PEMASARAN PRODUK JASA LAYANAN KESEHATAN
BAGAIMANA cara supaya produk jasa
pelayanan Anda memiliki sebuah NLAI?
Lakukanlah kegiatan pemasaran pada produk jasa pelayanan yang Anda miliki. Pemasaran
itu merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh sebuah organisasi usaha
dalam upaya untuk meningkatkan nilai dan pemasaran dari produk yang dihasilkan,
agar dapat memenuhi kebutuhan pasarnya (pengguna produk tersebut). Artinya
apapun jenis usahanya, baik organisasi usaha yang menghasilkan produk barang
maupun organisasi usaha yang menghasilkan produk jasa, semuanya berusaha untuk memberikan
nilai (value) pada produk yang
dihasilkan. Tujuannya untuk memberikan
daya manfaat dan kepuasan bagi pengguna produk tersebut. Pertanyaan yang
mungkin muncul, yaitu apakah ada organisasi usaha yang menghasilkan produknya
dengan apa adanya serta tidak memberikan suatu nilai atau manfaat kepada pengguna,
berhasil?
Ini baru dilihat dari perspektif
produk yang dihasilkan oleh organisasi usaha layanan kesehatan. Produk yang
dihasilkan oleh usaha layanan kesehatan banyak, seperti jenis-jenis pelayanan
yang telah disediakan oleh rumah sakit, Puskesmas, dan organisasi pemberi
layanan kesehatan yang lain kepada masyarakat pengguna. Masing-masing jenis
pelayanan yang telah tersedia di layanan kesehatan, antara lain pelayanan instalasi
rawat jalan, pelayanan instalasi rawat inap, pelayanan instalasi laboratorium,
pelayanan instalasi radiologi dan pelayanan-pelayanan instalasi lainnya, dan
semua jenis layanan itu disebut sebuah produk jasa. Untuk jelasnya, produk itu
adalah sesuatu yang ditawarkan kepada pasar (masyarakat). Sebagai produk yang
ditawarkan, dapat diartikan bahwa produk itu merupakan produk yang terbaik di
antara produk-produk pesaing, baik dari segi pemberian layanan kepada pasien
maupun hasil dari segi pemberian layanan itu, sehingga produk tersebut banyak
yang mau menggunakannya.
Bagaimana dengan kompetensi sumber
daya manusia (SDM) yang bekerja di organisasi usaha itu? Bagaimana dengan
pelayanan yang dihadirkan oleh SDM selama proses dalam pelayanan? Bagaimana
dengan pelayanan pasca pemberian pelayanan SDM di organisasi usaha tersebut?
Bagaimana mempertahankan para pengguna produk layanan kita? Bagaimana
menghadapi pesaing yang menawarkan produk yang sama dan/atau produk pengganti?
Pertanyaan-pertanyaan di atas akan memberi gambaran bagaimana kita harus
berusaha untuk menjawab pertanyaan-pertanaan itu.
Untuk produk pengganti seperti yang
disebutkan di atas, merupakan produk layanan yang bisa menggantikan produk layanan
utama, seperti produk layanan kesehatan digantikan dengan produk layanan
paranormal. Produk layanan untuk ibu melahirkan di rumah sakit ibu dan anak
digantikan dengan layanan dukun bayi, dan seterusnya.
Produk layanan yang dihasilkan oleh
pemberi dan/atau penyedia layanan kesehatan, berusaha melaksanakan serangkaian
kegiatan yang disiapkan secara matang oleh organisasi usaha itu, agar tetap
eksis produknya di pasar. Untuk itu penyedia produk layanan kesehatan disarankan
untuk berusaha melakukan kegiatan pemasaran atas produk layanannya.
Pertanyaan yang menarik di sini, yaitu
mengapa penyedia produk layanan kesehatan memerlukan kegiatan pemasaran? Kita
harus memiliki pemahaman terhadap lingkungan kita, seperti: 1. Penyedia produk
layanan kesehatan semakin banyak jumlahnya; 2. Produk layanan yang disediakan oleh
pesaing hampir sama; 3. Sumber daya manusia (SDM) yang disediakan memiliki
keahlian yang hampir sama; 4. Alat-alat medik yang disediakan mengikuti jenis
pelayanan yang tersedia, juga hampir sama; 5. Lokasi usaha penyedia produk layanan
kesehatan, kebanyakan berlokasi di tempat strategis; 6. Satelit pelayanan
kesehatan dari rumah sakit sudah mulai banyak.
Untuk menghadapi kondisi yang
seperti itu diperlukan kegiatan lain agar usaha pelayanan ini bisa
beroperasional dengan baik dan lancar serta bisa berdaya saing. Untuk bisa
bertahan di bidang pelayanan kesehatan yang profesional dan bermutu, maka
lakukanlah kegiatan lain yaitu kegiatan pemasaran pada produk jasa layanan
kesehatan yang dimiliki.
Untuk mengetahui secara mendalam apa
itu pemasaran, pakar pemasaran di level dunia yaitu Kotler (2000) mengatakan
bahwa pemasaran itu suatu proses sosial, yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan
apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan
secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai itu dengan pihak lain. Artinya,
sebuah proses yang dilakukan oleh organisasi usaha dengan menciptakan
(menyediakan), menawarkan dan mempertukarkan produk yang dihasilkan ke pasar
(masyarakat). Bagaimana produk itu dapat dipertukarkan dengan pihak lain?
Sebuah produk yang dihasilkan dan
dapat dipertukarkan dengan pihak lain, apabila produk yang dihasilkan itu cocok
dengan kebutuhan pemakainya. Kecocokan
ini bisa dilihat dari daya manfaat, daya beda, dan daya tarik yang
diberikan produk tersebut kepada pengguna produk. Oleh karena itu, bagi siapa
saja yang menciptakan (menyediakan) dan menawarkan sebuah produk jasa di pasar,
hendaknya selalu memerhatikan nilai dan
daya dari produk yang dihasilkan, agar tetap cocok atau sesuai dengan
kebutuhan pengguna produk tersebut.
Banyak yang melupakan bahwa produk jasa
layanan kesehatan harus dipasarkan. Kadang yang timbul di pemikiran bahwa pelayanan
kesehatan itu banyak yang membutuhkan, karena itu penyedia pelayanan kesehatan
hanya menyediakan saja produk jasa pelayanan kesehatan, dan setelah itu tinggal
menunggu kedatangan calon pasien atau pasien yang berniat berobat di tempat
pelayanan itu. Artinya penyedia pelayanan kesehatan (seperti rumah sakit) hanya
mengambil posisi pasif, hanya menunggu dan menunggu kedatangan pasien. Kalau
model pelayanan hanya menunggu, dapat dipastikan bahwa penyedia produk jasa pelayanan
kesehatan tinggal menunggu berakhirnya segala aktivitas, alias pelayanan yang semakin
menurun dan akhirnya mati. Contoh, ada satu rumah sakit yang berlokasi di
lokasi strategis, dan jumlah pasien selama 3 (tiga) tahun meningkat terus,
pertanda rumah sakit itu telah mendapat apresiasi dari masyarakat sekitar.
Namun, pada tahun ke-4, jumlah pasien yang berkunjung di rumah sakit ini
semakin menurun, bahkan jumlah kunjungan rawat jalan menurun drastis. Tadinya
jumlah kunjungan pasien rawat jalan yang sudah mencapai 300 pasien perhari, semakin
lama semakin menurun jumlahnya dari hari ke hari.
Pasien rawat jalan sudah semakin
menurun, tapi anehnya pihak Manajemen rumah sakit hanya menjalani pekerjaannya seperti
biasa saja, tanpa ada upaya untuk mengatasi penurunan pasien yang sedang
terjadi di rumah sakitnya. Hasil akhirnya dari rumah sakit itu, jumlah kunjungan
pasien rawat jalan tinggal 1 (satu) pasien per hari, sedang instalasi rawat
inap yang memiliki 60 bed itu, sudah dalam keadaan kosong. Pertanyaan yang
timbul dalam hati, apa yang terjadi? Kelihatannya Manajemen rumah sakit kurang profesional
dalam tugasnya. Manajemen kurang cepat mencari solusi atas permasalahan yang
sedang terjadi.
Kasus di atas, sangat menyayat hati,
sangat menggelisahkan, bahkan sangat menyedihkan. Rumah sakit sudah dibangun
dengan tersedianya gedung yang baik, peralatan medik sudah disiapkan, sumber
daya manusia (SDM) sebagai pemberi pelayanan sudah ada, sudah ada struktur
organisasinya, bahkan sudah beroperasional beberapa tahun, tetapi pada akhirnya
rumah sakit ini tidak bertahan lama, alias bangkrut tanpa mampu beroperasional
lagi. Apakah Anda menunggu perjalanan operasional pelayanan kesehatan yang
telah dimiliki seperti yang terjadi pada contoh di atas?
Salah satu kegiatan yang sebaiknya
dilakukan oleh manajemen pelayanan kesehatan yaitu kegiatan pemasaran pelayanan kesehatan. Pemasaran adalah suatu
kegiatan yang mengusahakan agar produk yang dipasarkannya itu dapat diterima
dan disenangi oleh pasar (Gitosudarmo, 2008). Dengan demikian, hakekat
pemasaran itu adalah menyediakan produk
yang baik dan bernilai, lalu melakukan kegiatan pemasaran agar cepat didengar,
diketahui, dan dirasakan oleh pasar (masyarakat)
pengguna.
Pemberian pelayanan dari setiap produk
jasa pelayanan kesehatan sekarang diharapkan dapat terus berorientasi kepada pasien,
hal ini dikuatkan oleh adanya kebijakan dari Kementerian Kesehatan agar pemberi
pelayanan kesehatan harus terakreditasi. Artinya pemberi pelayanan kesehatan
harus berusaha keras untuk memberi pelayanan kesehatan yang berkualitas dan fokus
hanya kepada setiap pasien yang menggunakan jasa pelayanan kesehatan Anda.
Pelayanan kesehatan yang
berorientasi kepada pasien, harus dibangun berdasarkan asumsi dan aplikasi
pemikiran, seperti yang diungkapkan oleh Hasan (2008), yaitu: 1. Pelanggan
lebih tahu apa yang mereka butuhkan dan inginkan; 2. Orientasi pada kebutuhan
dan keinginan pelanggan sebagai sasaran utama bagi keberhasilan kegiatan
pemasaran; 3. Riset pemasaran membantu dalam menentukan kebutuhan dan keinginan
pelanggan dengan tepat; 4. Pelanggan yang puas akan menghargai penyedia produk
dengan melakukan kunjungan yang berulang-ulang; dan 5. Perbedaan penawaran yang
kompetitif sangat penting bagi pelanggan dalam mengenali produk yang diinginkannya.
Dengan demikian, para pelanggan itu merupakan
bagian dari perubahan lingkungan pelayanan kesehatan. Berdasarkan hal tersebut,
perubahan dari perilaku pelanggan merupakan sesuatu yang sangat perlu
diperhatikan oleh penyedia pelayanan kesehatan. Tujuannya agar bisa menyediakan
jenis produk jasa pelayanan sesuai perubahan dari perilaku pelanggan dan/atau
penyakit yang diderita para pelanggan/pasien.
Berdasarkan penuturan di atas, nampak
bahwa kegiatan pemasaran yang dilakukan penyedia pelayanan kesehatan merupakan
hal yang utama dan penting untuk ditangani pada saat ini. Kegiatan ini sangat mendukung
dan memperlancar kegiatan operasional dari produk jasa pelayanan kesehatan yang
telah disediakan. Berjalannya kegiatan operasional pelayanan kesehatan akan dapat
diwujudkan, karena memiliki kemampuan dalam menghadapi para pesaing kita.
Selanjutnya rumah sakit, lebih mampu menyediakan produk yang bernilai kepada
pelanggan, sesuai perubahan lingkungan, yang dalam hal ini terjadinya perubahan
perilaku pelanggan di dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang berkualitas.
Post a Comment for "PEMASARAN PRODUK JASA LAYANAN KESEHATAN"