PARIWISATA
PADA dasarnya manusia itu
suka bepergian, minimal manusia bepergian untuk bekerja, bertani, berkebun,
berusaha, mengunjungi saudara di tempat yang jauh dan lain-lain, atau bahkan
pergi untuk memancing ikan di sungai atau di laut. Bisa juga bepergian yang agak
jauh di luar tempat kediaman untuk melakukan kegiatan berwisata, tentu banyak
hal yang akan disiapkan oleh yang mau bepergian untuk berwisata. Orang yang
bepergian wisata atau orang yang melakukan wisata (perjalanan) disebut
wisatawan, baik wisatawan nusantara (Wisnus) maupun wisatawan mancanegara
(Wisman).
Berkaitan dengan kegiatan
yang melakukan wisata ini, timbullah istilah yang biasa kita kenal yaitu
pariwisata. Apa itu pariwisata? Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan
wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah (UU RI No. 10 Th.
2009). Menurut Yoeti dalam Utama (2017), syarat suatu perjalanan disebut
sebagai perjalanan pariwisata, apabila: 1. Perjalanan dilakukan dari suatu
tempat ke tempat yang lain, di luar tempat kediaman orang tersebut biasa
tinggal; 2. Tujuan perjalanan semata-mata untuk bersenang-senang dan tidak
mencari nafkah di tempat atau negara yang dikunjunginya; dan 3. Semata-mata
sebagi konsumen di tempat yang dikunjungi.
Sebagai konsumen (wisatawan)
banyak kebutuhan yang perlu disiapkan. Beberapa hal yang disiapkan di tempat
yang akan dikunjungi wisatawan, sesuai kebutuhan orang yang melakukan kegiatan wisata,
seperti: 1. Transportasi menuju daerah tertentu yang nyaman seperti pesawat,
kapal laut, atau biro/agen perjalanan; 2. Tempat menginap (hotel) kalau
bermalam beberapa hari di daerah tersebut dengan tampilan pelayanan yang ramah
dan bersahabat, 3. Warung makan atau restoran khas daerah tersebut; 4. Berbagai
bentuk kerajinan lokal sebagai barang souvenir; dan 5. Ingin melihat tampilan
seni dan budaya dari daerah yang dikunjungi, atau ingin melihat hal-hal yang
unik dari daerah yang dijadikan sasaran kunjungan.
Sang wisatawan sangat
membutuhkan: 1. Berbagai informasi (brosur) dari berbagai destinasi wisata
(objek-objek wisata) untuk dikunjungi dan dinikmati; 2. Transportasi lokal; 3.
Pemandu wisata (guide) yang ramah; 4. Tempat berteduh yang nyaman dan
tempat makan yang bersih di destinasi wisata; 5. Kenyamanan lokasi; serta 6. Oleh
oleh yang bisa dibawa pulang setelah berwisata seperti kerajinan khas di daerah
tertentu.
Kegiatan bepergian
dari seorang manusia, mungkin sudah kodratnya sebagai manusia, sudah alamiah.
Manusia sudah diperintahkan Allah untuk mencari rezeki dengan berpeluh, artinya
bekerja keras. Karena itu manusia selalu bergerak dari satu tempat ke tempat
lain untuk mencari keindahan atau keunikan alam ciptaan Allah. Manusia sudah
memahami dan mengerti bahwa Allah lah yang menciptakan bumi, air, laut, dan
segala isinya. Dan manusia mestinya mensyukuri ciptaan Allah itu dengan
mengerjakannya dan mengolahnya serta menikmatinya.
Salah satu kegiatan
manusia untuk mensyukuri ciptaan Allah itu dengan menikmatinya. Melakukannya
dengan melihat tempat-tempat lain, atau yang biasa kita kenal berwisata. Kalau
diamati kebutuhan-kebutuhan orang yang melakukan kegiatan wisata, maka
wisatawan dengan sukarela banyak melakukan pengeluaran untuk memenuhi berbagai
kebutuhannya tersebut. Belanja para wisatawan menjadi sumber pendapatan bagi
pemilik transportasi, warung makan atau restoran, dan hotel. Belanja para
wisatawan merupakan sumber penghasilan bagi penjual kerajinan dan souvenir
lainnya, bagi pekerja seni dan budaya serta bagi guide.
Pemerintah daerah juga
akan memperoleh pendapatan dari beberapa sumber seperti penjualan tiket masuk destinasi
wisata, dan pajak dari para pengusaha (yang bergerak dalam bidang usaha
pariwisata - usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan
wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata). Pemerintah daerah juga bisa
mengakses berbagai program pembangunan berkaitan dengan kegiatan pariwisata
seperti pembangunan berbagai fasilitas publik, antara lain pembangunan
pelabuhan udara dan pelabuhan laut serta pada setiap destinasi wisata unggulan,
semestinya akan dibangun mandi cuci dan kakus (MCK), tempat parkir, tempat
istirahat/lesehan, pengadaan listrik/wi-fi, pengadaan perahu bagi wisatawan
yang mau bermain di laut, pengadaan alat penyelamatan di laut, pengadaan alat
untuk berburu, pengadaan alat bagi yang hobi mendaki gunung, pembangunan kolam
renang dan lain-lain.
Berkaitan dengan fasilitas
pariwisata, pemerintah daerah juga bisa menata fasilitas tersebut dengan
melakukan penyusunan master plan destinasi wisata,
pembangunan warung makan/restoran (produk kuliner lokal), penginapan
(hotel, home stay), pembangunan tempat penjualan
hasil-hasil kerajinan lokal, pembangunan tempat atraksi wisata lokal, dan
lain-lain. Pembangunan lain yang bisa dilakukan pemerintah daerah berkaitan
dengan pariwisata dapat berupa pembangunan aksesibiltas para wisatawan.
Pembangunan yang bisa dilakukan seperti pembangunan jalan-jalan dan jembatan
menuju tempat-tempat destinasi wisata. Selain itu, sepanjang jalan menuju tempat
wisata perlu dibangun tempat-tempat istirahat bagi Wisman dan Wisnus sekaligus
penyediaan tempat mandi cuci kakus (MCK), tempat parkir, pembangunan lokasi
penjualan kerajinan lokal dan lokasi kuliner lokal. Hal lain lagi yang bisa
diprogramkan pemerintah daerah sesuai kebutuhan para wisatawan yaitu
menyediakan angkutan lokal yang bisa memberikan kenyamanan dan keramahan bagi
para wisatawan.
Banyak hal yang disiapkan
oleh daerah berkaitan dengan kegiatan kunjungan wisatawan. Program pembangunan
yang bisa dilakukan pemerintah daerah, bisa berupa pembangunan desa wisata,
pembangunan desa digital, penyuluhan bagi masyarakat untuk sadar wisata,
pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang berkaitan dengan pariwisata,
pembangunan budaya baru dari pola pikir yang masih tradisional menjadi
kelompok-kelompok yang sadar wisata, pemberian berbagai pelatihan kepada
usaha-usaha yang berkaitan dengan kegiatan pariwisata, dan lain sebagainya.
Jadi kegiatan pariwisata itu
memiliki efek domino yang sangat luar biasa dan banyak. Selain peluang usaha
bagi masyarakat serta peluang program pembangunan bagi pemerintah daerah, juga
terbukanya berbagai lapangan pekerjaan bagi banyak orang. Seperti pekerja di
perhotelan, pekerja di biro dan agen perjalanan, pekerja di restoran atau warung
makan, pekerja sebagai guide (pemandu wisata), pekerja seni
dan budaya, pekerja di bidang kerajinan dan sebagainya. Selain dari itu,
terbuka juga berbagai banyak peluang usaha yang lain, baik dari masyarakat
setempat (sekitar destinasi wisata) maupun lokasi lain yang dibangun untuk
memberikan tempat istirahat bagi para wisatawan, sebagai dampak dari hasil
bertemunya banyak orang di wilayah pariwisata tersebut. Semakin banyak tempat
bertemunya orang-orang yang berwisata dengan orang-orang yang bertempat tinggal
di sekitar destinasi wisata, akan membuka berbagai peluang usaha bagi
masyarakat untuk menghadirkan berbagai pelayanan usaha mikro kecil menengah
(UMKM) dalam upaya memenuhi berbagai kebutuhan para wisatawan.
Kegiatan wisata yang
dilakukan manusia dari satu tempat ke tempat lain, tentu ada beberapa dampak di
wilayah yang dikunjungi. Dampak itu bisa bersifat positif seperti yang
diuraikan di atas, dan bisa juga bersifat negatif seperti kerusakan lingkungan,
terpengaruhnya budaya lokal secara tidak terkontrol, berkurangnya peran
masyarakat setempat dan persaingan bisnis yang mulai mengancam lingkungan,
budaya dan ekonomi masyarakat setempat. Untuk itu tentu pemerintah daerah tidak
tinggal diam. Tentu pemerintah daerah akan menaruh perhatian besar pada bidang
ekowisata. Ekowisata atau ekoturisme merupakan salah satu kegiatan pariwisata
yang berwawasan lingkungan (pariwisata lingkungan) dengan mengutamakan aspek
konversi alam, aspek pemberdayaan sosial budaya ekonomi masyarakat lokal serta
aspek pembelajaran dan pendidikan.
Apabila pemerintah daerah
berupaya keras membangun dan mengembangkan pariwisata di daerahnya, tentu
jauh-jauh hari sudah menciptakan hal-hal yang mendukung kegiatan pariwisata
itu. Pembangunan dan pengembangan pariwisata hendaknya diusahakan menjadi
berbasis lingkungan yang sehat dan nyaman, sehingga alam itu menjadi
terpelihara, pemberdayaan serta pemeliharaan seni dan budaya yang telah
berkembang lama di daerah destinasi wisata, serta diarahkan pada terciptanya
pembelajaran yang positif bagi masyarakat berkaitan dengan pengelolaan yang
baik terhadap kegiatan wisata. Kalau sudah mengetahui lokasi musuh tentu kita
juga menyiapkan diri sebaik-baiknya untuk melakukan penyerangan terhadap musuh,
agar kita mendapatkan kemenangan dalam peperangan. Janganlah biarkan musuh
menyerang duluan tetapi lakukan penyerangan terlebih dahulu untuk mendapatkan
kemenangan.
Bila sudah mengetahui
terlebih dahulu berbagai dampak negatif dalam membangun dan mengembangkan
pariwisata, tentu diusahakan pada pengembangannya akan banyak memperoleh
peluang yang positif. Di dunia ini selalu ada sisi negatif dan juga sisi
positif, dan manusia yang memiliki akal sehat sebagai anugerah Tuhan, tentu
akan memperbanyak pelaksanaan sisi positif ketimbang sisi negatif. Karena itu,
berusahalah dalam bingkai sebagai wira usahawan.
Daftar pustaka
Utama, I Gusti Bagus Rai, 2017.
Pemasaran Pariwisata. Yogyakarta: Andi
UU RI No. 10 Th. 2009 tentang
Kepariwisataan
Post a Comment for " PARIWISATA"