat bila menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) pariwisata, karena sejak dahulu Kepulauan Nias sudah dikenal dalam dan luar negeri perihal pariwisatanya. Bahkan salah seorang mantan Gubernur Sumatera Utara ke-13 Raja Inal Siregar yang memerintah tahun 1988-1998, mengatakan bahwa Kepulauan Nias merupakan Bali-nya Sumatera Utara.

Pada tahun 2013 yang lalu, penulis melakukan pertemuan dengan Kepala Dinas (Kadis) Kebudayaan dan Pariwisata Sumatera Utara (SUMUT) Bapak Drs. Naruddin Dalimunthe, M.sp., diperoleh beberapa informasi bahwa di Provinsi Sumatera Utara ini, hanya ada 2 (dua) ikon yang terunggul di Sumatera Utara yaitu Danau Toba dan Kepulauan Nias. Di Kepulauan Nias terdapat banyak objek-objek wisata yang masih baik dan menarik serta memiliki budaya yang unik. Inilah daya tarik Kepulauan Nias dalam bidang pariwisata.

Drs. Naruddin Dalimunthe, M.sp. melanjutkan penjelasan lagi, kemarin Gubernur SUMUT dan Staf menerima tamu dari Guangzhou China. Guangzhou merupakan kota terbesar di China selatan dan merupakan ibukota Provinsi Guangdong. Penduduk Guangzhou berjumlah lebih seratus juta dan sumbangan pendapatan yang diberikan kepada Negara China sebesar 17%. Jumlah mereka yang datang di SUMUT sekitar 50 orang. Mereka ke SUMUT dalam rangka perwujudan sister city. Sumatera utara-Medan telah terjalin hubungan yang baik dengan Guangzhou China sebagai sister city (kota kembar). Dalam rangka itulah mereka datang di Medan. Sebagai kota kembar, maka pada waktu acara penyambutan tamu dari Negara China tersebut, dipertunjukkan kepada mereka budaya-budaya yang terdapat di Provinsi Sumatera Utara. Salah satunya yang dipertunjukkan adalah lompat batu dari Kepulauan Nias. Apa komentar mereka setelah menyaksikan pertunjukkan lompat batu dari Kepulauan Nias? Mereka sangat kagum dan sangat tertarik pada pertunjukkan lompat batu tersebut.

Melihat kekaguman mereka pada pertunjukkan lompat batu itu, menunjukkan bahwa budaya yang telah hidup dan berkembang di Kepulauan Nias sangat unik. Dan apabila diikuti pertunjukkan budaya lainnya seperti tari perang umpamanya, tentu semakin dikagumi oleh siapapun termasuk wisatawan mancanegara.

 

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata

Berdasarkan penuturan seperti yang tertulis di atas, maka sangat wajar apabila Kepulauan Nias dapat dijadikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Banyak wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnus) yang datang di Kepulauan Nias karena kagum pada budaya yang dimiliki, dan bisa berolahraga surfing (berselancar), serta dapat menikmati keindahan alamnya.

Kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata dalam upaya untuk mendukung penyelenggaraan hiburan dan rekreasi, pertemuan, pameran, serta kegiatan terkait. Dan Kepulauan Nias sangat memiliki peluang untuk menjadi KEK Pariwisata di sebelah barat Pulau Sumatera. Bahkan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono yang menyertai kunjungan kerja (Kunker) Presiden Jokowi di Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat pada tanggal 6 Juli 2022 yang lalu mengatakan, pembangunan jalan di wilayah ini akan sangat menentukan perekonomian di seluruh Pulau Nias. Peningkatan akses konektivitas jalan ini diharapkan dapat mendorong produksi dan distribusi dari perkebunan kelapa. Terlebih Pulau Nias ini banyak potensi wisatanya, seperti saya lihat di Afulu tadi ada Pantai Pasir Merah dan bisa berolahraga Surfing (berselancar). Pemerintah pusat akan membantu dalam hal penataan kawasan, kata Menteri PUPR Basuki Hadimuljono.

Mantan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa dengan pencapaian 9 persen Gross Domestic Product (GDP) dunia, 30 persen ekspor jasa, dan satu dari 11 lapangan kerja diserap industri pariwisata, menunjukkan bahwa sektor pariwisata telah menjadi: 1. Mesin pertumbuhan ekonomi; 2. Pencipta lapangan kerja; dan 3. Pengentasan kemiskinan. Pembangunan di sektor pariwisata terus bertumbuh di Kawasan Asia Pasifik, sebab memberikan manfaat bagi peningkatan kualitas ekonomi, sosial budaya, dan lingkungan,” katanya.

 

Potensi Pariwisata Kepulauan Nias

1.   Kepulauan Nias

Luas wilayahnya 5.625 km2, berpenduduk hampir 1 (satu) juta jiwa.  Pulau Nias yang terletak di sebelah barat pulau Sumatera yang berhadapan dengan Lautan Hindia, termasuk wilayah Provinsi Sumatera Utara. Kepulauan Nias terbagi atas 5 (lima) daerah administrasi yaitu 1 (satu) Kota dan 4 (empat) Kabupaten. Ke-5 daerah administrasi ini termasuk daerah yang kurang berkembang dengan sebutan daerah terdepan, terpencil, dan tertinggal yang merupakan daerah paling terluar pada wilayah di Indonesia. Sebagai kriteria dari daerah ini, yaitu: 1. Perekonomian masyarakat sangat rendah; 2. Sumber daya manusia (SDM) masih minim kapabilitas; 3. Sarana dan prasarana minim; 4. Kemampuan keuangan daerah minim; 5. Aksesibilitas bisa dengan kapal laut dari Sibolga atau dengan pesawat dari Bandar udara Kualanamu Sumatera Utara/Bandar udara Soekarno-Hatta Jakarta; dan 6. Karakteristik daerah antara lain atraksi lompat batu, olahraga surfing, tarian maena, terdapat batu megalitik, terdapat rumah adat tradisional.

Berdasarkan kondisi Kepulauan Nias seperti yang diutarakan di atas, maka sektor pariwisata dapat menjadi lokomotif pembangunan di wilayah Kepulauan Nias. Hal ini didukung deklarasi Kabupaten Nias Utara dan Kabupaten Nias Barat bahwa sektor pariwisata merupakan sektor unggulan dalam hal membangun dan mengembangkan pariwisata di Kepulauan Nias. Bahkan belum lama ini Kabupaten Nias Selatan menyelenggarakan kegiatan “World Surfing League (WSL)-Nias Pro, yang kegiatannya akan berlangsung pada tanggal 22-28 Juni 2022 di Sorake Beach. Kegiatan lain yang akan dilaksanakan di luar Kejuaraan Surfing Nias Pro 2022, antara lain: 1. Pameran UMKM; 2. Bazaar; 3. Skateboard Exhibition; 4. DJ Performance; 5. Lomba Tari Kreasi Khas Nias Selatan; 6. Lomba mewarnai gambar untuk anak-anak yang bertema Bahari, Hiburan, dan kegiatan-kegiatan yang lain.

Pada Nias Pro World Surf League (WSL) tahun 2022 ini, akan diikuti beberapa peselancar dunia yang berasal dari 15 negara. Bersamaan penjelasan kegiatan Nias Pro WSL tersebut, dijelaskan juga destinasi wisata (Dewi) di Kabupaten Nias Selatan. Pada Kabupaten Nias Selatan terdapat 74 destinasi wisata (Dewi) alam, seperti pantai, air terjun dan bawah laut, dan 67 Dewi budaya seperti desa wisata, cagar budaya, kebudayaan dari masing-masing desa.

Untuk Kabupaten Nias barat menghadirkan kegiataan periwisatanya pada tanggal 18-22 Juni 2022 dengan tema “The Spirit of Aekhula”, yang menampilkan berbagai kegiatan melalui Festival Pesona Aekhula (FPA). Kegiatan Festival Pesona Aekhula (FPA) ini akan diisi beberapa kegiatan, antara lain: 1. Penampilan Sanggar Budaya dan Pertunjukkan; 2. Lomba Aekhula Voice; 3. Festival Kuliner; 4. Lomba Kerajinan Tangan; 5. Lomba Layang-layang; 6. Spot foto; 7. Mancing mania.

Kepada para pengunjung kegiatan FPA di Kabupaten Nias barat, akan menampilkan nilai-nilai budaya dan kearifan lokal daerah Nias Barat, dengan mendapat hiburan dari artis-artis lokal yang sudah terkenal dari Nias Barat. Pada kesempatan dilaksanakan kegiatan FPA, tentu akan menyiapkan juga mengenai destinasi wisata (Dewi) alam dan Dewi budaya.

Kota Gunungsitoli juga menyelenggarakan kegiatan Festival Kreativitas Seni dan Budaya pada tanggal 18 Juni 2022 dan ternyata banyak wisatawan yang melihat dan menikmati kegiatan ini. Jadi, kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah pada bulan Juni 2022 yang lalu semuanya dalam upaya untuk memasarkan destinasi wisata (Dewi) yang telah ada dan telah tersedia di Kepulauan Nias.

 

2.   Kapal Pesiar

Sebetulnya pariwisata Kepulauan Nias sudah sangat terkenal di dunia, hal ini terbukti pada waktu penulis masih sekolah di sekolah dasar (SD), sudah sering didatangi kapal pesiar yang berlabuh di Nias Selatan (sekarang sudah menjadi Kabupaten Nias Selatan). Sampai sekarang wilayah Nias selatan masih dikunjungi beberapa kapal pesiar.

Kepulauan Nias yang sudah sering dikunjungi kapal pesiar sejak tahun 1970-an itu, merupakan wilayah yang telah mendapatkan sumberdaya yang melimpah dalam bidang pariwisata. Pantai-pantai yang indah sudah mengelilingi Kepulauan Nias, seni dan budaya sudah banyak dikagumi orang. Tinggal menghidupkan kembali berbagai budaya yang telah berakar di tengah-tengah masyarakat Kepulauan Nias melalui lomba seni budaya tingkat Kecamatan dan tingkat Kabupaten/Kota. Bisa juga mengadakan lomba di bidang usaha pariwisata dalam hal pelayanan dan kebersihan. Bisa juga mengadakan lomba dalam bidang pekerjaan pemandu wisata. Bisa juga melombakan pelayanan dari usaha transportasi. Bisa juga mengadakan lomba desain dari model dan bentuk dari hasil-hasil kerajinan rakyat, dan bentuk lomba-lomba lainnya.

Potensi pariwisata lainnya sangat banyak di Kepulauan Nias. Potensi tersebut, seperti: 1. Lompat Batu; 2. Surfing di Sorake, pulau Asu, Afulu; 3. Pantai Merah di Nias barat dan Nias Utara; 4. Kebun Kelapa di Nias Utara dan Pulau Hinako; 5. Situs Batu Megalitik berusia ribuan tahun di Nias Selatan dan Nias Barat; 6. Rumah Adat Tradisional di Nias Utara, Gunungsitoli, Nias tengah, dan Nias Selatan; 7. Gereja Segitiga di Gunungsitoli; 8. Burung Beo khas Nias; 9. Durian Nias; 10. Budaya Nias; 11. Senitari Maena, tari perang, tari elang dan berbagai tarian yang lain; 12. Museum Pusaka Nias; 13. Pantai-pantai yang mempesona; 14. Teluk ijo Lagundri (wisata bahari); 15. Desa Bawomataluo (lompat batu); 16. Danau dan di beberapa tempat terdapat air terjun. Kepulauan Nias memiliki potensi lainnya, seperti berbagai kuliner dan berbagai kerajinan khas Nias.

 

Forum Kepala Daerah (Forkada) di Kepulauan Nias

Untuk memperoleh KEK Pariwisata Kepulauan Nias, perlu dimantapkan pengusulannya melalui Forkada Kepulauan Nias, dan segera disampaikan kepada Pemerintan Pusat berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (RI) nomor 2 tahun 2011. Tujuannya adalah supaya Kepulauan Nias bisa ditetapkan sebagai kawasan ekonomi khusus (KEK) Pariwisata. Dengan demikian, pariwisata sebagai lokomotif pembangunan akan mampu mengangkat perekonomian masyarakat, terutama usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang sudah banyak bertebaran di Kepulauan Nias.

Diharapkan para Kepala Daerah di 4 (empat) Kabupaten dan 1 (satu) Kota bisa segera menangani hal ini, supaya hasil kunjungan kerja (Kunker) Presiden Jokowi di Kepulauan Nias dapat segera di follow up untuk kepentingan dan kebutuhan masyarakat Kepulauan Nias. Jika kita mengalami banyak pembentukan, tempaan dan ujian serta dapat direspon dengan benar, niscaya kita akan semakin terbentuk menjadi KEK Pariwisata. Ya’ahowu fefu!

  

Post a Comment for "KAWASAN EKONOMI KHUSUS PARIWISATA"