Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

MEWIRAUSAHAKAN PARIWISATA

 

UNTUK memahami secara baik perihal judul dari tulisan ini, perlu kita baca dan dalami dulu perihal beberapa topik tulisan saya yang lain, dan telah tersedia di blog pribadi saya, dengan alamat https://manahatizebua.blogspot.com. Tulisan saya yang dimaksud, antara lain: 1. Kewirausahaan tingkatkan sumber ekonomi; 2. Pariwisata hidupkan ekonomi masyarakat; dan 3. Generasi milenial hadirkan wisata di desanya. Setelah memiliki inspirasi dan pengertian pada ke-3 tulisan seperti yang disebutkan di atas, baru masuk pada pengertian dan pemahaman pada materi “Mewirausahakan Pariwisata”.

 

Mewirausahakan pariwisata dapat diartikan sebagai upaya untuk mentransformasikan semangat kewisausahaan ke dalam sektor pariwisata. Artinya, semangat kewirausahaan merupakan sikap atau perilaku seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan tekun dan ulet dalam upaya mewujudkan sebuah keberhasilan dalam usaha yang sedang dijalankan. Sementara itu, Pariwisata digambarkan dalam hal berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (UU RI, nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan). Berbagai hal yang mendorong sumber daya manusia (SDM) di dalam menjalankan semangat kewirausahaan, antara lain: 1. Ingin menjadi seorang pengusaha pariwisata; 2. Ingin mandiri dalam pekerjaan; dan 3. Ingin hidup yang lebih layak. Semangat inilah yang menyala-nyala dalam diri seorang wirausahawan.   

 

Apa saja yang bisa dilakukan dalam bidang usaha pariwisata? Hal-hal yang bisa diusahakan di bidang pariwisata, antara lain: 1. Usaha perhotelan/home stay (vila, pondok wisata, bumi perkemahan); 2. Usaha jasa dan minuman (restoran, kafe, jasa boga, bar/kedai minum); 3. Usaha di bidang tour guide/pemandu wisata; 4. Usaha persewaan kendaraan; 5. Usaha persewaan perlengkapan kegiatan seperti perlengkapan untuk menyelam, snorkeling, kamera bawah air; 6. Usaha parkir; 7. Usaha biro perjalanan; 8. Usaha agen perjalanan; 9. Usaha di bidang ticketing; 10. Usaha di bidang foto kenangan; 11. Penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi (seni pertunjukkan, arena permainan, karaoke, bioskop); 12. Penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, dan pameran; 13. Jasa informasi pariwisata; 14. Jasa konsultan pariwisata (Perseroan Terbatas, Koperasi); 15. Wisata tirta (olahraga air di perairan laut, pantai, sungai, danau, waduk), ; 16. Pelatihan sumber daya manusia (SDM) pariwisata; 17. Usaha pariwisata (wisata selam, arung jeram, panjat tebing, melihat satwa liar di alam bebas); 18. Destinasi wisata (wisata alam, wisata budaya, wisata minat khusus); dan 19. Berbagai keinginan dan kebutuhan wisatawan yang lain.

 

Berbagai usaha di bidang pariwisata seperti yang disebutkan di atas, pada waktu sekarang lebih banyak diusahakan oleh generasi milenial. Generasi Milenial sangat menghidupi pola pikir seperti ini, karena generasi milenial ini sudah mengakrabi perihal digital melalui face-book, Instagram, dan berbagai hal yang bisa diketahui via internet di google. Generasi milenial sangat ahli untuk bersekancar di dunia internet, sehingga banyak mendapatkan berbagai informasi, khususnya di bidang penanganan pariwisata di sebuah daerah atau di negara manapun. Mereka sudah memiliki modal wirausaha.

 

Apa saja yang sudah dimiliki oleh generasi milenial di bidang wirausaha? Pada zaman now, modal wirausaha yang sudah dimiliki generasi milenial, antara lain: 1. Ide; 2. Impian; 3. Kreativitas; dan 4. Keberanian. Sebuah ide akan bermunculan bila dihubungkan dengan hobi (kegemaran) seseorang.  Artinya, hobi merupakan kegiatan yang dilakukan dengan senang hati sesuai passion (minat) yang disenangi. Hobi setiap orang tentu berbeda-beda, ada yang memiliki hobi dalam hal: 1. Menulis; 2. Bermain musik; 3.  Bernyanyi; 4. Menata ruangan/rumah; 5. Memasak; 6. Fotografi; 7. Membuat dan mengedit video; 8. Menggambar/melukis; 9. Berolahraga; 10. Berwisata kuliner; 11. Fitnes; 12. Bikin kue/cemilan; 13. Menjahit; 14. Travel; 15. Meditasi; 16. Merias; 17. Disainer; 18. Arsitek; 19. Membuat kerajinan; dan 20. Berbagai hobi yang lain.  

 

Modal wirausaha lainnya yang dimiliki generasi milenial, yaitu Impian. Impian merupakan sesuatu yang diinginkan. Apa yang diimpikan dalam bidang pariwisata? Impiannya adalah mendatangkan wisatawan, baik wisatawan mancanegara (Wisman) maupun wisatawan nusantara (Wisnus). Artinya, bila kita berbicara pariwisata berarti harus berusaha mendatangkan banyak wisatawan di wilayah kita. Apabila kita berbicara Kreativitas di bidang pariwisata, berarti kita melakukan berbagai hal yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata. Kegiatan yang dilakukan, antara lain: 1. Berusaha memanfaatkan sebuah aliran sungai dengan berwisata arung jeram; 2. Berusaha memanfaatkan sebuah bukit menjadi wisata alam buatan; dan 3. Berusaha memanfaatkan resor pantai sebagai wisata snorkeling. Hal yang berkaitan dengan sebuah keberanian, mari kita contoh keberanian yang dilakukan Rona, Rani, dan Roni (Jawa Barat) yang mengekspor produk-produk yang bercirikan suku Indian, seperti topeng tiga dimensi, hiasan dinding, pipa perdamaian, asesoris sampai perlengkapan perang. Produk yang diinisiasi ini bagaikan produk-produk yang berasal dari suku asli Amerika.

 

Apabila pariwisata diarahkan dan berorientasi pada upaya mendatangkan wisatawan (Wisman dan Wisnus) ke wilayah destinasi pariwisata, maka pemikiran kita yang akan ditampilkan, yaitu: 1. Amati, tiru, dan modifikasi (ATM) potensi desa di daerah kita; 2. Musyawarahkan materi Peraturan Desa yang mendorong warga desa Sadar Wisata; dan 3. Memasarkan potensi desa yang ada di wilayah/daerah kita. Nah . . andai banyak wisatawan yang datang di wilayah destinasi wisata, akan memberi dampak pada kehidupan warga masyarakat, yaitu: 1. Menghidupkan jiwa wirausaha warga masyarakat untuk memenuhi berbagai kebutuhan wisatawan; 2. Menghidupkan ekonomi warga masyarakat; 3. Menghidupkan pasar rakyat (Harimbale); dan 4. Bisa saja berkolaborasi dengan wisatawan untuk menghadirkan produk kuliner baru dan produk kerajinan baru di daerah kita.

 

Untuk mendukung kegiatan yang akan ditampilkan dalam upaya menyuguhkan destinasi wisata kepada para wisatawan, perlu menggali berbagai potensi yan ditemukan di desa-desa kita, seperti: 1. Kehidupan sehari-hari di desa; 2. Budaya yang telah berkembang di desa; 3. Kegiatan sosial yang sudah berkembang di desa; 4. Memiliki wilayah pertanian, perikanan, dan peternakan; 5. Mungkin ada pegunungan di wilayah desa; 6. Mungkin terdapat air terjun di wilayah desa; 7. Mungkin terdapat gua-gua; 8. Mungkin ada sungai yang melewati desa; 9. Wilayah desa berada di dekat laut dan terdapat pantai; 10. Mungkin ada agro wisata seperti kebun jagung dan kebun buah yang lain; 11. Mungkin terdapat area batu megalitikum; dan 12. Berbagai potensi desa lainnya. Selain yang disebutkan di atas, barangkali ada potensi wilayah yang terdapat di Kecamatanan dan/atau di wilayah Kabupaten/Kota, seperti seni tari tradisional dan seni tari yang lain yang sudah terkenal di daerah kita.

 

Berbagai potensi seperti yang disebutkan di atas, tentu perlu dikembangkan ke arah yang lebih baik supaya lebih menarik dan berkesan di hati para wisatawan. Jadi, dapat dikatakan bahwa di wilayah kita itu ternyata: 1. Begitu banyak potensi yang tersedia di wilayah kita; 2. Potensi-potensi ini perlu dikelola dengan baik dan profesional, sehingga mampu menyenangkan mata (melihat laut dan gunung), menyenangkan perut (kuliner), menyenangkan hati (belanja), dan menyenangkan pikiran; dan 3. Bangun dan kembangkan potensi-potensi tersebut sesuai Segmen Wisatawan. Oleh karena itu, potensi-potensi dan/atau produk-produk wisata yang banyak ini perlu diklasifikasikan ke dalam beberapa golongan supaya satu-persatu bisa dikembangkan menurut kondisi dana yang tersedia. Untuk memudahkannya, produk-produk wisata tersebut perlu diklasifikasikan ke dalam 3 (tiga) golongan, yaitu: 1. Produk wisata siap ditawarkan; 2. Produk wisata cukup ditawarkan; dan 3. Produk wisata potensi ditawarkan.

 

Daya tarik sebuah produk wisata sangat bergantung dari SDM yang mampu memanajemeni potensi desa/wilayah tersebut. Siapa yang mampu mengembangkan dan mengelola potensi desa sehingga tampil lebih menarik bagi wisatawan? Sumber daya manusia (SDM) yang dapat mengembangkan dan mampu mengelola potensi desa/wilayah supaya menjadi produk wisata yang bernilai, hanyalah: 1. Orang-orang yang mau mendalami karakteristik setiap produk wisata; 2. Orang-orang yang berjiwa wirausaha; 3. Orang-orang yang mempunyai visi dan misi wisata; 4. Orang-orang yang memiliki ide cemerlang; 5. Orang-orang yang memiliki seni dan suka disain; 6. Orang-orang yang menaruh perhatian pada kepentingan dan kebutuhan orang lain; dan 7. Orang-orang yang memahami marketing.

 

Daftar Pustaka:

UU RI, nomor 10 tahun 2009 tentang Kepariwisataan

 

Post a Comment for "MEWIRAUSAHAKAN PARIWISATA"