DEKLARASI PEMBANGUNAN PARIWISATA
Lokomotif
Pembangunan
Hasil dari Sarasehan Nasional 7 September 2013 di Solo, telah dibukukan
Panitia dan tertulis dalam ‘Deklarasi Solo’ yang berisi 7 (tujuh) butir. Salah
satu butir dalam deklarasi tersebut, yaitu: kami menyadari bahwa sampai saat ini Kepulauan Nias, belum memiliki
sumber daya unggulan yang dapat dijadikan sandaran-utama atau lokomotif (leading
sector) guna mengakselerasi pembangunan dalam upaya meningkatkan
kesejahteraan masyarakat Kepulauan Nias (Zebua, 2016). Sektor pariwisata
merupakan sektor ekonomi potensial yang mencakup seluruh wilayah dan
bersentuhan dengan semua lapisan masyarakat. Oleh karena itu, sektor pariwisata
perlu dibangun dan dikembangkan secara optimal untuk dijadikan lokomotif pembangunan
kepulauan Nias.
Kabupaten Nias Barat telah mendeklarasikan lokomotif pembangunan di daerahnya yaitu Pariwisata. Deklarasi ini dinyatakan oleh Pemerintah Daerahnya pada waktu menerima kunjungan kerja (Kunker) Presiden Jokowi di Nias Utara dan Nias Barat pada tanggal 6 Juli 2022 yang lalu. Untuk mendukung lokomotif pembangunan ini, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, pembangunan jalan ini akan sangat menentukan perekonomian di seluruh Pulau Nias. Peningkatan akses konektivitas jalan ini diharapkan dapat mendorong produksi dan distribusi dari perkebunan kelapa.Terlebih Pulau Nias ini banyak potensi wisatanya, seperti saya lihat di Afulu tadi ada Pantai Pasir Merah dan surfing. Kita akan bantu dengan penataan kawasan, kata Menteri Basuki.
Pemerintah Daerah Kabupaten Nias Barat menyampaikan informasi bahwa untuk mempercepat kemajuan Nias Barat membutuhkan pembangunan jalan, listrik, pertanian, perikanan, air bersih, dan pariwisata yang menjadi sektor unggulan (jpnn.com). Dengan demikian, deklarasi Pemerintah Daerah ini akan menjadi pegangan dan dukungan dari semua stakeholder (pemangku kepentingan) pada percepatan kemajuan pembangunan dan pengembangan pariwisata di Kabupaten Nias Barat.
Sebagai sebuah lokomotif pembangunan daerah, maka sektor pariwisata akan
menjadi motor penggerak pembangunan pada sektor yang lain. Lokomotif itu
merupakan mesin penggerak, yang digunakan untuk menarik dan mendorong gerbong
pembangunan pada sektor yang lain. Bagaimana caranya untuk menjadi lokomotif
pembangunan di daerah?
Dinas
Pariwisata
Untuk menjadi motor
penggerak pembangunan di daerah, organisasi perangkat daerah (OPD) Pariwisata perlu
melakukan perbaikan terlebih dahulu pada organisasinya, agar mampu berkinerja.
Penataan organisasi OPD Pariwisata telah dijelaskan pada tulisan penulis dalam
buku “Bangun Pariwisata” tahun 2021.
Fokus kinerja OPD
Pariwisata di daerah, yaitu: 1. Customer
management; 2. Product management;
dan 3. Marketing management. Pada customer management, OPD Pariwisata
harus memanajemeni wisatawan yang akan dan/atau sudah berkunjung di destinasi
wisata. Hal-hal yang akan dikerjakan, antara lain: a. Menangani wisatawan; b.
Memahami keinginan dan kebutuhan wisatawan; c. Memahami karakter wisatawan; dan
d. Menangani tampilan layanan kepada wisatawan.
Sebagai alat yang
digunakan untuk mendatangkan wisatawan adalah tersedianya destinasi wisata atau
product management yang unik dan
menarik. Hal-hal yang akan dikerjakan pada product
management, yaitu mengusahakan tampilan destinasi wisata yang bisa: a. Memberikan
daya manfaat (DM) bagi para wisatawan; b. Memberikan daya beda (DB) bagi para
wisatawan; dan c. Memberikan daya tarik (DT) bagi para wisatawan.
Kegiatan berikutnya
yang akan dikerjakan oleh OPD Pariwisata adalah menangani marketing management. Kartajaya (2002) menjelaskan bahwa hal-hal
yang akan dikerjakan dalam melaksanakan marketing
management, yaitu menangani mengenai: a. Strategi pemasaran, seperti
segmentasi wisatawan, targeting, dan positioning (STP); b. Taktik pemasaran,
seperti diferensiasi destinasi wisata, marketing
mix, dan selling (DMS); dan c. Value pemasaran, seperti brand, service, dan process
(BSP).
Apabila OPD Pariwisata
mampu mengerjakan ke-3 bidang seperti yang sudah disebutkan di atas, yaitu
manajemen wisatawan, manajemen destinasi wisata, dan manajemen pemasaran
destinasi wisata, maka dapat dipastikan akan mampu mendatangkan banyak
wisatawan di daerah. Dengan demikian, OPD Pariwisata akan mampu bertindak
sebagai lokomotif pembangunan di daerah.
Tupoksi
Dinas Lain
Untuk menjadikan sektor
pariwisata menjadi sektor unggulan di daerah, tentu harus berusaha membangun
jalan minimal selebar jalan propinsi, menyediakan air bersih dan listrik.
Pariwisata akan cepat maju dan berkembang bila prasarana ini bisa cepat diatasi
dan ditangani dengan baik oleh pemerintah daerah.
Presiden Jokowi
mengatakan bahwa dengan terbangunnya ruas jalan di Nias Utara dan Nias Barat,
maka dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang nantinya akan berpengaruh
pada pembangunan daerah pariwisata, dan berbagai potensi lainnya di ke-2
Kabupaten ini. Melalui informasi ini, kita menaruh harapan besar pada kegigihan
pemerintah daerah untuk segera menangani kebutuhan utama ini, untuk kemajuan
daerah yang dipimpin.
Bagaimana partisipasi
OPD lain untuk mempercepat terrealisasinya kemajuan pariwisata di daerah? Untuk
OPD Pertanian, bisa memajukan pertanian dan perkebunan di daerah dengan
menyediakan destinasi wisata pada sektor yang ditangani. Bangun dan kembangkan
pertanian di area persawahan sebagai destinasi wisata, dengan menyediakan
sarana untuk wisatawan yang suka berjalan pagi di sawah untuk menikmati
kesejukan dan kesegaran di area persawahan. Demikian juga untuk menangani
perkebunan sebagai destinasi wisata, dengan menyediakan sarana kebun
buah-buahan yang dapat dipetik wisatawan pada wilayah tersebut.
Untuk OPD lain yang menangani perikanan,
hendaknya bekerjasama dengan OPD Pariwisata untuk menjadikan wilayah perikanan
sebagai destinasi wisata. Barangkali hanya perlu menyediakan area tersebut
sebagai sebuah kawasan wisata yang menarik, dan mampu memberikan value (nilai) bagi yang melakukan
kunjungan di kawasan wisata tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan
menyediakan sarana secara bertahap perihal yang menjadi daya tarik bagi para
wisatawan.
Musrenbangdes
Tentang Pariwisata
Ada hal yang sudah
berjalan di daerah selama ini, yaitu kegiatan Musrenbangdes yang selalu
dikerjakan setiap tahun. Nah . . pada kegiatan berikutnya, potensi-potensi
wisata yang terdapat di desa perlu diangkat dan dikembangkan dalam hal sebagai
desa wisata, desa kerajinan, desa kuliner, desa budaya, desa rumah tradisional
khas Nias, desa megalitikum, desa pertanian, desa perikanan, desa arung jeram,
desa kolam pemancingan, dan nama potensi desa lainnya.
Melalui kegiatan
Musrenbangdes ini akan dapat diketahui potensi desa yang bisa mendukung
kegiatan pariwisata di setiap kecamatan dan pemerintah daerah. Apabila hal ini
dapat berjalan baik, akan mempercepat daerah kita menjadi daerah yang maju dan
berkembang pariwisatanya di sebelah barat pulau Sumatera.
Gotong
Royong
Kegiatan gotong royong
ini akan mempercepat penanganan kegiatan pariwisata di daerah, sekaligus
pemerintah daerah yang bertindak sebagai penggerak. Mengenai gotong royong ini,
penulis sudah menjelaskannya pada tulisan yang berjudul “Bangun Pariwisata dengan Gotong Royong”, yang bisa ditelusuri pada
blog penulis https://manahatizebua.blogspot.com.
Mari kita jadikan
Kepulauan Nias menjadi lokomotif pembangunan pariwisata, yang akan dikunjungi
oleh wisatawan mancanegara (Wisman) dan wisatawan nusantara (Wisnus). Kegiatan
pariwisata akan mempercepat majunya sebuah daerah, karena kegiatan pariwisata
dapat mendatangkan banyak orang untuk melakukan perkunjungan pada destinasi
wisata yang sudah disediakan oleh daerah. Ada satu hal yang dapat memajukan
pariwisata Kepulauan Nias, yaitu banyaknya orang yang sudah mengatakan bahwa
sangat suka dengan rasa durian Nias.
Proficiat pada kemajuan Pariwisata di kepulauan Nias.
Daftar pustaka
1.
Kartajaya, H., (2002), Hermawan Kartajaya on Marketing, Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama.
2.
Zebua., M. 2016. Inspirasi Pengembangan
Pariwisata Daerah. Yogyakarta: Deepublih
3.
Zebua, M. 2021. Bangun Pariwisata.
Bogor: Penerbit Guepedia
Post a Comment for "DEKLARASI PEMBANGUNAN PARIWISATA"