Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

BERWIRAUSAHA DARI NOL


PADA buku yang ditulis Harefa (2006) yang diberi judul “Berwirausaha dari Nol”, menguraikan perihal Tetra Darma Mahardika yang berisi: 1. Kepemimpinan; 2. Inovasi; 3. Keunggulan; dan 4. Etos kerja. Kepemimpinan menggambarkan bagaimana seseorang memiliki kemampuan untuk mempengaruhi bawahan atau orang lain, untuk mewujudkan apa yang diinginkan oleh sang Pemimpin. Apa yang diinginkan seorang Pemimpin? Tentu berhubungan dengan Visi dan Misinya sebagai seorang Pemimpin, agar bisa mewujudkan pencapaiannya.

 

Inovasi merupakan sebuah proses dan/atau pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman untuk menciptakan atau memerbaiki produk, proses dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang berarti atau secara signifikan (Wikipedia). Sebagai contoh, inovasi yang disampaikan Presiden Jokowi perihal perbaikan administrasi pada investasi, bongkar muat barang di pelabuhan, atau mengusahakan bahan mentah batu bara dan nikel menjadi barang jadi.

 

Mengenai keunggulan berkaitan dengan keadaan yang lebih unggul atau kekuatan dan kebaikan yang lebih dari orang lain atau dari pesaing usaha. Sementara itu, etos kerja menggambarkan mengenai adanya semangat yang tinggi dari sumber daya manusia (SDM) untuk mengerjakan pekerjaannya menjadi lebih baik dan/atau mewujudkan target organisasi.   

 

Apakah Anda sudah memiliki Tetra Darma Mahardika? Mari melihat diri sendiri sejauhmana sudah memiliki hal itu atau sudah ada sebagian dari yang dimaksud. Andai sudah memiliki teman, maka Anda akan berkembang menjadi seperti mereka dengan siapa Anda bergaul. Oleh karena itu, Anda harus berhati-hati untuk memilih teman ya hehehe.

 

Mengapa ada petunjuk bahwa kita bisa berwirausaha dari nol? Karena setiap SDM itu sudah memiliki modal wirausaha, seperti: 1. Ide; 2. Impian; 3. Kreativitas; dan 4. Keberanian. Ide berkaitan dengan hobi atau hal yang diminati, seperti suka menulis, bermain alat musik, menjadi makelar, suka berolahraga, atau suka menata rambut. Mengenai impian, tentu kita sering bermimpi menjadi idola anak muda atau sesuatu yang sangat diinginkan seperti ingin menjadi tentara atau ingin menjadi manajer.

 

Untuk kreativitas, menggambarkan tentang seseorang yang menghadirkan ide menjadi sesuatu yang baru, bisa berupa sebuah pemikiran atau merupakan karya nyata untuk memberikan solusi terhadap masalah sebuah pekerjaan. Contoh, mengubah barang bekas yang sudah tidak dipakai menjadi sesuatu yang bisa digunakan, atau seperti usaha Dagadu di Yogyakarta yang memproduksi kaus-kaus yang berlengan pendek atau panjang dalam berbagai model dan disain. Hal yang berkaitan dengan keberanian, seperti Rona, Rani, dan Roni (Jawa Barat), mengekspor produk-produk yang bercirikan suku Indian, seperti topeng tiga dimensi, hiasan dinding, pipa perdamaian, asesoris sampai perlengkapan perang, seolah-olah berasal dari suku asli Benua Amerika.

 

Berdasarkan hadirnya inovasi, impian, kreativitas, dan keberanian dari seseorang untuk berusaha dari nol, akhirnya mendapatkan keberuntungan. Apa itu keberuntungan? Keberuntungan merupakan pertemuan antara persiapan dengan kesempatan (peluang), yang bersumber dari hasil sebuah kegiatan atau kemampuan untuk membaca pasar dan/atau kebutuhan masyarakat pada saat itu. Oleh karena itu, tepat yang disampaikan oleh seorang teman bahwa “Orang bodoh menyia-nyiakan peluang, Orang pintar menunggu peluang, dan Orang bijak mencari peluang”. Artinya, usaha untuk melihat peluang yang ditemukan di pasar, akan mendapatkan sebuah peluang usaha yang akan dijalankan ke depan.

 

Nah . . sumber daya manusia (SDM) yang bisa melihat masalah sebagai peluang, itulah yang disebut Wirausaha. Masalah dalam kehidupan itu tentu beraneka ragam, dan masalah yang muncul dalam berbagai kehidupan masyarakat itu justru bisa memberikan atau melahirkan banyak peluang usaha. Peluang itu akan selalu lahir bersamaan dengan lahirnya masalah-masalah baru, munculnya kebutuhan-kebutuhan dan keinginan-keinginan baru dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat.

 

Bagaimana memulai usaha yang dari nol itu? Mulailah usaha yang sesuai hobi atau minat. Apa saja minat dari SDM itu? Bisa seperti berjualan, jualan buku, traveling, main game, bermain musik, memasak, suka menganalisis data, menggambar/melukis, programer, tata rias, konsultan, fotografer, dan sebagainya. Bahkan pengusaha sehebat Bob Sadino yang dikenal sebagai salah satu pengusaha yang sukses, membangun bisnisnya (usahanya) dari nol. Bob Sadino ini mengawali bisnisnya dengan menjual telur ayam negeri dari pintu ke pintu. Semua bermula saat Bob Sadino harus menelan pahit kegagalan bisnis jasa sewa mobil yang dijalankan karena ia mengalami kecelakaan. Namun kejadian tersebut tak membuat pengusaha yang identik dengan gaya santainya itu menyerah. Ia lantas mengembangbiakkan 50 ayam ras yang didapatkan dari temannya untuk dijadikan bisnis telur ayam negeri. Berkat kerja kerasnya, bisnis yang ia jalankan pun meraih keberhasilan.

 

Sebagai pengusaha yang sudah sukses dalam hidupnya, setelah melalui berbagai kesulitan dalam berusaha, Bob Sadino memberikan petuah-petuah atau nasehat kepada calon pengusaha di masa yang akan datang. Apa itu nasehat Bob Sadino? Beliau mengungkapkan pengalaman hidup Beliau kepada kita, bahwa ada 5 (lima) kunci memulai usaha dari nol, yaitu: 1. Memilih sektor bisnis yang disukai; 2. Membuat prioritas; 3. Jangan bosan dan sabar; 4. Kerja keras menjadi sukses utama berbisnis; dan 5. Jangan ragu memulai usaha. Jadi, Bob Sadino meneruskan lagi motivasinya kepada kita, yaitu orang pintar kebanyakan ide dan akhirnya tidak satupun yang jadi kenyataan, orang goblok cuma punya satu ide dan itu jadi kenyataan.

 

Pengusaha sukses lainnya yang bisa kita contoh, yaitu Chairul Tanjung (CT) yang menaungi beberapa perusahaan besar, seperti Trans Corp, Bank Mega, Jaringan Supermarket, dan lainnya. Meski kini ia hidup sangat berkecukupan tapi siapa sangka kalau pria kelahiran Jakarta ini, ternyata sempat hidup susah. Selain tinggal di kamar losmen yang sempit bersama keluarganya, CT juga harus berjualan buku kuliah hingga fotokopi untuk membiayai kuliahnya. Chairul Tanjung juga pernah mendirikan toko peralatan kedokteran dan laboratorium, usaha kontraktor hingga rotan. Sayang, usaha yang telah dirintis itu tak berjalan mulus, bahkan CT harus berkali-kali mengalami kebangkrutan. Meski begitu, menyerah tidak pernah ada di kamus seorang Chairul Tanjung. Sifatnya yang senang membangun relasi, membuat CT sukses menjadi salah satu orang terkaya di Indonesia.

 

Chairul Tanjung (CT) juga memberikan motivasi kepada kita, yaitu kehormatan kita adalah kepribadian kita, artinya saat kepribadian saya tidak punya tak akan mungkin punya kehormatan. Ada banyak kata bijak dari CT dan menjadi motivasi untuk sukses menjadi wirausahawan, antara lain “Anda semua akan dapat berdiri di sini menggantikan saya apabila bekerja keras. Dan dibutuhkan kemampuan entrepreneur dan manajerial yang baik. Tidak lagi semata-mata modal”.

 

Kedua tokoh seperti yang sudah disebutkan di atas, yaitu Bob Sadino dan Chairul Tanjung, mereka yang tadinya merasakan hidup susah, tetapi dengan adanya keberanian untuk memulai usaha dan mau bekerja keras, akhirnya mereka mendapatkan keberhasilan dalam usaha yang dilakukan. Mereka merasakan juga perihal kegagalan dalam berusaha, tetapi dengan adanya keberanian dan didukung kreativitas yang selalu dihadirkan pada pemikiran mereka, akhirnya mereka menjadi pengusaha yang berhasil dalam hidupnya.

 

Apakah kita tidak bisa melakukan sesuatu dalam hidup seperti Bob Sadino dan Chairul Tanjung? Kita yang diciptakan oleh Allah dan yang berakal budi, mestinya bisa melakukan hal-hal yang berhubungan dengan usaha atau karya kita di masa yang akan datang. Kita bisa melalukan sesuatu dengan mencoba membaca pasar saat ini, dan mengamati berbagai kebutuhan pasar (masyarakat) yang kelihatannya belum terpenuhi. Bisa kebutuhan masyarakat yang bertempat tinggal di sekitar tempat tinggal kita, bisa kebutuhan masyarakat yang bertempat tinggal di desa, wilayah kecamatan atau wilayah Kabupaten/Kota.

 

Kalau kita melakukan pengamatan pada keadaan kebutuhan masyarakat, mestinya banyak sekali hal-hal yang belum terpenuhi sesuai yang mereka butuhkan. Barangkali bagi kita yang berakal budi ini, tidak merasa malas untuk bekerja dan tidak mau kongkou-kongkou saja atau tindakan bercakap-cakap atau mengobrol yang tidak ada artinya.

 

Mari isi hidup ini dengan berbagai tindakan dalam upaya memerbaiki hidup ini menjadi lebih baik dan bisa sejahtera. Memerbaiki tingkat kehidupan ini merupakan sesuatu yang wajib dilakukan untuk mendapatkan derajat kehidupan yang layak, bahkan menjadi manusia yang sukses dalam hidup. Oleh karena itu, bekerjalah sebagai aktivitas yang melekat pada diri manusia, yang didukung ide, impian, kreativitas, dan keberanian.     

 

Daftar pustaka

1.    Harefa, A., 2006. Berwirausaha dari Nol: Kiat Sukses dengan Modal Seadanya. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama

2.    Sadino, B., 2010. Belajar Goblok dari Bob Sadino. Jakarta: Elexmedia Komputindo

3.    Tanjung, Ch., 2012. Chairul Tanjung Si Anak Singkong. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara

 

Post a Comment for "BERWIRAUSAHA DARI NOL"