Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

TRAVELLING


                                    Gambar: didapatkan dari @Cermati

 

PAS santai dan duduk di teras rumah di sore hari, sambil minum kopi ditemani sang pisang goreng, rasanya sangat menikmati sambil bersendagurau dengan sang istri yang menghidangkan pisang goreng. Oh . . rasanya dunia ini sepertinya milik kita berdua ya hehehe.

Lagi bersendagurau dengan sang istri, tiba-tiba datanglah sang tamu terhormat, yaitu seorang teman disertai istri. Sudah sekian puluh tahun berpisah dengan teman ini, setelah sama-sama lulus dari perguruan tinggi dengan jurusan yang berbeda. Teman ini telah mencari kesibukan diri di daerah lain sesuai kompetensi yang dimiliki, sedang penulis mencari kesibukan diri juga menurut kompetensi yang dimiliki. Selama menyibukkan diri dengan kompetensi diri masing-masing, serta berada di wilayah yang nun jauh satu sama lain, tiba-tiba datang di rumah tanpa berita. Bisa dibayangkan begitu kaget dan terkesima pada kehadiran teman ini.

Sebagai teman lama, langsung bersendagurau dan saling bertanya banyak hal, tentang gambaran keadaan masing-masing selama ini. Apa kesibukannya dan bagaimana kabar keluarga sekarang. Pertanyaan yang seperti ini tentu biasa diantara kita, sekaligus mendengarkan keadaan hidup masing-masing sampai pada usia seperti sekarang hehehe.

Sambil minum kopi dan menikmati pisang goreng di sore hari tersebut, teman ini bercerita mengenai kesibukan yang dijalani selama ini. Katanya. Kesibukan diri yang dijalani selama ini, seperti orang yang sedang melakukan travelling di berbagai daerah di wilayah Indonesia. Sebelas tahun melaksanakan kesibukan di Pulau Sumatera di beberapa kota, sekian puluh tahun menyibukan diri di Pulau Kalimantan, sekian tahun di Pulau Jawa, sekian tahun di Pulau Sulawesi, dan sekian tahun di Pulau Jawa lagi sampai purna tugas. Wow . . sebuah perjalanan hidup, yang bisa dikatakan sangat menyenangkan, sekaligus dapat bertindak dan berperan sebagai seorang wisatawan nusantara (Wisnus). Berlagak sebagai wisnus, tanpa banyak mengeluarkan biaya, karena semua proses perpindahan tempat kesibukan, ditanggung oleh yang memberikan kesibukan pada dirinya.

Tidak terasa waktu berjalan terus, sambil menanyakan perihal kemajuan pariwisata di tempat kesibukannya. Lalu teman ini bercerita bahwa bila sudah berada di tempat kesibukan yang baru, pasti berusaha mengatur waktu khusus, untuk melakukan kegiatan travelling pada beberapa destinasi wisata terbaik di daerah tersebut. Wah . . mendengarkan cerita dari teman ini, sepertinya gayung bersambut dan sangat menarik.

Lalu terlibat perbincangan pada hal-hal yang disukai pada waktu malakukan travelling di sebuah destinasi wisata yang terdapat di daerah itu. Teman ini menjelaskan bahwa hal yang mendasar untuk diperhatikan pada waktu mau travelling, antara lain; 1. Ada informasi tentang destinasi wisata tersebut, yang dapat diketahui dari aktivitas pemasaran; 2. Tersedia jalan yang bisa dilewati, termasuk bisa mengakses internet di tempat tersebut; 3. Ada transportasi umum yang aman dan nyaman; 4. tersedia fasilitas parkir di tempat wisata; 5. Adanya integrasi antara moda transportasi dengan daya tarik wisata; 6. Ketersediaan moda transportasi darat, laut, dan udara; dan 7. Terdapat jalur pejalan kaki, sambil melakukan foto selfie/swafoto di lingkungan destinasi wisata.

Hal inilah yang harus mendapat perhatian yang serius dari Pemerintah Daerah yang sudah mengkedepankan atau mengunggulkan potensi pariwisatanya untuk dimanajemeni dengan baik dalam hal ke-7 kebutuhan, seperti yang disebutkan di atas, yaitu tentang aksesibilitasnya. Aksesibilitas adalah derajat kemudahan dicapai oleh orang, terhadap suatu objek, pelayanan ataupun lingkungan. Dengan kata lain, aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau dari lokasi lainnya melalui transportasi (Wikipedia).

Hal lainnya yang diperhatikan teman ini bila mau melakukan travelling di daerah tempat kesibukannya, yaitu: 1. Tersedianya hotel minimal homestay termasuk kebersihan toiletnya; 2. Motel; 3. Restoran/Warung makan; 4. Café; 5. Pusat perbelanjaan; 6. Toko suvenir; 7. Biro perjalanan/Agen perjalanan; 8. Sarana ibadah; 9. Sarana kesehatan; dan 10. Ada taman. Barangkali informasi ini, merupakan tahap berikutnya yang sering disebut amenitas. Amenitas adalah semua bentuk fasilitas yang memberikan pelayanan kepada para wisatawan, yang dapat memenuhi segala kebutuhan wisatawan, selama tinggal atau berkunjung pada suatu daerah destinasi wisata.  

Nah . . setelah memenuhi kemudahan dalam mencapainya serta kemudahan dalam memenuhi kebutuhannya, maka langkah selanjutnya kata teman ini adalah bagaimana cara supaya wisatawan itu kerasan dan senang berada di lokasi destinasi wisata, sehingga memiliki kesan yang mendalam pada diri pribadinya dengan berkata dalam hati, untung sudah mengunjungi destinasi wisata ini.

Untuk memenuhi kebutuhan sang wisatawan tersebut, perlu menampilkan berbagai atraksi khas daerah dan berdecak kagum setelah melihat hal tersebut pada destinasi wisata. Keadaan ini sering disebut mampu mempertontonkan atraksi wisata khas daerah kepada para pengunjung. Apa itu atraksi wisata? Atraksi wisata dapat berupa keindahan alam, budaya masyarakat setempat, peninggalan bangunan bersejarah, sarana permainan dan hiburan, atau olahraga khas/khusus yang terdapat di daerah tersebut. Dengan demikian, keadaan dan lingkungan dari destinasi wisata yang dimiliki, harus didisain sedemikian rupa, sehingga kompleksitas yang terdapat pada destinasi wisata, dapat terhidangkan kepada para wisatawan yang datang berkunjung di destinasi wisata.

Diskusi dan fakta yang disukai teman ini, tentu dapat menjadi inspirasi bagi kita semua. Oleh karena itu, pada waktu menentukan sebuah destinasi wisata di daerah, hendaknya bijak di dalam menetapkannya secara baik, termasuk keunikannya. Penyiapan sebuah destinasi wisata tentu dapat dilakukan secara bertahap, tetapi yang paling diperjelas adalah jenis peruntukkannya. Perlu melihat kesanggupan dari sebuah destinasi wisata dalam hal tersedianya 3A, yaitu aksesibilitas, amenitas, dan atraksi wisata.

Untuk itu, diperlukan kebijakan secara bertahap untuk memasarkan destinasi wisata kepada khalayak. Bukan banyaknya destinasi wisata yang terburu-buru untuk melaunchingnya, tetapi perlu memilih destinasi wisata yang memberi kemudahan dalam mengaksesnya, sehingga dapat ditentukan berbagai hal di dalam membangun dan mengembangkannya dengan sebuah keunikan khusus di sebuah wilayah tertentu hehehe.

Cerita dan informasi yang disampaikan teman yang suka travelling ini, barangkali bisa menjadi bahan renungan bagi kita, dan merasa terpanggil untuk menyiapkan bentuk gambaran pembangunan destinasi wisata yang unggul di daerahnya. Bekerjalah dengan rapi, bersistem dan bermakna bagi setiap penunjung di destinasi wisata tersebut. Siapkan teknik-teknik untuk berkolaborasi dengan berbagai pihak, supaya banyak insan yang mampu memberikan ide brilian, karena merasa memiliki destinasi wisata tersebut.     

 

Post a Comment for "TRAVELLING"