Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

PRODUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN PILARNYA

 

PRODUK jasa pelayanan kesehatan merupakan produk jasa yang diusahakan dan dikeloa dengan baik. Untuk apa diusahakan? Supaya produk jasa pelayanan yang dimiliki menjadi lebih baik, supaya produk jasa yang dihadirkan itu dapat berlangsung terus operasionalnya, serta banyak bertindak untuk melayani dan menyehatkan masyarakat. Ini sebuah usaha yang sangat mulia. Sangat peduli pada kemanusiaan dan sangat membantu pemerintah untuk turut menyehatkan masyarakat Indonesia, minimal di wilayah lingkungan pelayanannya.

Kalau berbicara mengenai sebuah “usaha”, maka ada 4 (empat) pilar yang harus mendapat pemikiran serius dan fokus pada penanganan 4 (empat) pilar itu, supaya usahanya itu mendapatkan keberhasilan atau kesuksesan. Keberhasilan sebuah usaha merupakan impian dari seorang pemilik usaha sehingga keberhasilan itu dapat merupakan cambuk bagi Dia untuk berusaha terus dan kalau bisa mampu mengembangkan usaha itu pada bidang yang saling berkaitan, seperti usaha laboratorium, usaha radiologi, usaha hemodialisa, dan lain sebagainya.

Sebagai pilar yang harus mendapat pemikiran serius pada sebuah usaha, yaitu: 1. Produk; 2. Manajemen; 3. Pasar; dan 4. Sumber daya manusia (SDM). Ke-empat pilar ini merupakan daya penguatan pada sebuah usaha, sehingga penanganan yang baik pada setiap pilar, akan mampu mengokohkan dan menguatkan usaha tersebut di tengah pasar yang sangat turbulen pada waktu sekarang.

1.      Produk sebuah usaha

Produk dan kualitasnya harus mendapat perhatian serius dari seorang pengusaha, termasuk usaha pada produk jasa pelayanan kesehatan. Produk jasa pelayanan kesehatan itu merupakan produk yang ditawarkan kepada pasar (masyarakat). Produk yang ditawarkan mestinya sebuah produk yang baik alias berkualitas, dan tidak cacat. Umpamanya produk pelayanan rawat jalan yang baik, bisa dilihat dari kecepatan pelayanan pendaftaran pasien, kebersihan tempat pelayanan, kesiapan yang baik dari perawat pada waktu menerima pasien rawat jalan, komunikasi perawat pada waktu berkomunikasi dengan pasien, pemberian nomor urut yang baik bagi pasien yang akan berkonsultasi dengan dokter, komunikasi dokter kepada pasien, kelengkapan alat-alat yang akan digunakan dokter pada waktu memeriksa pasien (alat timbangan badan, pengukur suhu badan, pengukur tensi pasien, kursi yang digunakan pasien, dan tempat tidur (bed) pasien yang bersih), termasuk gorden ruangan dan cat tembok dari ruang periksa pasien. Ruang tunggu pasien dan ruang periksa pasien harus betul-betul diperhatikan tentang kebersihan termasuk ketersediaan toilet bagi pasien.

 

Melalui penanganan produk jasa pelayanan yang baik akan dapat dirasakan pasien dalam kondisi aman dan nyaman. Produk jasa pelayanan yang termasuk kategori penawaran baik itu, akan memberikan peluang bagi pasien-pasien rawat jalan rumah sakit, pasien rawat jalan di Puskesmas atau rawat jalan di praktek pribadi dokter, bidan, dan perawat untuk datang kembali bila mengalami gangguan kesehatan. Sebaliknya, bila produk jasa pelayanan termasuk kategori kurang baik atau cacat, maka pelayanan yang diberikan banyak mendapatkan complain atau keluhan dari pasien-pasien yang dilayani, seperti tempat pelayanan kotor, komunikasi petugas kepada pasien kurang baik dan kurang ramah, dokter ditunggu lama, petugas yang melayani senyumnya mahal, dan penjelasan petugas dirasa kurang jelas, tempat tunggu bagi pasien berhawa panas, tempat pembayaran antri lama, dan lain sebagainya.

 

2.      Manajemen

Manajemen merupakan cara menangani berbagai tugas dengan ekselen dari seseorang yang memiliki profesi manajemen, sehingga sering disebut berkompetensi profesional di bidang manajemen. Hasil dari pelaksanaan sebuah profesi manajemen akan terlihat hasilnya dari maju mundurnya sebuah usaha. Artinya seorang Pemimpin harus menguasai manajemen, sehingga memiliki profesi baru yaitu profesi manajemen. Sebagai sebuah profesi, maka penyandang jabatan manajer bawah, manajer menengah, dan manajer puncak hendaknya mengisi kapabilitasnya dalam bidang manajemen. Menurut Frinces (2008), manajemen merupakan seni memengaruhi orang lain dan melakukan rekayasa proses berbagai fungsi manajemen, terhadap usaha anggota organisasi, untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Disebut seni karena pengaplikasian manajemen pada pelaksanaan tugas di sebuah usaha, sangat tergantung dari cara seorang Pemimpin untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi)-nya di bidang usaha kesehatan.

 

Apabila seorang manajer sudah profesional di bidang manajemen, maka orang tersebut sebagai manajer selalu melaksanakan tugasnya dengan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, seperti yang diungkapkan oleh Abeng (2006), yaitu ada unsur perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian. Para pelaksana manajemen selalu memerhatikan dan melaksanakan Tupoksinya dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen itu pada setiap saat.

 

Perlu diperhatikan bahwa apabila ada 2 (dua) pancuran di depan kita dan mau menggunakan kedua pacuran itu untuk berkumur, jelas banyak air yang tidak terpakai (terbuang) serta merasakan kebingungan dalam hal pancuran mana yang mau dipakai untuk berkumur. Demikian juga halnya bila dua profesi kita genggam untuk dilaksanakan bersama-sama, seperti profesi dokter dan profesi manajemen. Pada umumnya bila seseorang menggenggam 2 (dua) profesi, maka secara tidak sadar akan mengkedepankan salah satu yang telah menjadi passionnya selama ini, umpamanya seseorang yang berprofesi dokter. Pada akhirnya yang menjadi korban adalah profesi manajemen, sehingga yang dipikirkan setiap hari adalah pelaksanaan profesi dokternya, sedang pelaksanaan profesi lain ya hanya sebagai pelengkap saja hehehe.

 

Oleh karena itu, bila Anda duduk di manajemen, maka perlu pemahaman bahwa sebagai Manajemen puncak berarti mengurus kepentingan orang banyak, organisasi termasuk sumber daya manusia (SDM), serta sarana dan prasarana dari organisasi yang dipimpin. Untuk itu bila Anda memilih jabatan Manajemen, maka sebaiknya konsentrasilah pada manajemen dan uruslah manajemen itu dengan sebaik-baiknya sehingga mendapatkan keberhasilan dan kemajuan dari organisasi yang Anda pimpin.

 

3.      Pasar

Pasar di sini dapat diartikan masyarakat atau kelompok masyarakat yang menggunakan dan akan menggunakan produk jasa pelayanan kesehatan, yang biasa disebut pasien dan calon pasien. Sebuah usaha mestinya menyasar pasar. Kalaupun sudah ada yang telah terlebih dahulu menguasai pasar, maka pelayanan yang baru muncul, tentu berusaha keras untuk bisa memasuki pasar tersebut, melalui pemilihan lokasi pelayanan baru, pelayanan sumber daya manusianya serta fasilitas yang telah disediakan.

 

Untuk bisa bersaing di dalam pasar, maka sebuah usaha harus menonjolkan daya manfaat (DM), daya beda (DB), beserta daya tarik (DT) dari produk jasa pelayanan kesehatan yang disediakan, sehingga masyarakat menjadi lebih percaya dan mantap. Apabila masyarakat percaya dan manajemen usaha itu semakin baik, dapat dikatakan bahwa usaha yang baru itu sudah dapat bersaing di dalam pasar pelayanan kesehatan.

 

Oleh karena itu, pasar harus diperhatikan dengan sunguh-sungguh serta berusaha bekerjasama dengan pasar. Berusaha tidak banyak mendapatkan keluhan dari pasar, tapi sebaliknya selalu pendapatkan pujian dari pasar. Kalau hal ini bisa didapatkan oleh organisasi usaha, maka tidak menutup kemungkinan justru pasar yang mempromosikan usaha kita. Bila hal ini bisa terjadi, berarti usaha yang kita miliki sudah dapat bersaing dan bisa menjadi unggulan di wilayah tempat usaha kita. Justru disinilah peran produk dan manajemen menjadi sangat penting dan dominan. Produk jasa pelayanan yang ditawarkan kepada pasar dapat dikatakan sudah tergolong baik dan dapat dipercaya, serta unsur manajemennya juga sudah kuat dan profesional.

 

4.      Sumber daya manusia (SDM)

Pilar terakhir yaitu SDM. Sumber daya manusia merupakan penggerak dari usaha apapun. Man behind the gun, artinya secanggih apa pun alat medik dan non medik yang dimiliki, yang menjalankan pelayanan ya SDM. Yang memberikan pelayanan ya SDM dan yang mengatur dan melaksanakan pemakaian alat yang diperlukan ya SDM. Karena begitu pentingnya SDM pada pelayanan jasa kesehatan, maka unsur Manajemen harus betul-betul mengelola SDM dengan baik.

 

Pengelolaannya mulai dari rekrutmen, diikuti pendayagunaan dengan melakukan training budaya kerja organisasi dan penempatan SDM di tempat kerja sesuai kompetensi SDM. Kegiatan selanjutnya yaitu pemeliharaan SDM sesuai kinerjanya pada bidang yang dikerjakan berupa gaji dan insentif, serta SDM selalu diusahakan untuk mendapatkan ilmu baru melalui kegiatan short course, magang, mengikuti seminar atau lokakarya ataupun berupa in house training (IHT). Diharapkan kegiatan-kegiatan ini akan mendukung terus kompetensi SDM yang harus terus berkembang sesuai perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan usaha.

 

Untuk mendapatkan pengelolaan SDM yang terbaik pada organisasi usaha, tentu memerlukan manajer bidang SDM yang peduli pada perilaku dan kehidupan SDM. Manajer ini sebaiknya memiliki motto: “kompetensi SDM pendukung kemajuan usaha”.

 

Berhasil tidaknya manajemen SDM sangat dipengaruhi oleh Manajemen puncak dan profesi manajemen yang dimiliki oleh Manajemen puncak. Karena itu seluruh manajer yang terdapat pada usaha pelayanan kesehatan, sangat tertolong bila semua manajer memiliki profesi manajemen usaha. Dan kalaupun masih dirasa bahwa belum memiliki profesi manajemen, maka Manajemen puncak berusaha untuk mengelola para manajer dengan profesional di bidang manajemen. Untuk itu kelola SDM Anda di organisasi usaha dengan baik dan benar, sehingga SDM ini dapat menjadi instrumen untuk memajukan dan mengembangkan usaha di bidang produk jasa pelayanan kesehatan.

 

Daftar Pustaka

Abeng, T., 2006. Profesi Manajemen. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

 

Post a Comment for "PRODUK JASA PELAYANAN KESEHATAN DAN PILARNYA"