Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

KEWIRAUSAHAAN DUKUNG KEBAHAGIAAN

 

PADA umumnya manusia bekerja dalam upaya mendapatkan penghasilan agar mampu membahagiakan hidupnya dan keluarganya. Untuk mewujudkan kebahagiaan itu, Kiyosaki (2001) menampilkan cashflow Quadrant, yang terbagi dalam 4 (empat) kuadran, yaitu: 1. Menjadi pegawai (employee); 2. Menjadi pekerja lepas (self-employed); 3. Menjadi pemilik usaha (business owner); dan 4. Menjadi penanam modal (investor). Setelah membaca pembagian kuadran kebahagiaan hidup, kira-kira Anda termasuk pada nomor berapa dari yang disebutkan di atas?

Kalau Anda termasuk pada nomor 1 (satu) yaitu menjadi pegawai dan nomor 2 (dua) yaitu menjadi pekerja lepas, berarti Anda harus bekerja keras untuk mendapatkan kebahagian itu, dalam arti Anda sebagai pegawai atau bekerja sendiri, dipastikan Anda bekerja keras untuk memperoleh pendapatan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan pribadi atau kebutuhan keluarganya. Apabila Anda termasuk pada nomor 3 (tiga) yaitu menjadi pemilik usaha, atau nomor 4 (empat) yaitu menjadi penanam modal, berarti uanglah yang bekerja untuk Anda. Sebagai pemilik usaha atau pemodal, Anda mempekerjakan orang pada usaha Anda, artinya Anda bertindak sebagai pengelola, orang lain yang bekerja keras untuk Anda.

Orang yang selalu bekerja dengan sungguh-sungguh serta selalu merenung dan mendalami pekerjaannya, bisa juga menjadi seorang Pemimpin yang dapat membahagiakan diri sendiri atau keluarga, hanya saja membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mendapatkannya dan diharapkan selalu dalam kondisi segar bugar alias selalu sehat. Artinya, kebahagiaan itu bisa diperoleh setelah sekian lama bekerja keras dan selalu tekun dalam melakukan pekerjaannya.

Seorang teman bercerita bahwa untuk memperoleh kebahagiaan itu, tentu mengalami pasang surut dalam menjalani hidup, dan betul-betul fokus pada usaha memerbaiki hidup dan kehidupan, serta selalu berserah kepada Tuhannya alias Ora Et Labora. Setelah menjadi seorang wirausahawan, pelan tapi pasti akhirnya mendapatkan diri dan keluarga menjadi bisa bahagia, saling melayani dan saling memiliki pengertian dalam menjalani hidup ini.

Kebahagiaan adalah suatu keadaan pikiran atau perasaan yang ditandai dengan kecukupan hingga kesenangan, cinta, kepuasan, kenikmatan, atau kegembiraan yang intens. Berbagai pendekatan filsafat, agama, psikologi, dan biologi telah dilakukan untuk mendefinisikan kebahagiaan dan menentukan sumbernya (Wikipedia). Sumber kebahagiaan timbul sejak merintis pelaksanaan kegiatan bisnis, dijalankan, dan dikembangkan, sehingga bagi pelaksana menjadi sebuah kebanggaan bisa menjalankan kegiatan usaha dengan memberikan dampak pada dukungan keluarga dalam menjalani hidup ini.

Seandainya hanya bertindak sebagai karyawan atau pekerja lepas dengan tidak terikat pada jam kerja dan tidak berkomitmen kepada majikan, akan selalu bergantung pada keadaan kondisi sehat jasmani. Mereka yang disebut karyawan tentu sangat terikat dengan jam kerja dan selalu siap melakukan pekerjaannya sesuai dengan yang diinginkan oleh Bosnya, sedang pekerja lepas, tidak terikat pada jam kerja, seperti penulis, videographer, penerjemah, disain grafis, digital marketer, dan sebagainya. Jadi, karena melakukan pekerjaan sendiri, akan sulit mewujudkan kebahagiaannya dan kebahagiaan keluarga. Mengapa sulit mewujudkan kebahagiaan? Karena bisa mendapatkan penghasilan setelah melakukan usaha yang sangat keras dan bersungguh-sungguh dalam bidang pekerjaannya.

Uraian yang sudah dijelaskan di atas, memberi gambaran bahwa masih saja mengalami kesusahan untuk mendapatkan kebahagiaan dalam hidup. Pertanyaan yang muncul di benak Anda adalah bagaimana mewujudkan kebahagiaan itu? Sederhananya adalah bisa mendapatkan penghasilan melalui manajemen kelola orang lain, atau yang biasa disebut passive income (penghasilan yang dilakukan secara pasif), dalam arti menyiapkan masa depan agar merdeka secara finansial. Seseorang yang menghasilkan uang tanpa harus banyak aktif dalam melakukan pekerjaannya, dan hanya melakukan pekejaan dengan manajemen kelola sumber daya manusia (SDM) yang menangani pekerjaan yang diberi tugas dalam melakukan pekerjaannya dengan baik.

Apa saja usaha yang bisa memberikan penghasilan pasif bagi wirausaha tersebut? Usaha yang bisa menghasilkan passive income, yang bisa mendukung kebahagiaan itu, yaitu 1. Menjadi pemilik usaha (business owner); dan 2. Menjadi penanam modal (investor). Menjadi pemilik usaha (wirausahawan) akan menghidupkan potensi diri dan passion (minat) yang dimiliki. Potensi diri yang dimiliki oleh masing-masing individu, tentu memiliki perbedaan antara satu orang dengan orang lain. Ada yang suka olahraga, penggemar musik, kecantikan, pedagang, dan sebagainya.

Usaha lain yang memberikan passive income bagi Anda adalah dengan menjadi sebagai investor (pemodal). Siapa yang disebut investor? Investor adalah setiap orang yang menanamkan modal dengan harapan akan mendapatkan imbalan berbentuk uang. Artinya pemodal itu sudah memiliki modal terlebih dahulu, baru mau menanamkan modalnya dalam bentuk sebuah investasi. Apakah setiap orang bisa menjadi investor? Tentu tidak, hanya orang yang sudah memiliki modal terlebih dahulu yang mampu melakukannya.

Berdasarkan penjelasan seperti yang sudah diungkapkan di atas, maka yang dapat mewujudkan kebahagiaan bagi Anda tinggal “menjadi pemilik usaha”. Usaha awal yang dilakukan orang-orang yang berjiwa wirausaha ini adalah mengeluarkan potensi diri yang dimiliki serta passionnya. Seorang teman yang sudah memiliki potensi diri yaitu suka berbicara, bagaikan orang yang bertindak sebagai pemasar. Orangnya selalu berkomunikasi dengan jelas dan halus, sehingga pekerjaan yang disenangi atau bidang usaha yang akan disiapkan dalam berusaha yaitu menjual barang-barang kebutuhan rumah tangga. Teman ini hanya menghubungi pemilik toko yang menjual barang kebutuhan rumah tangga, lalu menghubungi pemilik toko dan menawarkannya kepada para calon konsumen yang biasa mengurus mengenai kebutuhan-kebutuhan rumah tangga.

Teman yang lain lagi, memiliki hobi suka memasak dan hal-hal yang berkaitan dengan kecantikan (tata rias wajah). Pada awalnya sedikit bingung menentukan potensi mana yang akan dikelola. Teman ini mulai menganalis baik buruknya potensi yang dimiliki untuk bisa menjalankan pekerjaan yang sesuai dengan hobi tersebut. Kalau hobi memasak akan dijalankan dengan home made, harus bangun lebih pagi untuk membeli bahan masakan di pasar, lalu bahan masakan itu tentu disiapkan untuk dimasak dengan berbagai bumbu-bumbu masakan yang diperlukan, baru menghubungi calon-calon konsumen. Andai masakan sudah disiapkan dan pada akhirnya yang membeli sedikit, berarti masakannya bisa saja tidak dapat terjual semua. Melalui analisis ini, bisa saja usaha masakan home made ini masih berat untuk mendapatkan titik impas, yaitu penghasilan sama dengan jumlah biaya yang sudah dikeluarkan. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk menjalankan usaha masakan home made ini, selain sangat menyita waktu untuk belanja di pasar serta menyediakan bahan-bahan untuk dimasak, juga harus mampu memasarkannya kepada calon konsumen.

Analisis lainnya dilakukan pada potensi diri yang bisa mengerjakan tata rias wajah yaitu mengenai upaya untuk mempercantik wajah seseorang. Untuk menjalankan usaha ini, tempat bisa dilakukan di rumah, lalu menyediakan bahan yang berkaitan dengan tata rias wajah yang bisa dibeli di toko kecantikan, lalu usaha ini bisa dipasarkan pada perkumpulan arisan, pada teman-teman group whatsapp (WA), atau melalui media sosial lainnya seperti facebook atau instagram.

Meskipun pada awalnya konsumen masih sedikit, tetapi bahan-bahan yang sudah disiapkan masih bisa digunakan sesuai masa kedaluwarsanya. Jadi, kondisi ini tidak mendapatkan banyak kerugian.

Pada akhirnya teman yang memiliki 2 (dua) potensi diri ini, akan memilih usaha yang bisa dijalankan yaitu usaha kecantikan (tata rias wajah). Pemilihan jenis usaha yang akan dijalankan oleh teman ini, setelah melakukan analisis sederhana atas potensi diri yang dimiliki, seperti yang sudah dijelaskan di atas.

Nah . . usaha yang sudah dipilih untuk dijalankan sang wirausaha, diharapkan dapat mendukung kebahagiaan bagi diri sendiri dan keluarga. Mengapa bisa mendapatkan kebahagiaan? Karena teman ini bisa memaksimalkan potensi dirinya untuk dijadikan kegiatan wirausaha, yang nantinya bisa diusahakan untuk mendukung kebutuhan keluarga di masa yang akan datang. Kebahagiaan dapat diperoleh karena mampu memaksimalkan potensi diri yang dimiliki, serta dapat membantu tersedianya dana untuk kebutuhan keluarga sehari-hari. Dan pada akhirnya dari semuanya itu, kunci kebahagiaan itu adalah hidup merasa cukup dan bersyukur dengan apa yang ada pada kita, serta tidak membandingkan diri kita dengan orang lain. Kebahagian berasal dari perbuatan diri sendiri yang diberkati oleh Tuhan. 

 

Daftar Pustaka

Kiyosaki, R.T., 2001. The Cashflow Quadrant. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama


 

Post a Comment for "KEWIRAUSAHAAN DUKUNG KEBAHAGIAAN"