Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BADAN USAHA SUMBER PAD

                                                                                 Sumber: Harianjogja.com

Badan usaha adalah kesatuan hukum, teknis, dan ekonomi yang bertujuan mencari laba atau keuntungan (Wikipedia). Badan usaha merupakan kesatuan yuridis (hukum) yang menggunakan modal dan tenaga kerja guna mencari sejumlah keuntungan melalui produk dan jasa yang dihasilkan. Badan usaha yang sudah terkenal di Indonesia, yaitu badan usaha milik negara (BUMN), badan usaha milik swasta (BUMS), dan badan usaha milik daerah (BUMD).

Kalau di daerah, apa ya potensi daerah yang bisa dijadikan sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD)? Pendapatan Asli Daerah (PAD) yaitu pendapatan yang diperoleh daerah, yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai peraturan perundang-undangan. Tujuannya adalah memberikan kewenangan kepada Pemerintah Daerah (Pemda) untuk mendanai pelaksanaan otonomi daerah sesuai dengan potensi daerah, sebagai perwujudan desentralisasi (Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Kementerian Keuangan).

Potensi daerah yang bisa menangani destinasi wisata di daerah dengan baik, diharapkan bisa dijadikan produk pariwisata. Produk pariwisata merupakan sebuah produk jasa yang bersifat tidak berwujud tapi manfaatnya dapat dirasakan. Para wisatawan yang datang dan berkunjung di destinasi wisata, tentu manfaat yang dirasakan banyak, seperti dapat bercengkrama dengan anggota keluarga, mendapatkan kesegaran kembali, dan bisa bercerita kepada teman teman yang lain, mendapatkan kuliner khas daerah, serta mendapatkan kerajinan khas daerah di lingkungan destinasi wisata.

Pemerintah Daerah

Selama ini Pemerintah Daerah (Pemda) sudah memiliki banyak sumber pembangunan daerah, yang digelontorkan Pemerintah Pusat. Ada dana Desa, dana alokasi umum (DAU), dana alokasi khusus (DAK), dana bagi hasil (DBH) sumber daya alam, bantuan operasional sekolah (BOS), dana insentif daerah, dan lain lain. Semua dana yang disediakan pusat untuk daerah, tentu belum cukup untuk mensejahterakan masyarakat di daerah. Bahkan ada beberapa daerah yang mendapatkan dana dari pusat, sekitar 50-70 persennya hanya untuk membiayai gaji dan upah pegawai yang ada di daerah. Tentu dengan biaya pegawai di daerah yang sudah cukup besar tersebut, Pemda akan mengalami kesulitan untuk membangun masyarakat daerahnya menjadi masyarakat yang hidupnya menjadi lebih baik.

 

Jiwa Wirausaha

Apabila sebuah daerah mengalami banyak kesulitan di dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakatnya, tentu sang Pemimpin mengeluarkan senjatanya yaitu menghidupkan inisiatif dan kreativitasnya di dalam membangun dan meningkatkan taraf hidup masyarakatnya. Pemimpin harus berusaha keras untuk melihat dan memotret potensi daerahnya, selagi menjadi Pemimpin di daerah. Untuk diketahui bahwa Kepemimpinan itu merupakan suatu upaya untuk menggunakan jenis pengaruh, bukan berupa paksaan untuk memotivasi orang-orang dalam organisasi, untuk mencapai tujuan sesuai yang telah digariskan dalam Visi dan Misi Pemimpin. Sebagai orang yang telah dipercaya masyarakat untuk menjadi seorang Pemimpin, maka di dalam melaksanakan tugas sehari-hari akan mengerjakan pekerjaannya sebagai seorang Pemimpin, ditambah lagi dengan penerapan gaya kepemimpinan yang berjiwa wirausahawan. Mereka yang sudah menjadi Pemimpin itu, seyogyanya memiliki jiwa kepemimpinan serta jiwa dan watak yang mampu menggerakkan dan menumbuhkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui bimbingan, arahan dan dorongan untuk bekerjasama secara efektif dalam upaya untuk mencapai tujuan bersama (Sunyoto, 2013).

Apa itu Pemimpin yang yang berjiwa wirausaha? Pemimpin yang berjiwa wirausaha adalah mereka yang memikirkan mengenai hal-hal:

1.    Memikirkan peluang yang dapat dimanfaatkan

2.    Menemukan apa saja yang menjadi kebutuhan pasar

3.    Mampu memanfaatkan sumber daya yang dimiliki

4.    Memahami proses yang mungkin dipengaruhi lingkungan

5.    Melakukan inovasi

6.    Memulai usaha baru

7.    Menciptakan kesempatan kerja

8.    Meningkatkan kesejahteraan

9.    Memiliki ide-ide dan impian

10. Sanggup memproses pengembangan gagasan baru menjadi realita dan mampu mengembangkan modal sosial, dengan memanfaatkan hubungan di jejaring keluarga dan pertemanan

11. Mengembangkan kapasitasnya berwirausaha, sehingga semakin besar peluang usaha yang dapat dikelola dan dimanfaatkan

Selain beberapa pemahaman mengenai wirausaha seperti yang diutarakan di atas, perlu dipahami juga bahwa wirausaha itu berkaitan erat dengan berbagai hal, seperti mengandalkan kreativitas, ketekunan, kerja keras, keberanian, disiplin, modal intelektual, dan kecerdasan emosional lainnya (Harefa, 2006). Sebuah kreativitas merupakan suatu kemampuan yang dimiliki untuk dapat membawa sesuatu yang baru (the ability to bring something new into existence) pada pengelolaan organisasi yang dipimpin, produksi (hasil yang diwujudkan) BUMD-nya, dan pemasarannya di masa yang akan datang.

Sebagai contoh dalam hal kreativitas, kita bisa memberi gambaran yang lebih jelas mengenai hal-hal yang berkaitan dengan kreativitas, yang bentuknya merupakan:

1.    Sebuah organisasi baru

2.    Pandangan baru tentang pasar

3.    Nilai nilai dan budaya organisasi baru

4.    Sistem manajemen baru

5.    Proses proses baru dari produk jasa pariwisata/kesehatan

6.    Produk produk dan jasa jasa baru

7.    Cara cara baru dalam mengelola sesuatu

8.    Cara cara baru dalam mengambil keputusan

 

Bangunlah BUMD

Berdasarkan kehadiran inisiatif dan kreativitas dari seorang Pemimpin, agar daerahnya bisa mengalami kemajuan dan masyarakatnya semakin meningkat taraf hidupnya, tentu memikirkan potensi daerahnya yang dapat memberikan sumber dana baru untuk bisa mempercepat pembangunan dan pengembangan daerah yang dipimpin. Nah . . untuk mewujudkan sumber dana baru bagi daerahnya, dirikanlah BUMD yang berbasis pada potensi yang sudah dimiliki daerahnya. Apa ya potensi daerahnya yang bisa dijadikan BUMD?

Apabila potensi daerahnya, tampaknya lebih banyak pada sektor pariwisata, yang bisa mendatangkan wisatawan nusantara (Wisnus) dan wisatawan mancanegara (Wisman) untuk berkunjung dan mengagumi destinasi wisata yang dimiliki daerah, tangkaplah itu. Jadikanlah destinasi wisata yang sudah tersebar di daerah, untuk dijadikan BUMD.

Sebagai BUMD yang mau hidup dari sektor pariwisata, tentu destinasi wisata yang terdapat di daerah, merupakan produk pariwisata. Produk pariwisata merupakan sebuah produk jasa yang bersifat tidak berwujud tapi manfaatnya dapat dirasakan oleh wisatawan yang mengunjungi destinasi wisata yang dimiliki. Destinasi wisata yang merupakan sebuah produk pariwisata, harus ditangani dengan baik dan menarik, serta dikelola dengan sungguh sungguh, supaya mampu mendatangkan banyak wisatawan.

Berbagai hal yang dapat memenuhi kebutuhan manusia itu, disebut ‘Produk’. Menurut Kotler (2002), produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar, untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan pelanggan (pengguna). Dari pemahaman ini dapat dijelaskan bahwa ada 3 (tiga) hal yang dianggap penting berkaitan dengan penyebutan suatu produk, yaitu: 1. Produk, sesuatu yang dapat ditawarkan untuk memuaskan kebutuhan (need) dan keinginan (want) customer (wisatawan); 2. Produk, terdiri atas barang, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, kepemilikan, organisasi, informasi, dan ide; dan 3. Produk mampu memberikan nilai dan manfaat bagi customers.

Pengertian produk yang hampir sama dikemukakan juga oleh Supriyanto dan Ernawaty (2010), produk adalah sesuatu yang ditawarkan kepada orang lain (pasar) untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagai sesuatu yang ditawarkan berarti produk itu ‘harus’ termasuk dalam kategori ‘baik’ dan berkualitas. Produk yang dihasilkan/diproduksi tersebut, harus diupayakan dapat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan manusia pengguna ataupun organisasi.

Sejalan dengan pemahaman produk seperti yang dikemukakan di atas, maka produk itu merupakan segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia atau masyarakat (Gitosudarmo, 2008). Dengan demikian, pelanggan/wisatawan yang menggunakan sebuah produk pariwisata diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya, dapat merasa puas atas produk tersebut. Sekaligus produk yang digunakan pelanggan itu dapat memberikan nilai dan manfaat bagi pelanggan.      

 

Sumber Utama PAD

Apakah mau tahu pendapatan asli daerah (PAD) kabupaten Gunungkidul di sektor pariwisata? Untuk tahun 2021 mendapatkan PAD sebesar Rp. 1,2 milyar, pada hal posisi Indonesia masih dalam situasi pandemi. Untuk tahun 2022 Kabupaten Gunungkidul memperoleh PAD di sektor pariwisata yang jauh lebih besar sekitar Rp. 21 milyar, yang diperoleh dari retribusi tempat rekreasi yang dikelola Pemerintah. Wow . . besar sekali PAD-nya ya dari sektor pariwisata.

Itulah hebatnya pariwisata, semua orang bisa menjadi wisatawan dan calon wisatawan. Mereka bisa berkunjung pada tempat tempat atau destinasi wisata yang diinginkan keluarga besarnya, untuk melakukan rekreasi ke tempat yang digemari. Pada zaman sekarang orang orang suka bertamasya, baik dilakukan sendiri oleh satu keluarga, dilaksanakan oleh sekolah dalam upaya untuk menyelenggaraka tour kepada siswanya sekaligus membuat karya tulis terhadap destinasi wisata yang dikunjungi, dilaksanakan oleh perkumpulan bapak-bapak atau ibu ibu,  dan/atau oleh instansi yang melaksanakan rekreasi bagi karyawannya.

Untuk mendisain dan memoles destinasi wisata dan/atau mendatangkan para wisatawan merupakan tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) dari kepala dan staf dari organisasi perangkat daerah (OPD) Pariwisata. Merekalah yang memanajemeni destinasi wisata di daerah yang unik dan menarik bagi wisatawan, merekalah yang mendatangkan wisatawan di daerah, dan merekalah yang memasarkan destinasi wisata yang bertebaran di daerah, untuk membuat para wisatawan mudah melakukan perjalanan ke destinasi wisata, serta bisa menikmatinya dengan baik dan berkesan.

 

Daftar pustaka

1.    Gitosudarmo, I., 2008. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE

2.    Harefa, A., 2006. Berwirausaha dari Nol: Kiat Sukses dengan Modal Seadanya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

3.    Kotler, P., 2002. Manajemen Pemasaran. Jakarta: Prenhallindo

4.    Sunyoto, D., 2013. Kewirausahaan Untuk Kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika

5.    Supriyanto dan Ernawaty, 2010. Pemasaran Industri Jasa Kesehatan. Yogyakarta: Andi

 

Post a Comment for "BADAN USAHA SUMBER PAD"