Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

HIDUPKAN POTENSI DAERAH

Peran Kada Menghidupkan Potensi Daerah

Kepala Daerah (Kada) yang sudah terpilih menjadi Pemimpin sebuah daerah, tentu akan berusaha untuk memanajemeni potensi daerah tersebut, termasuk sumber daya manusia (SDM) yang berkarya di pemerintahan daerah. Untuk memanajemeni potensi daerah yang sudah menjadi keinginan Kada, yang disampaikan pada waktu pemaparan Visi dan Misi Kada yang sudah dipahami oleh masyarakat, tentu memulainya dengan menjalankan fungsi fungsi manajemen, seperti yang sudah disampaikan oleh Abeng (2006), yaitu: 1. Perencanaan; 2. Pengorganisasian; 3. Pemimpinan; dan 4. Pengendalian. Walaupun maket manajemen hanya terdiri dari 4 (empat) fungsi saja, namun dalam pelaksanaannya membutuhkan konsentrasi penuh untuk dapat menjalankannya dengan baik.

Nah . . pada waktu Kada mau menjalankan manajemen di pemerintahan daerah, tentu dimulai dari kegiatan perencanaan, dalam upaya untuk menghidupkan potensi daerah yang dimaksud, umpamanya daerahnya berpotensi di bidang pariwisata. Setiap daerah tentu memiliki berbagai potensi daerah yang sudah tersedia. Potensi daerah bisa saja memiliki lebih 10 (sepuluh) potensi daerah yang sudah diketahui Kada sebelum mendeklarasikan diri menjadi calon Kada, dan sekarang telah terpilih menjadi Kada di daerah tersebut. Untuk menjalankan manajemen tersebut, perlu mendalami dan melaksanakan fungsi-fungsi manajemen tersebut, sebagai berikut:

1.    Perencanaan

Perencanaan adalah proses manajerial untuk pengembangan dan pemeliharaan kesesuaian strategis antara tujuan organisasi dan sumber daya serta perubahan peluang dalam pasar (Kotler dan Andreas dalam Ayuningtyas, 2013). Dengan demikian, perencanaan yang bakal dilakukan di daerah, dalam upaya mewujudkan kemampuan untuk: 1. Menciptakan masa depan daerah yang gemilang; 2. Dalam jangka panjang; 3. Berpikir stratejik; 4. Sasaran stratejik ditetapkan dengan konsensus; 5. Review atas kemajuan; 6. Menyediakan insentif untuk menempuh langkah stratejik; dan 7. Menciptakan sistem penilaian untuk membangun masa depan.

Apa saja yang tergolong dalam perencanaan potensi daerah yang dikehendaki oleh Kada? Ada beberapa hal yang perlu direncanakan, seperti: 1. Seberapa banyak destinasi wisata yang akan ditawarkan pada periode waktu tertentu; 2. Memperkirakan jumlah wisatawan yang harus dilayani pada waktu tertarik mengunjungi destinasi wisata; 3. Merencanakan berbagai kebutuhan yang dapat digunakan dan dinikmati wisatawan di destinasi wisata; 4. Mengatur tugas pokok dan fungsi (Tupoksi) para Kepala organisasi perangkat daerah (OPD); 5. Menyusun anggaran hasil dan biaya yang dibutuhkan OPD; 6. Membuat rencana kebijakan yang memperlancar tugas pelayanan; dan 7. Membuat prosedur pelayanan yang berkualitas. Sementara itu, Abeng (2006) menjelaskan bahwa kegiatan perencanaan itu meliputi beberapa hal, sebagai berikut: 1. Membuat perkiraan; 2. Menetapkan tujuan/sasaran; 3. Menyusun strategi; 4. Membuat penugasan; 5. Menyusun penjadwalan; 6. Menyusun anggaran; 7. Membuat kebijakan; dan 8. Membuat prosedur. Hal-hal yang disebutkan di atas merupakan Tupoksi dari seorang Kada, sebagai upaya untuk mewujudkan tercapainya Visi dan Misi sang Kepala Daerah (Kada). Selanjutnya Kada mewadahi rencana rencana yang perlu dilaksanakan, dalam upaya membangun, mendisain, dan mempercantik destinasi wisata itu, termasuk prasarana dan sarana yang disediakan, supaya wisawatan tergugah dan berkenan mengunjungi destinasi wisata tersebut.

Apabila perencanaan dihubungkan dengan rentang waktu perencanaan, terdapat beberapa perencanaan, yaitu 1. Rencana yang berkelanjutan, yaitu rencana yang sedang berjalan dan tetap berlaku sampai ada perubahan, contoh: pengembangan kualitas SDM yang melayani kebutuhan wisatawan; 2. Rencana yang dibatasi waktu, yaitu rencana yang akan diselesaikan dalam 1 (satu) periode waktu tertentu, contoh rencana kerja tahunan/budget; 3. Rencana jangka panjang, yaitu rencana yang memproyeksikan masa depan dan menggambarkan hasil akhir yang diinginkan (5-10 tahun); dan 4. Rencana jangka pendek, yaitu rencana kerja yang perlu dilakukan segera dalam waktu singkat ke depan, contoh rencana dalam waktu 1 (satu) atau beberapa bulan (Abeng, 2006).

 

2.    Pengorganisasian

Organisasi adalah suatu kesatuan atau susunan yang terdiri atas orang orang dalam perkumpulan untuk mencapai tujuan bersama (KBBI), contoh pemerintah daerah. Dengan demikian, struktur organisasi dari sebuah organisasi pemerintah daerah harus dibuat, untuk menempatkan dan dihuni sumber daya manusia (SDM) menurut kompetensi yang dimiliki. Seluruh SDM organisasi diharapkan mampu melaksanakan pekerjaan yang telah direncanakan, serta dapat mewujudkan pekerjaan tersebut dalam waktu yang secepat cepatnya.

Pada dasarnya prinsip yang dianut pada pembuatan struktur organisasi pemerintah daerah adalah memahami dan mendalami betul mengenai potensi daerah apa saja yang akan dibangun dan dikembangkan oleh Kada kepada masyarakat di wilayah itu, dan bagaimana menawarkan atau memasarkan potensi daerah kepada masyarakat yang bertempat tinggal di luar daerah. Tujuannya ya agar masyarakat tergerak hatinya untuk memanfaatkan potensi daerah yang sudah dibangun dan dihidupkan oleh Kada. Untuk itulah setiap Kada sudah memiliki lebih dahulu mengenai Visi dan Misi, dan berusaha membuat perencanaan yang baik terhadap potensi daerah yang mau dikerjakan Kada, baru disusul pembuatan struktur organisasi dalam upaya untuk memperlancar pelaksanaan rencana kerja dari seorang Kada. Umpamanya, struktur organisasi OPD Pariwisata, perlu direkayasa supaya OPD Pariwisata berkinerja, dalam upaya mendatangkan banyak wisatawan di daerah.

Mantan Menparekraf 2014-2019 yaitu Dr. Ir. Arief Yahya, M.Sc. mengatakan bahwa untuk membangun pariwisata secara berkesinambungan dan berhasil di Indonesia, yang perlu kita lakukan untuk dikerjakan, yaitu menangani perihal: 1. Customer management; 2. Product management; dan 3. Marketing management. Customer management perlu dilakukan dengan lebih optimal, karena customer itu bagaikan darah yang harus terus mengalir di tubuh OPD Pariwisata, supaya bisa memperoleh kelangsungan hidup pariwisata dari destinasi wisata yang telah diberi nilai yang unik, sehingga mampu mendatangkan para wisatawan untuk melihat, menikmati, dan merasakan destinasi wisata tersebut. Wisatawan sebagai customer pariwisata harus dipelajari perihal budaya dan karakter wisatawan, dan sebarannya. Bagaimana cara melakukan manajemen terhadap wisatawan tersebut? Silahkan ikuti tulisan saya yang diberi judul “manajemen wisatawan”.  

Untuk manajemen produk wisata (destinasi wisata), dimaksudkan agar mau menyiapkan dan memoles destinasi wisata yang memiliki nilai yang unik, sehingga dapat menunjukkan tampilan yang menarik dan mempesona. Destinasi wisata yang mempesona itu, akan mampu menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk didatangi dan/atau dikunjungi. Kedatangan para wisatawan inilah yang diharapkan OPD Pariwisata dan daerah, supaya dapat menumbuhkan jiwa wirausaha bagi pengusaha UMKM di daerah, sekaligus dapat melestarikan lingkungan hidup dan budaya masyarakat setempat di daerah. Untuk mendalami mengenai destinasi wisata, silahkan ikuti tulisan saya yang diberi judul “manajemen produk wisata”. Selanjutnya, pada manajemen pemasaran produk wisata (destinasi wisata) merupakan usaha yang dilakukan untuk menawarkan destinasi wisata itu kepada berbagai pihak, agar mau mengunjungi destinasi wisata yang sudah disiapkan daerah. Berbagai kegiatan yang dilakukan untuk menawarkan destinasi wisata itu kepada para calon wisatawan, silahkan ikuti tulisan saya yang diberi judul “manajemen pemasaran produk wisata” di blog pribadi, https://manahatizebua.blogspot.com  

Untuk menjalankan pengorganisasian pada sebuah organisasi pemerintah daerah, diperlukan beberapa kegiatan seperti yang dijelaskan oleh Abeng (2006), yaitu: 1. Mengidentifikasi kegiatan utama yang diperlukan untuk meraih Misi (contoh potensi wisata). Dalam tahap ini, seorang Kada belum memikirkan tentang siapa yang harus melaksanakan kegiatan (defining work); 2. Mendesain struktur organisasi sehingga setiap orang dapat berkontribusi untuk mewujudkan berhasilnya Misi organisasi. Dalam kegiatan ini seorang Kada harus dapat menjawab pertanyaan bagaimana mendisain struktur organisasi, agar dapat mewujudkan keberhasilan Misi dan tujuan organisasi (grouping work); 3. Mengalokasikan kegiatan sehingga orang orang dapat meraih sasaran OPD masing masing. Pada kegiatan ini, sebaiknya membagi bagi tugas lebih dahulu, baru mencari orang (assigning work); dan 4. Memadukan antara pekerjaan satu dan yang lain, agar proses kerja dapat berjalan mulus. Pada kegiatan mengintegrasikan pekerjaan, yang paling penting adalah koordinasi, agar tidak terjadi tumpang-tindih atau justru adanya fungsi yang terlalaikan (integrating work).

Untuk mewujudkan pelaksanaan perencanaan yang berhasil, diperlukan kegiatan pembuatan struktur organisasi yang relevan, atau pembentukan tim kerja agar SDM memahami tugas dan tanggung jawabnya. Tugas SDM tersebut bisa sebagai Kepala OPD, Bagian/Seksi dan/atau Urusan atau sebagai Staf pada organisasi yang telah dibuat strukturnya tersebut. Tujuannya agar terjadi pembagian tugas dan tanggung jawab antar SDM dengan baik, sehingga masing masing SDM mendapatkan suatu keberhasilan atau kinerja atas pekerjaan yang dilaksanakan (assigning work) sesuai tugas dan tanggung jawab masing masing SDM.

Pada pengorganisasian ini, bisa diberikan contoh lain agar memudahkan pemahaman pada struktur organisasi yang mungkin diperlukan. Ada seorang Teman yang mengatakan bahwa organisasi itu tidak begitu penting, yang penting SDM ditempatkan dan bekerja. Apakah pendapat ini sudah benar? Atas dasar informasi ini, lalu penulis memberi contoh kegiatan kalau Pemimpin merestui kegiatan rekreasi (tamasya) kepada SDM-nya di sebuah daerah yang disukai oleh karyawannya. Apa kegiatan yang akan dilakukan Pemimpin selanjutnya, agar rekreasi karyawan ini dapat berjalan lancar dan dapat dinikmati bersama? Sebagai Pemimpin yang berkehendak untuk merealisasikan rekreasi bagi karyawannya, mengadakan rapat bersama. Ternyata di dalam rapat itu terpilih Ketua, sekretaris, bendahara, seksi konsumsi, seksi transportasi, seksi akomodasi, seksi dokumentasi, dan seksi keamanan.

Tugas Ketua adalah sebagai pemimpin pada acara rekreasi karyawan tersebut, Sekretaris yang mengurus surat-surat yang diperlukan, Bendahara yang menangani keuangan, seksi konsumsi yang mengurus konsumsi yang dibutuhkan, seksi transportasi yang mengurus kendaraan yang digunakan, seksi akomodasi yang mengurus tempat penginapan, seksi dokumentasi yang mengurus foto kenangan, dan seksi keamanan yang mengurus keamanan di perjalanan dan di tempat tujuan.

Hanya untuk menyelenggarakan rekreasi karyawan saja dibutuhkan sebuah organisasi, agar rekreasi itu dapat berjalan dengan baik. Jadi, setelah ada perencanaan yaitu kegiatan rekreasi bagi karyawan, lalu dibuatkan sebuah organisasi atau sering disebut panitia rekreasi karyawan untuk mengurus dan membuat rekreasi karyawan berhasil baik. Apa perlunya organisasi? Supaya kegiatan rekreasi karyawan dapat berjalan lancar, tanpa terjadinya hambatan dalam pelaksanaan. Jadi, organisasi itu adalah sebuah wadah yang sistematis bagi beberapa orang, yang memiliki dan mau meraih tujuan bersama.

 Demikianlah pemahaman pada bidang manajemen pengorganisasian dalam sebuah organisasi. Besar kecilnya struktur organisasi sebuah organisasi pemerintah daerah, seharusnya dapat disesuaikan menurut kebutuhan organisasi tersebut. Perlu diingat bahwa organisasi itu merupakan infrastruktur atau sarana yang harus dimiliki oleh badan usaha atau lembaga apa pun, agar sasaran yang ingin dicapai dapat dilaksanakan melalui satu struktur yang jelas (Abeng, 2006). Filosofi sebuah organisasi, yaitu “Kaya Fungsi Miskin Struktur”. Artinya, fungsi SDM yang diperkaya sesuai kompetensi yang dimiliki SDM, dan bukan tempat untuk memperbanyak jabatan atau eselonisasi di pemerintahan daerah.

 

3.    Pemimpinan

Pemimpinan merupakan pelaksanaan tugas dari seorang Pemimpin. Pemimpin sebagai Kada harus bisa me-manage (doing things right) semua tugas dan tanggung jawabnya sebagai Kada. Fungsi dari Pemimpinan itu terdiri dari 5 (lima) aktivitas, yaitu: 1. Memotivasi; 2. Berkomunikasi; 3. Mengambil keputusan; 4. Mengembangkan orang; dan 5. Memilih orang (Abeng, 2006). Untuk mendukung kegiatan ini, seorang Pemimpin memiliki fungsi kepemimpinan seperti: 1. Memandu; 2. Menuntun; 3. Membimbing; 4. Membangun; 5. Memberi atau membangunkan motivasi kerja; 6. Mengemudikan organisasi dan menjaring jaringan komunikasi; dan 7. Membawa pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju dengan ketentuan waktu dan perencanaan (Setiabudi, 2012). Artinya, membawa seluruh atau beberapa OPD dan SDM-nya untuk bekerjasama mewujudkan destinasi wisata yang unik dan menarik.

Selanjutnya Setiabudi memaparkan bahwa Pemimpin adalah seorang yang dapat mempengaruhi orang lain untuk bekerja dalam mencapai suatu tujuan, dengan menerapkan ciri kepemimpinannya seperti: 1. Nilai; 2. Konsep diri; 3. Karakter; serta 4. Pengetahuan dan keahlian kepemimpinan. Keahlian bisa diartikan bahwa Pemimpin memiliki kemampuan sebagai penentu arah, agen perubahan, juru bicara, dan pelatih di dalam memajukan keberhasilaan pencapaian Visi dan Misi Kada.

Untuk menjalankan tugas sebagai Pemimpin tentu harus memiliki knowledge management. Knowledge management adalah suatu usaha yang dilakukan oleh Kada untuk membangkitkan kreasi, komunikasi, dan mengeksploitasi berbagai pengetahuan sebagai suatu modal bagi pemerintah daerah (Puspitorini, 2012).

Strategi yang diperlukan untuk melaksanakan knowledge management yaitu melalui pembagian pengetahuan Pemimpin dengan yang dipimpin seperti kontak person to person dan komunikasi informasi maupun ide. Penyebarannya bisa dilakukan lewat pertemuan tatap muka atau rapat, media sosial yang ditangani secara internal, bahkan bisa melakukan obrolan ringan dengan staf yang dipimpin.

 

4.    Pengendalian   

Menurut Abeng (2006) pengendalian melibatkan upaya untuk mengatur pekerjaan yang sedang berjalan, sekaligus mengevaluasi hasilnya. Artinya, pada suatu pekerjaan yang sedang berjalan, dapat melakukan perbaikan atau koreksi seperlunya, sehingga dapat mewujudkan keberhasilan dari sebuah perencanaan. Pengendalian merupakan fungsi manajemen yang membantu untuk memeriksa kesalahan serta mengambil tindakan korektif. Hal ini dilakukan untuk meminimalkan penyimpangan dari standar dan memastikan bahwa tujuan organisasi yang ditetapkan tercapai dengan cara yang diinginkan (Wikipedia). Jadi, pengendalian merupakan bagian dari sistematika manajemen pelaksanaan sebuah pekerjaan.

Pada pelaksanaan pengendalian, ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dan didalami, karena merupakan basis dan fondasi dalam melakukan pengendalian, supaya hasil menjadi lebih baik. Adapun prinsip-prinsip dari pengendalian, terdiri dari: 1. Point of control, yaitu potensial pengawasan cenderung berada pada titik di mana kegiatan berlangsung; 2. Self control, yaitu pengendalian sendiri cenderung menjadi bentuk pengendalian yang paling efektif; dan 3. Personal control, yaitu tergantung dari standar yang disepakati dan membutuhkan metode penilaian kegiatan dan hasil-hasilnya oleh mereka yang melaksanakan pekerjaan sendiri (Abeng, 2006).  

Mengapa perlu melakukan pengendalian terhadap perencanaan sebuah program kerja yang dijalankan di pemerintah daerah? Karena kegiatan pengendalian yang dilakukan, merupakan sebuah upaya untuk mengatur pekerjaan yang sedang berjalan, sekaligus mengevaluasi hasilnya. Pengendalian yang dilakukan tentu berdasarkan perencanaan yang sudah dirumuskan sebelumnya. Adapun kegiatan kegiatan  yang dilakukan dalam proses pengendalian, yaitu: 1. Menetapkan standar kinerja pemerintah daerah, yaitu peristiwa atau kriteria apa yang dapat memberikan bukti yang menunjukkan bahwa pekerjaan telah diselesaikan sesuai dengan tingkat kepuasan yang diinginkan; 2. Pengukuran kinerja pemerintah daerah, yaitu informasi apa saja yang dibutuhkan untuk membandingkan kinerja aktual dengan standar yang ditetapkan; 3. Evaluasi kinerja, yaitu bagaimana kinerja aktual diukur dengan standar yang menghasilkan perbedaan; dan 4. Koreksi dan perbaikan kinerja, yaitu apa yang harus dilakukan agar hasil pekerjaan itu dapat ditingkatkan menjadi lebih baik (Abeng, 2006).

Dukungan Para Kepala OPD

Sebuah semangat bersama antar OPD untuk berusaha mendukung dan menghasilkan kinerja yang memberikan hasil kerja yang bermaanfaat atas potensi daerah yang mau dimajukan oleh Kada. Potensi daerah yang hanya dibiarkan seperti apa adanya, ternyata ditangan Kada yang berusaha memberdayakan potensi daerah, dapat memberikan banyak manfaat kepada masyarakat. Seluruh Kepala OPD yang sudah dipilih dalam jabatan yang ada di daerah, harus mau bekerjasama dan/atau bergotong royong untuk memajukan potensi daerah yang telah menjadi komitmen Kada untuk memajukan dan mengembangkan potensi daerah.

Setiap dana yang telah disetujui kepada masing-masing Kepala OPD, harus dikelola dengan baik dan transparan, serta diarahkan pada upaya bersama untuk memajukan potensi daerah menurut Tupoksi Kepala OPD di daerah. Apabila hal ini bisa didorong oleh Kada, serta diupayakan oleh Kepala OPD sesuai Tupoksinya, untuk memajukan dan mengembangkan potensi daerahnya, seperti destinasi wisata-niscaya pemajuan potensi daerah akan memberikan dampak ekonomi pada masyarakat dan cepat memberi kemajuan pada daerah yang dipimpin oleh Kada.

 

Bermanfaat Kepada Masyarakat

Sebagai potensi daerah yang menjadi prioritas Kada untuk memberikan kemajuan dan pengembangan pada potensi daerah, pada akhirnya akan memajukan sosial ekonomi masyarakat sebuah daerah. Mengapa hal ini bisa membawa berkat kepada masyarakat di daerah? Karena masyarakat di daerah itu sudah mengetahui perihal potensi daerahnya, bahkan sudah menggelutinya. Artinya, potensi daerah itu sudah dapat dijalankan bahkan dikembangkan secara perlahan oleh masyarakat, sehingga pada waktu ada dorongan dari Kada beserta SDM pemerintah daerah, seakan sudah searah dengan keinginan dan harapan dari masyarakat daerah itu.

Selama masyarakat menaruh harapan atas terrealisirnya pembangunan dan pengembangan potensi dari daerah itu, pada umumnya akan mendapat dukungan dari masyarakat, karena sudah sesuai dengan kondisi geografis dari daerah itu. Inilah kondisi psikologi dan harapan dari masyarakat kepada pemerintah daerah, bahwa apabila program kerja dari Kada mampu mewujudkan terrealisasinya keberhasilan pada Visi dan Misi Kada, serta didukung penuh oleh aparatur yang berkarya di pemerintah daerah, dipastikan Kada akan sukses dalam memimpin sebuah daerah yang telah menjadi tanggung jawab Kada untuk memajukan ekonomi di daerah tersebut.

Pada akhirnya Kada dapat memberikan legacy kepada masyarakat bahwa Kada telah berhasil membawa masyarakat menjadi lebih maju dari sebelumnya, bahkan potensi daerah itu mengalami kehidupan yang lebih layak, dan maju serta bermanfaat kepada masyarakatnya. Dengan kondisi seperti ini, dapat dipastikan bahwa masyarakat tidak akan mau melepaskan sang Kada untuk mengakhiri jabatannya, tetapi justru masyarakat ramai-ramai mengusulkan kembali jabatan Kada pada periode berikutnya, sesuai dengan peraturan pemerintah.

 

Daftar pustaka

1. Abeng, T., 2006. Profesi Manajemen: Kristalisasi Teori dan Praktik Pembelajaran Manajemen Korporasi, Lembaga Nirlaba, dan Pemerintahan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

2.  Ayuningtyas, D., 2013. Perencanaan Strategis untuk Organisasi Pelayanan Kesehatan. Jakarta: PT RajaGrafindoPersada

3.    Puspitorini, I., 2012. True Spirit Dahlan Iskan. Yogyakarta: Kanal Publika

4.    Setiabudi, Y., 2012. Dahlan Iskan From Zero to Hero. Yogyakarta: Buku Pintar

 

Post a Comment for "HIDUPKAN POTENSI DAERAH"