Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

VISI DAN MISI BOS . . PERLU DIPASARKAN

TERNYATA orang itu tidak hanya dituntut untuk pintar dalam ilmu, tetapi orang itu harus mengemas ilmunya tersebut dengan skill (kemampuan) dan personal attributes (atribut personal). Harus mampu menjelaskan kepada orang lain mengenai apa yang dikehendaki, mampu bertutur kata dengan sangat komunikatif, mampu menunjukkan sikap yang baik kepada siapapun, bersikap sopan dan bersahabat, dan sebagainya.

Untuk memperlihatkan skill dan personal attributes seorang Pemimpin di dalam mengarungi lautan manajemen di sebuah organisasi (rumah sakit), membutuhkan sebuah kepiawaian dari sang Pemimpin di dalam melaksanakan tugas manajemennya. Sang Pemimpin harus tegas, komunikatif,  dan luwes menurut kondisi yang sedang dihadapi.

Beberapa tahun yang lalu, di saat menunggu waktu presentasi tesis seorang mahasiswa pascasarjana pada program studi ilmu kesehatan masyarakat, salah seorang teman penguji berbisik-bisik dengan saya mengenai kemajuan pelaksanaan manajemen di sebuah organisasi kesehatan (rumah sakit) di Yogyakarta. Beliau mengatakan bahwa manajemen organisasi tersebut sangat progresif, hebat juga Pemimpinnya.

Saya sedikit terkesima mendengar bisikan itu! Tetapi supaya teman saya itu tidak tiba-tiba syok, saya juga berbisik kepada teman itu dengan mengatakan: ‘apa iya’. Menurut saya Pemimpin tersebut memang pintar dan cerdas. Tetapi sayang, Pemimpin tersebut belum mampu mengaplikasikan kemampuan Manajemennya itu di lapangan, sehingga sampai saat ini belum tampak suatu kemajuan dari rumah sakit itu. Fakta menunjukkan, trend pelayanan rumah sakit itu dari waktu ke waktu, cenderung terjadi penurunan jumlah kunjungan pasien lho . . Semoga saja manajemen dan rumah sakitnya tidak terjun ke jurang.

Teman saya ini malah kaget setengah mati, seakan tidak percaya, akhirnya teman saya ini bergumam sendiri, kok sama dengan Pemimpin di organisasi kesehatan yang lain ya. Sebetulnya kami sedang asyik untuk saling berbisik, namun karena presentasi tesis mahasiswa mau dimulai, terus saya berbisik kepada teman saya itu, supaya kalau ada mahasiswa yang mau menyusun tesis, tolong mahasiswanya diarahkan agar meneliti tentang perilaku manajemen dari sang Pemimpin organisasi kesehatan, bisa untuk disertasi lho hehehe.

Sekelumit cerita di atas, mengingatkan saya mengenai perilaku manajemen di beberapa Pemimpin organisasi kesehatan di Indonesia. Saya berharap gambaran perilaku manajemen dari para Pemimpin ini, dapat menjadi cerminan bagi siapa saja yang merasa sebagai Pemimpin, baik pada organisasi kesehatan maupun pada organisasi lain.

Gambaran perilaku manajemen yang pertama, yaitu Pemimpinnya ingin mengadopsi beberapa versi manajemen kontemporer untuk diterapkan pada organisasi yang sedang dipimpin. Untuk merealisasikan keinginan tersebut, sang Pemimpin menjalin kerjasama dengan sebuah perguruan tinggi terkenal, untuk membuatkan rumusan manajemen kontemporer tersebut. Besarnya biaya yang dibutuhkan untuk menghadirkan rumusan manajemen kontemporer tersebut, bukan merupakan kendala. Menurut pemikiran sang Pemimpin, rumusan manajemen kontemporer tersebut pastinya sangat baik, dan bisa digunakan dalam waktu yang cukup lama, minimal untuk 5 (lima) tahun ke depan dan organisasi ini bisa memperoleh keunggulan serta memiliki daya saing yang tinggi.

Setelah sang Pemimpin mendapatkan final report rumusan manajemen kontemporer, lalu diumumkan kepada sumber daya manusia (SDM) di organisasi tersebut, bahwa kita sudah memiliki rumusan manajemen terbaru. Sang Pemimpin mengajak SDM organisasi untuk melaksanakan dan menerapkan rumusan manajemen ini di bagiannya masing-masing.

Setelah itu sang Pemimpin kembali tenggelam dalam tugas-tugas rutinitas, sementara sang Pemimpin bergumam dalam hatinya bahwa semua rencana pengembangan manajemen organisasi ini sudah dijelaskan kepada SDM dan selanjutnya menyerahkan sepenuhnya kepada middle manager untuk menindaklanjutinya. Saking percayanya sang Pemimpin kepada middle manager, akhirnya sampai tutup tahun tidak melakukan pengarahan dan evaluasi.

Gambaran perilaku manajemen yang kedua, yaitu rasa kebanggaan sang Pemimpin. Setelah memiliki rumusan manajemen kontemporer, maka timbul suatu kebanggaan di hati sang Pemimpin bahwa organisasinya telah memiliki rumusan manajemen kontemporer. Organisasinya tidak kalah dengan manajemen organisasi kesehatan yang lain.

Sang Pemimpin menyerukan kepada SDM di organisasi itu, untuk segera melaksanakan manajemen kontemporer ini di bagiannya masing-masing. Barangsiapa yang kedapatan tidak dapat melaksanakan manajemen kontemporer dengan baik, maka Pemimpin tidak segan-segan untuk memberikan punishment tanpa pandang bulu. Pasalnya, saat ini dan di era mendatang, kita harus bekerja keras dan disiplin agar memperoleh sesuatu yang terbaik.

Gambaran perilaku manajemen yang ketiga, yaitu Pemimpin turun ke bawah (Turba). Setelah memiliki rumusan manajemen kontemporer, sang Pemimpin melakukan safari untuk berdialog dengan kelompok-kelompok yang ada di organisasi bawahannya. Materi utama pertemuan adalah brainstorming (curah pendapat) mengenai rumusan manajemen kontemporer yang telah selesai dibuat Konsultan untuk kepentingan masa depan organisasi.

Sang Pemimpin menerangkan mengenai kebutuhan organisasi pada manajemen kontemporer, serta tujuan dan manfaat rumusan manajemen kontemporer pada organisasi ini. Kemudian menerangkan lagi kepada SDM bahwa apabila organisasi kita mampu mengaplikasikan rumusan ini dengan baik di bagiannya masing-masing, maka organisasi kita ini akan cepat berkembang dan dipercaya.

Sang Pemimpin memberi informasi tambahan kepada SDM organisasi, bahwa dampak dari perkembangan pelayanan yang dicapai, tentu akan berpengaruh pula pada perbaikan tingkat penghasilan dan fasilitas lain yang dibutuhkan organisasi. Dengan demikian, dapat memberikan dukungan pada kondisi pekerjaan SDM menjadi lebih baik, serta kebutuhan SDM itu sendiri, dapat terpenuhi. Apabila customer organisasi ini dapat terlayani dengan baik, dan tingkat penghasilan SDM juga baik, maka fasilitas yang diterima SDM tidak kalah dengan fasilitas yang diterima SDM di organisasi lain.

Kalau kita mendalami ketiga tipe perilaku manajemen di atas, bisa saja kita berpendapat bahwa perilaku manajemen di atas, tidak ada yang salah dan sah-sah saja. Semua bergantung pada situasi dan kondisi dari masing-masing organisasi. Kondisi perilaku manajemen tersebut bukan sesuatu yang aneh dan salah.

Nah, pada perilaku manajemen seperti yang disebutkan di atas, apapun bentuk perilakunya pasti dalam rangka untuk mewujudkan tercapainya visi dan misi organisasi. Semua Pemimpin pasti berusaha agar organisasi yang dipimpin dapat berhasil gemilang dan sukses. Dalam rangka pencapaian keberhasilan sebuah manajemen, tentu berbagai gaya kepemimpinan manajemen dilakukan sang Pemimpin untuk mencapai tujuan organisasi sesuai yang direncanakan.  

Meskipun sang Pemimpin memiliki keinginan untuk sukses dalam organisasi yang dipimpin, tetapi pada kenyataannya belum tentu berhasil atau sukses. Bisa juga tujuan sang Pemimpin ingin meraih sukses, tetapi malah terjadi penurunan pada aktivitas dan kemajuan organisasi.

Mengapa bisa terjadi demikian? Barangkali karena Pemimpin belum berpikir marketing (pemasaran), belum bertindak sebagai marketer atas visi dan misi organisasi kesehatan, termasuk program kerja yang diusung sang Pemimpin demi kemajuan organisasi.

Visi, misi, SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), isu-isu strategi, strategi, dan program kerja harus dipasarkan kepada salah satu target pasar yaitu SDM organisasi kesehatan. Untuk mewujudkan visi dan misi organisasi, maka program kerja yang diusung sang Pemimpin harus dapat diketahui dan dipahami secara mendalam oleh SDM, sehingga mereka bisa memutuskan untuk membeli atau menggunakan program kerja itu dan melaksanakannya di bagiannya masing-masing.

Sang Pemimpin harus mampu meyakinkan SDM organisasi bahwa apabila program kerja ini bisa dilaksanakan dengan baik, maka positioning dan diferensiasi organisasi akan semakin kokoh. Positioning merupakan strategi komunikasi untuk suatu produk sehingga mampu memasuki jendela otak (benak) pengguna (Zebua, 2014). Dengan demikian, maka organisasi ini akan memiliki keunggulan bersaing pada setiap aktivitas pelayanan yang diberikan.

Daftar Pustaka

Zebua, M., 2014. Inspirasi Pengembangan Pariwisata di Daerah. Yogyakarta: Valemba.

 

Post a Comment for "VISI DAN MISI BOS . . PERLU DIPASARKAN"