Kata Pengantar Buku BANGUN PARIWISATA
Kata Pengantar
Buku BANGUN PARIWISATA
Karya Drs. Manahati Zebua, M.Kes. MM.
Oleh
Yuterlin Zalukhu, S.Sos. MM.*
Pariwisata merupakan sektor yang menjadi
andalan suatu bangsa untuk meningkatan pendapatan nasional maupun daerah. Dan
tidak hanya itu saja, dampaknya termasuk mampu mengurangi angka pengangguran
dengan terbuka lapangan kerja. Oleh Sebab itu, setiap daerah destinasi wisata
mengharapkan kunjungan wisatawan semakin bertambah setiap tahun namun pada saat
pandemi Covid-19 seperti sekarang ini, rasanya sulit mencapai target kunjungan
wisatawan yang telah ditentukan, baik wisatawan nusantara (Wisnus) maupun
wisatawan mancanegara (Wisman).
Dalam buku Bangun Pariwisata karangan
Drs. Manahati Zebua, M.Kes., M.M. ini memberikan banyak pengetahuan dan
informasi bagi pembaca baik di kalangan akademisi, mahasiswa, praktisi, para
pengambil keputusan di daerah maupun di pusat juga masyarakat umum. Saya
sebagai dosen mata kuliah Bisnis Pariwisata serta Ketua PKP2B di STIE
Pembangunan Nasional, Nias, dan juga sebagai pemerhati Pariwisata
mengapreasiasikan terbitnya buku ini yang banyak membantu pembaca dalam hal
pengembangan pariwisata. Melihat referensi dari buku itu sendiri tidak hanya
mengutip dari sumber lain tetapi referensi yang langsung dari buku lain
karangan penulis sendiri, sehingga buku ini layak direkomendasikan untuk
dimiliki oleh siapa pun.
Bebepara poin penting dalam buku ini yang
wajib dibaca dan dapat dijadikan referensi
adalah: pertama, berkaitan
dengan Pelayanan Prima terhadap wisatawan/pengunjung destinasi wisata. Banyak
destinasi wisata yang gagal meraih jumlah wisatawan yang ditargetkan karena
tidak dapat memberikan pelayanan prima. Pelayanan dimaksud adalah mulai dari
kedatangan sampai keberangkatan wisatawan di destinasi wisata. Ketidakmampuan
memberikan pelayanan yang maksimal membuat wisatawan tidak akan kembali lagi (Repeat
Order) bahkan cenderung memberitakan kepada yang lain untuk tidak
berkunjung di destinasi wisata dimaksud, karena kecewa dengan pelayanan yang
tidak memuaskan, misalnya pemandu lokal yang etikanya buruk dan kompetensinya
rendah, dan masih banyak lagi kejadian-kejadian lain yang membuat wisatawan
enggan kembali. Untuk meningkatkan pelayanan yang prima dibutuhkan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang handal, dengan cara memberikan pelatihan dan pendidikan
kepada semua para pekerja di sektor industri pariwisata. Kedua, dalam buku ini menyampaikan bagaimana memenuhi kebutuhan dan
keinginanan wisatawan (need and want of tourist). Banyak destinasi
wisata yang tidak mamahami tentang kebutuhan wisatawan, masih ada objek wisata
yang tidak tersedia makanan dan minuman, toilet yang bersih dan standar, serta
keinginan para pengunjung/wisatawan untuk berfoto atau pun selfie di
titik-titik tertentu yang telah diolah dengan baik. Ketiga, sebuah Destinasi Wisata yang baik mesti memahami karakter
setiap wisatawan, misalnya wisatawan dari Perancis lebih senang diajak bicara
atau dipandu dengan bahasa ibu mereka sendiri daripada berkomunikasi dengan
bahasa Inggris, sementara wisatawan Jepang lebih senang untuk bersantai di Cafe
untuk menikmati minuman kesukaaan mereka. Keempat,
sebuah destinasi wisata mampu tampil beda, ada keunikan yang dimiliki baik
keunikan secara alami maupun buatan. Salah satu keunikan yang nyata di sebuah
objek wisata di Pulau Nias adalah Desa Bawomataluo. Rumah adatnya yang berjejer
rapi, berdiri di atas ketinggian dari permukaan laut. Keunikannya lagi tiang
rumah adatnya yang terbuat dari kayu tidak menggunakan paku tetapi bisa tahan
hingga tiga ratusan tahun dan tahan gempa yang telah teruji gempa di Pulau Nias
tahun 2005. Sebagai budaya setempat lompat batu yang menjadi ikon dari desa
tersebut sehingga ini merupakan keunikan yang tidak dimiliki oleh destinasi
wisata lain. Kelima, Kehadiran buku
ini mengajak para pemangku kepentingan khususnya pemerintah baik daerah maupun
pusat untuk lebih serius menangani dan mengembangkan sektor pariwisata, sebab
pariwisata mampu dijadikan sebagai sumber pendapatan andalan jika dikelola
dengan baik. Tentu untuk mewujudkannya perlu sinergitas/kerjasama yang baik
antar semua pihak baik pemerintah, para pelaku usaha pariwisata, akademisi, masyarakat
itu sendiri, maupun media.
Akhir kata saya ucapkan selamat kepada Drs.
Manahati Zebua, M.Kes., M.M. atas terbitnya buku Bangun Pariwisata tetap
berkarya untuk pengembangan pariwisata, dan kepada pemerintah daerah di
Indonesia, khususnya di Kepulauan Nias untuk lebih serius dan fokus memajukan
destinasi wisata di Kepulauan Nais, sesuai arahan Bapak Presiden Republik
Indonesia Joko Widodo pada saat kunjungan kerja di Agustus 2016 mengatakan
bahwa salah satu potensi yang bagus dikembangkan di Kepulauan Nias ini adalah
Pariwisata. Marilah semua pihak bergandengan tangan untuk memajukan Pariwisata
yang mampu menopang perekonomian masyarakat Indonesia. Salam Pariwisata!
*Dosen mata
Kuliah Bisnis Pariwisata STIE Pembangunan Nasional, Nias, dan Ketua Pusat
Kajian Pengembangan Pariwisata & Budaya (PKP2B) STIE Pembangunan Nasional
Post a Comment for "Kata Pengantar Buku BANGUN PARIWISATA"